PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Frisca Ana Yulia
NIM: 19021035
D. Tujuan Penelitian................................................................................5
i
6. Upaya Kepala Sekolah dalam Membina Budaya Organisasi Sekolah
38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan globalisasi mengalami peningkatan yang sangat
pesat dari tahun ke tahun. Pendidikan yang berkualitas erat kaitannya
dengan factor lingkungan dan budaya. Budaya organisasi yang positif
dapat mengasilkan pendidikan yang berkualitas dan bermartabat.
Dalam beberapa tahun terakhir budaya organisasi telah mengalami
penurunan. Dampak dari perkembangan organisasi ini adalah
terjadinya perubahan budaya, dan mengalami peralihan dari budaya
tradisional ke budaya teknologi dan informasi.
1
Sentot, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 34
1
2
2
Baharudin, dan Muh Makin, Pendidikan Humanistik, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
2007) hlm. 5
3
Surya kanta dkk, “Budaya Organisasi Sekolah dalam meningkaytkan kinerja guru
pada sekolah menengah atas di kota banda aceh”, Jurnal no. 1 (Februari 2017), Hlm. 56
3
4
Dr. Riyuzen Praja Taula, S.Pd., M.Pd, Budaya Organisasi Sekolah dan
kepemimpinan di lembaga pendidikan, pusaka media bandung 2020
4
5
Jurman, “Budaya Organisasi dalam meningkatkan kinerja Guru pada SMA Negeri
1 Simeulue Timur”, ilmiah, 15 (2) Februari 2014
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka
permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah
bagaimana upaya Kepala sekolah dalam membina budaya organisasi
sekolah. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a) Mengetahui lebih dalam tentang Budaya Organisasi sekolah
b) Mengetahui dan menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang upaya kepala sekolah dalam membina budaya
organisasi sekolah di Mtsn. 13 jakarta.
c) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan keilmuan dalam bidang manajemen
pendidikan secara khusus dalam hal Budaya organisasi
sekolah serta upaya kepala sekolah dalam membina hal
tersebut.
2. Manfaat Praktis
a) Untuk memberikan informasi yang baik bagi Mtsn 13 jakarta.
tentang bagaimana Upaya Kepala Sekolah dalam membina
budaya organisasi sekolah.
b) Untuk memberikan masukan dan pedoman dalam
meningkatkan kualitas budaya organisasi sekolah.
F. Sistematika Penulisan
Proposal Skripsi yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah
Dalam Membina Budaya Organisasi Sekolah di Mtsn 13 Jakarta“ di
susun dengan sistematika penulisan yang terdiri atas tiga bab, yaitu:
7
BAB I: Pendahuluan
BAB V: Penutup
1
Dr. Husauni Usman, Kepemimpinan Efektif: teori, penelitian, dan praktek,
(Jakarta: Bumi Arsara, 2003). hlm. 3-5.
8
9
2
Pether Sobian, Pemimpin dan Kepempimpinan, (Jawa Tengah: Lakaisha, 2019).
hlm. 51.
3
Dr. Lelo Sintani M.M, Dasar dan Kepepimpinan, (Batam: Yayasan Cendikia
Mulia Mandiri, 2022). hlm. 01.
10
4
Ibid, hlm. 2.
11
5
Muldiyana Nugraha, Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran Dalam Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan No 1 Tahun 2018 (Banten:
Universitas Islam Negeri Banten, 2018), hlm. 30.
6
A.M. Kadarman Dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Cetakan 5
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hlm. 6.
7
Satrijo Budiwibowo Dan Sudarmiani, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2018), hlm. 3
12
8
Ahmad Aliyudin, Asas Dan Fungsi Kepemimpinan, Dalam Jurnal Keilmuan
Manajemen Pendidikan Vol 03 No 1, Tahun 2018 (Banten: Universitas Islam Negeri
Banten, 2018), hlm. 133.
