Anda di halaman 1dari 8

1.

Latar belakang Bung Tomo

Berikut adalah biografi singkat tentang Bung Tomo:

Nama Lengkap: Suradi Sudarmo atau lebih dikenal dengan Bung Tomo.

Tanggal dan Tempat Lahir: 3 Oktober 1920, Blitar, Jawa Timur, Hindia Belanda.

Tanggal Wafat: 7 Oktober 1981 (usia 61), Surabaya, Indonesia.

Latar Belakang Keluarga:

Bung Tomo lahir dari keluarga yang sederhana di desa Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bekerja
sebagai seorang petani, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Meskipun
keluarganya tidak memiliki latar belakang yang berada dalam kalangan elit, namun
semangat nasionalisme telah tumbuh dalam dirinya sejak kecil.

Pendidikan dan Aktivisme Awal:

Bung Tomo mendapatkan pendidikan dasar di sekolah setempat. Namun, lebih dari
pendidikan formal, pengaruh utama dalam pembentukan karakter dan pemikirannya adalah
semangat nasionalisme yang tumbuh di kalangan masyarakat sekitar. Sejak usia muda, ia
telah terlibat dalam kegiatan aktivis dan organisasi pemuda yang memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.

Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan:

Pada tahun 1945, saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya, Bung Tomo memainkan
peran kunci dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya terhadap pasukan Sekutu dan
Belanda. Ia dikenal karena keberaniannya dan kemampuannya untuk memotivasi ribuan
rakyat Surabaya untuk bertempur demi kemerdekaan Indonesia selama Pertempuran
Surabaya.

Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional:

Bung Tomo terus aktif dalam berbagai upaya mempertahankan kemerdekaan dan
membangun negara setelah Indonesia merdeka. Pada tahun 1961, ia diakui sebagai
pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia atas jasanya yang besar dalam perjuangan
kemerdekaan. Namanya diabadikan dalam sejarah sebagai salah satu tokoh pahlawan yang
sangat dihormati dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Masa Tua dan Wafat:


Setelah masa perjuangan kemerdekaan, Bung Tomo terus aktif dalam berbagai kegiatan
sosial dan politik di Surabaya. Ia meninggal dunia pada tanggal 7 Oktober 1981,
meninggalkan warisan kepahlawanannya yang tak terlupakan bagi bangsa Indonesia.

Bung Tomo tetap diingat sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjuang
dengan keberanian dan keteguhan hati demi kemerdekaan Indonesia. Dedikasinya dalam
memimpin perlawanan rakyat Surabaya dan kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan
telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah bangsa Indonesia.

2. Siapa Bung Tomo dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Sutomo atau lebih dikenal dengan sapaan akrab rakyat sebagai Bung Tomo merupakan
seorang pahlawan yang dikenal karena peranannya dalam Pertempuran 10 November 1945.

* tempat dan tanggal lahir bung tomo

Bung Tomo dilahirkan di Kampung Blauran, Surabaya pada 3 Oktober 1920 dengan nama
Sutomo. Dia merupakan sulung dari enam orang bersaudara. Adiknya masing-masing
bernama Sulastri, Suntari, Gatot Suprapto, Subastuti, dan Hartini.

Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang priayi golongan menengah yang pernah
bekerja sebagai pegawai pemerintah, staf perusahaan swasta, asisten kantor pajak, hingga
pegawai perusahan ekspor-impor Belanda.

Ibu Sutomo bernama Subastita, seorang perempuan berdarah campuran Jawa Tengah,
Sunda, dan Madura anak seorang distributor lokal mesin jahit Singer di wilayah Surabaya,
yang sebelum pindah ke Surabaya pernah menjadi polisi kotapraja dan anggota Sarekat
Islam (SI).

*Pendidikan

1. Masuk Sekolah Rakyat

Bung Tomo pertama kali mengeyam pendidikan di bangku sekolah rakyat (SR) di Surabaya,
Jawa Timur. Sekolah ini juga dikenal dengan istilah Hollandsch Inlandsche School (HIS).
Sekolah ini berbahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya. Sekolah ini untuk golongan
penduduk keturunan Indonesia asli sehingga disebut juga dengan Sekolah Bumiputera
Belanda.

2. Masuk Sekolah Mulo (Setingkat SLTP)

Bung Tomo pun melanjutkan pendidikan ke sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO) usai lulus dari Sekolah Rakyat. Sekolah Mulo merupakan sekolah yang didirikan
pada masa kolonialisme Belanda.
3. Masuk Sekolah HBS (Hogere Burger School)

Bung Tomo pun dimasukkan ke HBS. Sekolah ini lanjutan tingkat menengah pada zaman
kolonial Belanda untuk Orang Belanda, Eropa dan elite pribumi. Sekolah ini juga
menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar pelajarannya.

