Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN FINAL TEST MATA KULIAH HISTOROGRAFI KELAS V F /TARBIYAH /

PAI
Dosen Pengampu : Muhammad Jauhari, S.Pd.I
NAMA NPM
Ananda Muhammad Ilyas 20.12.5023

1. Historiografi di Indonesia diawali dari masa aksara, yakni ketika Indonesia telah mengenal
tulisan. Karya –karya awal historiografi Indonesia berupa prasasti. Historiografi Indonesia
dalam bentuk tulisan dimulai oleh Mpu Prapanca yang menulis kitab Negarakertagama.
Historiografi tradisonal dianggap berakhir dengan hadirnya buku yang berjudul Cristische
Beschouwing Van Sadjarah Van Banten (Sejarah Banten) yang disusun tahun 1662-1663
dalam bentuk tembang macapat, kemudian menjadi obyek penelitian Hoesein
Djajadiningrat dan disusun sebagai disertasi doktor dalam bidang Bahasa dan Sastra
Nusantara pada Universitas Leiden tahun 1913. Buku ini dianggap telah mulai kritis dan
didasari fakta yang ada. Meski ada juga yang menganggap buku tersebut lebih condong
untuk kepentingan penjajah Belanda. Historiografi kolonial berakhir setelah Indonesia
merdeka. Waktu yang dianggap sebagai titik tolak historiografi modern Indonesia adalah
dimulai sekitar tahun 1957, setelah diselenggarakannya Seminar Sejarah Nasional
Indonesia Pertama di Yogyakarta. Jadi perkembangan historiografi Indonesia terbagi ke
dalam empat bagian, yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi
nasional, dan historiografi modern.

2. Adapun yang melatar belakangi penulisan kitab sabilal muhtadin ini dari sumber data
primer (kitab itu sendiri) adalah: terdapat pada terjemah kitabnya pada bagian kata
pengantar halaman xx (angka romawi) disebutkan “pada tahun 1193 hijriah Nabi, telah
meminta kepadaku penguasa negeri yang dianugerahkan Tuhannya dan rahmat Allah yang
banyak selalu melimpah kepadanya, seorang raja yang tinggi cita-citanya, yang cerdas,
pandai, berbicara dengan petah, mempunyai pikiran yang jernih dan ilmu pengetahuan
yang dalam, ialah yang menguasai negeri Banjar, yang selalu berusaha ikutan yang mulia
Maulana Sultan Tahmidullah bin SultanTamjidullah……..Maka kupersembahkan
kepadanya sebuah kitab yang menerangkan ilmu fikih dalam mazhab Syafi’I dalam bahasa
melayu, yang dapat dimengerti oleh seluruh penduduk negerinya. ”
Adapun yang melatar belakangi penulisan kitab sabilal muhtadin ini dari sumber data
sekunder dalam karya tulis ilmiah dengan judul “SEJARAH PENULISAN KITAB
SABIL AL-MUHTADIN KARYA SYEH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI”
tepatnya pada halaman 12 di bagian bawah disebutkan: “Adapun yang melatar belakangi
penulisan kitab fikih ini adalah atas dasar permintaan Sultan Tahmidullah bin Sultan
Tamjidullah kepada Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari agar menulis kitab fikih yang
sesuai dengan kondisi dan budaya lokal masyarakat Banjar.”1

3. Kontroversi Peristiwa G30S/PKI

Pertama, Versi Para Akademisi Cornell University, Amerika Serikat, yang dikenal
dengan Cornell Paper.
Menurut versi ini, Gerakan 30 September 1965 merupakan masalah internal Angkatan
Darat, khususnya kelompok militer dari Divisi Diponegoro Jawa Tengah. Peristiwa itu
lebih merupakan revolusi perwira menengah yang berasal dari Divisi Diponegoro terhadap
para perwira tinggi Divisi Diponegoro. Ketidakpuasan mereka menyangkut nilai-nilai,
etika, dan semangat revolusi 1945 dimana kesederhanaan, kejujuran, solidaritas, kesetiaan,
dan nilai-nilai hidup ideal lainnya merupakan tolok ukur utama bagi perwira sejati
dimanapun dan kapan pun berada.