9
Tita Rosita, Perana, Fungsi Perencanaan, Dan Pembiayaan Dalam Manajemen
Pendidikan, Dalam Artikel Perencanaan Dan Pembiayaan Pendidikan, (t.K:Universitas
Terbuka, 2014), hlm. 16.
17
10
Suhaelayanti, Manajemen Pendidikan, (Medan: Yayan Kita Menulis, 2020), hlm.
9.
18
11
Wahyudin dan Undang Ruslan, Manajemen Pendidikan Teori Dan Praktik
Dalam Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. (Yogyakarta: Penerbit Deepublish,
2020), hlm. 3-4.
19
1) Mendengarkan (Listening)
Kemampuan ini penting bagi pemimpin yang
melayani, pemimpin ini perlu dikuatkan dengan komitmen
yang kuat untuk mendengarkan orang lain dengan
sungguh-sungguh. Pemimpin yang melayani mencoba
untuk mengidentifikasikan keinginan dari sebuah
kelompok dan membantu mengklarifikasikan keinginan
tersebut, dengan cara menyimak.
2) Keperdulian (Empaty)
Kemampuan seorang Leader pemimpin yang
menunukan sikap nya benar-benar mampu memahami apa
yang dirasakan dan diikirkan oleh anggotanya.
3) Menyembuhkan (Healling)
Sikap pemimpin yang memberikan rasa kepedualian
terhadap kesehatan kepribadian para anggotanya.
4) Penyadaran/peningkatan kesadaran (Awareness)
Kesadaran umum dan terutama kesadaran diri,
memperkuat pemimpin yang melayani. Kesadaran juga
membantu seseorang dalam memahami persoalan yang
berhubungan dengan etika dan nilai.
5) Persuasif (Persuasive)
Persuasi merupakan komunikasi yang jelas dan baik
yang meyakinkan orang lain untuk berubah.
6) Konseptualitas
Merujuk pada kemampuan individu untuk menjadi
orang yang persuasi adalah komunikasi yang jelas dan ulet
yang meyakinkan orang lain untuk berubah
22
7) Membuat keputusan,
Pembuatan keputusan merupakan tugas paling utama
yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Membuat
keputusan merupakan fungsi-fungsi dasar dari berpikir,
dimana proses penggunaan pikiran dalam mengarahkan
pada suatu tindakan untuk menetapkan suatu pilihan.
Pembuatan keputusan dan West menetapkan indikator-
indikator kerja sama tim yaitu:
13
Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h.43
24
14
Kitty O. Locker and Sthephen Kyo Kaczmarek, Business Communication: Building
Critical Skills (Singapore: McGraw-Hill International Edition, 2007), h.40
15
John J. Macionis, Sociology (New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2007), h.60
16
Wibowo, Budaya Organisasi: Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja
Jangka Panjang (Jakarta: Rajawali Pers.2010), h.15
25
17
Kusdi, Budaya Organisasi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.11
26
18
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 2Edy Sutrisno,
Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010), h 2
19
Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2005), h.531
27
20
A.B. Shani. Behavior in Organizations: An Experiential Approach (Singapore:
McGraw-Hill International Edition, 2009), h.428
28
21
Sondang P.Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), h.27
29
22
Siti Zubaidah dan Aih Ervanti Ayuningtias, “ Budaya OrganisasiUntuk
Meningkatan Profesionalisme Guru di Sekolah”, Prosiding Seminar Nasional, 1 (9)
November 2015 : 2
23
Rohmat, Kepemimpinan Pendidkan Konsep dan Aplikasi (Purwokerto: STAIN
Press, 2010)
24
Kompri, Manajemen Pendidikan Jilid 1, (Bandung: Afabeta, 2015), hal.167.
25
Arya Wiguna Jendra, Peran kepala madrasah dalam membangun budaya
organisasi di MAN 1 Pringseru, Lampung 2018.
30
28
Ibid, hal. 102
29
Muhaimin, et al., Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2011), h.48
32
30
http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-fungsi-budaya-
organisasi.html di unduh 2016/12/19.
31
Ibid,
34
Budaya sama hal nya dengan budaya sekolah dapat dibagi dalam
empat tingkatan. Pertama, budaya tingkat artefak yaitu
maniestasi dari apa yang dikatakan masyakat. Bagaimana
masyarakat berperilaku, dan bagaimana sesuatu dapat dilihat.
Budaya tingkat artefak ini dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu
budaya arfak verbal dan perilaku. Budaya dalam artefak verbal
dapat berupa sistem bahasa yang digunakan, atapun cerita yang
diriwayatkan, sedangkan budaya artefak perilaku adalah
manifestasi dari ritus ritual dan berbagai aktifitas simbolik
36
32
Mukhtar & Iskandar, Orientasi Baru Supervise Pendidikan (Jakarta: Gaung
Persada, 2009) hlm. 284
33
Craig C. Lundberg, dalam peter J. Frost et. Al, Organization Culture (California :
sage publication 1985) hlm. 172
37
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian ini menggunakan kualitatif yaitu pengamatan, wawancara
atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena
beberapa pertimbangan. Pertama, metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan. Kedua, metode ini menyajikan
secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.
Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri
dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai
yang dihadapi1. Sesuai dengan judul penelitian maka metode yang
tepat adalah metode kualitatif.Mengingat penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Maka saya menggunakan metode pengumpulan
data dengan tiga teknik: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan 38 (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 9-10.
43
44
2
Ibid, Moleong, Lexy J, hlm. 157.
45
1. Observasi
3
Fatihuddin Didin, Iis Holisin, Kapita Selekta Metodologi Penelitian. Cetakan 1
(Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media, 2020), hlm. 124.
46
a). Banyak hal atau gejala-gejala tingkah laku yang tidak dapat
diungkap dengan observasi, terutama hal-hal yang bersifat pribadi
dan bersifat rahasia,
2. Wawancara
4
Fitrah Muh, Luthfiyyah, Penelitian Kualitatif Tindakan Kelas Dan Studi Kasus.
Cetakan 1 (Sukabumi: CV. Jejak, 2017), hlm. 172.
47
3. Dokumentasi
Pengambilan data yang diambil melalui dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan penelitian, dicatat sebagai sumber
informasi dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan
atau peristiwa pada waktu yang lalu. Data yang diperlukan berupa
data-data yang berhubungan dengan peran Kepala Sekolah,
manajerial kepala sekolah, organisasi sekolah, peserta didik, dan
tenaga kerja di Mtsn 13. Mengingat penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, maka digunakan ketiga teknik diatas. Kaitanya
dengan teknik observasi dan wawancara yang juga digunakan dalam
penelitian ini, bahwa teknik wawancara dan observasi digunakan
dalam rangka menjaring data primer yang berkaitan dengan Kepala
Sekolah dan guru sebagai penanggung jawab peningkatan mutu
pendidikan. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk
menjaring data sekunder yang dapat diambil dari berbagai terutama
mengenai manajemen sekolah.
5
Sudaryono, Metodologi Penelitian. Cetakan 1 (Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2018), hlm. 212.
48
F. Validitas Data
Pengujian tingkat kepercayaan data didasarkan kepada
kebermaknaan data, sehingga mempunyai makna yang dapat
dipercaya. Proses pengujian kepercayaan tersebut dilakukan dalam
beberapa kegiatan, antara lain:
1. Kepercayaan (Credibility)
Kepercayaan merupakan teknik yang dilakukan oleh peneliti
untuk memberikan derajat kepercayaan akan data yang diperoleh
peneliti. Pada dasarnya kepercayaan data dilakukan dengan cara :
(1) keikutsertaan peneliti dalam objek penelitian, (2) ketekunan
pengamatan dalam memperoleh data, (3) melakukan triangulasi.
2. Keteralihan (Transferbility)
Seorang peneliti hendaknya memberi gambaran secara jelas
terkait latar penelitian, sehingga Transferbility dengan cara
memperkaya deskripsi tentang konteks dan fokus penelitian.
Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan
6
Siyoto Sandu Dan Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian. Cetakan 1 (Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 122.
49
50
51