Proposal Skripsi
Oleh:
Memo Valentino Hutagaol
NIM: 19112229
Proposal skripsi oleh Memo Valentino Hutagaol, mahasiswa Program Studi S1-
Pendidikan Agama Islam, dengan judul proposal skripsi “Internalisasi Nilai-Nilai
Kemuhammadiyahan Dalam Meningkatkan Spiritualitas Siswa Di Sekolah
Menengah Pertama Muhammadiyah 2 Ponorogo ”
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Ponorogo, 20 Januari 2023
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam,
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
A. Konteks Penelitian....................................................................4
A. Fokus Penelitian........................................................................8
B. Tujuan Penelitian......................................................................9
C. Manfaat Penelitian....................................................................9
D. Definisi Istilah...........................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................14
A. Hasil Penelitian Terdahulu........................................................14
B. Konsep Internalisasi..................................................................20
C. Konsep Kemuhammadiyahan...................................................22
D. Kerangka Konseptual Penelitian...............................................28
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................29
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian...............................................29
B. Kehadiran peneliti di lapangan..................................................30
C. Lokasi Penelitian.......................................................................30
D. Data dan Sumber Data..............................................................30
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................31
F. Teknik Analisis Data.................................................................32
G. Pengecekan Keabsahan Data.....................................................34
Gambar 3.1 Triangulasi Teknik....................................................................34
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber...................................................................35
H. Tahap – Tahap Penelitian..........................................................35
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini tanpa terkecuali, dengan beragam
tinggi supaya bisa bersaing di era moderen ini, Apabila Negara Indonesia
ingin berkiprah atau bersaing di dunia global maka harus melakukan penataan
sumber daya manusia (SDM) baik dari aspek intelektual, emosional, spiritual,
pertama, maupun Sekolah Mengah Atas dengan adanya program ini generasi
muda yang ada di Indonesia Memiliki karakter yang mulia seperti yang
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kapada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
4
bertanggung jawab.” (Wiyani 2015: 69).
Internalisasi nilai dalam pendidikan dapat diberikan oleh guru terhadap siswa
terhadap kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan
5
perilaku. Dalam menginternalisasikan nilai-nilai moral Simon, Howe dan
buruk dengan komunikasi verbal (2) Transaksi nilai, komunikasi dua arah
mahasiswa bukan hanya sosok psikis namun sikap mental dan kepribadiannya.
hanya terkait tentang akademik saja, akan tetapi juga harus terjadi
terbentuk dari nilai-nilai spiritual yang diajarkan oleh Islam. Jika terjadi
mengubah anak menjadi orang yang berkualitas dari aspek keimanan, ilmu
pengetahuan dan juga akhlak. Untuk itu perlu dilakukan kontribusi lain selain
6
semuanya bertujuan untuk membentuk karakter moral dan akhlak yang baik
peserta didik untuk menjadi manusia yang spiritual yaitu menusia yang
2020 : 2).
Untuk itu dalam penelitian ini penulis ingin menggali tentang bagaimana
7
keagaaman dapat dilihat dari kurangnya antusias siswa dalam hal sholat
berjamaah dhuha ataupun sholat dzuhur. Oleh sebab itu peneliti menganggap
hal itu sebagai sebuah problem yang dapat diteliti dan bisa menjadi solusi
Dari konteks penelitian yang sudah dijelaskan diatas maka peneliti ingin
menindak lanjuti hal tersebut peneliti akan mengkaji dan meneliti didalam
Muhammadiyah 2 Ponorogo ”
B. Fokus Penelitian
Muhammadiyah 2 Ponorogo?
Ponorogo?
Muhammadiyah 2 Ponorogo ?
8
C. Tujuan Penelitian
Muhammadiyah 2 Ponorogo
Muhammadiyah 2 Ponorogo
D. Manfaat Penelitian
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Islam
2. Manfaat Praktis
Muhammadiyah 2 Ponorogo.
9
b. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi para guru
E. Definisi Istilah
1. Internalisasi Nilai-nilai
yang sasarannya adalah sampai pada pemilikan nilai yang menyatu dalam
2. Kemuhammadiyahan
10
sepak terjangnya dalam menyebarkan Islam yang murni dan modern.
Islam telah dilakukan sejak 1 abad yang lalu ketika Kyai Haji Ahmad
(yang berdasar ilmu dalam berbuat) dan amaliyah yang ilmiyah (yang
tiada lain adalah menunjukkan jalan gelap kehidupan menuju jalan terang
11
3. Spiritualitas
lepas dari agama dan Allah SWT, seperti halnya manusia melakukan
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membagi menjadi beberapa bab yang
Bab III Metode Penelitian, bab ini yang berisikan jenis penelitian, setting
12
Bab V merupakan Penutup, bab ini berisikan tentang Kesimpulan Hasil
Daftar Pustaka
Lampiran
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Selain itu peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi
dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori
yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori
ilmiah.
Tabel 2.1
N Nama Judul
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
o Peneliti Penelitian
14
tersebut, pertama
sehingga mereka
tidak salah
persepsi akan
adanya hari
pembalasan.
Implikasi nilai-
nilai iman pada
hari pembalasan
dalam
pembentukan
aqidah peserta
didik di SMP
DDI Mangkoso
dapat
memahami dan
meyakinin
bahwa hari
pembalasan
benar-benar ada.
Semua akan
mengalami atau
melalui hari
pembalasan
tersebut dan
menerima
balasan sesuai
dengan
perbuatan.
Dengan
demikian,
peserta didik
lebih kuat lagi
keimanannya
dan dapat
menjadi anak
yang lebih baik
lagi dari
sebelumnya.
15
an Pada Negeri 37 metode yang subyek dan
Smp Negeri Bulukumba sama juga obyeknya
37 dilaksanakan yaitu
Bulukumba dengan kualitatif
mengutamakan
pembentukan 8
karakter, yaitu
bertanggung
jawab, cinta
tanah air, peduli
sosial, toleransi,
disiplin,
mandiri,
demokratis, dan
gemar
membaca.
Pelaksanaan
pendidikan
karakter tersebut
terintegrasi
dengan semua
mata pelajaran,
terutama mata
pelajaran
Pendidikan
Agama Islam
yang
dilaksanakan
dalam bentuk
intrakurikuler
dan
ekstrakurikuler,
baik di dalam
pembelajaran
maupun di luar
pembelajaran.
Strategi yang
ditempuh guru
Pendidikan
Agama Islam
dalam
pembentukan
karakter peserta
didik di SMP
Negeri 37
Bulukumba
dilakukan
melaluipembina
16
an akhlak dan
peningkatan
wawasan
keagamaan
peserta didik
17
guru yang
kompeten dalam
bidangnya.
Metode yang
digunakan
dalam proses
internalisasi
nilai-nilai
spiritual adalah
metode
keteladanan dan
metode
pembiasaan.
Metode
keteladanan
dilakukan
dengan
memberikan
contoh langsung
kepada siswa
dengan
memberikan
arahan dan
bimbingan yang
sesuai dengan
program-
program
keagamaan
tersebut.
Sedangkan
metode
pembiasaan
dilakukan
dengan kegiatan
keagamaan yang
pelaksanaannya
secara terus-
menerus dan
rutin dilakukan.
18
Rozaq Di Sekolah pendidikan metode yang subyek dan
(2019) Dasar agama Islam sama juga obyeknya
Muhamma terhadap yaitu metode
diyah perkembangan kualitatif,
Kriyan anak di SD dan sama
Jepara Muhammadiyah tempat
Kriyan Jepara. penelitian di
Penelitian ini sekolah
adalah Muhammadi
penelitian yah
kualitatif,
dengan
mengambil latar
SD
Muhammadiyah
Kriyan Jepara.
Metode
pengumpulan
datanya adalah
indept
interviews,
observasi
partisipan dan
dokumentasi.
Analisis data
dilakukan
dengan teknik
analisis data
diskriptif yang
mencakup tiga
kegiatan
bersamaan,
reduksi data,
penyajian data,
dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian
ini adalah 1)
Internalisasi
nilai-nilai
pendidikan
agama Islam
dengan
penanaman
teori/ ilmu yang
dikuatkan
dengan firman
Allah SWT dan
19
hadis Nabi
Muhammad
SAW; 2)
Internalisasi
nilai-nilai
pendidikan
agama Islam
dilakukan
dengan kisah-
kisah teladan
dan hikmah
kehidupan; 3)
Internalisasi
nilai-nilai
pendidikan
agama Islam
dilakukan
dengan
pembelajaran
materi agama
dan umum yang
saling
terkoneksi
melalui
sinergitas
kurikulum
pendidikan
nasional dan
Kemuhammadiy
ahan; 4)
Internalisasi
nilai-nilai
pendidikan
agama Islam
dilakukan
melalui program
pembiasaan
intelektualitas,
spiritualitas dan
humanitas.
20
Suasana di SMA IT Al- penggunaan terletak pada
Religius Di Husnayain metode yang subyek dan
Sma Islam Panyabungan sama juga obyeknya
Terpadu digunakan yaitu metode
Al- beberapa kualitatif,
Husnayain strategi, yaitu
Panyabung memadukan
an secara integratif
Kabupaten nilai dan ajaran
Mandailing Islam dalam
Natal bangunan
kurikulum, di
samping
kurikulum yang
diterbitkan oleh
Dinas
Pendidikan,
Sekolah Islam
Terpadu
memiliki
kurikulum
khusus dengan
mata pelajaran
tambahan,
pimpinan dan
para guru
memberikan
contoh
(teladan),
membiasakan
hal-hal yang
baik,
menegakkan
disiplin,
memberikan
motivasi dan
dorongan,
memberikan
hadiah terutama
secara
psikologis,
menghukum
(dalam rangka
kedisiplinan),
membuat
simbol-simbol
agama. 2) Hasil
internalisasi
21
nilai-nilai agama
Islam melalui
penciptaan
suasana religius
di SMA IT Al-
Husnayain
Panyabungan
Kabupaten
Mandailing
Natal adalah
siswa
melakukan
puasa sunnah
dan rutinitas
membaca
Alquran, siswa
sudah terbiasa
menjalankan
nilai-nilai
kejujuran,
kesabaran,
kesungguhan,
tanggungjawab,
kerjasama,
kepedulian,
musyawarah,
dan toleransi,
dan siswa sudah
terbiasa
menjalankan
budaya religius
di sekolah,
mengindahkan
tata tertib
sekolah, sopan
santun berbicara
sesuai dengan
norma Islam.
22
Kejujuran Muhammadiya juga yaitu
pada h Lakea. kualitatif
Peserta Untuk
Didik menjawab
SMP permasalahan
Muhamma tersebut,
diyah penelitian ini
Lakea menggunakan
metode
kualitatif
dengan teknik
pengumpulan
data melalui
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi,
serta
menggunakan
teknik analisis
data melalui
reduksi data,
penyajian data,
verifikasi data
dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian
skripsi ini
menunjukkan
bahwa: upaya
meningkatkan
kecerdasan
spiritual dalam
membangun
nilai-nilai
kejujuran pada
peserta didik
SMP
Muhammadiya
h Lakea, yaitu:
(a) pihak
sekolah
melakukan
perencanaan
program
peningkatan
kecerdasan
spiritual siswa
23
dalam
membangun
nilai-nilai
kejujuran (b)
melaksanakan
program
peningkatan
kecerdasan
spiritual siswa
dalam
membangun
nilai-nilai
kejujuran ke
dalam proses
pembelajaran
(c)
melaksanakan
program
peningkatan
kecerdasan
spiritual siswa
dalam
membangun
nilai-nilai
kejujuran pada
kegiatan
ektrakurikuler
dan (d)
mengevaluasi
program
peningkatan
kecerdasan
spiritual siswa
dalam
membangun
nilai-nilai
kejujuran
dalam roses
pembelajaran
maupun
kegiatan
ekstrakurikuler.
Adapun
Implikasi
upaya
meningkatkan
kecerdasan
spiritual dalam
24
membangun
nilai-nilai
kejujuran pada
peserta didik
SMP
Muhammadiya
h Lakea, yaitu:
(a) program
peningkatan
kecerdasan
spiritual siswa
dalam
membangun
nilai-nilai
kejujuran
menjadi
program
unggulan di
SMP
Muhammadiya
h Lakea (b)
membuat
suasana
pendidikan
menjadi lebih
religius (3)
siswa giat
mengikuti
program
ektrakurikuler
keagamaan
(4) siswa
mulai
membudayaka
n nilai-nilai
kejujuran (5)
siswa aktif
dalam
penyelenggaraa
n ibadah shalat
dan kultum
25
7. Muh. Internalisas Kesimpulan dari yaitu sama- Sedangkan
Amirudd i Nilai- tesis ini adalah sama perbedaan
in Nilai sejalan dengan meneliti penelitian
(2021) Spiritual teori tentang yang akan
Islam pembentukan Spiritualitas peneliti
Dalam kepribadian dengan lakukan
penggunaan terletak pada
Pembentuk konvergensi,
metode subyek dan
an Wiliam Stern
yang sama obyeknya
Kepribadia yang juga yaitu
n Peserta menyatakan kualitatif
Didik Di bahwa
Sekolah pembentukan
Dasar Islam kepribadian
Terpadu peserta didik
Ar Rahman dipengaruhi
Petukangan faktor intenal
Utara dan eksternal,
Jakarta sejalan dengan
Selatan pendapat wiliam
Stern, maka
pembentukan
kepribadian
peserta didik
dilakukan
melalaui
pembiasaan dan
keteladan dalam
diri guru, kepala
sekolah,
karywan dan
semua
stakeholder
dilingkungan
sekolah dengan
demikin akan
terbentuk
kepribadian
dalam jiwa
peserta didik
dengan
berlandaskan
nilai-nilai
spiritual Islam
yang kemudian
hari menjadi
26
panutan dan
teladan
dilingkungan
sekitar.
