1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
Purwo Husodo
Abstrak
Secara eksternal, pemikiran filsafat sejarah Spengler banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Vico, Goethe dan Nietzsche. Spengler menerima pemikiran Vico
terutama mengenai proses sejarah yang bersifat siklus. Vico membagi seluruh
proses sejarah umat manusia ke dalam tiga jaman. Masing-masing jaman akan
mengalami proses seperti lahir, tumbuh, dewasa dan kemudian mati yang
dirumuskannya ke dalam jaman dewa-dewa (The Age of Gods), jaman pahlawan-
pahlawan (The Age of Heroes) dan jaman manusia-manusia (The Age of Men).
Setelah berlalu keseluruhan ketiga jaman tersebut maka dimulailah satu
perjalanan baru pada waktu yang sama sebagai perulangan kembali, namun tidak
ke titik pangkal melainkan ke titik yang lebih tinggi sehingga seluruhnya
merupakan kemajuan. Pandangan Vico ini berupa gerak melingkar yang
berbentuk spiral. Konsep Vico ini dapat dianggap sebagai sintesa dari gerak
melingkar bagi proses sejarah yang bersifat siklus pada jaman Yunani Kuno
dengan proses sejarah yang bersifat linier pada tradisi Kristiani (Abad
Pertengahan). Konsep Vico ini dapat dikatakan diterima oleh Spengler dan
kemudian diberi pengertiannya sendiri.
Kata Kunci : Spengler
~ 169 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
~ 170 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
demokrasi yang tak terelakkan. Bangsa serangan jantung yang mendadak. Ia belum
Jerman sedang menunggu pemunculan satu genap berusia 56 tahun ketika meninggal
tokoh untuk memimpin rakyatnya. Kalau dunia8 . Spengler meninggalkan arena
abad 18 adalah abad menghasilkan raja-raja pertikaian politik yang berkepanjangan.
dan abad 19 membawa kebebasan bagi Dengan demikian satu generasi telah lewat
rakyat, maka Spengler berharap bahwa abad semenjak masa kehidupan Spengler,
20 akan memunculkan kebebasan khususnya dikarenakan sebuah peperangan
kepribadian besar 5. Inilah batas-batas yang telah membalikkan eksistensi manusia,
Spengler menerima ideologi Sosialisme sebagaimana yang diramalkan oleh Spengler
Nasional dengan sejumlah orang-orang sebagai berikut:
intelektual lainnya yang diungkapkan dengan Dunia barangkali berada di ambang
Revolusi Konsevatif. Di satu pihak orang Perang Dnia II, dimana persekutuan
memandang bahwa Spengler tampak kekuatan-kekuatan tidak diketahui, dan tidak
menentang Sosialisme Nasional, namun ada ada kemungkinan untuk meramalkan
orang yang menganggap terutama kaum sumber-sumber dan sasran-sasaran militer,
demokrat memandang Spengler sebagai industri dan revolusi. Jerman bukanlah
pelopor Revolusi Sosialisme Nasional yang sebuah pulau. Jika orang Barat tidak melihat
mengarah pada pemerintahan diktator hubungan manusia dengan dunia sebagai
kaisarisme. Kendati membela bangsanya, permasalahan terpenting yang dihadapi,
Spengler juga menolak beberapa pandangan maka takdir akan menimpa dunia Barat
kaum Sosialisme Nasional. Alasannya adalah tanpa balas kasihan9
ia meragukan teori ras yang dikembangkan
oleh Hitler. Spengler tidak melihat Hitler Sembilan bulan sebelum ramalan ini
sebagai tokoh yang diharapkan bagi bangsa diungkapkan oleh Spengler, ia telah menulis
Jerman. Salah satu kekecewaannya adalah surat dengan nada sedih: ”Saya dapat melihat
ketika akan mengadakan wawancara dengan ke depan secara jelas, namun saya merasa
Hitler di Bayreuth pada tahun 1933. lebih kesepian dari pada sebelumnya, bukan
Ketidaksukaan Spengler terhadap diktator seolah-olah saya berada di antara orang-orang
Hitler itu telah terjadi lama sebelumnya, yaitu buta, melainkan berada di antara orang-orang
sejak Munich Putsch tahun 1923 6. dengan mata terbalut sehingga mereka tidak
dapat melihat runtuhnya rumah mereka”10
Spengler memandang bahwa coup d’ etat
(kudeta) sebagai suatu usaha yang bakal gagal Sepanjang hidupnya, Spengler merasa
dan akan menguntungkan kubu Perancis. tidak dimengerti oleh orang lain. Spengler
Kudeta akan melemahkan negara dan merasakan bahwa dirinya sering
merugikan cita-cita nasional. Alasan disalahtafsirkan dan dibenci oleh orang
psikologis pada sikap kritis Spengler terhadap banyak. Untuk dapat dipahami oleh orang
Sosialisme Nasional adalah kebenciannya lain maka harus menghibur diri sendiri.
pada kaum proletar. Spengler menyebut Seperti yang pernah dicontohkan oleh Alexis
partai Sosialisme Nasional sebagai organisasi de Tocqueville dalam bukunya L’ Ancien
kaum pengangguran yang malas bekerja 7. Regime et Revolution, sebagaimana pepatah
yang berbunyi “memahami segala sesuatu”
Oswald Spengler meninggal di Munich tidak berarti ”memaafkan segala sesuatu”.
pada malam hari tanggal 8 Mei 1936 akibat Memaafkan adalah satu sifat pemberian
5 8
Ibid, hal17. Ibid,hal9.