1Muhammad Haddad, M. Fajrinnor, Eko Septi Cahyono. 2019. Sejarah Penulisan Kitab Sabil Al -Muhtadin Karya
Syeh Muhammad Arsyad Al -Banjari, 12. SEJARAH_PENULISAN_KITAB_SABIL_AL_MUHTADI.pdf
Kedua, Versi Sejarawan Barat Antonie C.A. Dake
yang menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan dalang utama dari Gerakan 30
September 1965 adalah Presiden Soekarno. Angkatan Darat selalu berseteru, baik secara
diam-diam maupun terang-terangan dengan Presiden Soekarno yang sudah menjadi rahasia
umum sejak zaman revolusi. Jendral Soedirman sendiri sudah menunjukkan perilaku
politik yang dalam banyak hal bertentangan dengan pemerintah dan politisi sipil, termasuk
dengan Presiden Soekarno sendiri. Soekarno merasa perlu menegur para jendral Angkatan
Darat yang membangkang, sehingga “merestui” tindakan Letkol Untung untuk
“mengamankan” para Jendral Angkatan Darat pada 30 September 1965.

Ketiga, Versi Sosiolog Dan Sejarawan Belanda, W.F. Wertheim


yang menyatakan bahwa dalang Gerakan 30 September 1965 adalah Jenderal Soeharto.
Hal itu dibuktikan bahwa ketiga pelaku utamanya yaitu Kolonel Untung, Letkol Latief, dan
Syam Kamaruzaman adalah bekas anak buah dan teman baik Soeharto sejak zaman
revolusi. Tokoh-tokoh intel tersebut sengaja disusupkan Angkatan Darat untuk
memprovokasi tindakan PKI yang sudah lama menjadi musuh Angkatan Darat.

Keempat, Versi Mantan Pejabat Intelejen Amerika Serikat, Peter Dale Scott
yang menyatakan bahwa Gerakan 30 September 1965 didalangi oleh CIA. Sejak Soekarno
mengemukakan gagasan perlunya sistem politik Demokrasi Terpimpin (1956), ia meminta
bantuan Uni Soviet untuk membebaskan Irian Barat (1962), membentuk poros Jakarta-
Peking-Pyongyang dan konfrontasi dengan Malaysia 10 (1964). Amerika Serikat tidak
senang dengan tindakan-tindakan Soekarno yang ingin menjadi pemimpin baru bagi
negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin.2

4. Setelah saya lakukan kajian sejarah saya menemukan hubungan antara ntara peristiwa
Perang Diponegoro, Cultuur Stelsel, dan politik etis Hindia Belanda.
Peristiwa Perang Diponogoro, Berakhirnya perang Diponegoro di tahun 1830 setelah
berlangsung selama 5 tahun membawa malapetaka besar untuk penduduk Jawa khususnya
Jawa Tengah, banyak wilayah diambil ke tangan Belanda dari kekuasaan Kasultanan dan
Kasunanan sebagai ganti atas biaya perang. Setelah jatuh ke tangan Belanda wilayah-
wilayah tersebut tidak lagi berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan yang tersebar di
seluruh tanah Jawa. Namun dibagi menjadi beberapa Karesidenan - Kabupaten - Distrik
untuk mengakomodasi kepentingan Kolonial Belanda dalam mengeksploitasi sumber daya
alam dan sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan memang Perang Diponegoro
menghabiskan biaya yang sedemikian besar sehingga menguras kas Kerajaan Belanda yang
memang kondisinya sedang menipis. Tak kurang dari 20 juta gulden harus dikeluarkan dari
kas kerajaan Belanda untuk ongkos Perang Diponegoro yang berlangsung selama 5 tahun
tersebut.

2 Yudi Hartono, Khairul Huda, Sejarah Kontroversial G 30 S/PKI, 8-9 . 63. Sejarah_kontroversial_G_30_S_PKI.pdf
Cultuur Stelsel, Gubernur Jenderal van den Bosch pada tahun 1830 akhirnya meluncurkan
sebuah kebijakan yang disebut dengan nama cultuurstelsel, namun kemudian lebih kita
kenal dengan sebutan Tanam Paksa, yang isi dari kebijakan itu adalah mewajibkan setiap
desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor yang memang
sangat dibutuhkan pasar dunia, khususnya kopi, teh, tembakau, tebu, dan nila. Sistem
Tanam Paksa yang dilaksanakan pasca Perang Dipinegoro tersebut akhirnya memang
terbukti mampu memberikan keuntungan yang sangat besar bagi pihak Pemerintah kolonial
Belanda. Namun sebaliknya bagi rakyat di nusantara yang dikenakan kewajiban tanam
paksa akibatnya sangat buruk. Rakyat semakin menderita dikarena kan memiliki beban
yang sangat berat sebab harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, mengikuti
kerja rodi dan juga membayar pajak. Efek lain adalah munculnya berbagai wabah penyakit
serta kelaparan yang berkepanjangan karena kesejahteraan yang tidak tercapai akibat tidak
mempunyai penghasilan yang cukup sehingga akibatnya kemiskinan yang semakin meluas
di tengah masyarakat. Setelah sekian lama, akhirnya muncul suara-suara penentangan
terhadap sistem tanam paksa tersebut. Salah satu yang bersuara keras adalah Eduard
Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli yang menulis sebuah buku untuk
memprotes sistem tanam paksa yang sangat terkenal yaitu Max Havelaar yang
menceritakan kondisi masyarakat petani yang menderita akibat tekanan pejabat Hindia
Belanda. Setelah banyak protes dari orang-orang Belanda, termasuk politisi Belanda, van
Deventer, yang menggagas adanya Politik Etis atau Politik Balas Budi, yaitu suatu
pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial Belanda mempunyai tanggung
jawab moral bagi kesejahteraan rakyat di tanah jajahan.

Politik Etis Hindia Belanda, Akhir di tahun 1901 Kerajaan Belanda resmi menghentikan
sistem tanam paksa dan meluncurkan 3 program sebagai perwujudan politik etis, yaitu
program irigasi, edukasi dan emigrasi yang di kemudian hari lebih dikenal dengan istilah
Trilogi van Deventer. Salah satu dari Trilogi van Deventer yang berefek positif bagi
perjuangan melawan penjajahan Belanda adalah edukasi. Program edukasi yang diberikan
dalam Politik Etis atau Politik Balas Budi meski sebenarnya ditujukan untuk kepentingan
kolonialisme, namun nyatanya mampu melahirkan kaum terpelajar yang kemudian
mengawali era pergerakan nasional dengan mendirikan berbagai organisasi yang berjuang
melalui pemikiran, pengetahuan, hingga politik dengan membentuk berbagai organisasi
seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan lain-lain yang berujung pada
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sehingga dari rentetan awal sampai akhir,
bisa dibilang bahwa Perang Diponegoro adalah hulu dari kemerdekaan Indonesia. Gara-
gara Perang Diponegoro-lah Kerajaan Belanda nyaris bangkrut, lalu untuk mengisi kas
kerajaan muncullah sistem tanam paksa. Kemudian akibat tanam paksa muncul Politik etis.
Akibat politik etis orang-orang bersekolah. Akibat bersekolah kemudian muncul kaum
terdidik, yang ujungnya adalah Kemerdekaan.
5. Yang saya ketahui dari Hikayat Hang Tuah
Adalah sebuah karya sastra Melayu yang termasyhur dan mengisahkan Hang Tuah. Dalam
abad kemakmuran Kesultanan Malaka, adalah Hang Tuah, seorang laksamana yang amat
termasyhur. Dia berasal dari kalangan rendah, dan dilahirkan dalam sebuah gubug reyot.
Tetapi karena keberaniannya, dia amat dikasihi dan kesudahannya pangkatnya semakin
naik. Karenanya jadilah dia seorang duta dan mewakili negeranya dalam segala hal.Hang
Tuah mempunyai beberapa sahabat karib: Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang
Lekiu.Hikayat ini menuturkan cerita pada kesetiaan Hang Tuah pada Sri Sultan. Bahkan
ketika dia dikhianati dan dibuang, sahabat karibnya, Hang Jebat yang memberontak
membelanya kesudahannya malah dibunuh oleh Hang Tua. Hal ini sampai sekarang,
terutama di kalangan Bangsa Melayu masih menjadi kontroversial.Selain itu setting kisah
ini adalah di Malaka sekitar masa waktu seratus tahun ke-14 Masehi. Sebab banyak
diceritakan dalam hikayat ini perseteruan antara Malaka dan Majapahit.

Yang saya ketahui dari Snouck Hurgronje

Adalah seorang orientalis ternama berkebangsaan Belanda yang menghabiskan banyak


waktunya untuk mempelajari Islam. Dalam sejarah Indonesia, namanya dikenal karena
peran besarnya dalam membantu Belanda menaklukkan Aceh. Berbekal pengetahuan
tentang agama Islam dan pengalaman bergaul dengan orang-orang Aceh, ia berhasil
memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Belanda dalam upaya menaklukkan Aceh.
Penemuan-penemuannya kemudian dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang
baru dan akhirnya membuat Aceh jatuh ke tangan Belanda. Beliau Lahir di Oosterhout,
Belanda, pada 8 Februari 1857, Christiaan Snouck Hurgronje berasal dari keluarga Kristen
Protestan yang taat. Pada 1874, ia menempuh pendidikan di Universitas Leiden sebagai
mahasiswa teologi.

Enam tahun kemudian, Snouck Hurgronje mendapatkan gelar doktor dengan disertasi
berjudul Het Mekkaansche feest (Perayaan Mekah). Setelah sempat menjadi profesor di
Sekolah Pegawai Kolonial Sipil Leiden, ia berhasil memasuki Mekah pada 1885 dengan
batuan Gubernur Ottoman di Jeddah. Di Mekah, Snouck Hurgronje mendapatkan
bimbingan dari para ulama untuk belajar tentang Islam dan sempat belajar bahasa
Melayu.Karena kemampuan berbahasa Arab dan pengetahuan yang luas tentang Islam, ia
pun sering dikira sebagai seorang muslim. Lewat sebuah surat yang dikirim kepada
temannya, Snouck Hurgronje mengaku bahwa dirinya berpura-pura masuk Islam. Pada
1889, Snouck Hurgronje dikirim ke Indonesia dan ditunjuk sebagai peneliti pendidikan
Islam dan profesor bahasa Arab di Batavia. Karena pengetahuannya tentang agama Islam
dan pengalaman bergaul dengan orang-orang Aceh, ia dipandang sebagai seorang yang
tepat untuk diberi tugas memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Belanda dalam
penaklukan Aceh.

Meski sempat mendapatkan rintangan dari gubernurnya, dengan dukungan dari pemerintah
Hindia Belanda di Batavia Snouck Hurgronje berhasil masuk Aceh pada Juli 1891. Tujuan
Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje ke Aceh adalah untuk melakukan kajian tentang
seluk beluk kehidupan dan kelemahan masyarakat Aceh. Di Aceh, Snouck Hurgronje
menyamar sebagai ulama dengan nama muslim Abdul Gafar. Selama tinggal di tengah-
tengah rakyat di Peukan Aceh dan menjalin hubungan dengan tokoh adat serta para ulama,
ia menulis lebih dari 1.400 laporan tentang situasi di sekitarnya.

Yang saya ketahui dari A. Renaissance

Adalah gerakan perubahan besar di Eropa yang terjadi setelah abad pertengahan. Istilah
renaissance berasal bahasa Latin renaitre yang terdiri dari dua kata, yakni re berarti kembali
dan naitre berarti lahir. Dengan begitu, Renaissance dapat diterjemahkan sebagai masa
terlahir kembali. Melansir 'e-Modul Sejarah Kelas XI: Pemikiran di Balik Peristiwa
Renaissance dan Aufklarung' oleh Heri Purwanto, Renaissance merupakan masa yang
terjadi pada abad ke-14 sampai abad ke-17. Gerakan perubahan ini dimulai dari Italia yang
kemudian menyebar ke seluruh Benua Eropa. Jules Michelet merupakan sejarawan yang
pertama kali mendefinisikan dan memperkenalkan istilah Renaissance dalam karyanya
yang berjudul 'Histoire de France. Secara garis besar, ciri utama dari Renaissance adalah
humanisme, yaitu memanusiakan manusia, empirisme yang berarti kebebasan
pengembangan ilmu pengetahuan, dan rasionalisme, yakni kebebasan dalam
mengembangkan pikiran.

Anda mungkin juga menyukai