Disusun oleh :
Kelompok 7
T-BIO 2
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan makalah ini penulis masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan baik isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, dengan senang hati
penulis mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan
laporan ini. Semoga dengan selesainya penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis dan para pembaca.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks memahami fenomena ini, menarik apa yang disarankan UNESCO
bahwa pendidikan harus mengandung tiga unsur :
Unsur pertama dan kedua lebih terarah membentuk keinginan, agar sumberdaya
manusia mempunyai kualitas dalam pengetahuan dan keterampilan atau skill. Unsur ketiga
lebih terarah being menuju pembentukan karakter, misalnya; menghargai perbedaan
pendapat, tidak memaksakan kehendak, pengembangan sensitivitas sosial dan lingkungan
dan sebagainya.
Melihat perkembangan zaman sekarang, sepertinya kita berada pada era digital
semua aktivitas kegiatan dalam perkembangannya menjadi sangat lebih canggih melalui
sebuah perangkat teknologi Digital. Era digital merupakan suatu masa yang telah
mengalami perkembangan sebelumnya dari segala aspek kehidupan. Hal ini terus bergerak
tanpa bisa dihentikan. Disebabkan masyarakat sendiri yang menuntut dan menginginkan
segala sesuatu agar lebih mudah dan praktis.
1
secara drastis. Saat ini, terdapat kekhawatiran tentang perilaku siswa di era digital, dari
cyberbullying hingga pelanggaran hak cipta. Pendidikan karakter telah menjadi fokus
dunia pendidikan selama ribuan tahun baik secara formal maupun informal. Pendidikan
karakter sangat penting untuk tercapainya masyarakat demokratis yang mengandung
beberapa cita-cita seperti menghargai sesama, menjaga keadilan dan kesetaraan, peduli
terhadap kesejahteraan masyarakat, membantu sesama secara sukarela. Karakter sejak
dahulu kala dianggap sebagai kata yang diakui dengan konotasi khusus. Dengan kata lain,
ketika seseorang dianggap memiliki karakter yang baik seperti biasanya digunakan, orang
tersebut juga memiliki beberapa kualitas lain seperti kepercayaan, integritas, bersemangat
dan dapat diandalkan.
Dalam segi agamanya, peran Pendidikan Agama Islam di sini dalam pengajarannya
bertujuan menjadikan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia
terhadap sesamanya, berbudi pekerti adil dan jujur, memiliki rasa saling menghargai yang
tinggi satu sama lain, sifat disiplin, dan aktif membangun peradaban kehidupan yang
berkarakter, terlebih khusus dalam membangun peradaban Islam yang damai dan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, bahkan perubahan zaman seperti yang ada kini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran di era teknologi.
2. Menelaah proses pendidikan Indonesia di era teknologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Karakter
Karakter adalah sifat khas, kualitas dan kekuatan moral pada seseorang atau
kelompok. Puskur (Pusat Kurikulum) memberikan suatu definisi atau
pengertian karakter sebagai watak tabiat, akhlak, ataukepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi nilai-nilai kebajikan yang dapat menjadi
suatu keyakinan dandigunakannya sebagai landasan cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak.
1
Tim Pengembangan FIP-UPI. 2007. Panduan Pendidikan Karakter.Universitas Pendidikan Indonesia :
Bandung.
3
mengandung pengertian bahwa mutu karakter lulusan memiliki
ketergantungan kuat terhadap kualitas manajemen sekolahnya. Hal ini
disebabkan karena proses pembentukan karakter harus terintegrasi kedalam
berbagai bentuk kegiatan sekolah.
Menurut Imam Ghozali yaitu salah satu ahli filsafat islam menganggap
bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam
bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia
sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Karakter Islami adalah
karakter yang berlandaskan agama islam, yaitu serangkaian perilaku normatif
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, yang
normanya di turunkan dari ajaran dari ajaran islam, yang bersumber dari Al
Quran, dan As Sunnah.
4
lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginannya yang
timbul.
2
Rifa’I, Ahmad dan Ifham Choli. 2019. Spektra. Relevansi Pendidikan Agama Islam Terintegrasi Dalam
Membangun Karakter Bangsa di Era Digital 4.0. Vol 1, No. 1. Hal. 51.
5
pembelajaran. Dimana siswa dengan karakter yang baik dapat menciptakan
kegiatan pembelajaran yang baik sehingga bisa membuat kegiatan
pembelajaran yang berkualitas.
a. Religius
b. Jujur
Dengan menjadi pribadi yang jujur, akan menjadikan diri kita sebagai
sosok yang selalu dapat dipercaya dalam hal apapun. Perilaku jujur
dapat dilakukan dimana saja seperti tidak berbohong kepada orangtua.
c. Toleransi
Kita hidup di negara “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga sangatlah
penting adanya sifat toleransi kepada sesama masyarakat Indonnesia.
Contoh dalam perilaku sehari-hari adalah tidak memaksakan pendapat
sendiri di atas kepentingan golongan,dll
d. Disiplin
e. Kerja Keras
3
Tebi, dkk. 2023. Populer. Pentingnya Karakter Untuk Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Era Digital. Vol. 2. No. 1. Hal. 196-198.
7
f. Kreatif
g. Mandiri
Manusia harus mampu melakukan apa apa sendiri sehingga kita tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Contoh dalam perilaku sehari-hari adalah mampu melaksanakan tugas
sendiri bila masih dapat dilakukan sendiri,
h. Demokratis
4
Matsutono. 2020. Pergaulan Sehat Remaja.
Kemendikbudristek.https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/8-upaya-penerapan-pendidikan-
karakter-bagi-peserta-didik-di-sekolah/
5
Stearns, P. N. (2018). The industrial revolution in world history: Fourth edition. Routledge.
6
Halili, S. H. (2019). Technological advancements in education 4.0. The Online Journal of Distance Education
and E-Learning, Vol. 7, No. 1, Hal. 63–69.
8
Era revolusi Industri 4.0 membawa tuntutan tersendiri bagi dunia
pendidikan. Dalam situasi ini, setiap lembaga pendidikan harus
mempersiapkan kemampuan literasinya dengan orientasi baru dalam bidang
pendidikan. Kemampuan literasi tersebut berupa literasi data, teknologi dan
sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk menganalisa
dan menggunakan informasi dari data yang bermunculan melalui dunia
digital. Literasi teknologi merupakan kemampuan dalam memahami sistem
teknologi dan mekanika dunia kerja, sedangkan literasi sumber daya
manusia merupakan kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku dan
berkarakter.7
Guru dan peserta didik bukan saja bersaing dengan kecerdasan sesama
manusia akan tetapi harus bersaing dengan mesin/robot. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan harus dapat senantiasa menunjang proses belajar
mengajarnya dalam mengintegrasikan metode yang lebih inovatif.
Mempersiapkan tenaga yang kompeten dan kreatif dalam bidangnya
merupakan tugas dari pendidikan. Penelitian terdahulu lebih menekankan
pada peran dan tantangan guru dalam menghadapi era 4.0 dan saat ini sudah
mulai memasuki era 5.0.
Oleh karena era pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang sangat berat
bagi tenaga pendidik, yaitu dimana pendidik harus dapat menguasai dan
memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran, maka upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah
dengan penggunaan teknologi pendidikan serta menetapkan tujuan dan
standar kompetensi pendidikan. Kurikulum harus mampu mengarah dan
7
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design principles for industrie 4.0 scenarios. 2016 49th Hawaii
International Conference on System Sciences (HICSS), 3928–3937. DOI: .10.1109/HICSS.2016.488
9
membentuk siswa era revolusi industri 4.0 dengan penekanan pada bidang
Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM).
Guru dalam pendidikan era 4.0 memiliki peran yang penting yaitu untuk
meneruskan dan mengembangkan nilai budi kehidupan kepada peserta
didik. Guru juga berperan sebagai pengajar yang memberi pemahaman ilmu
pengetahuan dengan dukungan teknologi, dan guru juga berperan sebagai
pelatih dengan mengembangkan keterampilan sebagai apilkasi. Guru era
revolusi industri 4.0 harus menanamkan nilai karakter budi perkerti mulia
kepada peseta didik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
Oleh karena itu, guru tidak mampu digantikan oleh mesin atau robot, karena
guru mampu mengajarkan nilai budi perkerti, tauladan, dan nilai-nilai
softskill lainnya yang itu semua terdapat dalam karakter seorang guru.8
8
Sabaruddin, 2022, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Pendidikan Indonesia dalam
menghadapi era 4.0. Vol. 10, No. 1, Hal 47. http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa
10
merangsang kecerdasan siswa akan meningkat sehingga siswa
diberikan kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai
kecerdasan yang dimilikinya.
d. Melek Teknologi
9
Astuti,dkk. 2019, Seminar Nasional Pascasarjana, Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan
Era Revolusi Industri 4.0, UNNES.
11
Selain memberi panduan hidup kepada manusia agar menjadi
manusia yang bertaqwa yang dapat selamat dan menyelamatkan, Al-
Qur’an banyak terkandung informasi-informasi ilmiah. Walaupun Al-
Qur’an bukan merupakan kitab sains dan teknologi, ia banyak memuat
informasi sains dan teknologi, tapi ia hanya menyatakan bagian-bagian
asas yang sangat penting saja dari ilmu-ilmu dan teknologi yang
dimaksud. Al Qur’an juga mendorong umat Islam untuk belajar,
mengkaji dan menganalisa alam ciptaan Allah ini.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-
nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud
dalam sikap dan perilaku yang baik. Karakter Islami adalah karakter yang berlandaskan
agama islam, yaitu serangkaian perilaku normatif manusia, baik sebagai makhluk
individu maupun makhluk sosial, yang normanya di turunkan dari ajaran dari ajaran
islam, yang bersumber dari Al Quran, dan As Sunnah. 8 Nilai yang harus dimiliki
peserta didik di era terknologi yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri dan demokratis. Kemampuan yang harus dimiliki di Era industi 4.0
meliputi: leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence,
entrepreneurship, global citizenship, problem solving, dan team-working.
B. Saran
Pada era teknologi saat ini diperlukan peran para tenaga pendidik yang lebih peka
terhadap perkembangan teknologi karena dalam mewujudkan pendidikan yang
berkualitas harus didasari oleh guru yang kompeten sehingga siswa dapat dididik
sesuai dengan kebutuhan zaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. 2016. Design principles for industrie 4.0 scenarios.
2016 49th Hawaii International Conference on System Sciences (HICSS), 3928–3937.
DOI: .10.1109/HICSS.2016.488
Rifa’I, Ahmad dan Ifham Choli. 2019. Relevansi Pendidikan Agama Islam Terintegrasi
Dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Digital. Spektra. 4.0. Vol 1, No. 1. Hal. 51.
Stearns, P. N. 2018. The industrial revolution in world history: Fourth edition. Routledge.
Tebi, dkk. 2023. Pentingnya Karakter Untuk Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Era Digital. Populer. Vol. 2. No. 1. Hal. 196-198.
14