Kelompok
Muhammad Al-Fatih
Disusun Oleh:
Nama :Sutomo
Pasangan :Sulistina
Bung Tomo yang bernama asli Sutomo ini lahir dari pasangan Kartawan
Tjiptowidjojo dan Subastita pada tanggal 2 Oktober 1920.
Pada tahun 1937, beliau yang saat itu masih berusia 17 tahun bekerja di
Harian Soeara Oemoem Sebagai wartawan lepas. Setahun kemudian,
beliau diangkat menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat. Tak
berhenti sampai disitu saja, beliau juga dijadikan sebagai jurnalis dan
penulis pojok harian berbahasa Jawa pada koran Ekspres.Pada masa
pendudukan Jepang, Bung Tomo meninggalkan Koran Ekspres dan
kemudian bekerja di Domei. Domei adalah sebuah lembaga penyiaran
yang didirikan oleh pemerintah Jepang.
Sosok Sutomo atau yang lebih dikenal sebagai Bung Tomo berperan
besar dalam pertempuran 10 November 1945 Melalui siaran radio,
pemuda asal Surabaya itu tampil sebagai pimpinan yang mengobarkan
semangat perlawanan, mengajak seluruh rakyat bersatu dan merebut
tempat-tempat penting yang diduduki Sekutu.
Dengan gaya bicara yang berapi-api, Bung Tomo juga kerap memekik
orasi "merdeka atau mati!" yang menyulut jiwa juang para pemuda
Surabaya bertempur di medan laga.Saat itu, Bung Tomo bahkan
mengikrarkan janji bahwa dirinya tak akan menikah sebelum Belanda
terusir dari Indonesia.
Buku Revolt in Paradise karya K'tut Tantri mengatakan, peran Bung
Tomo dalam perang Surabaya sangat vital. Pada 14 November 1945
misalnya, tak lama setelah siaran di Jalan Mawar, Surabaya, Bung Tomo
langsung bergeser ke Malang.
Hari ini, Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Tak hanya itu, 10
November diperingati sebagai Hari Pahlawan.