Anda di halaman 1dari 17

Tugas Individu!

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI


“Manajemen Strategi Berbasis Pendidikan Karakter Dalam
Pembentukan Akhlak Peserta Didik Di sekolah Dalam Menghadapi
Era Modernisasi Teknologi Informasi”

DI SUSUN OLEH :

ANONIM

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS (ANONIM)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Manajemen Strategi Berbasis Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Akhlak
Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua” ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat minim. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 28 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Manajemen Berbasis Karakter...........................................................4
B. Strategi Pembelajaran Berkarakter di Sekolah....................................................5
C. Pengertian Pendidikan Akhlak...............................................................................7
D. Manajemen Strategi Pendidikan Akhlak Di Sekolah...........................................9
E. Manajemen Akhlak Peserta Didik, di Era Modernisasi Tehnologi Informasi...10

BAB III PENUTUP..............................................................................................................13


A. Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah masalah serius seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan
zaman. Maka pendidikan dan pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, belajar untuk
menjadi dan belajar untuk hidup bersama (Fathurrohman, 2015: 27). Dunia pendidikan
adalah dunia yang sangat dinamis yang selalu bergerak dan selalu terjadi perubahan dan
pembaharuan. Sekolah seolah terus berpacu untuk memunculkan dan mengejar
keunggulannya masing-masing.
Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukansemata-mata kecerdasan
intelektual saja, melainkan kecerdasan menyeluruh sebagaiman tertuang dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan tujuan pendidikan nasional
yaitu: (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 Tahun 2003, Bab I Pasal
1 Ayat (1) “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spititual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan”.
Pada saat ini, banyak sekali peristiwa-peristiwa menyimpang yang mewarnai dunia
pendidikan, baik dari peserta didik maupun penyimpangan yang dilakukan oleh pendidik.
Halnya dianggap sepeleh seperti membantah kepada orang tua hingga penyimpangan
yang besar seperti narkoba dikalanga anak muda saat ini, dan masih banyak contoh
lainnya yang kita bisa dapatkan dilingkungan sekitar kita. Hal tersebut dapat menjadikan
indikasi bahwa secara kolektif maupun individual bangsa ini mengalami pelemahan
karakter sebagai bangsa yang bermartabat mulia.
Pendidikan karakter merupakan gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang
membina generasi muda yang beretika, bertanggung jawab, dan peduli. Pendidikan
karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation)
sehingga siswa mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi
kepribadiannya. Adanya kata akhlak mulia dalam rumusan tujuan pendidikan nasional
mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia mencita-citakan agar akhlak mulia menjadi
bagian dari karakter nasional. Hal tersebut diharapkan dapat terwujud melalui proses
pendidikan nasional yang berkelanjutan.

1
Akhlak mulia, menjadi harapan masyarakat dan bangsa, karena dengan akhlak mulia,
keluarga masyarakat, dan bangsa akan menjadi baik. Tujuan tersebut akan terwujud,
diawali dengan pembinaan akhlak peserta didik diberbagai tingkatan pendidikan.
Menciptakan akhlak mulia, bukankah seperti semudah membalik tangan, tentu butuh
proses karena terdapat variabel yang berpengaruh, seperti disiplin, motivasi, Istiqamah,
kesabaran dan variabel sosial ekonomi keluarga dan lingkungan sosial. Maka untuk
menghasilkan akhlak mulia, diperlukan campur tangan dari manajemen dengan
mendekatkan diri pada konstitusi serta institusi yang terlibat didalamnya.
Menciptakan akhlak mulia, bukanlah keinginan atau harapan tanpa dasar, tapi merupakan
amanat UUD 1945 pasal 31 ayat ( 3 ) Amandemen, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menegaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Menciptakan peserta didik berakhlak mulia, membutuhkan peran manejemen, karena
menciptakan akhlak mulia, tidak semudah yang kita kira, tidak seperti manajemen
produksi, misalnya industri kain, cepat melihat hasil produknya, tetapi manajemen
akhlak termasuk dalam rumpun sumber daya manusia, butuh proses panjang. Selain itu
pengaruh variable indevenden seperti kondisi ekonomi orang tua dan masyarakat,
lingkungan sosial, pengaruh Modernisasi tehnologi informasi. Hal yang juga terkait
dengan manajemen akhlak adalah keteladanan para pemimpin, pengajar, penyelenggara
pendidikan, orang tua dan lingkungan masyarakat, tidak saja mampu memberikan
contoh-contoh, tetapi lebih penting dari itu yaitu dapat menjadi contoh.
Modernisasi tehnologi informasi, dapat memperkuat atau melemahkan, bahkan bukan
saja sekedar pengaruh sebagaimana disebutkan di atas, tetapi pengaruh negatif bisa
menjadi ancaman, kerusakan akhlak generasi mendatang. Demikian ganasnya pengaruh
negatif perubahan-perubahan dari semua sisi sebagaimana diuraikan terdahulu, jika tidak
di manej dengan baik nilai-nilai akhlak, maka akan mengganggu terwujudnya akhlak
mulia masyarakat dan peserta didik. Sehingga dibutuhkan pembinaan akhlak melibatkan
fungsi-fungsi, unsur-unsur dan proses manajemen dengan pendekatan nilai-nilai agama,
sehingga mencapai klasifikasi akhlak mulia.
B. Rumusan Masalah