6 9
Ibid,hal18. Ibid
7 10
Ibid. Ibid.
~ 171 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
Tuhan, sedangkan memahami adalah tugas filsafat sejarahnya. Goethe juga memberikan
yang dituntut oleh keadilan 11. pengaruh terhadap metode yang diterapkan
oleh Spengler dalam filsafat sejarahnya.
Namun demikian isi bukunya The Decline
Metode tersebut berasal dari konsep
of the West berhasil menarik perhatian
fenomena utama dan polaritas utama dari
sejumlah besar peminat dan pembaca buku
suatu organisme.
tersebut, yakni mereka yang sedang terpukau
dan menderita oleh dahsyatnya peperangan. Nietzsche, meskipun bukan seorang filsuf
Sementara itu isi bukunya masih terus sejarah namun diakui oleh Spengler sebagai
mendapat sorotan yang tajam dari para orang yang tidak sedikit mempengaruhi
cendekiawan sejarah. pemikirannya, terutama pandangan
Nietzsche tentang perulangan abadi (eternal
Pengaruh Pemikiran Spengler
recurrence). Pengearuh konsep perulangan
Secara eksternal, pemikiran filsafat sejarah abadi dari Nietzsche dianggap sesuai dengan
Spengler banyak dipengaruhi oleh pemikiran pemikiran-pemikiran Spengler karena proses
Vico, Goethe dan Nietzsche. Spengler sejarah menurutnya berawal dari konsep
menerima pemikiran Vico terutama siklus tersebut. Konsep perulangan abadi
mengenai proses sejarah yang bersifat siklus. diterima oleh Spengler sebagai siklus
Vico membagi seluruh proses sejarah umat kebudayaan yang berlaku bagi seluruh
manusia ke dalam tiga jaman. Masing-masing organisme dalam kehidupan manusia dan
jaman akan mengalami proses seperti lahir, alam semesta.
tumbuh, dewasa dan kemudian mati yang
Spengler meninggalkan pembatasan tiga
dirumuskannya ke dalam jaman dewa-dewa
jaman sebagai keseluruhan proses Vico, dan
(The Age of Gods), jaman pahlawan-
memakai konsep dari Nietzsche yang tidak
pahlawan (The Age of Heroes) dan jaman
ada batas akhirnya melalui pola-pola yang
manusia-manusia (The Age of Men).
tetap. Sebaliknya mengenai bentuk
Setelah berlalu keseluruhan ketiga jaman pergerakannya, Spengler tidak menganut
tersebut maka dimulailah satu perjalanan konsep dari Nietzsche tetapi mengambil
baru pada waktu yang sama sebagai konsep spiral dari Vico.
perulangan kembali, namun tidak ke titik
Sejarah Sebagai Morfologi Komparatif
pangkal melainkan ke titik yang lebih tinggi
sehingga seluruhnya merupakan kemajuan. Menurut Spengler, sejarah dunia adalah
Pandangan Vico ini berupa gerak melingkar riwayat keseluruhan sejarah dunia masa
yang berbentuk spiral. Konsep Vico ini dapat lampau, masa kini dan pada masa mendatang.
dianggap sebagai sintesa dari gerak melingkar Sejarah merupakan riwayat morfologi
bagi proses sejarah yang bersifat siklus pada organisme yang disebut oleh Spengler sebagai
jaman Yunani Kuno dengan proses sejarah fenomena sejarah. Sejarah dunia
yang bersifat linier pada tradisi Kristiani (Abad membicarakan struktur organis mengenai
Pertengahan). Konsep Vico ini dapat kebudayaan besar.
dikatakan diterima oleh Spengler dan Bagi Spengler, sejarah tidak hanya
kemudian diberi pengertiannya sendiri. membicarakan keseluruhan fakta-fakta atau
Filsuf lain yang memberikan pengaruh peristiwa-peristiwa pada masa sekarang.
terhadap pemikiran Spengler adalah Goethe. Namun sejarah tetap memerlukan fakta-fakta
Dalam karya Goethe, Faust memberikan untuk mengetaui peristiwa-peristiwa pada
inspirasi bagi Spengler dalam membahas masa lampau, sekaligus untuk memprediksi
peristiwa pada masa mendatang dan
11
Ibid,hal10. menggeneralisirnya tentang struktur serta
~ 172 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
~ 173 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
~ 174 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2200 Sebagaimana jangka hidup ideal manusia
sesudah Masehi 18. setidak-tidaknya dalam suatu perhitungan
adalah tujuh puluh tahun, maka setiap
Proses Sejarah Dalam Kebudayaan Barat
organisme kebudayaan memiliki satu siklus
Spengler memandang kebudayaan kehidupan dari kelahiran sampai kematian
sebagai kesatuan unsur-unsur yang saling kira-kira seribu tahun, yang masing-masing
berhubungan seperti yang terdapat dalam tahap dalam siklus merupakan keharusan
organisme makhluk hidup. Misalnya, dalam setiap aturan kronologis tertentu 20.
tumbuhan diungkapkan dalam bentuk daun,
Menurut Spengler, kehidupan
bunga, ranting dan dahan. Demikian pula
kebudayaan dalam keseluruhanny akan sama
halnya dengan kebudayaan dapat
dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan,
dimanifestasikan dalam unsur-unsur seperti:
binatang dan manusia. Proses kehidupan
religius, intelektual, politik, ekonomi, kesenian
oganisme tersebut sama pula dengan proses
dan ilmu pengetahuan.
alam semesta yang dikuasai atau diatur oleh
Bagi Spengler, kebudayaan itu mengalami hukum siklus, yaitu hukum yang mengatur
proses seakan-akan biologis dalam organisme perubahan-perubahan natural yang tetap
makhluk hidup, yakni: lahir, anak-anak, sepanjang masa 21.
muda, dewasa, tua dan kemudian mati.