4. Masuk Perguruan Tinggi

Bung Tomo memilih kuliah di Universitas Indonesia (UI). Fakultas yang dipilih yaitu Fakultas
Ekonomi. Namun, fakultas ini bukan karena keinginan pribadi Bung Tomo. Ia kurang senang
dengan studi ekonomi. Ia lebih menyukai studi berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Fakultas ekonomi dipilih lantaran usulan keluarga. Harapan keluarganya, Bung Tomo kelak
menjadi ahli ekonomi. Akhirnya, ia ikut saran keluarganya, dan tercatat sebagai mahasiswa
fakultas ekonomi sejak 1959.

Sejak saat itu, ia dituntut bergelut dengan pemikiran ekonomi serta dituntut membaca
berbagai macam literatur tentang ekonomi.

3. Peran utama Bung Tomo dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya melawan
pasukan Belanda pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Tokoh yang mengobarkan semangat perlawanan pemuda Surabaya melalui siaran radio agar
pantang menyerah menghadapi penjajah pada peristiwa Pertempuran Surabaya tanggal 10
November 1945 adalah Bung Tomo

Salah satu peran pentingnya adalah membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia
dalam melawan tentara Sekutu pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Sutomo atau yang kerap dipanggil Bung Tomo merupakan salah satu sosok penting yang
turut ambil dalam peristiwa 10 November di Surabaya. Di umurnya yang masih 25 tahun,
saat itu Bung Tomo berhasil mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo dengan pidatonya
yang berapi-api. Pidato - pidato tersebut berhasil mempengaruhi arek-arek Suroboyo untuk
berjuang mempertahankan kemerdekan Indonesia dari kedatangan Inggris dengan
diboncengi Nederlands Indische Civil Administration (NICA) yang ingin kembali menduduki
kemerdekaan negara Republik Indonesia. Pasca tersebarnya berita mengenai proklamasi
kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo bersama beberapa wartawan lainnya menyiarkan
momen tersebut kepada masyarakat sekitar Surabaya. Berita tersebut disebarkan melalui
beberapa media seperti siaran radio dan selebaranselebaran yang dicetak dan disebarkan
oleh para pejuang.2 Untuk mengelabuhi para tentara Jepang yang pada saat itu secara resmi
masih memerintah di Surabaya khususnya, Bung Tomo beserta kawan wartawan lainnya
menyiarkan berita kemerdekaan dengan bahasa daerah. Bahasa daerah yang digunakan
diantaranya, seperti Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Hal tersebut dilakukan demi
meminimalisir risiko terjadinya pertempuran antara pejuang dengan pihak Jepang. Peran
Bung Tomo dalam peristiwa 10 November tidak hanya sampai disitu.
Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II berimbas pada penyerahan bekas wilayah kekuasaan
Jepang kepada sekutu. Belanda yang menginginkan kembali hak kekuasaannya di Indonesia
mulai khawatir. Lantas Belanda mendesak pihak sekutu untuk mengirimkan pasukan guna
mengamankan dan menstablikan keadaan di Indonesia. Kedatangan pasukan Inggris yang
dinamai Allied Force Nederlands East Indies (AFNEI) yang diboncengi NICA pertama kali
mendarat di Tanjung Priok, Jakarta pada tanggal 29 September 1945. Sebulan lebih
setelahnya, pada tanggal 25 Oktober 1945 AFNEI dan NICA mendarat di Tanjung Perak dan
bertugas untuk melucuti tentara Jepang serta untuk menstabilkan keadaaan di Surabaya.
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1945 Bung Tomo dan
beberapa pejuang Surabaya mendirikan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI).
Barisan tersebut pada mulanya digunakan sebagai propoganda agar menarik simpati
masyarakat agar ikut andil dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan cepat
barisan tersebut menjadi terkenal karena mempunyai pemancar radio yang dinamakan
Radio Pemberontakan. Radio pemberontakan mempunyai lokasi/markas pemancar yang di
Jl. Mawar 10 Surabaya sebagai markas para pejuang. Lokasi pemancar selalu berpindah-
pindah dan sangat dirahasiakan keberadaannya. Oleh Bung Tomo, radio tersebut digunkan
untuk propoganda. Radio tersebut juga nantinya sangat berperan penting untuk meyiarkan
orasi-orasi Bung Tomo ketika pertempuran 10 November pecah di Surabaya. Tepat pada 27
Oktober 1945, atas perintah Brigjen A.W.S. Mallaby selaku komandan pasukan Inggris di
Surabaya memerintahkan agar arek-arek Suroboyo menyerahkan seluruh hasil rampasan
senjata dari Jepang kepada tentara Inggris. Ancaman tersebut tidak diindahkan oleh arek-
arek Suroboyo dan bahkan membuat mereka marah. Pada tanggal 28 Oktober, Bung Tomo
sepakat dengan para pejuang lainnya yang berada di Surabaya agar merapatkan barisan
melawan Inggris karena dianggap telah melecehkan Kedaulatan Indonesia. Keesokan
harinya, arekarek Suroboyo berhasil mengepung gedung-gedung yang diduduki oleh tentara
Inggris. Puncaknya terjadi pada tanggal 30 Oktober terjadi peristiwa terbunuhnya Brigjen
Mallaby ditangan arek-arek Suroboyo. Peristiwa tersebut membuat Letjen Christinson
selaku komandan AFNEI turun tangan dan mengirim Mayjend Manserh untuk memimpin
Divisi Infanteri ke-5 lengkap dengan pasukan tanknya ke Surabaya.8 Mansergh juga
mengirimkan ultimatum agar menyerahkan seluru senjata yang dimiliki oleh arek-arek
Suroboyo kepada Inggris. Inggris juga memaksa agar Kota Surabaya turut juga diserahkan.
Bung Tomo yang melihat ultimatum tersebut tidak tinggal diam. Ia berusaha mengobarkan
semangat arek-arek Suroboyo agar tidak takut kepada Inggris.

Bung Tomo juga mengajak segenap pejuang agar tetap mempertahankan kemerdekaan
khususnya di Surabaya. Melalui orasi-orasi, beliau berhasil membakar semangat juang para
pemuda. Dengan semangat membara, para pemuda tak gentar melawan Inggris dengan
peralatan dan jumlah sukarelawan yang minim. Dari segi kekuatan, pasukan Inggris lebih
banyak dan dilengkapi dengan dukungan persenjataan dan kendaraan lapis baja yang
lengkap. Pada akhirnya, pasukan Inggris berhasil menyudutkan perlawanan tersebut. Para
pemuda yang tidak berhasil mempertahankan Kota Surabaya terpaksa mundur ke daerah-
daerah diluar Surabaya.
Mereka tetap berjuang melawan sisa-sisa paskan Inggris yang turut mengejar mereka. Tak
terkecuali Bung Tomo yang terus berjuang melawan tentara Inggris dan dengan
menyemangati para pemuda dengan orasinya melalui radio yang selalu ia bawa Ketika
Surabaya jatuh di tangan pasukan Inggris, Bung Tomo yang ikut mundur dengan para
pemuda lainya turut serta membawa peralatan radionya hingga di daerah sekitar
Mojokerto.

Dengan radio tersebut ia tetap menyuarakan semangat perjuangan kepada pemuda lainnya.
Hal tersebut membuat pasukan sekutu geram. Belanda yang khawatir karena belum bisa
meredamkan perlawanan, memerintahkan pencarian terhadap Bung Tomo. Dengan imbalan
sepetak rumah, pengumuman pencarian tesebut disebarkan ke berbagai daerah di Jawa
Timur. Mengetahui akan hal itu, Bung Tomo kembali melanjutkan perjalanannya. Namun,
kali ini Bung Tomo melakukannya dengan diam-diam agar musuh tidak mengetahui
keberadannya. Tidak ada seorang pun rekan Bung Tomo yang mengetahui rencana tersebut.
Sehingga, rencana tersebut haruslah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Bagi musuh,
posisi Bung Tomo yang penting sebagai pucuk pimpinan BPRI merupakan kunci utama untuk
meredam pemberontakan dan memudahkan Belanda untuk mengembalikan kekuasaannya
di Indonesia. Dengan ditemani dengan salah satu orang kepercayaanya, Bung Tomo
melanjutkan pelariannya dari kota ke kota di Jawa Timur.

Berikut ini tokoh Pertempuran Surabaya yang paling terkenal: Bung Tomo KH Hasyim Asy'ari
Mayjen Sungkono Doel Arnowo Gubernur Soerjo K'Tut Tantri (Muriel Stuart Walker)
Soemarsono Mohammad Mangoendiprodjo Abdul Wahab Saleh Soegiarto

4. Keberanian, ketegasan, dan semangat juang Bung Tomo dalam memimpin perlawanan
rakyat Surabaya, yang membuatnya dijuluki "Bung Tomo, Si Pemberani".

Bung Tomo, yang dijuluki "Si Pemberani," memainkan peran kunci dalam memimpin
perlawanan rakyat Surabaya saat Agresi Militer Belanda II pada tahun 1945. Keberanian
Bung Tomo tercermin dalam sikapnya yang tegas dan semangat juangnya yang membara.
Ketegasan Bung Tomo muncul melalui pidatonya yang menggalvanis, mengajak rakyat
Surabaya untuk bersatu dan melawan penjajahan Belanda. Dengan penuh semangat, ia
membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.

Semangat juang Bung Tomo terlihat dalam keberaniannya memimpin massa rakyat
Surabaya yang beragam menjadi kekuatan yang solid. Ia mampu menginspirasi mereka
untuk bertahan dan melawan meskipun menghadapi tekanan besar dari pasukan Belanda.
Dengan penuh semangat, Bung Tomo menunjukkan dedikasinya terhadap cita-cita
kemerdekaan Indonesia, menjadikannya tokoh yang dihormati dan dijuluki "Si Pemberani."
Keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan ketegasannya dalam memimpin
perlawanan rakyat Surabaya menjadi warisan berharga dalam sejarah perjuangan bangsa.
Keberanian Bung Tomo: Bung Tomo menunjukkan keberanian yang luar biasa dalam
menghadapi tekanan dan risiko konflik dengan Belanda. Sikapnya yang penuh keberanian
menjadi inspirasi bagi rakyat Surabaya. Ketegasan dalam Pidato: Bung Tomo menunjukkan
ketegasan melalui pidatonya yang menggalvanis, memotivasi rakyat Surabaya untuk bersatu
dan melawan penjajahan Belanda. Pidatonya menjadi daya pendorong bagi semangat
perlawanan.

Semangat Juang yang Membara: Bung Tomo memimpin dengan semangat juang
yang membara, menggerakkan massa rakyat Surabaya menjadi kekuatan yang solid.
Semangat juangnya menjadi pendorong utama dalam perlawanan melawan pasukan
Belanda. Pemimpin yang Mampu Menginspirasi: Dengan semangatnya yang tinggi, Bung
Tomo mampu menginspirasi rakyat Surabaya untuk bertahan dan melawan, menciptakan
atmosfer perlawanan yang kuat dan solid.

Dijuluki "Si Pemberani": Sebagai hasil dari keberanian, ketegasan, dan semangat
juangnya, Bung Tomo dijuluki "Si Pemberani," menggambarkan penghargaan dan
pengakuan atas peran pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemimpin
yang Solidaritas: Bung Tomo berhasil menyatukan beragam lapisan masyarakat Surabaya
menjadi kekuatan yang solid dan kompak. Solidaritas ini menjadi kunci kesuksesan
perlawanan rakyat Surabaya.

Dedikasi terhadap Kemerdekaan: Bung Tomo menunjukkan dedikasinya yang tinggi


terhadap cita-cita kemerdekaan Indonesia. Meskipun dihadapkan pada situasi sulit, ia tidak
pernah mundur dan tetap berjuang demi kemerdekaan tanah air. Perlawanan yang
Bersejarah: Kepemimpinan Bung Tomo dalam perlawanan rakyat Surabaya menciptakan
babak bersejarah dalam perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan. Kontribusinya
menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.

Pentingnya Keberanian dalam Sejarah: Bung Tomo memberikan contoh nyata


betapa pentingnya keberanian dalam menghadapi penindasan. Kisahnya menjadi bagian
integral dalam pembentukan identitas nasional Indonesia. Warisan Perjuangan: Semangat
perjuangan Bung Tomo tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga warisan berharga bagi
bangsa Indonesia. Nilai-nilai seperti keberanian, ketegasan, dan semangat juangnya tetap
relevan dalam membangun dan mempertahankan kemerdekaan.

5. Warisan dan pengaruh Bung Tomo dalam sejarah Indonesia, termasuk pengakuan sebagai
pahlawan nasional dan peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya.