2
1. Apa itu Manajemen Berbasis Berkarakter
2. Bagaimana Strategi Pembelajaran Berkarakter di Sekolah
3. Bagagaimana cara Pembentukan Akhlak Peserta didik
4. Bagaimana cara Memaksimalkan peran Orang tua dalam pendididikan karakter?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna Manajemen Berbasis Berkarakter
2. Mengetahui Strategi Pembelajaran Berkarakter di Sekolah.
3. Mengetahui cara Pembentukan Akhlak Peserta didik.
4. Mengetahui cara Memaksimalkan peran Orang tua dalam pendididikan karakter.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Berbasis Berkarakte
Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage, yang berarti mengurus atau
mengelola.(Malayu S.P. Hasibuan, 1996: 1)Dalam arti khusus bermakna memimpin dan
kepemimpinan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga.
Terry dan Rue mengemukakan manajemen adalah “suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah
tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud yang nyata”. Tujuan manajemen
adalah untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang diperintahkannya demi
tercapainya suatu tujuan.
Manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan
yang berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai
faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola pembelajaran, guru sebagai
manajer melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelaja-
ran, mengorganisasikan pembelajaran, meng-arahkan dan mengevaluasi pembelajaran
yang dilakukan. Mulyasa mengemukakan bahwa: “Pembelajaran efektif dan berkarakter
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut, yaitu: pemanasan dan apersepsi,
eksplorasi, konsolidasi pembelajaran, pembentukan kompetensi dan karakter, serta
penilaian formatif”.
Manajemen pembelajaran berkarakter adalah suatu proses dimana kepala sekolah
bertindak sebagai manajer berusaha agar bisa mempengaruhi bawahannya yaitu guru
mata pelajaran dan seluruh staf serta perangkat sekolah lainnya untuk bisa merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran berbasis karakter bagi siswanya dengan melibatkan
semua pihak terkait demi tercapainya hasil dan proses pembelajaran bagi peserta didik
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang kemudian bisa dievalusikan secara
bersama-sama guna memeproleh hasil yang maksimal untuk perencanaan dan
pelaksanaan berikutnya.