Spengler mengatakan bahwa suatu
Demikian pula halnya dengan kebudayaan
kebudayaan yang “lahir”, “berkembang” dan
mengiktui keharusan kronologis seperti
“mati”. Atau ia mengatakan bahwa “setiap
halnya siklus dalam organisme
kebudayaan bergerak melalui tahap-tahap
Siklus kehidupan dari kelahiran, masa jaman manusia individual. Setiap kebudayaan
kanak-kanak, masa dewasa dan kematian memiliki masa kanak-kanak, masa muda,
tidak saja berlaku pada individu-individu masa dewasa, masa tua”. Atau lagi, Spengler
binatang dan tumbuhan tetapi juga berlaku juga menunjuk “musim semi”, “musim panas”,
pada setiap kebudayaan. Sebenarnya “musim gugur” dan “musim dingin” dalam
pandangan ini sudah digunakan oleh Plato kebudayaan-kebudayaan besar 22.
untuk menginterpretasikan kemunduran dan
Musim semi dipandang sebagai masa
kehancuran negara kota pada jaman Yunani
kanak-kanak individu manusia atau
Kuno. Pandangan ini mengatakan bahwa
pertumbuhan dalam suatu kebudayaan.
sejarah akan selalu berulang kembali dan
Musim panas dilihat sebagai masa muda
hukum-hukum siklus kehidupan dari suatu
individu manusia atau masa perkembangan.
kebudayaan dapat dipelajari seperti
Kemudian musim gugur mengikuti
mempelajari siklus kehidupan jenis binatang.
perkembangan kematangan individu
Setiap kebudayaan, setiap kedewasaan, manusia atau masa kejayaan. Dan akhirnya
kematangan dan keruntuhan dari suatu musim dingin merupakan masa terakhir serta
kebudayaan, segala sesuatu dari tahap-tahap memperlihatkan akhir suatu kebudayaan
dan periode-periode memiliki kelangsungan atau kematian individu manusia. Hal tersebut
hidup tertentu selalu sama berulang lagi dapat digambarkan sebagai berikut:
dengan tekanan dari suatu simbol 19.
20
Cairns, Grace., 1963, Philosophies of History. London,
18
Nash., op.cit, hal 142. Beberapa kritik telah mengakui PeterOwenLtd,hal.374.
21
bahwa kedudukan Spengler pada pandangan ini Soeri Seroto., “Filsafat Sejarah Oswald Spengler”,
membantu mempersiapkan Jerman untuk kemajuan dalam Bacaan Sejarah, Yogyakarta, Fak. Sastra dan
Hitler. KebudayaanUGM,1980,hal.5.
19 22
Spengler,op.cit,hal.109-110. Sullivan.,opcit.,hal.171.
~ 175 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
23 24
SoeriSoeroto.,opcit.,hal.6. Ibid.
~ 176 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
tetapi kokoh di dalam bidang seni, ilmu Di samping golongan bangsawan yang
pengetahuan dan agama. Situasi demikian berpengaruh pada masa ini, golongan pendeta
terdapat pada gaya Gothik jaman atau pemuka-pemuka agama juga tidak
pertengahan. Pada umumnya gejala-gejala ini
sedikit pengaruhnya dalam menentukan
disertai oleh lahirnya suatu epos atau mitos
jalannya sejarah. Golongan pemuka agama ini
yang besar seperti halnya Edda dan
Niebelungenlied di Jerman atau di Yunani dengan merupakan kelompok pemikir yang
epos Illias dan Odyssea karya Homerus yang memperhatikan kebenaran abadi. Golongan
terkenal 25. pendeta ini lebih berpengaruh daripada
golongan pemikir lain yang tidak menempati
2. Tahap Kultur Awal
kedudukan dalam menetukan kebenaran
Masa kultur awal pada kebudayaan Barat abadi. Golongan pendeta juga
berlangsung antara tahun 900-1500 M 26. memperhatikan peristiwa-peristiwa
Pada tahap ini merupakan masa kausalitas seperti dalam hukum-hukum ilmu
pemberontakan terhadap mitologi dan alam 28. Tidak sekedar persoalan-persoalan
scholaticisme musim semi. Dengan ditandai keagamaan saja tetapi juga golongan pendeta
oleh tumbuhnya sistem politik yang bersifat menentukan kebenaran di dalam ilmu
feodalisme, yakni periode kebudayaan pengetahuan. Golongan pendeta tidaka hanya
patriarkal atau organisasi yang bercirikan tampil di dalamurusan keagamaan saja akan
feodal. tetapi berpengaruh pada bidang politik dan
Pada tahap ini, tanah merupakan sumber ilmu pengetahuan yang bercirikan
utama produksi. Mereka yang meiliki dan keagamaan.
