Kelas: XI MIPA 8
No. Presensi: 07
TUGAS UKBM SEJARAH INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
- Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat.
Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto
Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga dikenal
dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partij menuntut kemerdekaan
Indonesia. Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini
mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat
besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai
Bapak Pendidikan Nasional.
- Douwes Dekker
Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang
merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada
bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai
politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara
dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes
Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia
dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional
Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi
internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta
Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional.
Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Belajar 2
Pahlawan nasional dari Jawa Timur yang bernama asli Sutomo lahir di Surabaya
provinsi Jawa Timur pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal di Padang Arafah
negara Arab Saudi pada tanggal 7 Oktober 1981 di usia 61 tahun. Kita mengenalnya
dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo. Bung Tomo merupakan
pahlawan yang terkenal karena jasanya ketika era mempertahankan kemerdekaan
dalam memotivasi semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajahan Belanda
dengan bantuan tentara NICA. Perlawanan ini berakhir dengan penyebab pertempuran
surabaya 10 November 1945 dan hingga kini pertempuran ini diperingati sebagai Hari
Pahlawan. Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fraksi Sejarah Partai Golkar (FPG)
mendesak pemerintah agar memberikan gelar pahlawan nasional kepada Bung Tomo
pada 9 November 2007. Waktu itu era pemerintahan SBY. Gelar pahlawan nasional
diberikan ke Bung Tomo dan momennya tepat pada peringatan Hari Pahlawan tanggal
10 November 2008.
Kehidupan sebagai seorang jurnalis juga pernah dilalui oleh Bung Tomo dia sebuah
kantor berita Domei Tsushin. Baru setelah itu dia bergabung dengan beberapa
gerakan sosial dan politik. Pada tahun 1944, Jepang yang waktu itu menjajah
Indonesia mensponsori Gerakan Rakyat Baru dan Bung Tomo terpilih menjadi
anggotanya tapi tak ada seorang pun yang mengenal dia. Tapi, di titik inilah Bung
Tomo mempersiapkan peranannya untuk peristiwa yang sangat penting. Ketika
pertempuran Oktober dan November 1945, Bung Tomo menjadi salah satu tokoh
yang menggerakkan dan membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya. Pada pada
waktu itu, Surabaya digempur oleh pasukan Inggris yang baru saja mendarat untuk
melucuti senjata tentara Jepang yang kalah Perang Dunia Kedua dan membebaskan
tawanan Eropa yang ditawan oleh Jepang. Bung Tomo sangat dikenang karena seruan
dan teriakan semangat perjuangan melalui banyak siaran radio. Berkat pengalaman
jurnalisnya yang bekerja di kantor berita Domei Tsushin di Surabaya, dia mendirikan
Radio Pemberontakan yang berguna untuk membakar semangat juang dan rasa
persatuan di hati rakyat Surabaya. Suaranya yang lantang, berani dan yakin terdengar
penuh semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang baru
saja diproklamasikan tiga bulan yang lalu. Kemampuannya beorasi dengan penuh
semangat berapi-api, membuatnya menjadi orang kedua setelah Bung Karno dalam
kemampuan berorasi dan kekuatan emosionalnya. Berikut salah satu contoh pidato
Bung Tomo yang sangat terkenal yang diteriakkan pada tanggal 9 November 1945:
Ada kemungkinan dia tidak sependapat dengan Bung Karno. Ada pula yang bilang
hubungannya dengan Bung Karno sedikit retak ketika Bung Tomo menanyakan
masalah yang sedikit pribadi. Bung Tomo baru mulai muncul lagi ketika akhir masa
pemerintahan Bung Karno dan awal pemerintahan Suharto yang mulai didukungnya,
Bung Tomo muncul kembali sebagai tokoh nasional. Dia mendukung Suharto untuk
membersihkan negara ini dari orang-orang yang memiliki pemikiran berbau kiri atau
komunis. Orang-orang yang berpikiran kiri ini tumbuh besar di rezim Bung Karno.
Namun baru beberapa tahun Suharto menjabat sebagai presiden, Bung Tomo kembali
berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru ala Suharto ini. Bung Tomo
mengkritik dengan lantang terhadap beberapa program Suharto. Sehingga pada
tanggal 11 April 1978 ia ditahan oleh rezim Suharto yang sepertinya mulai khawatir
akan beberapa kritiknya yang tajam dan keras terhadap penyalahgunaan kekuasaan
dan korupsi yang sangat parah. Dia dibebaskan setelah ditahan selama satu tahun.
Meskipun jiwanya yang tangguh tidak hancur di dalam penjara. Bung Tomo
sepertinya menghentikan sikapnya yang sangat vokal.
Bung Tomo masih tetap menjalani dan berminat pada masalah-masalah politik
kenegaraan. Tapi ia tidak pernah mengangkat-angkat jasa dan peranannya di dalam
sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bung Tomo
adalah seorang figur ayah yang sangat dekat dengan anak dan keluarganya. Ia
berusaha keras agar kelima anaknya sukses mengejar pendidikannya.
Sang orator dari Surabaya ini menikah dengan Sulistina yang merupakan orang
Malang. Bung Tomo sangat serius dalam kehidupannya sebagai seorang muslim,
namun dia tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim yang sangat soleh atau
calon pembaharu dalam Islam. Sebelum kematiannya, Bung Tomo sempat
menyelesaikan disertasinya tentang peran agama di pembangunan tingkat desa. Pada
tanggal 7 Oktober 1981, Bung Tomo meninggal dunia di Padang Arafah. Kala itu
Bung Tomo sedang menunaikan ibadah haji.
Jenazahnya di bawah pulang kembali ke tanah air dan tidak mengikuti tradisi untuk
memakamkan para jemaah haji yang meninggal ketika ziarah ke tanah suci. Bung
Tomo memang memiliki peran yang besar dalam perjalanan sejarah Indonesia dan
layak dimakamkan di tamam makam pahlawan. Tapi jenazah Bung Tomo
dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya sesuai wasiatnya
ketika hidup. Alasannya karena taman makam pahlawan penuh dengan pahlawan
yang tak memiliki keberanian ketika musuh datang dan ketika kondisi negara dalam
keadaan genting, tapi langsung muncul ke publik ketika masa-masa damai untuk
memamerkan jasa-jasanya.
Apa yang kalian ketahui tentang seorang Indo bernama Eduard Douwess
Dekker?
Jawaban:
Sultan Agung tak hanya melakukan penaklukan wilayah, tapi juga gigih
melawan VOC. Beliau wafat di tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri.
Di masa pemerintahannya, kerajaan Islam ini berkembang pesat sebagai
Kerajaan Agraris bukan sebagai Kerajaan Maritim.
- Kapitan Pattimura
Ini adalah bagian akhir dari UKBM ini, mintalah tes formatif kepada guru kalian
sebelum belajar ke UKBM berikutnya.
Suk
ses
kal untu
ian k
!!!