B. Strategi Pembelajaran Berkarakter di Sekolah

4
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyusun atau merumuskan
hal-hal yang akan dilaksanakan. Kurikulum merupakan rancangan proses pembelajaran
disekolah yang berisi serangkaian proses kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar
guru yang disediakan oleh sekolah sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 bahwa: “Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.Prosedur pembelajaran berbasis karakter
merupakan keseluruhan proses usaha belajar dan pembentukan karakter peserta didik
yang
direncanakan. Menurut Mulyasa “kegiatan pembelajaran mencakup pembukaan, kegiatan
inti, atau pembentukan kompetensi, dan kegiatan penutup”. Adapun penjelasanya pada
uraian di bawah ini:
a. Pembukaan
Tindakan yang dapat dilakukan pada kegiatan pembukaan ini adalah pembinaan
keakraban dan pre tes.
1) Pembinaan keakraban
Tindakan pembinaan keakraban ini bertujuan untuk mengkondisikan para peserta didik
untuk mempersiapkan diri mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar di dalam kelas.
Peserta didik akan akan lebih fokus dalam belajar. Terbinanya suasana yang akrab sangat
penting untuk mengembangkan sikap terbuka dalam kegiatan belajar dan pembentukan
potensi peserta didik. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk membina
keakaraban di dalam kelas adalah sebagai berikut:
a) Di awal pertemuan pertama, guru memperkenalkan diri kepada peserta didik
dengan memberi salam, menyebutkan nama, alamat, pendidikan terakhir, dan
tugas pokoknya di sekolah.
b) Setiap peserta didik memperkenalkan diri dengan memberi salam, menyebutkan
nama, alamat, dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, serta mengapa
mereka belajar di sekolah ini.
2) Pre tes
Pre tes berguna dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan sebelum
penyampaian materi. Pre tes diadakan di awal
pertemaun. Adapun fungsi pre tes dalam proses pembelajaran adalah:

5
a) Menyiapkan peserta didik untuk belajar.
b) Mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses
pembelajaran yang dilakukan.
c) Mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan
ajar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.
d) Mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai
bagi peserta didik, kompetensi manasaja yang telah dikuasi peserta didik, dan
kompetensi mana yang perlu mendapat perhatian dan penekanan khusus bagi peserta
didik yang memerlukannya.
b. Kegiatan inti dan pembentukan karakter
Pada tahap ini, guru melaksanakan beberapa tindakan, yaitu: penyampaian informasi
tentang materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi dan
karakter peserta didik, serta bertukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi
standar atau memecahkan permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama.
c. Penutup
Kegiatan penutup pembelajaran dilakukan dengan pemberian tugas, refleksi dan post tes.
Tugas yang diberikan merupakan tindak lanjut dari pembelajaran inti atau pembentukan
kompetensi yang berkenaan dengan materi standar yang telah dipelajari maupun materi
yang akan dipelajari berikutnya. Refleksi dapat dilakukan oleh guru bersama dengan
peserta didik pada akhir pembelajaran, melalui perenungan kembali kejadian-kejadian
yang terjadi dalam pembelajaran.
Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di Indonesia yaitu bersumber
dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius,(2)
jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjakeras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis,(9)
rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi,
(13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli
lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Puskurbuk, 2011).
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat
suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan
pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-
menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik.
(Kusuma, 2007) Oleh karena itu, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik
ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke
pengamalan nilai secara nyata. Inilah rancangan pendidikan karakter (moral) yang oleh

6
Lickona (1991) disebut moral knowing, moral feeling, dan moral action (Pristine dan
Suryani, 2015).

C. Pengertian Pendidikan Akhlak


Tujuan utama diselenggarakannya pendidikan tidak hanya menciptakan peserta didik
yang cerdas secara intelektual tetapi juga untuk membangun kepribadian atau akhlak.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-Akhlak yang merupakan bentuk jamak dari kata
al-Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku. (Hamzah Ya‟qub, 1998: 11)
Dalam ensiklopedia pendidikan akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran
etika dan moral), yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar
terhadap Khaliknya dan sesama manusia. (Asmaran, 1994:2)
Secara terminologis, Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak sebagai keadaan gerak jiwa
yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.
(Rachmat Djatnika, 1996: 27)
Sedang menurut al-Ghazali akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa yang
memungkinkan seseorang melakukan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
seketika.(Hamed Reza Alavi, 2007: 313)
Pengertian tersebut di atas mununjukkan bahwa Akhlak merupakan sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai Islami karena mengandung nilai-nilai yang berperan sebagai
standar serta membimbing individu bertingkah laku dalam setiap situasi tertentu.
Artinya bahwa akhlak adalah ucapan dan perbuatan yang mulia yaitu buah dari
keimanan, keihklasan, keistiqomahan dan kesabaran seseorang dalam menjalankan
perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Pendidikan akhlak tidak sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah
kepada anak, tetapi lebih dari itu menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang
baik sehingga siswa paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik.(Ary
Ginanjar Agustian, 2005: 25)
Menurut Al Ghazali pendidikan akhlak mempunyai dua syarat, yaitu:
1) Perbuatan itu senantiasa tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dalam
jiwanya dengan pertimbangan dan pemikiran tanpa adanya tekanan dan paksaan
dari orang lain.

7
2) Perbuatan itu senantiasa dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama hingga
dapat menjadi kebiasaan.

Tujuan pendidikan akhlak selaras dengan pendidikan Islam, karena pendidikan akhlak
merupakan jiwa dari pendidikan Islam, danakhlak yang sempurna merupakan tujuan
sesungguhnya dari pendidikan Islam. Hal ini dikembangkan dengan beberapa cara,
yaitu: (Zakiah Daradjat, 1995: 1)
a) Menumbuh kembangkan dorongan dari dalam, yang bersumber pada iman dan
takwa.
b) Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak lewat ilmu pengetahuan,
pengamalan, dan latihan agar dapat membedakanyang baik dan buruk
c) Meningkatkan pendidikan kemauan, yang menumbuhkan kebebasan memilih
yang baik dan melaksanakannya, selanjutnya kemauan itu akan mempengaruhi
pikiran dan perasaan.
d) Latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang lain untuk bersama-
sama melakukan perbuatan baik tanpa paksaan.
e) Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik, sehingga perbuatan
baik itu menjadi keharusan moral dan perbuatan terpuji
Pendidikan akhlak pada tingkat institusi sekolah mengarah kepada terbentuknya budaya
sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan, kesehatan dan simbol-simbol yang dipraktikan
oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut. Indikator itu menjadi parameter sukses tidaknya lembaga sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan akhlak.

D. Manajemen Strategi Pendidikan Akhlak Di Sekolah


 Mewujudkan komitmen guru dalam pelaksanaan pendidikan akhlak
(komponen guru)
Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar
mengajar. Peran guru sebagai pengajar yang harus mampu menciptakan kondisi
belajar yang sebaik-baiknya. Selain itu sebagai pembimbing yang memberikan
bantuan kepada setiap siswa mencapai penyesuaian diri secara maksimal. Adapun
peran guru dalam pendidikan akhlak antara lain:

8
1) Keteladanan
Tugas guru sebagai teladan adalah memberikan contoh yang baik dalam dalam
perkataan dan perbuatan dimanapun ia berada.
2) Inspirator
Seorang guru akan menjadi sosok inspirator jika ia mampu membangkitkan
semangat untuk maju dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki guna
meraih prestasi bagi dirinya dan masyarakat.
3) Motivator
Beberapa usaha guru agar dapat mencapai motivator bagi siswa ialah
memberikan hadiah atau hukuman, memberi tahu hasil prestasi siswa, mengajar
menyenangkan, dan memahami perbedaan kemampuan siswa.
4) Dinamisator
Untuk menjadi dinamisator guru harus mempunyai kemampuan manajemen
terstruktur, kemampuan humainora dan sosial yang baik, kreatifitas tinggi, serta
kemampuan spiritual dan emosional.
 Mengintegrasikan pendidikan akhlak ke dalam kurikulum (komponen kurikulum)
Kurikulum merupakan ruh sekaligus guide dalam praktik pendidikan di lingkungan
sekolah. Gambaran kualifikasi yang diharapkan melekat pada setiap lulusan sekolah
akan tercermin dalam racikn kurikulum sekolah. Untuk mewujudkan pendidikan
akhlak, maka kurikulum yang disusun harus mencerminkan visi, misi, dan tujuan
sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan akhlak. Langkahlangkah dalam
pengembangan kurikulum pendidikan akhlak antara lain:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pendidikan akhlak
2) Merumuskn visi, misi, dan tujuan sekolah
3) Merumuskan indikator perilaku peserta didik
4) Mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
5) Mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan akhlak ke semua mapel
6) Mengembangkan instrumen penilaian pendidikan akhlak
7) Membangun komunikasi dan kerjasama denganm orang tua siswa
 Membuat rencana pembiayaan yang berpihak pada pelaksanaan pendidikan akhlak
(komponen pembiayaan)Pembiayaan pendidikan akhlak merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh, serta
pembinaan secara kontinu terhadap biaya pendidikan akhlak sehingga pelaksanaan