menguasai tanah, yaitu kaum bangsawan Tahap kultur awal di dalam kebudayaan
adalah orang yang memonopoli kehidupan Barat pada umumnya menyerupai proses
politik. Kaum bangsawan adalah rakyat biasa sejarah kebudayaan-kebudayaan besar
yang lebih terhormat keduduknnya. lainnya. Tahap ini disebut juga dengan masa
Golongan bangsawan ini secara tidak disadari muda atau musim panas. Ciri dari manusia
mengikuti ketentuan-ketentuan nasib pada tahap ini mulai berubah dan mempunyai
kebudayaan (destiny of culture). Golongan kesadaran jiwa yang kritis. Dalam
bangsawan ini memiliki kecerdasan, kebudayaan Yunani (Klasik) lahir suatu
kesungguhan, seksualitas, kepekaan dan metafisika yang merupakan satu bentuk
kehidupan berkeluarga. Di bidang politik filsafat murni (A purely philosophical form) dari
pengertian yang paling penting adalah suatu pemikiran dunia. Pada saat itu lahir pula
mempertahankan kepentingan dan filsuf-filsuf alam dari Ionia dan Elea.
kekuasaan. Permainan politik merupakan ciri
Dalam bidang ekonomi dan politik
dari golongan bangsawan dan kehidupan
muncul kota-kota baru. Corak perekonomian
adalah permainan politik 27.
masih bersifat agraris sehingga kehidupan
masyarakat masih menggantungkan pada
alam. Namun corak perekonomian yang
25
Ibid.
26
Ibid.
27 28
Cairns,opcit.,hal.379. Ibid.,hal.371.
~ 177 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
agraris tersebut menjadi tulang punggung pribadi-pribadi yang kreatif. Inilah periode
munculnya kota-kota atau negara kota. Great Masters yang diwakili oleh pelukis-
Negara kota adaalah suatu wilayah yang pelukis madzab Belanda danItalia, komponis-
memiliki pemerintahan yang dipilih atau komponis Jerman, kaum Reformis dan
ditentukan oleh rakyat dan memiliki hak Humanis, kaum rasionalis dan Empiris pada
otonom. abad ke-17 dan dan abad ke-18 32.
3. Tahap Kultur Akhir Sementara pada abad ke-15 dan 16 kultur
Masa kultur akhir ini pada kebudayaan akhir dikuasai oleh suatu gerakan yang
Barat berlangsung antara tahun 1500-1800 29. disebut Renaissance, yang berarti kelahiran
Masa ini ditandai dengan munculnya kota- kembali. Secara historis renaissance adalah
kota propinsi di Italia, Perancis, Jerman dan suatu gerakan yang meliputi suatu jaman,
kota-kota di Eropa Barat. Kota-kota dimana orang merasa dirinya sebagai
kebudayaan seperti Florence, Nuremberg, telahdilahirkan kembali dalam keadaban. Di
Salamanca, Bruges dan Prag telah menjadi dalam kelahiran kembali tersebut manusia
kota-kota propinsi)30. kembali kepada sumber-sumber yang murni
bagi seni dan ilmu pengetahuan. Pada masa
Pada masa ini kota-kota mulai tumbuh
renaissance, dunia diterima seperti apa
dan berkembang. Permulaan kultur akhir
adanya, karena orang merasa betah (athome) di
adalah satu peralihan yang menentukan,
dunianya dan menghargai sekali pada hal-hal
dimana kota dan desa adalah dalam
yang baik dari kehidupan.
keseimbangan. Demikian besar peranan yang
dipegang oleh kota-kota, sehingga Spengler Di samping itu karena adanya perspektif
mengatakan bahwa kebudayaan yang besar baru bagi seni, ilmu pengetahuan dan filsafat
adalah kebudayaan kota. Lebih lanjut maka orang menjadi semakin optimis. Hal ini
Spengler mengatakan bahwa sejarah dunia diperkuat lagi dengan adanya penemuan-
adalah sejarah manusia. Rakyat, negara, penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan
politik, agama, semua seni dan ilmu tanah-tanah baru (benua baru) yang
pengetahuan berlandaskan pada satu mengakibatkan timbulnya pikiran-pikiran
fenomena utama manusia, yaitu kota) 31. baru di segala bidang kehidupan 33. Pada masa
ini, apa yang dipandang sebagai sumber
Jiwa sebuah kota adalah jiwa manusia
pengetahuan adalah hanya yang secara
yang kreatif. Hal ini terlihat pada tahap kultur
alamiah dapat dipakai manusiayaitu akal
akhir, dimana bidang seni dan ilmu
(rasio) dan pengalaman (empiri). Tokoh-
pengetahuan sangat kreatif sehingga
tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-
melahirkan sejumlah hasil yang
1650), Francis Bacon (1511-1626) dan David
mengagumkan. Pada tahap ini muncul
Hume (1646-1716).
29
SoeriSoeroto.,op.cit,hal7.
30
Spengler.,op.cit.,hal.33.
31 32
Spengler., Oswald., The Decline of the West, Vol. II, SoeriSoeroto.,op.cit.,hal.7.
33
translated by Charles Atkinson, New York,Alfred A. Harun Hadiwijono., Sari Sejarah Filsafat Barat I,
Knopf,hal.90. Yogyakarta,Kanisius,1980,hal11-12.