27
8. Ma’mun Implementa implementasi yaitu sama-
Zahrudin si Budaya budaya religius sama
(2021) Religius dalam meneliti
dalam meningkatkan tentang
Upaya kecerdasan Spiritualitas
Meningkat spiritual peserta dengan
kan di sekolah. penggunaan
Kecerdasan Penelitian ini metode yang
Spiritual sama juga
menggunakan
Peserta yaitu
Didik metode kualitatif
deskriptif
kualitatif
dengan sasaran
yang diteliti
siswa MI
Terpadu Ad-
Dimyati
Bandung.
Adapun teknik
pengumpulan
data yang
digunakan
adalah
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi..
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
implementasi
budaya religius
dalam
meningkatkan
kecerdasan
spiritual peserta
didik melalui
kegiatan
senyum, sapa,
dan salam (3S),
tausiah,
pembacaan
surah-surah
pendek dan
asmaul husna,
shalat dzuhur
28
berjamaah,
shalat dhuha,
istighasah, dan
infak gerak dua
bumi telah
memenuhi
kriteria
peningkatan
kecerdasan
spiritual peserta
didik. Karena
sebagai
lembaga
pendidikan
Islam, sekolah
tersebut tidak
hanya
mementingkan
aspek kognitif
saja, melainkan
juga
pembiasaan
yang baik dan
konsep spiritual
yang dapat
diaplikasikan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Penelitian ini
diharapkan
dapat
menambah
wawasan
penulis
khususnya dan
umumnya bagi
pembaca.
Sedangkan bagi
sekolah
implementasi
budaya religius
dalam upaya
meningkatkan
kecerdasan
29
spiritual peserta
didik
hendaknya
melibatkan
peran serta
keluarga dan
masyarakat
sehingga
peningkatan
kecerdasan
spiritual peserta
didik semakin
optimal
B. Konsep Internalisasi
1. Teori Internalisasi
30
memberikan pengaruh melalui nilai untuk menentukan nilai sesuai
hari.
dalam internalisasi nilai. Dalam hal ini Aan Hasanah (2013) menawarkan
Keempat basic teaching model itu ialah (1) tujuan, (2) program, (3) proses,
tujuan yang akan mengarahkan seluruh program dan proses pada satu arah
31
mengarahkan, sekaligus memberi makna pada program dan proses
C. Konsep Kemuhammadiyahan
1. Definisi Kemuhammadiyahan
berasal dari bahasa Arab “Muhammad”, yaitu nama Nabi dan Rasul Allah
32
dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh
Allah yang terakhir yang akan menegakkan dakwah amar makruf nahi
sebagainya.
secara bahasa dan makna secara istilah. Secara bahasa, pem belajaran
D. Nilai-nilai Spiritual
33
Sebelum membahas tentang jenis nilai spiritual maka perlu dijelaskan
pembahasan yang bersifat abstrak. Kata ini juga akan menjadi sesuatu
yang hampir mirip dalam substansi makna dan kegunaan seperti kata
religius, moral, jiwa, rohani, transendental dan lain sebagainya. Kata ini
akan menjadi lebih rumit ketika dihubungkan dengan istilah tasawwuf atau
sufisme. Dari sekian kata tesebut bisa jadi saling tumpah tindih antara satu
dengan yang lain atau bahkan memiliki kesamaan baik dalam arti atau
fungsi kata tersebut. Untuk itu perlu dipaparkan mengenai pengertian kata
berasal dari bahasa latin yaitu spiritus atau spirrare yang berarti breath
dari bahasa Yunani dari akar kata pneuma yang berarti air atau angin.