9
pendidikan akhlak dapat berjalan efektif dan efisien.Sumber dana pelaksanaaan
pendidikan akhlak dapat berasal dari pemerintah pusat dan daerah, orang tua siswa,
dan kelompok masyarakat.
 Mendesain dan menciptakan budaya sekolah berbasis pendidikan akhlak (komponen
pengelolaan)
Langkah pertama dalam mengaplikasikan pendidikan akhlak di sekolah adalah
menciptakan iklim budaya sekolah yang berakhlak yang akan membantu transformasi
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik menjadi warga sekolah yang
berakhlak. Hal ini termasuk perwujudan visi, misi, dan tujuan sekolah. Manajemen
iklim budaya sekolah merupakan salah satu kebijakan yang harus diperhatikan
sekolah dalam pelaksanaan pendidikan akhlak. Pembentukan budaya sekolah berbasis
pendidikan akhlak dapatdilakukan melalui keteladanan, kegiatan spontan saat guru
mengetahui perilaku siswa yang kurang baik, kisah teladaan, serta pengondisian
lingkungan sekolah.

E. Manajemen Akhlak Peserta Didik, di Era Modernisasi Tehnologi Informasi


Pembahasan manajemn baik secara etimologis maupun termonologis menurut pendapat
para ahli, disertai pembahsan secara mendalam, memberikan petunjuk kepada kita,
bagaimana pentingnya manajemen baik dalam fungsi-fungsi, unsur-unsur manajemen
dan proses manajemen, dapat menunjukkan kaifiat manajemen akhlak, semoga dapat
memberikan hikmah dalam pembinaan akhlak mulia.
Istiqamah adalah sikap dan perilaku orang yang berakhlak, benang merahnya apa yang
dibahas mengenai manajemen akhlak. Perlu dicermati bahwa modernisasi teknologi
informasi, ibarat pisau bermata dua, disatu sisi memiliki nilai positif, dilain sisi ada
negatifnya. Manfaatnya, manajemen akhlak, mensinkronisasikan nilai positif
modernisasi tehnlogi Informasi, seperti manfaat didunia pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, dengan nilai-nilai Akhlak. Model ini membutuhkan motivasi untuk belajar
sehingga lebih efektif dan efisien dan semakin banyak waktunya dimanfaatkan untuk
menimba ilmu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dian Wahyuningsih yang mengatakan bahwa Gelombang
digital atau digital tsunami membawa perubahan besar terhadap cara manusia belajar.
Ibarat peribahasa waktu adalah uang, saat ini orang memiliki motivasi tinggi untuk
belajar, lebih banyak waktunya untuk menimba ilmu. Sehingga semakin cepat orang
belajar dan semakin banyak hal yang dipelajari, menjadikan seorang kaya akan
10
pengalaman belajar. Orang-orang yang berakhlak serta cerdas mulai berpikir efisien dan
efektif, hanya bila diperlukan ia akan online, untuk memenuhi apa yang dibutuhkan.
Coba cermati bagaimana kondisi di Indonesia sekarang ini, betapa banyak orang yang
mengabaikan akhlak mulia, sebagaimana juga kritik yang disampaikan oleh
Koencoroningrat, sehingga masih banyak perilaku yang menyimpang atau zalim, mereka
asyik dengan menghimpun harta kekayaan didunia, bahkan rela dengan cara yang
bertentangan dengan akhlak. Sadar atau lalai, akibat penyimpangan akhlak tersebut,
Allah murka dan memperingatkan manusia dengan caranya sendiri. Lihatlah segala
peristiwa seperti gempa, tanah longsor, tsunami, banjir bandang, apakah tanda-tanda dari
Allah SWT, tidak membuat kita sadar dan segera kembali ke Akhlak yang telah
dicontohkan Rasulullh Saw.
Modernisasi akan terwujud, apabila masyarakat memiliki motivasi untuk merubah diri
kearah yang lebih baik, dibantu tehnologi informasi, sebagai buah kemajuan ilmu
pengetahuan. Perubahan nasib dari Tradisional kearah kehidupan modern yang