~ 178 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
Masa renaissance mempunyai makna untuk berfikir secara kritis di segala bidang
sejarah yang penting, terutama dalam kehidupan. Cita-cita pemikiran pencerahan
perwujudan kebudayaan yang membawa dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam dari
dampak positif untuk seluruh umat manusia, Newton. Newton-lah yang telah memberikan
khususnya di dunia Barat yang telah dasar ilmu fisika yang berkembang sampai
menghantarkan kebudayaan Barat mencapai saat ini 35. Masa aufklarung merupakan puncak
kejayaan, kejayaan tersebut dapat dilihat budi atau akal pemikiran manusia yang
dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. menunjukkan kemampuan manusia Barat
Dengan ditemukannya di berbagai bidang memperoleh kemajuan dalam berbagai
kehidupan manusia sehingga membawa bidang kehidupan.
berbagai manfaat. Misalnya dimulai dari
Majunya akal budi manusia
Copernicus (1475-1543) yang menemukan
menimbulkan terjadinya proses
bahwa matahari berada di pusat alam semesta
intelektualisasi dalam bidang ilmu
dan bahwa bumi mempunyai du macam
pengetahuan, seni, dan agama yang makin
gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada
lama makin sulit dipahami oleh rakyat pada
porosnya dan perputaran tahunan mengitari
umumnya. Di dalam bidang ekonomi, uang
matahari: kemudian penemuan hukum gerak
semakin berkuasa. Puncak dari proses
bagi planet oleh Johanes Kepler (1571-1630):
perkembangna ini berupa kemenangan kota
hukum akselerasi dalam dinamika oleh
atas pedesaan, uang atas milik tanah,
Galileo Galilei (1564-1630) dan gagasan
intelegensia atas tradisi dan massa atas
tentang hukum internasional oleh Hugo de
golongan yang mempunyai hak istimewa
Groot (1583-1645) 34.
(privilaged). Perkembangan ini merupakan
Pada abad ke-18 dimulailah suatu jaman pertanda kemunduran masa kultur akhir
baru, yang telah berakar pada masa untuk digantikan oleh tahap terakhir yaitu
renaissance yaitu masa pencerahan tahap peradaban 36.
(Aufklarung). Masa ini mempunyai tugas
Tahap yang ketiga di dalam kebudayaan
untuk meneliti secara kritis segala sesuatu
Barat pada umumnya menyerupai proses
yang ada seperti manusia, dunia, dan Tuhan.
sejarah kebudayaan besar lain. Tahap kultur
Tokoh-tokoh pada masa ini antara lain
akhir ini disebut pula dengan masa
Immanuel Kant (1724-1804), Goethe (1749-
kematangan atau musim gugur. Dalam
1832), Isaac Newton (1642-1727) dan Hegel
kebudayaan Klasik, tahap kultur akhir
(1770-1831).
dikatakan oleh Spengler bahwa orang-orang
Menurut Kant, masa pencerahan adalah Romawi berada pada kebudayaan Yunani
jaman manusia keluar dari keadaan tidak akil dan ketiadaan. Jiwa bangsa Yunani atau
balik, yang disebabkan kesalahan manusia itu intelektual bangsa Romawi merupakan suatu
sendiri. Semboyannya adalah sapere aude perbedaan antara kebudayaan dan peradaban.
artinya beranilah berfikir, sehingga masa ini Berulang kali muncul tipe manusia non
umat manusia merasa bebas dan merdeka
35
Ibid.,hal.47-48.
34 36
Ibid.,hal.13-14. SoeriSoeroto.,loc.cit.
~ 179 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
metafisik dan manusia yang berpikir kuat., yang pesat. Kota semakin menggeser daerah-
dan dalam tipe inilah terletak takdir daerah pedesaan dan pergeseran dari desa ke
intelektual dan material dari setiap tahap kota-kota menunjukkan bahwa uang
kultur akhir. Demikian juga orang-orang yang mengambil peranan yang penting.
melalui jaman Babylonia, Mesir, India, Cina, Pemunculan kota-kota di Yunani memang
Romawi. Dan dalam tahap ini Budhisme, tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan
Stoisisme dan Sosialisme berkembang ekonomi di dalam kehidupan masyarakat
menjadi konsepsi-konsepsi dunia yang pasti, pada masa itu.
yang memungkinkan reformasi struktur Pada tahap kultur akhir ini, agama mulai
kemanusiaan 37. terdesak dan sebagai gantinya manusia telah
Tahap kultur akhir merupakan puncak mengultuskan atau mendewakan akal budi
kreativitas akal budi manusia. Seperti pada manusia sehingga banyak norma-norma
kebudayaan Klasik, puncak kreativitas ada kehidupan manusia mulai ditinggalkan.
pada Socrates, Plato dan Aristoteles 38. Selama Masyarakat telah tenggelam dalam dunia
beberapa abad, kebudayaan Klasik telah materi dan agama telah mmengalami
menjadi landasan dasar masa renaissance, rasionalisasi dalam pemahaman ajarannya 39.
bahkan sampai sekarang kebudayaan Barat
4. Tahap Peradaban
masih memperoleh pengaruh dari
kebudayaan klasik dalam segala bidang Masa peradaban dimulai dengan
kehidupan. munculnya Napoleon di gelanggang sejarah
setelah berakhirnya kultur akhir. Hal ini
Dalam perkembangan selanjutnya di ditegaskan oleh Spengler bahwa musim
dalam kultur akhir muncul kelompok borjuis, dingin atau tahap peradaban dari kebudayaan
yaitu kelompok yang mempunyai pola Barat dimulai dengan Revolusi Perancis dan
Napoleon; dan musim dingin kebudayaan
kehidupan yang sudah bergeser dari
Barat dimulai dengan abad ke-19 40.