Kemudian dari sini kata spiritual bisa berarti; breath, wind, dan spirit
spiritualitas. Padahal kata ini sangat erat kaitannya antara satu dengan
34
yang lain, sebagai contoh seseorang yang dikatakan religius berarti ia
seorang yang spiritualis, dan begitu juga sebaliknya yaitu seorang yang
Masjid, gereja, vihara, kuil dan tempat suci lainnya, akan tetapi ketika
bisa menjadi kejam, tidak beretika, rakus, dan tidak bermoral. Dengan
baik. Akan tetapi bisa saja seorang yang religius bisa menjadi seseorang
sebagai sesuatu yang berbeda dengan pengertian tersebut. Oleh sebab itu,
dan religius yaitu seorang yang religius belum tentu memiliki spiritual
karena bisa saja seorang yang religius bisa berbuat kejam, zalim, rakus dan
35
tidak bermoral. Maka seorang yang beragama dan menjalankan titah
seseorang yang baik, tetapi seorang yang memiliki spiritual yang tinggi
pasti akan berprilaku baik. Perbedaan mengenai spiritual dan religius juga
apa yang tidak bisa kita lakukan dengan agama adalah spiritualitas yang
mendasar.
Menurut kaca mata Islam relasi antara agama dan spiritual sangat erat
kaitanya, bisa kita lihat dalam fikih dan tasawwuf atau sesuai dengan
konsep Islam yaitu shari’ah, tariqah dan haqiqah yang saling berhubungan
satu dengan lain dan tidak bisa dipisahkan. Ada metafora yang
kemiri yang berarti kulitnya adalah shari’ah, isinya adalah tariqah dan
36
minyak yang terkandung di dalamnya adalah haqiqah. Dalam antropolagi
Islam ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam diri manusia yaitu:
disiplin.
berbagai bentuknya.
akan Tuhannya. Hal ini menjadi fitrah tersendiri bagi manusia. Akan tetapi
اسَ َّت ٱهَّلل ِ ٱلَّتِى فَطَ َر ٱلن َ ط َرْ ين َحنِيفًا ۚ ِف bِ ك لِل ِّد َ َفََأقِ ْم َوجْ ه
ين ْٱلقَيِّ ُم َو ٰلَ ِك َّن َأ ْكثَ َر
ُ ك ٱل ِّدَ ِق ٱهَّلل ِ ۚ ٰ َذل
ِ يل لِ َخ ْل
َ َعلَ ْيهَا ۚ اَل تَ ْب ِد
َ اس اَل يَ ْعلَ ُم
ون ِ َّٱلن
Referensi : https://tafsirweb.com/7394-surat-ar-rum-ayat-30.html
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Q.S. ArRuum, 30).
(Mushaf Al-Madinah,2013,Dar Syafi’i)
perbedaan menurut para ahli barat akan tetapi ada hubungan yang erat
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain menurut pakar Islam.
Dalam hal ini penulis mencoba untuk menggunakan pendapat dari pakar
37
menanamkan nilai spiritual kepada siswa sehingga nantinya akan manjadi
spiritualitas siswa. Berpijak dari ulasan diatas maka nantinya siswa diharapkan
sehari-hari.
38
Gambar 2.1
Kerangka konseptual penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
39
kualitatif. Penelitian kualitatif yakni penelitian yang sering disebut metode
(Sugiyono 2012: 15). Data ini dikumpulkan dengan sumber data langsung.
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan data secara menyeluruh dan utuh
pengumpul data. Maka dari itu peneliti harus terlibat langsung ke orang-orang
C. Lokasi Penelitian
merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Kota Ponorogo.
63419.
40
Sumber data primer merupakan sumber data valid yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara siapapun. Sumber
data ini diperoleh langsung dari Guru-guru dan Kepala sekolah SMP
Muhammadiyah 2 Ponorogo.
dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian ini. Sumber sekunder
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono 2012:
15).
2016:76).
1. Pengamatan (Observasi)
41
dengan penelitian untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam observasi
ini peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan pembalajaran yang ada
dilakukan oleh peneliti menghasilkan data yang valid dan lebih akurat.
2. Wawancara (Interview)
proses pengambilan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak
bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan
3. Dokumentasi
42
observasi. Dokumen yang peneliti tunjukkan adalah segala yang
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
data. Data yang terkumpul dapat berupa catatan lapangan dan komentar
1. Pengumpulan Data
dokumentasi.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus,
43
2012:29).
3. Display Data
merupakan suatu yang terpisah dari analisis, akan tetapi bagian dari
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini,
1. Triangulasi Data
44
2. Triangulasi Teknik
Saebani:144)
Observasi
Dokumentasi
3. Triangulasi Sumber
Sumber A
Wawancara
Sumber B
Sumber C
1. Tahap Pralapangan
45
Menurut Moleong (2014: 127-136) terdapat enam tahap kegiatan yang
harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu
teori.
sifatnya. Hipotesis kerja itu baru akan dirumuskan secara tetap setelah
karena hal itu menjadi lebih jelas (Hughes dalam Bogdan, 1972: 12).
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti seperti yang
diingatkan, oleh Bogdan (1972: 12) dan yang perlu dipahami dan
disadari oleh peneliti ialah barangkali baik apabila tidak secara teguh
berpegang pada acuan teori, tetapi biarlah hal itu dikembangkan pada
pengumpulan data.
c. Mengurus Perizinan
46
Pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang
secara formal. Disamping itu, masih ada jalur informal yang perlu
kepala adat.
yang diperlukan, seperti: (1) surat tugas, (2) surat izin instansi di
pencaharian.
segala unsur lingkunga sosial, fisik, dan keadaan alam. Jika peneliti
47
telah mengenalnya, tujuan lainnya ialah untuk membuat peneliti
petunjuk dan cara hidup Upaya ini berawal dari usaha memahami
48
kelompok yang bertikai dalam latar penelitian, dan mempunyai
yang ditemukan dari subjek lainnya (Bogdan dan Biklen, 1982: 65).
catatan, map, klip, kartu, karet dan lain-lain jangan dilupakan pula.
49
terlaksana. Pada tahap analisis data diperlukan perlengkapan berupa
merasakan serta menghayati bersama tata cara dan tata hidup dalam
pengumpulan data.
50
Secara fisik sebaiknya peneliti memahami peraturan norma nilai
teman yang berasal dari latar belakang tersebut, dan (c) orientasi
hal-hal yang pertama kali dilihatnya sebagai sesuatu yang aneh dan
51
penelitian dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Uraian
2014: 137).
fisik dan mental, serta etika sebelum memasuki tahap ini. Dalam
wawancara.
data agar efektif. Pada latar terbuka, hubungan peneliti dengan subjek
52
dengan teliti dan wawancara secara mendalam. Oleh sebab itu, peran
informasi, tetapi tidak boleh ikut campur dalam peristiwa yang terjadi
Saat tersebut merupakan saat yang penting bagi peneliti untuk bisa
53
pihak, peneliti juga menganggap pengumpulan data, baik dari
140).
penelitian.
54
macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.
Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen 1982) adalah upaya yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
55
you to present what you have discovered to others”, analisis data
244).
berarti bahwa analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses
56
dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan
(2014: 147).
57
b. Analisis Data
1) Analisis Domain
diteliti.
58
berbagai jenis situasi sosial. Ke sembilan hubungan semantik
2) Analisis Taksonomi
cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan
diagram garis dan simpul (lines and node diagram) dan out line.
3) Analisis Komponensial
yang memiliki perbedaan atau yang kontrak. Data ini dicari melalui
59
manajemennya.
4) Analisis Tema
lintas domain yang ada. Dengan ditemukan benag merah dari hasil
60
2) Analisis data di lapangan model Miles dan Huberman (1992: 20-22)
sudah jenuh. Kegiatan dalam analisis data adalah reduksi data, display
61
elektronik seperti komputer mini dengan cara memberikan kode-kode
yang akan dicapai. Tujuan utama dari peneili kualitatif adalah pada
belum memiliki pola, justru hal itulah yang harus dijadikan perhatian
signifikan.
berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak
peneliti.
62
2. Data display (penyajian data)
data. Dalam mendisplaykan data, huruf besar, huruf kecil dan angka
Oleh karena itu, apa yang ditemukan saat memasuki lapangan dan
perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa
63
memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu
penelitian, maka pola tersebut sudah mennjadi pola baku yang tidak
akhir penelitian.
kredibel.
64
bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal.
65
DAFTAR PUSTAKA
66
Alfabeta.
Suhardoyo, Suhardi. 2017. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Studi Kasus
Di Mts Sunan Kalijogo Malang, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Tadris.
Malang: UIN Maulana Malik Ibrahm.
67