disimbulkan dengan tehnologi informasi, terganung kemauan dan kemampuan seseorang.
Modernisasi Tenologi Informasi, bisa berkembang, hanya dengan meluaskan manajemen
pendidikan, mengembangkan motif-motif melalui Ilmu pengetahuan, akhlak yang
responsip terhadap modernisai atau perubahan kearah yang lebih baik. Pengaruh
Tehnologi Informasi sebagai simbul modernisasi telah memberikan kemudahan,
kecepatan, efektif dan mengefisienkan gerakan manusia, untuk memenuhi hajat
masyarakat dan peserta didik.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik aktif mengembangkan potensi dirinya, sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
Peran pendidikan adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya guna bagi
bangsa dan negara sehingga berdampak positif pada kemajuan negara tersebut. Dewasa
ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan
akhlak pada lembaga pendidikan khususnya di sekolah-sekolah Islam. Tuntutan tersebut
didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan
remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi
moral.
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu
secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih
baik. (Kusuma, 2007) Oleh karena itu, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta
didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya
ke pengamalan nilai secara nyata. Inilah rancangan pendidikan karakter (moral) yang
oleh Lickona (1991) disebut moral knowing, moral feeling, dan moral action (Pristine
dan Suryani, 2015).
Oleh karena itu dibutuhkannya strategi agar lembaga pendidikan formal sebagai wadah
resmi pembinaan generasi muda dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan yang
mampu menghasilkan peserta didik yang siap bersaing di era globalisasi dengan tetap
memiliki kekuatan akhlak mulia sehingga terhindar dari pengaruh negatif modernisasi.
Modernisasi teknologi informasi, ibarat pisau bermata dua, disatu sisi memiliki nilai
positif, dilain sisi ada negatifnya. Manfaatnya, manajemen akhlak, mensinkronisasikan
nilai positif modernisasi tehnlogi Informasi, seperti manfaat didunia pendidikan,
kesehatan, kebudayaan, dengan nilai-nilai Akhlak. Model ini membutuhkan motivasi
untuk belajar sehingga lebih efektif dan efisien dan semakin banyak waktunya
dimanfaatkan untuk menimba ilmu.

12
Modernisasi Tenologi Informasi, bisa berkembang, hanya dengan meluaskan manajemen
pendidikan, mengembangkan motif-motif melalui Ilmu pengetahuan, akhlak yang
responsip terhadap modernisai atau perubahan kearah yang lebih baik. Pengaruh
Tehnologi Informasi sebagai simbul modernisasi telah memberikan kemudahan,
kecepatan, efektif dan mengefisienkan gerakan manusia, untuk memenuhi hajat
masyarakat dan peserta didik.
B. Saran
Dalam kesempatan ini, saya sangat mengharapkan saran atau kritik atas kekurangan
maupun kesalahan baik dari segi bahasa maupun pembahasannya. Maka dari itu saya
mengharapkan sekali kritik dan saran dari teman-teman maupun dan para pembaca agar
dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik. Saya mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini atas
saran dan kritiknya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://raisahadila.wordpress.com/2013/10/14/makalah-belajar-efektif-dan-efisien/

http://www.pendidikanekonomi.com/2016/04/indikator-pembelajaran-yang-efektif.html

http://repository.ut.ac.id/4324/1/MPDR5203-M1.pdf

Muhasim, H. 2019. Manajemen Akhlak Peserta Didik Di Era Modernisasi Teknologi


Informasi. STIT Palapa Nusantara Lombok-NTB

14

Anda mungkin juga menyukai