kehidupan desa ke kota. Kelompok borjuis ini Dari segi politik, tahap peradaban ini
membela semangat demokrasi dan tampil dibedakan antara masa persaingan antar
dalam barisan paling depan untuk melawan negara (contending states) dan masa
kelompok-kelompok lain yang bermunculan. kekaisaran(imperial states). Seluruh dunia
Bagi Spengler, golongan borjuis ini lebih beradab akan diperintah baik secara langsung
berperanan untuk menentukan perubahan atau tidak langsung, resmi atau tidak resmi
kebudayaan di dalam sejarah. Di kota-kota dari satu pusat oleh seorang pemimpin,
apakah dia disebut Caesar atau Kaisar dengan
kaum borjuis akan mengambil alih secara
munculnya kota dunia, megapolis,tahap
berangsur-angsur kekuasaan dan pimpinan di peradaban telah dimulai dan akan disertai
dalam bidang ekonomi dan politik dari tangan oleh satu Caesarisme baru bila demokrasi
kaum bangsawan dan agama. digantikan dengan imperialisme universal dan
kediktatoran 41.
Pada tahap kultur akhir ini perkembangan
kota-kota di Yunani mengalami kemajuan
39
Ibid.
37 40
Spengler.,op.cit,hal32. Sullivan.,op.cit.,hal.175-176.
38 41
Cairns.,op.cit,hal354. Sullivan.,op.cit.,hal.172.
~ 180 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
42 44
Ibid.,hal.176. Sullivan.,loc.cit.
43 45
Cairns.,op.cit.,hal.355. Dray,W.H.,op.cit.,hal529.
~ 181 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
bagi masa yang akan datang yaitu Tahap peradaban merupakan keharusan
kemunduran kebudayaan Barat 46. yang dialami dalam setiap kebudayaan. Tahap
Keruntuhan dunia Barat pada prinsipnya peradaban ditafsirkan sebagai kebudayaan
mencakup masalah peradaban. Salah satu yang sudah mati. Spengler mengatakan
pertanyaan fundamental tentang seluruh bahwa tahap peradaban dalam kebudayaan
sejarah adalah apakah peradaban yang Barat akan mengalami kemunduran sehingga
dipahami sebagai rangkaian organis dan logis arah perkembangan kebudayaan menjadi
merupakan pemenuhan dari suatu buruk.
kebudayaan, karena setiap kebudayaan Tahap peradaban selalu dikaitkan dengan
mempunyai peradaban sendiri-sendiri. keruntuhan suatu kebudayaan> Dalam tahap
Menurut Spengler, ada perbedaan yang jelas ini, arah perkembangan kebudayaan serba
antara kebudayaan dan peradaban. Setiap tidak menentu. Kebudayaan telah mengalami
kebudayaan mempunyai peradaban sendiri. stagnasi (kemandegan) yang menunjukkan
Istilah kebudayaan dan peradaban biasanya tidak adanya suatu perkembangan sejarah
digunakan untuk mengungkapkan suatu baru yang lebih baik. Tahap peradaban
perbedaan yang bersifat etis atau tidak tegas. merupakan masa persaingan antar negara,
Namun menurut Spengler, kedua istilah yang dimulai dengan tampilnya Napoleon di
tersebut digunakan dalam arti periodik untuk gelanggang politik dan munculnya Revolusi
mengungkapkan suatu rangkaian organis Perancis. Namun demikian The Great Wars
yang ketat. yang sebenarnya baru akan terjadi pada abad
Peradaban merupakan takdir yang tak ke-20 dalam perang yang besar ini, tentara
terelakkan dari kebudayaan, dan dalam dikerahkan dan mereka pun menghendaki
prinsip ini diperoleh sudut pandang dari mana adanya peperangan tersebut. Perang Dunia I
masalah-masalah morfologi sejarah yang pada tahun 1914-1918 merupakan permulaan
terdalam dapat dipecahkan. Peradaban dari perang besar 49. Perang Dunia I ini
merupakan keadaan yang paling artifisial dan menandakan awal dari keruntuhan dunia
eksternal. Peradaban tersebut merupakan Barat. Perang tersebut menimbulkan dampak
suatu konklusi, yaitu hal yang telah menjadi yang berakibat kesengsaraan bagi umat
menggantikan hal yang sedang menjadi, manusia.
kematian mengikuti kehidupan, keteguhan Melihat situasi dan kondisi pada masa itu,
mengikuti ekspansi, jaman intelektual Spengler merasa sedih dan cemas untuk
mengikuti jaman batu. Peradaban merupakan menghadapi masa tersebut. Spengler
masa akhir, yang tidak dapat dapat mengalami kecemasan ketika dia menatap ke
dibatalkan, namun dapat dicapai secara muka, ke masa depan Jerman, karena revolusi
berulang melalui keharusan batiniah 47. tahun 1918 telah memberi sejarah dengan satu
Keseluruhan rangkaian tingkatan kesadaran perjalanan yang berbeda dari perjalanan
berangkat dari permulaan-permulaan dasar sejarah yang dikehendakinya 50. Kecemasan
masa kanak-kanak yang belum jelas, dimana merupakan suatu perasaan yang disebabkan
masih belum ada dunia yang jelas bagi suatu oleh pengetahuan tentang masa depan,
individu yang sadar diri dalam sebuah dunia, sebagaimana penyesalan merupakan suatu
sampai pada keadaan-keadaan intelektual pengetahuan tentang apa yang telah terjadi.
tinggi yang benar-benar matang 48. Arah perkembangan dalam kebudayaan
Barat kini dalam proses menuju keruntuhan,
karena harus mengikuti siklus kehidupan
46
SoeriSoroto.,op.cit.,hal8.
47 49
Spengler.,op.cit,hal31. SoeriSoeroto.,loc.cit.
48 50
Ibid.,hal168. Helps.Arthur(ed).,op.cit.,hal16.
~ 182 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
organis. Kebudayaan Barat tidak dapat proses transformasi dari masyarakat industri
mengelakkan diri dari proses keruntuhannya. menuju masyarakat informasi, yaitu suatu
Arah perkembangan sejarah suatu bangsa masyarakat yang kehidupan dan
merupakan siklus yang terjadi sama dengan kemajuannya sangat dipengaruhi oleh
kehidupan organis yang selalu bergerak dari penguasaan atas teknologi informatika 52.
masa permulaan kemudian mencapai Sejarah umat manusia telah mencatat
perkembangan puncaknya dan akhirnya mati kemajuan teknologi yang telah mengubah
kembali lagi ke masa permulaan. peradaban umat manusia dari satu jaman ke
Dalam menghadapai proses sejarah yang jaman lainnya, dari peradaban satu ke
bersifat siklus ini, orang tidak dapat menolak peradaban lainnya. Kemajuan teknologi
takdirnya sendiri. Tidak ada alternatif- melahirkan kebudayaan dan peradaban, dari
alternatif lain kecuali mereka menyadari masyarakat primitip ke masyarakat pemburu
sepenuhnya kehidupan yang sudah yang mengembara ke masyarakat agraris dan
ditentukan oleh nasibnya dan menggunakan ke masyarakat industri, yang akhirnya
situasi historis yang dialami sebaik-baiknya menuju ke masyarakat informatika. Beberapa
dalam batas-batas yang masih terobosan teknologi di abad ke-20 ini telah
51
memungkinkan . membawa umat manusia menuju ke suatu
masa depan, dimana manusia sendiri belum
KESIMPULAN dapat menggambarkan secara pasti arah
Prediksi-prediksi dari Spengler tentang perkembangan dan batasan-batasannya
proses sejarah umat manusia yang sangat karena demikian luasnya kemungkinan-
pesimistis, setidak-tidaknya memberikan kemungkinan yang terbuka.
gambaran tentang apa yang akan terjadi dan Kemampuan manusia untuk
dihadapi oleh umat manusia di masa yang menghasilkan dan mengendalikan teknologi
akan datang. Sehingga umat manusia di dunia telah mengubah jangkauan manusia atas apa
pada umumnya dan bangsa Indonesia yang dilakukannya. Misalnya teknologi
khususnya dapat menyadari sepenuhnya dan persenjataan nuklir telah menghasilkan
menjadi bahan renungan dan kajian dalam senjata-senjata penghancur yang sangat
menghadapi perubahan-perubahan dunia dahsyat dan akan membawa akibat
yang cepat di masa depan. hancurnya umat manusia. Oleh karena itu
Dewasa ini kita menyaksikan dunia semua pihak tidak menghendaki terjadinya
sedang dilanda oleh arus globalisasi atau Perang Dunia III, yang akan mengakhiri
perubahan besar yang telah dan akan peradaban manusia. Proses perkembangan
membuat nilai-nilai atau konsep-konsep lama teknologi dewasa ini masih terus berlangsung.
mengenai tata hubugan antar bangsa menjadi Kita belum tahu sampai dimana dan setelah
usang dan mulai muncul pandangan- itu apa yang akan terjadi. Namun yang jelas
pandangan atau nilai-nilai yang baru. Arus tidak ada manusia yang luput dari
perubahan ini didorong oleh kemajuan ilmu pengaruhnya. Apabila manusia pandai
pengetahuan dan teknologi yang segera akan memanfaatkan kesempatan dan ikut melaju
kita lewati berkembang dengan sangat cepat. dalam arus tersebut ia akan dapat ikut
Banyak orang beranggapan bahwa suatu era menikmati. Sebaliknya, kalau tidak akan
segera akan dilalui yaitu era industri dan ditinggal atau bahkan akan terhempas
manusia dewasa ini sedang memasuki era
baru yaitu era informasi. Proses perubahan 52
Ginandjar Kartasasmita., “Martabat dan Kualitas
yang sekarang berlangsung dikatakan sebagai
ManusiaDalamPersainganGlobal”dalamMakalahSeminar
Nasional Ilmu-Ilmu Sosial dan Kongres VI HPIIS, Yogyakarta,
51
SoeriSoeroto.,loc.cit. 1990.
~ 183 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
sehingga baginya arus perubahan ini bukan kita pertahankan dan ingin kita junjung tinggi.
membawa kemanfaatan tetapi malahan Kita tidak ingin mengikuti kesalahan masa
membawa kehancuran. Oleh karena itu lalu dan juga kesalahan bangsa lain yang
sungguh bijaksana kalau manusia Indonesia dalam upaya mengejar kemajuan ekonomi
dapat mengikuti perkembangan perubahan telah mengabaikan aspek kemanusiaan dan
dengan seksama agar supaya memperoleh menempatkan manusia hanya sebagai bagian
manfaat dan bukan kehancuran. dalam proses produksi. Kita tidak ingin
Bagi bangsa Indonesia tantangan yang martabat manusia Indonesia menjadi merosot
dihadapi dalam perubahan-perubahan dunia sehingga akankehilangan jati dirinya sebagai
tersebut adalah tantangan budaya, karena manusia dan khususnya sebagai manausia
yang harus dibangun dan dirombak adalah Indonesia 53.
budaya. Maka untuk mengimbangi Memang tidak muidah untuk
perubahan teknologi dan ideologi sekarang ini menemukan ukuran yang tepat dalam
perlu adanya perubahan nilai budaya. Oleh menggerakkan proses perubahan nilai
karena budaya memberikan arah menuju tersebut. Oleh karena dinamika perubahan
terciptanya peri kehidupan yang manusiawi keadaan menghasilkan tantangan-tantangan
sehingga kehidupan dapat lebih bermakna. yang terus berubah maka ukuran-ukuran pun
Bangsa Indonesia telah mengalami krisis berubah pula. Hal inilah yang menjadi salah
ekonomi sejak tahun 1998, yang satu tantangan besar yang dihadapi bangsa
mengakibatkan pula munculnya krisis Indonesia, terutama para ahli ilmu sosial dan
budaya. Kita acap kali berlindung di balik humaniora yaitu memelihara obor yang
kata-kata memelihara budaya leluhur dalam cukup terang agar proses perubahan budaya
mempertahankan status quo, karena tersebut berjalan dengan lancar tanpa salah
perubahan seringkali dilihat sebagai sesuatu arah.
yang menakutkan. Budaya kita seringkali
dilihat tidak mampu untuk mengambil [*]
keputusan sendiri dengan semangat
musyawarah, karena dianggap bertentangan
dengan asas kegotongroyongan. Sikap
tenggang rasa seringkali dijadikan alasan
untuk tidak berani bertindak tegas dan
mengambil keputusan.
Masyarakat yang mempunyai ciri tersebut
jelas akan sulit bertahan apalagi mampu
bersaing dalam arus globalisasi. Sikap tersebut
harus dirubah dan ditumbuhkan nilai-nilai
baru yang sesuai dengan tuntutan jaman. Di
lain pihak, kita juga menyadari bahwa
perubahan budaya yang ingin kita laksanakan
tidak perlu bersifat total. Bahkan ada nilai-nilai
budaya yang ingin kita pertahankan, yang kita
yakini tidak lekang karena panas atau lapuk
karena hujan. Bangsa Indonesia mempunyai
nilai-nilai yang bersifat lestari dan tidak
mengganggu proses kemajuan dan
modernisasi bangsa. Nilai-nilai yang
mencerminkan martabat manusia yang ingin 53
Ibid.
~ 184 ~
Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018
© Labor Sejarah, Universitas Andalas
DAFTAR BACAAN
Ankersmit, FR., Refleksi Tentang Sejarah: Pendapat-Pendapat Modern Tentang
Filsafat Sejarah, terj : Dick Hartoko, Jakarta, PT. Gramedia, 1987.
Bertens, K., Filsafat Barat Abad XX : Inggris-Jerman.Jakarta, PT.
Gramedia,1983.
, Filsafat Barat Abad XX : Perancis. Jakarta, PT. Gramedia, 1985.
Cairns, Grace., Philosopheis Of History, London, Peter Owen Ltd, 1963.
Dray, W. H., “Oswald Spengler”, dalam The Encyclopedia of Philosophy Vol.
VII, ed. Paul Edwards. New York, Macmillan & Free Press, 1967.
Gardiner, Patrick., “Giambattista Vico”, dalam The Encyclopedia of Philosophy
Vol. VII, ed. Paul Edwards. New York, Macmillan & Free Press, 1967.
Harun Hadiwijono., Sari Sejarah Filsafat Barat II, Yogyakarta, Kanisius, 1980.
Helps, Arthur (ed)., Spengler Letters 1913-1936, London, George Allen & Unwin
Ltd, 1966.
Kaufman, Walter., “Friedrich Nietzsche” dalam The Encyclopedia of Philosophy
Vol. VII, ed. Paul Edwards. New York, Macmillan & Free Press, 1967.
Klemperer, Klemen Von., “Oswald Spengler” dalam International Encyclopedia
of The Social Sciences Vol. XV, ed. David Sill, London, Collier
Macmillan, 1972.
Nash, Ronald H., Ideas of History, Toronto & Vancover : Clarke, Irwin &
Company Ltd, 1969
Soeri Soeroto., ”Filsafat Sejarah Oswald Spengler” dalam Bacaan Sejarah,
Yogyakarta, Fak. Sastra UGM, 1980.
Spengler, Oswald., The Decline of The West Vol. I, Translated by Charles
Atkinson, New York, Alfred A. Knopf, 1961.
, The Decline of The West Vol. II, Translated by Charles Atkinson,
London, George Allen & Unwin Ltd, 1961.
Sullivan, John Edward., Prophets of The West, New York, Reinhart & Winston
Inc, 1970.
Zweig, Arnulf., “Johann Wolfgang Von Goethe” dalam The Encyclopedia of
Philosophy Vol. III, ed. Paul Edwards. New York, Macmillan & Free
Press, 1967.
~ 185 ~