0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan10 halaman
Bung Tomo adalah pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Surabaya pada 1920. Ia dikenal karena peran pentingnya dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya melawan pasukan Inggris pada Pertempuran Surabaya 1945. Setelah kemerdekaan, Bung Tomo menjabat sebagai menteri namun kemudian menjauh dari politik. Ia meninggal pada 1981 saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.
Bung Tomo adalah pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Surabaya pada 1920. Ia dikenal karena peran pentingnya dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya melawan pasukan Inggris pada Pertempuran Surabaya 1945. Setelah kemerdekaan, Bung Tomo menjabat sebagai menteri namun kemudian menjauh dari politik. Ia meninggal pada 1981 saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.
Bung Tomo adalah pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Surabaya pada 1920. Ia dikenal karena peran pentingnya dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya melawan pasukan Inggris pada Pertempuran Surabaya 1945. Setelah kemerdekaan, Bung Tomo menjabat sebagai menteri namun kemudian menjauh dari politik. Ia meninggal pada 1981 saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.
Pahlawan nasional dari jawa kita yang bernama asli Sutomo
ini lahir di Surabaya provinsi Jawa Timur pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal di Padang Arafah negara Arab Saudi pada tanggal 7 Oktober 1981 di usia 61 tahun. Kita mengenalnya dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo. Bung Tomo merupakan pahlawan yang terkenal karena jasanya ketika era mempertahankan kemerdekaan dalam memotivasi semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajahan Belanda dengan bantuan tentara NICA. Perlawanan ini berakhir dengan penyebab pertempuran surabaya 10 November 1945 dan hingga kini pertempuran ini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Biografi Bung Tomo
Bung Tomo dilahirkan di daerah Kampung Blauran yang
berada di pusat kota Surabaya yang waktu itu masih Hindia Belanda. Ayahnya adalah seorang kepala keluarga yang bernama Kartawan Tjiptowidjojo yang merupakan pegawai kelas menengah yang mengabdi di pegawai pemerintahan. Jabatannya adalah staf pribadi di pabrik swasta di bidang impor-ekspor milik Belanda dan sebagai asisten di kantor pelayanan pajak pemerintah. seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia mengaku memiliki hubungan darah dengan beberapa sahabat dekat dari Pangeran Diponegoro yang jasadnya dikebumikan di Malang. Biografi Bung Tomo Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 Bung Tomo sangat dikenang karena seruan dan teriakan semangat perjuangan melalui banyak siaran radio. Berkat pengalaman jurnalisnya yang bekerja di kantor berita Domei Tsushin di Surabaya, dia mendirikan Radio Pemberontakan yang berguna untuk membakar semangat juang dan rasa persatuan di hati rakyat Surabaya. Suaranya yang lantang, berani dan yakin terdengar penuh semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan tiga bulan yang lalu. Kemampuannya beorasi dengan penuh semangat berapi-api, membuatnya menjadi orang kedua setelah Bung Karno dalam kemampuan berorasi dan kekuatan emosionalnya. Biografi Bung Tomo Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. Biografi Bung Tomo Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Memang, waktu itu Indonesia menderita kekalahan dalam
Pertempuran 10 November itu. Tapi rakyat Surabaya berhasil menahan serangan pasukan Inggris dan bahkan memukul mundur mereka. Kejadian ini sangat dikenal dan menjadi catatan penting sebagai salah satu peristiwa paling epik dan heroik dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia melawan bangsa Eropa. Selain itu, perjuangan kemerdekaan di Indonesia ini juga mendapat dukungan dari dunia internasional. Biografi Bung Tomo Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun
dalam dunia politik pada tahun 1950-an, tetapi ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional. Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Biografi Bung Tomo Setelah Kemerdekaan
Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat
dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal. Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, tetapi ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras Biografi Bung Tomo Setelah Kemerdekaan
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan
imannya, tetapi tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya sesuai dengan permintaannya ketika masih hidup. TERIMA KASIH