Warisan dan pengaruh Bung Tomo dalam sejarah Indonesia sangatlah signifikan. Berikut
adalah beberapa poin penting yang menunjukkan betapa besar pengaruhnya:

a. Pemimpin Perlawanan Rakyat: Bung Tomo dikenal sebagai pemimpin perlawanan


rakyat yang gigih dan berani selama masa Revolusi Nasional Indonesia, terutama dalam
Pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Perjuangannya dalam memimpin rakyat
Surabaya melawan pasukan Belanda menjadi simbol semangat perlawanan dan
kebangkitan nasionalisme Indonesia.

b. Peringatan Hari Pahlawan: Bung Tomo diakui sebagai salah satu pahlawan nasional
Indonesia. Pengabdiannya yang luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan dan
kehormatannya sebagai pahlawan nasional telah memperoleh pengakuan resmi dari
pemerintah Indonesia. Setiap tahun, pada tanggal 10 November, Indonesia
memperingati Hari Pahlawan untuk menghormati jasa-jasa pahlawan-pahlawan
nasional, termasuk Bung Tomo.

c. Inspirasi bagi Generasi Muda: Warisan Bung Tomo sebagai pahlawan nasional
menginspirasi generasi muda Indonesia untuk mencintai tanah air, memperjuangkan
keadilan, dan mempertahankan keutuhan negara. Kisah kepahlawanan dan semangat
juangnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam menghadapi
tantangan dan perjuangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

d. Pendidikan Sejarah: Pengakuan Bung Tomo sebagai pahlawan nasional juga memainkan
peran penting dalam pendidikan sejarah di Indonesia. Kisah perjuangannya kerap
diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari kurikulum sejarah nasional, sehingga
memastikan bahwa generasi muda terus menghargai dan mengenang jasa-jasanya.

Dengan demikian, warisan dan pengaruh Bung Tomo tidak hanya terbatas pada
peran pentingnya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga meluas ke
dalam kesadaran nasional dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Pengakuan resminya
sebagai pahlawan nasional dan peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya merupakan
penghormatan atas jasa-jasanya yang tak terlupakan dalam memperjuangkan kemerdekaan
dan martabat bangsa Indonesia.

6. Kutipan tentang inspirasi dan pelajaran yang dapat dipetik dari perjuangan Bung Tomo.

Sebagai salah satu tokoh pemberani dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia,
Bung Tomo memberikan banyak inspirasi dan pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya.
Berikut adalah beberapa kutipan yang mencerminkan inspirasi dan pelajaran dari
perjuangan Bung Tomo:

a. "Kita harus siap berkorban untuk kebebasan. Tanpa pengorbanan, tidak ada
kemerdekaan."

 Kutipan ini menekankan pentingnya pengorbanan dan kesediaan untuk


berjuang demi kemerdekaan. Bung Tomo mengajarkan bahwa pencapaian
kemerdekaan memerlukan pengorbanan yang besar dari setiap individu.

b. "Jangan pernah menyerah, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Kita harus terus
berjuang untuk meraih cita-cita yang mulia."
 Pesan ini mengajarkan ketekunan dan keteguhan hati dalam menghadapi
tantangan. Bung Tomo menginspirasi orang-orang untuk tetap berjuang demi
cita-cita yang mereka pegang teguh, bahkan dalam situasi yang paling sulit
sekalipun.

c. "Jangan biarkan ketakutan menghalangi langkah kita menuju kebebasan. Ketika kita
berani, maka kemenangan akan menjadi milik kita."

 Kutipan ini menyoroti pentingnya keberanian dan keyakinan dalam mencapai


kemerdekaan. Bung Tomo mengajarkan bahwa ketakutan adalah penghalang
yang harus diatasi, dan dengan keberanian, kita dapat meraih kemenangan.

d. "Satu-satunya cara untuk mengalahkan penjajah adalah dengan persatuan dan


solidaritas di antara kita. Mari bersatu untuk mencapai kemerdekaan."

 Pesan ini menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas dalam menghadapi


penjajahan. Bung Tomo mengajarkan bahwa hanya dengan bersatu dan bekerja
sama, kita dapat mengalahkan penjajah dan mencapai kemerdekaan.

e. "Ingatlah selalu bahwa harga kemerdekaan adalah jutaan nyawa yang telah
dikorbankan. Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mempertahankan
kemerdekaan ini dengan segala cara."

 Kutipan ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan


mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai dengan perjuangan besar.
Bung Tomo mengajarkan bahwa kemerdekaan adalah anugerah yang harus
dijaga dengan segala cara.

Dari kutipan-kutipan tersebut, kita dapat melihat bahwa perjuangan Bung Tomo
mengajarkan nilai-nilai seperti pengorbanan, ketekunan, keberanian, persatuan, dan
penghargaan terhadap kemerdekaan. Inspirasi dan pelajaran dari perjuangan Bung Tomo tetap
relevan dan berharga bagi generasi-generasi Indonesia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai