Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

NILAI-NILAI YANG PERLU DIKEMBANGKAN DALAM PROSES


PEMBELAJARAN DI ERA TEKNOLOGI
Mata Kuliah : Etika Akademik

Dosen Pengampu : Rohani, S.Ag, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 7

Najwa Hasyifa (0310222053)

Anjelita Sinaga (0310223044)

T-BIO 2

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji dan syukur saya panjatkan


atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita rahmat kesehatan dan karunia
yang dilimpahkan-Nya, dan juga yang pemakalah hormati Ibu Rohani, S.Ag, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Etika Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulisan
kepada pemakalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Nilai-Nilai
yang Perlu Dikembangkan Dalam Proses Pembelajaran di Era Teknologi. Sebagai tugas
terstruktur mata kuliah Etika Akademik.

Dalam penulisan makalah ini penulis masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan baik isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, dengan senang hati
penulis mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan
laporan ini. Semoga dengan selesainya penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis dan para pembaca.

Medan, 6 Mei 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2

C. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Pendidikan Karakter .......................................................................................................... 3

B. Pembelajaran Dalam Pendidikan di Masa Era Teknologi Digital ....................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU
Sisdiknas menyebutkan “Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
pesrta didik peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Tujuan pendidikan mengisyaratkan bahwa core value pembangunan masyarakat


Indonesia bersumber pada nilai-nilai ketuhanan dan akhlak mulia, yang bermakna bahwa
pendidikan nilai merupakan bagian yang penting dalam sistem pengajaran di
Indonesia.Namun kenyataannya, sampai saat ini masih marak isu tentang merosotnya
nilai-nilai moral di kalangan pelajar.

Dalam konteks memahami fenomena ini, menarik apa yang disarankan UNESCO
bahwa pendidikan harus mengandung tiga unsur :

1. Belajar untuk tahu (learn to know)

2. Belajar untuk berbuat (learn to do) dan

3. Belajar untuk hidup bersama (learn to live together).

Unsur pertama dan kedua lebih terarah membentuk keinginan, agar sumberdaya
manusia mempunyai kualitas dalam pengetahuan dan keterampilan atau skill. Unsur ketiga
lebih terarah being menuju pembentukan karakter, misalnya; menghargai perbedaan
pendapat, tidak memaksakan kehendak, pengembangan sensitivitas sosial dan lingkungan
dan sebagainya.

Melihat perkembangan zaman sekarang, sepertinya kita berada pada era digital
semua aktivitas kegiatan dalam perkembangannya menjadi sangat lebih canggih melalui
sebuah perangkat teknologi Digital. Era digital merupakan suatu masa yang telah
mengalami perkembangan sebelumnya dari segala aspek kehidupan. Hal ini terus bergerak
tanpa bisa dihentikan. Disebabkan masyarakat sendiri yang menuntut dan menginginkan
segala sesuatu agar lebih mudah dan praktis.

Meningkatnya ketersediaan teknologi informasi dan Internet memberi tantangan


pada pemahaman kita tentang bagaimana pendidikan diatur dan disampaikan, menciptakan
lingkungan belajar baru dimana siswa yang terisolasi sekarang terhubung dengan guru dari
seluruh dunia. Tidak terbantahkan bahwa teknologi telah mengubah dunia pendidikan

1
secara drastis. Saat ini, terdapat kekhawatiran tentang perilaku siswa di era digital, dari
cyberbullying hingga pelanggaran hak cipta. Pendidikan karakter telah menjadi fokus
dunia pendidikan selama ribuan tahun baik secara formal maupun informal. Pendidikan
karakter sangat penting untuk tercapainya masyarakat demokratis yang mengandung
beberapa cita-cita seperti menghargai sesama, menjaga keadilan dan kesetaraan, peduli
terhadap kesejahteraan masyarakat, membantu sesama secara sukarela. Karakter sejak
dahulu kala dianggap sebagai kata yang diakui dengan konotasi khusus. Dengan kata lain,
ketika seseorang dianggap memiliki karakter yang baik seperti biasanya digunakan, orang
tersebut juga memiliki beberapa kualitas lain seperti kepercayaan, integritas, bersemangat
dan dapat diandalkan.

Dalam segi agamanya, peran Pendidikan Agama Islam di sini dalam pengajarannya
bertujuan menjadikan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia
terhadap sesamanya, berbudi pekerti adil dan jujur, memiliki rasa saling menghargai yang
tinggi satu sama lain, sifat disiplin, dan aktif membangun peradaban kehidupan yang
berkarakter, terlebih khusus dalam membangun peradaban Islam yang damai dan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, bahkan perubahan zaman seperti yang ada kini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pendidikan di era teknologi?


2. Apa saja nilai yang harus ditanamkan kepada siswa/I di era teknolgi saat ini?
3. Mengapa pendidikan karakter menjadi urgensi di era teknologi?
4. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki peserta didik di era teknologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran di era teknologi.
2. Menelaah proses pendidikan Indonesia di era teknologi

3. Memahami urgensi pendidikan karakter dalam pendidikan di era tekmologi.


4. Agar mengetahui kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa/I di era
teknologi saat ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Karakter adalah sifat khas, kualitas dan kekuatan moral pada seseorang atau
kelompok. Puskur (Pusat Kurikulum) memberikan suatu definisi atau
pengertian karakter sebagai watak tabiat, akhlak, ataukepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi nilai-nilai kebajikan yang dapat menjadi
suatu keyakinan dandigunakannya sebagai landasan cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak.

Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan


nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong
dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.Pendidikan karakter bukan
terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat,
mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan
melingkupi proses pembelajaran pembiasaan sikap dan perilaku yang baik)
Pendidikan karakter tidak berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan.

Proses terbentuknya pendidikan karakter), yaitu :

1) Melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan dan


pengaruh lingkungan,kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga
menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku.

2) Sikap dan perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga


menjadi kebiasaan.

3) Kebiasaan tersebut dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter.1

Jadi bahwa keberhasilan dalam proses pembentukan karakter lulusan


suatu satuan pendidikan, akan ditentukan bukan oleh kekuatan proses
pembelajaran, tetapi akan ditentukan oleh kekuatan manajemennya, yang

1
Tim Pengembangan FIP-UPI. 2007. Panduan Pendidikan Karakter.Universitas Pendidikan Indonesia :
Bandung.

3
mengandung pengertian bahwa mutu karakter lulusan memiliki
ketergantungan kuat terhadap kualitas manajemen sekolahnya. Hal ini
disebabkan karena proses pembentukan karakter harus terintegrasi kedalam
berbagai bentuk kegiatan sekolah.

2. Peran Pendidikan Islam Dalam Membentuk Karakter Bangsa

Menurut Imam Ghozali yaitu salah satu ahli filsafat islam menganggap
bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam
bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia
sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Karakter Islami adalah
karakter yang berlandaskan agama islam, yaitu serangkaian perilaku normatif
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, yang
normanya di turunkan dari ajaran dari ajaran islam, yang bersumber dari Al
Quran, dan As Sunnah.

Pendidikan Agama Islam adalah sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan


rohani dan jasmani menurut ajaran Agama Islam dengan hikmah mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran
agama Islam. Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta
mengajarkan dan melatih, mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa
anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang
ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran,
sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur.

Pembinaan kepribadian/karakter atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk


melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh
atau dituju dalam pembentukan kepribadian/karakter ini adalah kepribadian
yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya
dengan tingkat keimanan.

Dalam pembentukan karakter seseorang, hendaknya setiap guru menyadari


bahwa dalam pembentukan karakter sangat diperlukan pembinaan dan latihan-
latihan akhlak pada siswa, bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus
diajarkan ke arah kehidupan praktis. Agama sebagai unsur esensi dalam
kepribadian manusia dapat memberi peranan positif dalam perjalanan
kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara mutlak.
Dalam hal pembentukan karakter seseorang, pendidikan agama mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan.

Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan


yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdasarkan emosi. Jika ajaran agama
sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan seseorang
sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan

4
lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginannya yang
timbul.

Telah kita ketahui banyak anak-anak memiliki kepribadian buruk yang


mengakibatkan merosotnya moral. Betapa pentingnya pendidikan agama untuk
seseorang, dan betapa pula besarnya bahaya yang terjadi akibat kurangnya
pendidikan agama itu. Untuk itu, perlu kiranya kita mencari jalan yang dapat
mengantar kita kepada terjaminnya kepribadian yang dapat menciptakan dan
memelihara ketentraman dan kebahagiaan masyarakat dan bangsa di kemudian
hari. 2

Pendidikan agama pada dunia pendidikan merupakan modal dasar bagi


anak untuk mendapatkan nilai-nilai ketuhanan, bahwa betapa pentingnya nilai-
nilai agama diajarkan kepada anak, dimana dalam dunia pendidikan dicakup
dalam satu bidang garapan yaitu pendidikan agama. Pendidikan agama dalam
kehidupan tidaklah sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru di sekolah,
melainkan juga orang tua sebagai contoh nyata dalam kehidupan anak.
Bagaimana mungkin anak akan berkarakter baik, jika orang tuanya hidup dalam
ketidakbaikan. Oleh karena itu pendidikan agama harus ditanamkan kepada
anak dimanapun ia berada, baik formal maupun non formal.

Konsep pendidikan karakter sebenarnya telah ada sejak zaman Rasulullah


SAW. Hal ini terbukti dari perintah Allah bahwa tugas pertama dan utama
Rasulullah adalah sebagai penyempurna akhlak bagi umatnya. Pembahasan
substansi makna dari karakter sama dengan konsep akhlak dalam Islam,
keduanya membahas tentang perbuatan prilaku manusia. Al-Ghazali
menjelaskan jika akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang
darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu
adanya pemikiran dan pertimbangan.

3. Pentingnya Pendidikan Karakter

Berikut beberapa alasan mengapa pendidikan karakter sangat penting dalam


pembelajaran :

a. Membentuk Karakter Yang Baik

Pendidikan karakter dapat membantu untuk membentuk karakter


yang baik pada siswa, seperti integritas, tanggung jawab, disiplin,
kerjasama, serta rasa hormat terhadap sesama. Dengan karakter yang baik
siswa dapat membangun sikap positif dalam kehidupan dan mengatasi
situasi yang sulit dengan baik. Hal ini tentunya sangatlah baik dalam

2
Rifa’I, Ahmad dan Ifham Choli. 2019. Spektra. Relevansi Pendidikan Agama Islam Terintegrasi Dalam
Membangun Karakter Bangsa di Era Digital 4.0. Vol 1, No. 1. Hal. 51.

5
pembelajaran. Dimana siswa dengan karakter yang baik dapat menciptakan
kegiatan pembelajaran yang baik sehingga bisa membuat kegiatan
pembelajaran yang berkualitas.

b. Meningkatkan Kualitas Hidup

Pendidikan karakter dapat membantu meningkatkan kualitas hidup


siswa. Baik dalam hal interpesonal, keberhasilan akademik, dan kesuksesan
dalam karir. Siswa yang memiliki karakter yang baik lebih cenderung
mampu mengambil keputusan yang baik dan mengatasi tekanan dengan
lebik baik. Ketika sudah dewasa nanti tentu setiap manusia harus dapat
mengambil keputusan yang terbaik untuk hidupnya. Selain itu, akan ada
banyak tekanan yang dihadapi kelak ketika sudah menjadi dewasa. Untuk
dapat menghadapi ini semua diperlukan karakter yang baik dan kuat untuk
dapat mengambil setiap keputusan dan menghadapi setiap tekanan. Melalui
pendidikan karakter dalam pembelajaran hal ini dapat ditanamkan kepada
peserta didik.

c. Meningkatkan Pengalaman Belajar

Adanya pendidikan karakter membuat siswa dapat memperoleh


pengalaman belajar yang lebih holistik dan bermakna. Peserta didik dapat
memahami bagaimana nilai-nilai moral dan etika dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi
keberhasilan hidup mereka. Pengalaman belajar yang bermakna tentunya
akan memberikan kesan yang menarik sehingga bisa menjadi motivasi
untuk terus belajar mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, pendidikan
karakter yang dapat meningkatkan pengalaman belajar dapat menjadi
upaya strategis dalam keberhasilan sebuah pembelajaran.

d. Membentuk Warga Negara Yang Baik

Dengan pendidikan karakter yang baik dapat membentuk warga


negara yang baik dan berbudaya, yang mampu berkontribusi pada
masyarakat secara positif. Siswa yang memiliki karakter yang baik juga
lebih mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan
berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Melalui pendidikan karakter yang
dalam pembelajaran, budaya serta hal-hal baik pada siswa dapat
ditanamkan dalam rangka menyiapkan warga negara yang baik dan
bermanfaat bagi masyarakat.

e. Meningkatkan Toleransi dan Kesetaraan

Pendidikan karakter dapat membantu meningkatkan toleransi dan


kesetaraan diantara siswa dari latar belakang yang berbeda. Siswa dapat
memahami pentingnya menghormati perbedaan dan menghargai
6
keberagaman dalam masyarakat. Apalagi Indonesia adalah negeri yang
kaya akan keanekaragaman budaya. Untuk merawat keanekaragaman ini
dibutuhkan karakter yang baik sehingga dapat menjaga toleransi dan
menghargai kesetaraan. Maka dari itu, pendidikan karakter dalam
pembelajaran adalah sebuah upaya menjaga keharmonisan bangsa di
tengah perbedaan yang mewarnai negeri ini. 3

4. 8 Nilai Karakter yang Harus Ditanamkan Kepada Peserta didik

a. Religius

Sifat religius dapat dilakukan dengan menjadi individu yang patuh


dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Contoh sehari hari yang dapat diterapkan adalah dengan
membaca alquran sebelum memulai pelajaran atau ibadah lain sesuai
agama yang dianut peserta didik.

b. Jujur
Dengan menjadi pribadi yang jujur, akan menjadikan diri kita sebagai
sosok yang selalu dapat dipercaya dalam hal apapun. Perilaku jujur
dapat dilakukan dimana saja seperti tidak berbohong kepada orangtua.

c. Toleransi
Kita hidup di negara “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga sangatlah
penting adanya sifat toleransi kepada sesama masyarakat Indonnesia.
Contoh dalam perilaku sehari-hari adalah tidak memaksakan pendapat
sendiri di atas kepentingan golongan,dll

d. Disiplin

Dengan adanya sifat disiplin masyarakat dapat menunjukkan perilaku


tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh sehari-
hari yang bisa kita lakukan adalah dengan menaati peraturan cara
berpakaian yang sopan di sekolah.

e. Kerja Keras

Masyarakat Indonesia memiliki semangat dan kerja keras yang tinggi


dalam hal apapun yang mereka lakukan. Sifat kerja keras dapat
ditunjukan dengan selalu serius dan sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

3
Tebi, dkk. 2023. Populer. Pentingnya Karakter Untuk Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Era Digital. Vol. 2. No. 1. Hal. 196-198.

7
f. Kreatif

Pada era globalisasi seperti ini, pemikiran kreatif sangatlah dibutuhkan..


Karena itu kita harus bisa berfikir outside of the box sehingga kita
mampu menghasilkan karya yang inovatif dan berguna bagi banyak
orang.

g. Mandiri

Manusia harus mampu melakukan apa apa sendiri sehingga kita tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Contoh dalam perilaku sehari-hari adalah mampu melaksanakan tugas
sendiri bila masih dapat dilakukan sendiri,

h. Demokratis

Masyarakat indonesia haruslah memiliki kepribadian yang


demokratis.Contoh sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan
menyeimbangkan hak dan kewajiban, baik itu untuk diri sendiri maupun
orang lain. 4

B. Pembelajaran Dalam Pendidikan di Masa Era Teknologi Digital

1. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri merupakan sejarah berkembangnya dunia selama tiga


abad terakhir yang bersifat berkelanjutan dalam membangun kehidupan
dunia yang modern5 dengan meningkatnya konektivitas, perkembangan
dalam sistem digital, kecerdasan artifisial, dan virtual dengan koneksi
sistem informatika. Revolusi industri 4.0 dimulai sejak tahun 2010-an
dimana teknologi sudah dikenal sejak kecil hingga sekarang merupakan
hasil dari kombinasi dari generasi sebelumnya, sehingga mengakibatkan
perubahan secara signifikan seperti perubahan sosial, tata laksana organisasi
industri, ekonomi makro dan teknologi yang digunakan sekarang bahkan
dalam dunia pemebelajaran (Halili, 2019; Ismail et al., 2020).6

4
Matsutono. 2020. Pergaulan Sehat Remaja.
Kemendikbudristek.https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/8-upaya-penerapan-pendidikan-
karakter-bagi-peserta-didik-di-sekolah/

5
Stearns, P. N. (2018). The industrial revolution in world history: Fourth edition. Routledge.

6
Halili, S. H. (2019). Technological advancements in education 4.0. The Online Journal of Distance Education
and E-Learning, Vol. 7, No. 1, Hal. 63–69.

8
Era revolusi Industri 4.0 membawa tuntutan tersendiri bagi dunia
pendidikan. Dalam situasi ini, setiap lembaga pendidikan harus
mempersiapkan kemampuan literasinya dengan orientasi baru dalam bidang
pendidikan. Kemampuan literasi tersebut berupa literasi data, teknologi dan
sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk menganalisa
dan menggunakan informasi dari data yang bermunculan melalui dunia
digital. Literasi teknologi merupakan kemampuan dalam memahami sistem
teknologi dan mekanika dunia kerja, sedangkan literasi sumber daya
manusia merupakan kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku dan
berkarakter.7

Guru dan peserta didik bukan saja bersaing dengan kecerdasan sesama
manusia akan tetapi harus bersaing dengan mesin/robot. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan harus dapat senantiasa menunjang proses belajar
mengajarnya dalam mengintegrasikan metode yang lebih inovatif.
Mempersiapkan tenaga yang kompeten dan kreatif dalam bidangnya
merupakan tugas dari pendidikan. Penelitian terdahulu lebih menekankan
pada peran dan tantangan guru dalam menghadapi era 4.0 dan saat ini sudah
mulai memasuki era 5.0.

kemampuan yang harus dimiliki di Era industi 4.0 meliputi: leadership,


digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship,
global citizenship, problem solving, dan team-working. Pendidik dan
perserta didik harus dapat mem- Pendidikan Indonesia dalam menghadapi
era 4.0 persiapkan diri dalam menghadapai era 4.0 dengan memperbaharui
proses dan pola pembelajaran dalam penyampain maupun penggunaan
teknologi digitala sehingga terintegrasikan ilmu pengetahuan melalui
pendidikan dengan lingkungan masyarakat maupun bersaing dalam dunia
kerja. Berdasarkan permasalahan yang diperoleh oleh peneliti, maka perlu
dilakukan pengkajian untuk mempersiapkan guru dalam menghadapi era
revolusi industri 4.0 di bidang pendidikan. Artikel ini disusun bertujuan
untuk memaparkan persiapan pendidik untuk menghadapi era revolusi
industri 4.0 hingga 5.0 dalam menjalankan pembelajaran di sekolah.

Oleh karena era pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang sangat berat
bagi tenaga pendidik, yaitu dimana pendidik harus dapat menguasai dan
memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran, maka upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah
dengan penggunaan teknologi pendidikan serta menetapkan tujuan dan
standar kompetensi pendidikan. Kurikulum harus mampu mengarah dan

7
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design principles for industrie 4.0 scenarios. 2016 49th Hawaii
International Conference on System Sciences (HICSS), 3928–3937. DOI: .10.1109/HICSS.2016.488

9
membentuk siswa era revolusi industri 4.0 dengan penekanan pada bidang
Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM).

Guru dalam pendidikan era 4.0 memiliki peran yang penting yaitu untuk
meneruskan dan mengembangkan nilai budi kehidupan kepada peserta
didik. Guru juga berperan sebagai pengajar yang memberi pemahaman ilmu
pengetahuan dengan dukungan teknologi, dan guru juga berperan sebagai
pelatih dengan mengembangkan keterampilan sebagai apilkasi. Guru era
revolusi industri 4.0 harus menanamkan nilai karakter budi perkerti mulia
kepada peseta didik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
Oleh karena itu, guru tidak mampu digantikan oleh mesin atau robot, karena
guru mampu mengajarkan nilai budi perkerti, tauladan, dan nilai-nilai
softskill lainnya yang itu semua terdapat dalam karakter seorang guru.8

2. Strategi Pembelajaran Pada Era Revolusi Industru 4.0

Strategi pembelajaran berpengarauh terhadap pola pikir dan apa yang


akan dihasilkan siswa kelak nanti. Pemilihan strategi pembelajaran
mempunyai peranan penting dalam menyiapkan siswa menghadapi Era
Revolusi Industri 4.0. Adapun lima strategi yang bisa digunakan guru
dalam pembelajaran :

a. Membantu siswa dalam belajar

Proses pembelajaran yang terjadi adalah teacher center. Guru


sebagai sumber informasi satu-satunya di dalam kelas. Guru
menjelaskan pembelajaran, siswa diberikan waktu untuk menyalin
catatan di papan tulis, siswa mengerjakan latihan soal,
pembahasan, dan dilanjutkan dengan penilaian. Untuk anak yang
memperoleh nilai yang baik, mendapatkan apresiasi dari guru.
Namun untuk siswa yang belum mendapat nilai baik, belum ada
tindakan khusus/ remedial dari guru

b. Adanya kesempatan untuk berkembang dan berprestasi

Howard Garner mengungkapkan ada sembilan kecerdasan


majemuk, meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis,
kecerdasan ruang, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Guru bisa mengembangkan
kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa saat pembelajaran di
kelas. Pemberian stimulus dan pengarahan guru mampu

8
Sabaruddin, 2022, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Pendidikan Indonesia dalam
menghadapi era 4.0. Vol. 10, No. 1, Hal 47. http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

10
merangsang kecerdasan siswa akan meningkat sehingga siswa
diberikan kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai
kecerdasan yang dimilikinya.

c. Penguatan Pendidikan Karakter (PKK)

PPK memiliki peranan penting seperti ancaman keutuhan dan


masa depan bangsa, menghadapi tantangan global, dan
membentuk etika pada siswa (Kemendikbud, 2017). Kunci
penerapan PPK terletak pada pembiasaan (habit) di sekolah. Guru
memiliki peranan besar dalam penanaman pendidikan karakter.

d. Melek Teknologi

Pemanfaatan teknologi yang tepat dalam pembelajaran


memberikan tambahan pengetahuan yang baik kepada guru untuk
ditransfer ke siswa. Sebaiknya guru mampu memanfaatkan
fasilitas teknologi seperti dengan pencarian bahan ajar yang lebih
menarik sehingga siswa bersemangat mengikuti pembelajaran.

e. Menjadi Guru Efektif

Guru efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara


menjadi lebih baik (Henson & Eller dalam Fatimaningrum, 2011).
Guru efektif bukan hanya mengetahui pelajaran, namun
bagaimana guru mampu menyampaikan kepada siswa dengan
baik. Dengan cara pikir guru mau menjadi lebih baik, guru akan
mencari solusi apabila dalam pembelajaran, ilmu yang ditransfer
ke siswa belum sepenuhnya dipahami. 9

3. Integrasi Pendidikan Islam dengan sains dan teknologi di era digital.

Manusia sebagai ciptaan Tuhan dengan kesempurnaan akal


pikirannya, di dalam ajaran Islam, dianjurkan untuk membaca ayat-ayat
yang tersirat lewat fenomena dan keteraturan alam. Dengan kajian-
kajiannya yang kemudian menjadi ilmu pengetahuan dan teraplikasi
dalam wujud teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan
sejahtera. Dengan mengetahui dan merenungi berbagai keteraturan dan
fenomena alam yang ada akan menimbulkan keimanan, ketakwaan, dan
kesadaran rohaniyah dalam diri manusia bahwa betapa kecilnya
makhluk manusia dan betapa besarnya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta serta segala isinya.

9
Astuti,dkk. 2019, Seminar Nasional Pascasarjana, Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan
Era Revolusi Industri 4.0, UNNES.

11
Selain memberi panduan hidup kepada manusia agar menjadi
manusia yang bertaqwa yang dapat selamat dan menyelamatkan, Al-
Qur’an banyak terkandung informasi-informasi ilmiah. Walaupun Al-
Qur’an bukan merupakan kitab sains dan teknologi, ia banyak memuat
informasi sains dan teknologi, tapi ia hanya menyatakan bagian-bagian
asas yang sangat penting saja dari ilmu-ilmu dan teknologi yang
dimaksud. Al Qur’an juga mendorong umat Islam untuk belajar,
mengkaji dan menganalisa alam ciptaan Allah ini.

Dengan integrasi pendidikan agama Islam dengan sains dan


teknologi diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih
bermakna dan mudah dipahami. Sehingga tujuan pendidikan agama
Islam dalam mengarahkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci
AlQuran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan,
serta penggunaan pengalaman dapat terlaksana.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-
nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud
dalam sikap dan perilaku yang baik. Karakter Islami adalah karakter yang berlandaskan
agama islam, yaitu serangkaian perilaku normatif manusia, baik sebagai makhluk
individu maupun makhluk sosial, yang normanya di turunkan dari ajaran dari ajaran
islam, yang bersumber dari Al Quran, dan As Sunnah. 8 Nilai yang harus dimiliki
peserta didik di era terknologi yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri dan demokratis. Kemampuan yang harus dimiliki di Era industi 4.0
meliputi: leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence,
entrepreneurship, global citizenship, problem solving, dan team-working.

B. Saran

Pada era teknologi saat ini diperlukan peran para tenaga pendidik yang lebih peka
terhadap perkembangan teknologi karena dalam mewujudkan pendidikan yang
berkualitas harus didasari oleh guru yang kompeten sehingga siswa dapat dididik
sesuai dengan kebutuhan zaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti,dkk. 2019.Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi


Industri 4.0. Seminar Nasional Pascasarjana . UNNES.

Halili, S. H. 2019. Technological advancements in education 4.0. The Online Journal of


Distance Education and E-Learning. Vol. 7, No. 1. Hal. 63–69.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. 2016. Design principles for industrie 4.0 scenarios.
2016 49th Hawaii International Conference on System Sciences (HICSS), 3928–3937.
DOI: .10.1109/HICSS.2016.488

Matsutono. 2020. Pergaulan Sehat Remaja.


Kemendikbudristek.https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/8-upaya-penerapan-
pendidikan-karakter-bagi-peserta-didik-di-sekolah/

Rifa’I, Ahmad dan Ifham Choli. 2019. Relevansi Pendidikan Agama Islam Terintegrasi
Dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Digital. Spektra. 4.0. Vol 1, No. 1. Hal. 51.

Sabaruddin. 2022. Pendidikan Indonesia dalam menghadapi era 4.0. Jurnal


Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Vol. 10, No. 1. Hal 47.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

Stearns, P. N. 2018. The industrial revolution in world history: Fourth edition. Routledge.

Tebi, dkk. 2023. Pentingnya Karakter Untuk Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Era Digital. Populer. Vol. 2. No. 1. Hal. 196-198.

Tim Pengembangan FIP-UPI. 2007. Panduan Pendidikan Karakter.Universitas Pendidikan


Indonesia : Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai