Anda di halaman 1dari 3

Bung Tomo

Sang Pembakar Semangat Generasi Muda

Sutomo, atau lebih akrab disapa Bung Tomo, merupakan salah satu tokoh yang berperan untuk
melawan sekutu dalam pertempuran 10 November 1954. Setelah bergabung dengan Gerakan
Rakyat Baru dan Pemuda Republik Indonesia, beliau menyiarkan orasi untuk membakar
semangat rakyat melalui radio-radio.

Bung Tomo juga pernah menjabat sebagai Menteri pada pemerintahan Soekarno, walau
kemudian beliau mundur dari jabatan ini dan meninggalkan dunia politik. Ayah dengan lima
anak ini juga sempat dipenjara karena melayangkan kritik ke Soeharto.

Sekeluarnya dari penjara, Bung Tomo memfokuskan perhatiannya pada keluarga dan agama.
Beliau kemudian meninggal di usia 61 tahun saat tengah melakukan ibadah Haji. Namanya kini
dikenang sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Bung Tomo tercatat sebagai pahlawan nasional sejak 2 November 2008 melalui pengukungan
oleh Menteri Informasi dan Komunikasi M Nuh. Beliau adalah tokoh popoler pada peristiwa
pertempuran 10 November di Surabaya. Ia seorang orator, pembakar semangat juang untuk
bertempur sampai titik darah penghabisan, mempertahankan harga diri, tanah air dan bangsa
yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.Untuk lebih dekat lagi pada Bung Tomo
dengan membawa semangat nya untuk motivasi Kita jadi lebih baik lagi berikut adalah sedikit
kisah Kehidupan bung tomo yang bisa silahkan anda cermati untuntuk mengambil sisi positip
supaya kita juga termotivasi.
Sutomo (Surabaya, 3 Oktober 1920 – Makkah, 7 Oktober 1981) atau Bung Tomo adalah
pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk
melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA dan berakhir dengan peristiwa
pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.Sutomo
pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, ia menjadi staf pribadi di sebuah perusahaan
swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor
Belanda.Ia juga pernah bekerja sebagai polisi di kota Praja dan pernah pula menjadi anggota
Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor untuk perusahaan mesin
jahit “Singer” 

Sutomo dibesarkan dalam keluarga kelas menengah. Pendidikan menjadi hal penting yang harus
diperoleh Sutomo dan keluarganya. Sutomo berkepribadian ulet, pekerja keras, daya juangnya
sangat tinggi. Di Usia mudanya Sutomo aktif dalam organisasi kepanduan atau KBI. Ia juga
bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Pada 1944 ia anggota Gerakan Rakyat
Baru .Sejak kedatangan sekutu dan pasukan NICA di Surabaya, Bung Tomo berjuang mati-
matian mempertahankan Surabaya dari cengkeraman Sekutu dan NICA. Bung Tomo memiliki
pengaruh kuat di kalangan pemuda dan para pejuang. Ia dengan lantang membakar semangat
pejuang untuk bertempur habis-habisan melawan pasukan sekutu. Pertempuran tersebut dipicu
oleh tewasnya Brigjen AWS Malaby dalam kontak senjata dengan pejuang. Meskipun kekuatan
pejuang tidak seimbang dengan kekuatan pasukan sekutu, namun peristiwa pertempuran 10
November tercatat sebagai peristiwa terpenting dalam sejarah bangsa Indonesia .

Sekitar tahun 1950-an Bung Tomo mulai aktif dalam kehidupan politik. Ia sempat menjadi
Menteri negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim
pada 1955-1956 pada kabinet Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga pernah menjadi anggota
DPR 1956-1959 dari Partai Rakyat Indonesia. Pada masa pemerintahan orde Baru, Bung Tomo
banyak mengkritik kebijakan Soeharto yang dianggapnya mulai melenceng. Akibatnya tanggal
11 April 1978 ia ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Soeharto. Padahal jasanya

bebaskan dan tidak banyak aktif dalam kehidupan politik.Bung Tomo dikenal sebagai muslim
yang taat beribadah. Beliaupun wafat ketika menunaikan ibadah Haji di padang Arafah Makkah
tanggal 7 Oktober 1981.Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan
bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai