Anda di halaman 1dari 36

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM


PADA MTS AL FALAH PUTERI
BANJARBARU

Oleh
Nama: Mariyani
NIM: 19.01.11.1464

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2022
2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Definisi Operasional ............................................................................. 10
D. Alasan memililih Judul......................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 14
F. Signifikansi Penelitian.......................................................................... 14
G. Kajian Pustaka ...................................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 18
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 19
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 19
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 20
C. Data dan Sumber Data ......................................................................... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 22
E. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 25
F. Analisis Data ........................................................................................ 26
G. Prosedur Penelitian............................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 28
DAFTAR TERJEMAH .................................................................................... 31

i
ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang universal dalam

kehidupan manusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat proses

pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk

membudayakan manusia atau untuk memuliakan manusia. Untuk

terlaksananya pendidikan dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang

mengkaji secara mendalam bagaimana pendidikan itu dilaksanakan. Ilmu yang

menjadi dasar tersebut haruslah yang telah teruji kebenaran. Ilmu tersebut

merupakan ilmu pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu pendidikan akan

menimbulkan tidak tercapainya tujuan pendidikan.1

Pendidikan dalam pandangan Umdirah yaitu tumbuh bersamaan

dengan munculnya manusia di muka bumi. Pendidikan adalah kehidupan dan

kehidupan memerlukan pendidikan.2 Pernyataan ini menunjukkan bahwa

manusia dan pendidikan itu mempunyai ketergantungan, karena pendidikan

adalah kebutuhan bagi manusia dan manusia tanpa pendidikan tidak akan

mengetahui arah tujuan hidup. Maka dengan adanya pendidikan bisa mengatur

pola pikir manusia dan tujuan hidup manusia yang ingin dicapai.

1
Dikutip oleh Muhammad Hasan, et al. Landasan Pendidikan, (Jawa Tengah: Tahta Media
Group, 2021), h. 1, mengutip dari N. Blake, et al. Thinking Again: Education after Postmodernism,
(London: Bergin and Garvey, 1998).
2
Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), Cet. Ke-
1, h. 1

1
2

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) pendidikan

diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3 Jadi, pendidikan tidak hanya

menambah kecerdasan peserta didik dalam pembelajaran umum tapi juga

membentuk diri peserta didik dengan nilai-nilai agama untuk menjadikan anak

yang bermoral, bertika dan berakhlakul karimah.

Pada Undang-Undang Pendidikan terbaru yang berlaku sekarang, Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003, kedudukan lembaga-lembaga pendidikan Islam

khususnya madrasah semakin kokoh dengan dicantumkannya perkataan

madrasah dalam batang tubuh undang-undang tersebut yaitu Pasal 17 dan 18

(ayat 2) berbunyi: pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah

menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain

yang sederajat. Pasal 18 (ayat 3) berbunyi: pendidikan menengah atas (SMA)

dan madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (MAK) atau bentuk

lain yang sederajat.4 Ini adalah landasan hukum secara global untuk tingkat

swasta.

3
Ibid., h. 5
4
Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah,
(Jakarta: Kencana, 2016), h. 229
3

Undang-undang No. 90 Tahun 2013 Pasal 1 (ayat 5) yang berbunyi:

”Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs adalah satuan


pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan
kekhasan agama Islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan
dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar, MI atau bentuk lain yang sederajat,
diakui sama atau setara Sekolah Dasar atau MI.”5

Sekolah umum dan swasta sudah mempunyai kedudukan yang sejajar,

hanya berbeda diciri khas keagamaan masing-masing. Di sekolah umum

seperti SMP mata pembelajaran PAI mencakup keseluruhan. Sedangkan di

sekolah swasta seperti MTs mata pembelajaran PAI terpecah yang meliputi;

mata pembelajaran al-qur’an hadist, akidah akhlak, fiqih, sejarah kebudayaan

islam dan bahasa arab. Berhubung penulis mengadakan penelitian di sekolah

Madrasah Tsanawiyah/MTs, jadi ruang lingkup sekolah swasta hanya MTs

yang lebih ditonjolkan.

Arah dan posisi pendidikan agama dalam kurikulum 2013 semakin

kokoh dan kuat. Pada kurikulum 2013 ini pendidikan agama itu difungsikan

dan diharapkan betul-betul dapat membentuk sikap beragama yang baik yang

disebutkan dengan perkataan iman dan taqwa serta berakhlak mulia.6 Maka

dari itu peran seorang guru agama sangat penting dalam pendidikan agama,

bukan hanya memberikan materi yang baik tapi juga memberikan teladan yang

baik dan akhlak mulia, terutama untuk guru mata pelajaran akidah akhlak.

5
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Penyampaian Salinan
PMA Nomor 60 Tahun 2015, Tentang Perubahan Atas PMA Nomor 90 Tahun 2013 dan Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, (Jakarta, 2015), h. 4-5.
6
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Jakarta:
Kencana, 2016), Cet ke-1, h. 8
4

Bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakup Akidah

Akhlak, Qur’an Hadits, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Salah satu peran

Akidah Akhlak yakni bertujuan untuk penanaman keyakinan Islam yang kuat

serta menyiapkan, memahamkan, membiasakan dan mengamalkan nilai-nilai

moral yang baik berdasar pada agama Islam.7 Maka dalam Pendidikan Agama

Islam (PAI) Akidah Akhlak termasuk mata pelajaran yang diberikan kepada

siswi untuk menanamkan akhlak yang baik.

Akidah akhlak sebagai bagian dari PAI yang diarahkan untuk

menekankan penanaman moral dan etika Islam serta menjadi pengamalan

dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu ada pembelajaran khusus bidang

akidah akhlak. Pembelajaran akidah akhlak berperan penting dalam

pembentukan watak dan sikap/moral religius untuk membangun moral

bangsa.8 Akidah akhlak menjadikan generasi yang beradab, berakhlakul

karimah dan berkualitas.

Mata pembelajaran akidah akhlak untuk materi kelas IX meliputi; Iman

kepada qada dan qadar, menghindari perilaku menyimpang dalam pergaulan

remaja, adab (berjalan, berpakaian, makan dan minum) dan kisah keteladanan

Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.9 Akidah akhlak adalah perilaku

terpuji yang diajarkan Rasullallah Saw kepada seluruh umat Islam, bisa disebut

dengan sunnah/hadits yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

itu di rumah, sekolah maupun masyarakat.

7
Kutsiyyah, Pembelajaran Akidah Akhlak, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019),
h. 1
8
Ibid., h. 1
9
Tim Redaksi, Modul Akidah Akhlak Kelas 9, (Udo Brother), Tk, Tt
5

Hadis Rasullallah Saw adalah pedoman hidup bagi seluruh umat Islam

setelah al-qur’an. Al-qur’an yang memiliki makna umum dapat dijelaskan

melalui hadis Rasullallah Saw. Hadis Rasullalah Saw adalah sumber kedua dari

al-qur’an yang isinya meliputi aqidah, syariah dan akhlak yang dijelaskan

Rasullallah Saw dengan berbagai cara dan metode sesuai dengan tabiat orang

yang dihadapi beliau seperti halnya adab makan dan minum.

Secara garis besar Islam mengatur adab makan dan minum agar

manusia khususnya umat Islam tidak menjadi orang yang tidak beradab dan

tamak. Adab makan dan minum menurut islam yaitu; Sebelum makan dan

minum membaca basmalah, menjaga kehalalan makanan dan minuman, makan

dan minum dengan duduk, menggunakan tangan kanan, tidak berbicara saat

makan dan minum, tidak mencela makanan dan minuman, makan dari pinggir

baru tengah, tidak meniup-niup makanan dan minuman, makan dan minum

tidak terlalu kenyang serta mengakhiri makan dan minum degan bacaan

hamdalah.10 Begitulah Rasullallah Saw mengajarkan kita bagaimana cara

makan yang baik dan benar dari sebelum makan hingga selesai makan.

َّ ‫َياَاََيهَاَالَذََينََآمنُواَ ُكلُواَمنَط ّيباتَماَرزقنا ُكمَواش ُك ُرو‬


ََ‫اَِلَإَنََ َُكنََت ُم‬
ََ‫(إََيا َهََُتعََُبدَُ َون‬QS. Al Baqarah:172)

Ayat al-qur’an di atas masih umum, kemudian Rasullallah Saw

menjelaskan tentang makanan dan minuman yang boleh dimakan sesuai

dengan syariah Islam baik itu dari segi bentuknya, pengolahannya atau cara

10
Ibid., h. 36
6

mendapatkannya. Pelarangan ini bukan karena Allah menginginkan agar

mereka mengalami kesulitan dan kesempitan dalam mencari rezeki, sebab

Allah sendirilah yang yang melimpahkan rezeki kepada mereka. Allah

menginginkan mereka agar sebagai hamba bisa mensyukuri apa-apa yang

berasal dari Allah dan agar mereka bisa betul-betul beribadah semata-mata

kepada Allah tanpa ada penyekutuan. Maka, Allah mewahyukan kepada

mereka bahwa syukur itu termanifestasikan dengan ibadah dan taat serta ridho

dengan apa-apa yang dari Allah.11 Rasullallah Saw beliau juga menjelaskan

tentang adab makan dan minum dengan perkataan dan perbuatan beliau,

sehingga seluruh umat Islam di dunia ini mengerti apa yang diperintahkan

Allah SWT dalam al-qur’an melalui hadis beliau.

ََ‫ح َدُ َُكم‬


َ َ‫للَُعَلََيهََ َوسَلَمََقالََإَذَاَأَكَلََأ‬
َ َ‫سوَلََللََصَلَى‬
َُ َ‫عَمَرََأَنََر‬
ُ ََ‫عَنََ َابن‬
َ‫ب‬
َُ َ‫لََبشَمَالَهََوََيشَر‬ َُ َ‫فَلََيأَ َُكلََبََيمَيََنهََ َوإَذَاَشَرَبََفليشربَبيمينهَفإَنََالشَيَطَانَََيأَ ُك‬
‫َبشَمَالَه‬
Hadis di atas adalah salah satu hadis Rasullallah Saw yang menjelaskan

tentang adab makan dan minum. Para ulama mengatakan makruh jika makan

dengan tangan kiri. Namun, sebagian ulama mengatakan haram.12

Rasullallah Saw memang suri tauladan yang baik dan beliau banyak

memberikan petunjuk untuk seluruh umat Islam baik dalam perkataan,

perbuatan dan segala hal-hal yang baik. Beliau tidak hanya membahas tentang

kehidupan akhirat saja, beliau juga memerhatikan tata cara dalam menjalankan

kehidupan di dunia dengan lebih rinci, misalnya dalam hal makanan, bagi

11
Sayyid Quthb, Tafsir Fi zhilalil-Qur’an dibawah naungan Al-Qur’an jilid 1-10, (Jakarta:
Gema Insani, 2006), h. 186
12
Farid Nu’man Hasan, Fiqih Praktis Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2019), h. 222
7

seorang muslim sangatlah penting tidak hanya untuk kepentingan dunianya tapi

juga akhiratnya, seperti halnya memakan makanan atau minuman yang tidak

halal dikonsumsi berdasarkan ketentuan syariah Islam akan menimbulkan

kerugian di Negeri akhirat dan juga dapat menjadi penghalang diterimanya doa.

Dengan demikian, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk makan

sesuka hati, memakan atau meminum yang dilarang oleh syariah Islam. Tabiat

pemakan yang patut diteladani adalah Rasullallah Saw dengan mengikuti

sunnah-sunnah beliau, karena semua yang dikatakan dan dilakukan beliau

sangat bertepatan dengan al-qur’an.

Pondok Pesantren Al Falah Puteri Banjarbaru adalah sebuah lembaga

pendidikan yang mempunyai tujuan hidup yang tidak hanya menyiapkan

generasi muda yang cerdas tapi juga mencetak lebih banyak generasi muda

yang mampu menghadapi tantangan dimasa akan datang dengan pendirian

yang kokoh, berakhlakul karimah dan berkualitas. Sebagaimana yang

tercantum dalam Misi Pondok Pesantren Al Falah Puteri Banjarbaru yaitu

mengembangkan potensi kemanusiaan dengan segala dimensinya, baik

intelektual, moral, ekonomi, sosial dan kultural dalam rangka menyiapkan

sumber daya manusia (SDM) yang handal.

Pondok Pesantren Al Falah Puteri Banjarbaru juga mempunyai sekolah

swasta yaitu MTs dan MA yang berada di lingkungan Pondok Al Falah Puteri

itu sendiri. Sekolah MTs dan MA ini juga mempunyai beberapa rumble, untuk

tingkat MTs kelas VII mempunyai 6 rumble terdiri dari kelas A, B, C, D, E dan

F, kelas VIII dan IX MTs mempunyai 8 rumble terdiri dari kelas A, B, C, D,


8

E, F, G dan H, sedangkan untuk tingkat MA kelas X, XI dan XII masing-

masing mempunyai 6 rumble yang terdiri dari kelas A, B, C, D, E dan F untuk

tahun 2021/2022 ini.

Madrasah Tsanawiyah Al Falah Puteri letaknya di Jln. A. Yani KM. 23

Kelurahan Liang Anggang, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan yang

luas tanahnya 20000 M2, luas bangunan 14750 M2 dan ststus tanahnya hibah.

Misi MTs Al Falah Puteri Banjarbaru yaitu “Melaksanakan Amanah Aqidah

Ahlussunnah Waljama’ah melalui pengembangan kualitatif dan kuantitatif,

Memberdayakan Kader Perjuangan Muslim yang berwawasan Ahlussunnah

Waljama’ah, meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan.

Dengan misi MTs Al Falah Puteri Banjarbaru yang pertama yaitu

melaksanakan Amanah Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah, maka dari itu siswi

MTs Al Falah Puteri Banjarbaru harus bisa menerapkan sunnah-sunnah

Rasullallah Saw yang sudah mereka pelajari pada mata pelajaran akidah

akhlak, khususnya materi adab makan dan minum yang berhubungan dengan

permasalahan penulis.

Madrasah Tsanawiyah Al Falah Puteri Banjarbaru juga pandai dalam

bidang ekstrakurikuler seperti PMR Madya dan Pramuka. MTs Al Falah Puteri

Banjarbaru juga menciptakan siswi yang beradab dan berakhlak yang mulia

kepada guru-guru di MTs Al Falah Puteri, ustadz dan ustadzah, karyawan dan

karyawati Pondok Pesantren Al Falah Puteri Banjarbaru bahkan orang lain.

Tapi terkadang adab untuk diri sendiri mereka sedikit kesulitan untuk

menerapkannya, mungkin karena sudah turun temurun dan menjadi kebiasaan


9

setiap harinya sehingga hal itu tidak menjadi sebuah permasalahan seperti yang

terlihat itu adab makan dan minum yang sudah mereka pelajari di materi kelas

IX MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

Sudah sepantasnya sunnah-sunnah Rasullallah Saw yang sudah pernah

dipelajari itu diterapkan, terutama di lingkungan pesantren, di kalangan

penerus Rasullallah Saw di MTs Al Falah Puteri Banjarbaru. Namun, belum

semua siswi dapat menerapkan sunnah tersebut, guru-guru juga kebingungan

dengan hal tersebut karena faktor siswi yang sangat banyak jumlahnya.

Walaupun demikian, mereka tidak pernah mengeluh dan putus asa untuk

menegur siswi yang melakukan hal demikian.13 Terutama makan dan minum

dalam keadaan duduk sangat jarang siswi menerapkan Sunnah ini, di sekolah

dan lingkungan sekolah. Begitu juga makan menggunakan tangan kanan,

banyak siswi yang makan menggunakan tangan kiri saat tangan kanan mereka

penuh dengan makanan yang baru saja mereka beli dan makannyapun dalam

keadaan berdiri sambil menunggu teman nya selesai membeli makanan.

Apalagi pada saat berbelanja di kantin siswi sering membeli makanan yang

salah satunya seperti telor gulung, telor ini nanti dia celupkan kesebuah

makanan lain yang mempunyai sambel atau kuah tanpa membeli. Kejadian ini

sangat jarang disadari siswi bahkan hal ini sudah menjadi lumrah atau biasa.

Penerapan seperti ini sangat sering terlihat di lingkungan sekolah.14 Pada saat

penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan tata usaha untuk

13
Pengamatan dan Observasi awal, Selasa, 14 Juni 2022
14
Pengamatan dan Observasi awal, Kamis, 23 Juni 2022
10

menemukan Surat Keputusan (SK) ketertiban sekolah mengenai

kepengawasan adab makan dan minum di MTs Al Falah Puteri Banjarbaru,

namun didalam SK tersebut tidak mencantumkan tentang kepengawasan adab

makan dan minum di MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.15

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas

larangan makan dan minum dalam keadaan berdiri/berjalan, menggunakan

tangan kiri dan memakan dengan cara yang batil melalui sebuah penelitian

yang dituangkan dalam judul “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak

Materi Adab Makan Dan Minum Pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.”

Penulis tertarik untuk penelitian di Pondok Pesantren Al Falah Puteri

Banjarbaru karena siswi MTs Al Falah Puteri Banjarbaru juga termasuk

santriwati Pondok Pesantren Al Falah Puteri Banjarbaru kerena MTs berada di

dalam lingkungan Pondok, seorang santri akan mendapat tuntutan dari

masyarakat atas ilmu-ilmu yang sudah mereka pelajari terutama masalah adab.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi guru dalam materi adab makan dan minum pada

MTs Al Falah Puteri Banjarbaru?

2. Apa saja aspek pendukung dan penghambat siswi dalam implementasi

materi adab makan dan minum pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru?

15
Wawancara awal, Kamis, 04 Agustus 2022
11

C. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari kesalahpahaman dalam

memahami judul yang penulis kemukakan maka perlu penuis tegaskan maksud

judul dan yang menjadi sasaran pembahasan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Pengertian implementasi pembelajaran

Secara sederhana implementasi pembelajaran dapat diartikan sebagai

pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajaran. Secara garis besar,

implementasi pembelajaran merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan

dari sebuah rencana yang disusun secara matang dan terperinci dalam

melakukan proses pembelajaran.16

Menurut Hamzah, implementasi pembelajaran adalah menerapkan

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswi yang saling bertukar

informasi.17

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi

pembelajaran adalah proses penerapan dalam pembelajaran untuk

melaksanakan program atau aktivitas lainnya dengan mengharapkan ada

perubahan dari orang yang diajarkan.

16
Nurdin dan Usman, Implementasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Rajawali, 2011), h. 34
17
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 2
12

2. Pengertian adab makan dan minum

Adab makan dan minum adalah tata cara yang dilakukan saat sebelum

makan dan minum dan sesudahnya menurut ajaran Rasullallah Saw. Dalam

adab makan dan minum juga merupakan tata krama dalam menghargai suatu

rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.

Makan adalah memasukkan nasi (atau makanan pokok lainnya) ke dalam

mulut serta mengunyah dan menelannya. Makanan dalam bahasa Arab

adalah ath’imah. Kata ath’imah adalah bentuk jamak dari kata tha’aam yang

berarti segala sesuatu yang bisa dimakan atau dicicipi.18

Sedangkan minum adalah memasukkan air (benda cair) ke dalam

mulutnya dan meneguknya. Minuman dalam bahasa Arab adalah syaraab.

Kata asyribah adalah bentuk jamak dari syaraab. Syaraab adalah segala

sesuatu yang diminum dari jenis apapun, baik air ataupun lainnya atau

segala sesuatu yang tidak perlu dimamah dalam proses konsumsinya.19

Rasullallah Saw mengajarkan kita tentang adab makan dan minum dari

sebelum memulai hingga mengakhiri makan dan minum, beliau tidak hanya

mengajarkan dari memulai dengan membaca basmalah dan mengakhirinya

dengan hamdalah, tapi beliau juga mengajarkan tata cara makan dan minum

diantaranya; makan dan minum dalam keadaan duduk, menggunakan

tangan kanan dan membeli makanan dengan cara yang halal.

18
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007), h. 551.
19
Ibid., h. 664.
13

Penulis tertarik untuk meneliti strategi guru dalam menerapkan adab

makan dan minum dalam keadaan duduk, menggunakan tangan kanan dan

membeli makanan dengan cara yang halal untuk meningkatkan pengamalan

siswi sehari-hari pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru dan aspek

pendukung dan penghambat siswi untuk menerapkan adab makan dan

minum dalam keadaan duduk, menggunakan tangan kanan dan membeli

makanan dengan cara yang halal untuk meningkatkan pengamalan siswi

sehari-hari pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

Jumlah siswi kelas IX pada tahun ajaran 2021/2022 semester genap kelas

A MTs ada 27 orang, kelas IX B MTs ada 27 orang, kelas IX C MTs ada 34

orang, kelas IX D MTs ada 34 orang, kelas IX E MTs ada 33 orang, kelas

IX F MTs ada 34 orang, kelas IX G MTs ada 33 orang, kelas IX H MTs ada

48 orang dan total seluruh siswi untuk kelas IX MTs berjumlah 270 orang.

Guru pemegang mata pelajaran akidah akhlak di MTs kelas IX Al Falah

Puteri Banjarbaru ada 1 orang. Berhubung materi adab makan dan minum

di kelas IX MTs semester genap, jadi siswi yang akan diambil untuk sampel

adalah siswi kelas IX MTs semester genap pada tahun ajaran 2021/2022 dan

penulis akan mengambil 20 orang siswi kelas IX MTs untuk dijadikan

sampel dalam penelitian ini.


14

D. Alasan Memilih Judul

1. Penulis sangat menyayangkan banyaknya pengetahuan siswi tentang

sunnah-sunnah Rasullallah Saw tapi kurang dalam penerapan dan

pengamalan, terutama mengenai makan dan minum.

2. Siswi MTs juga termasuk santriwati Ponpes Al Falah Puteri Banjarbaru,

sebaiknya seorang santri lebih menekankan adab makan dan minum dalam

keadaan duduk, menggunakan tangan kanan dan membeli makanan dengan

cara yang halal, karena hal sepele seperti ini juga mempengaruhi wibawa

sebagai seorang santriwati, akan lebih baik kebiasaan itu dihilangkan agar

terlihat lebih sopan dan berwibawa karena seorang santri lebih banyak akan

menjadi panutan di daerahnya masing-masing.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penulis mencantumkan

beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui implementasi guru dalam materi adab makan dan minum

pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

2. Untuk mengetahui aspek pendukung dan penghambat siswi dalam

implementasi materi adab makan dan minum pada MTs Al Falah Puteri

Banjarbaru.
15

F. Signifikansi Penelitian

Dalam rangka penyajian yang terpercaya tentang masalah yang dihadapi

oleh guru pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru. Maka signifikansi penelitian

sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Dengan informasi ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi guru,

guna meningkatkan pengamalan siswi dalam menerapkan makan dan

minum pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

b. Menjadi bahan kajian teori dalam bidang studi akidah akhlak.

c. Menambah pengetahuan penulis yang berkaitan dengan masalah

implementasi pembelajaran akidah akhlak materi adab makan dan

minum pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

2. Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat diterapkan di lingkungan pesantren,

masyarakat dan ditempat manapun.

G. Kajian Pustaka

Untuk penelitian sebuah karya ilmiah, diharapkan dapat menjawab

secara kompherensif semua permasalahan yang dikaji. Hal ini dilakukan agar

tidak terjadi duplikasi karya ilmiah atau pengulangan penelitian yang telah

diteliti pihak lain dengan permasalahan yang sama. Oleh karena itu, penulis

menyajikan karya ilmiah yang mirip dengan pokok permasalahan yang penulis

kaji sebagai berikut:


16

1. Laila, Mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin fakultas Ushuluddin dan

Humaniora pada tahun 2014 dengan skripnya yang berjudul “Hadis Tentang

Posisi Makan Sambil Bersandar (Kajian Fiqh Al-Hadits)”. Studi ini

membahas tentang pemahaman tekstual hadis makan sambil bersandar dan

pemahaman kontekstual hadis makan sambil bersandar. Dengan kajian Fiqh

Al-Hadits yaitu mengungkap pemahaman, interpretasi dan tafsiran yang

benar mengenai kandungan matan hadis dengan seperangkat ilmu yang

dapat membantu dalam memahami hadis Nabi Saw. Perbedaan penelitian,

saudari Laila meneliti Hadis Tentang Posisi Makan Sambil Bersandar

(Kajian Fiqh Al-Hadits) dan jenis penelitian ini adalah literatur/kepustakaan

(library research), sedangkan penulis meneliti implementasi materi adab

makan dan minum (makan dan minum dalam keadaan berdiri,

menggunakan tangan kiri dan membeli makanan dengan cara yang halal)

pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru, jenis penelitian adalah penelitian

lapangan. Persamaan penelitian, sama-sama menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif deskriptif.

2. M. Nazwar Rahman, mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin fakultas

Ushuluddin dan Humaniora pada tahun 2016 dengan skripsinya yang

berjudul “Makan Minum Berdiri dalam Standing Party Perspektif Ulama

dan Ahli Medis Kota Banjarmasin (Studi Living Hadis)”. Studi ini

membahas tentang makan minum berdiri dalam standing party perspektif

ulama dan ahli medis kota Banjarmasin. Dengan studi Living Hadis yaitu

sunnah Nabi Muhammad Saw dari segi praktik. Perbedaan penelitian,


17

saudara M. Nazwar Rahman meneliti makan minum berdiri dalam standing

party perspektif ulama dan ahli medis, dan tempatnya di kota Banjarmasin,

sedangkan penulis meneliti implementasi materi adab makan dan minum

(makan dan minum dalam keadaan berdiri, menggunakan tangan kiri dan

membeli makanan dengan cara yang halal) pada MTs Al Falah Puteri

Banjarbaru. Persamaan penelitian, penelitian menggunakan penelitian

lapangan dan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

3. M. Roby Maulana Ishaq, Mahasiswa STAI Al-Falah Banjarbaru fakultas

Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam pada tahun 2014 dengan

skripsinya yang berjudul “Penerapan Pelajaran Fiqih Tentang Salat Di MTs

Riadhusshalihin Desa Sinar Bulan Kec. Satui Kab. Tanah Bumbu”. Studi ini

membahas tentang penerapan pelajaran fiqih tentang salat dan faktor yang

yang mempengaruhi penerapan tersebut pada siswa MTs Riadhusshalihin

desa Sinar Bulam kecamatan Satui kabupaten Tanah Bumbu. Perbedaan

penelitian, saudara M. Roby Maulana Ishaq meneliti penerapan pelajaran

fiqih tentang salat, MTs Riadhusshalihin desa Sinar Bulan, sedangkan

penulis meneliti implementasi materi adab makan dan minum (makan dan

minum dalam keadaan berdiri, menggunakan tangan kiri dan membeli

makanan dengan cara yang halal) pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

Persamaan penelitian, penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan

dan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.


18

Dari kajian pustaka di atas, sama sama meneliti tentang makan dan minum

dan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan

perbedaan dari kajian pustaka tersebut yaitu penelitiannya, ada yang meneliti

posisi makan bersandar melalui kajian fiqh al-hadits dengan jenis penelitian

literatur, meneliti makan dan minum berdiri dalam standing party persfektif

ulama dan ahli medis dengan jenis penelitian lapangan, meneliti penerapan

pelajaran fiqih tentang salat di MTs Riadhusshalihin desa Sinar Bulan Kec. Satui

Kab. Tanah Bumbu dengan jenis penelitian lapangan dan ketiga kajian pustaka

tersebut tempat penelitiannya di kota Banjarmasin dan desa Sinar Bulan

sedangkan penulis di MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

Adapun karya ilmiah yang ingin penulis buat berjudul “Implementasi

Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Makan dan Minum Pada MTs Al Falah

Puteri Banjarbaru.” Penelitian ini menekankan pada pengamalan siswi sehari-

hari dalam penerapan adab makan dan minum dalam keadaan duduk,

menggunakan tangan kanan dan membeli makanan dengan cara yang halal pada

MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skiripsi ini secara garis besar dibagi

menjadi lima bab, yaitu:

Bab I: Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, definisi operasional,

rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi

penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan.


19

Bab II: Landasan teori yang berisi tentang pengertian implementasi

pembelajaran dan adab makan dan minum.

Bab III: Metode penelitian, yang berisi jenis dan pendekatan penelitian, subjek

dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan data, analisis data dan prosedur penelitian.

Bab IV: Hasil penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian,

penyajian data dan analisis data.

Bab V: Penutup, berisi simpulan dan saran-saran.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang

terjadi pada kelompok masyarakat.20 Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Disebut penelitian kualitatif karena digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah, di mana peneliti menjadi instrumen utama. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif. Disebut deskriptif karena penelitian ini berdasarkan fakta-

fakta yang ada dan yang dihasilkan jenis penelitian deskriptif ini adalah berupa

uraian atau paparan bahasa yang apa adanya.21

Dengan demikian, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif disini

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian data deskriptif yaitu

berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang diamati tentang

implementasi pembelajaran akidah akhlak materi adab makan dan minum pada

MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), Cet ke-15, h. 121
21
Kholik, Menggagas Pembelajaran Sastra Indonesia Pada Era Kelimpahan, (Malang:
Unisma Press, 2021), Cet Ke-1, h. 6

20
21

B. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian adalah guru

akidah akhlak di kelas IX MTs Al Falah Puteri Banjarbaru. Subjek penelitian

bertujuan untuk mendukung peneliti dalam menggali data. Sedangkan yang

menjadi objek dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran akidah

akhlak materi adab makan dan minum pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data pokok dan

data penunjang.

a. Data Pokok

Data pokok merupakan data yang berhubungan dengan

implementasi pembelajaran akidah akhlak materi adab makan dan

minum pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru, meliputi:

1) Materi yang dipakai guru

2) Metode yang dipakai guru

3) Cara penerapan siswi

4) Kurikulum yang dipakai guru

Aspek pendukung dan penghambat siswi dalam menerapkan

materi adab makan dan minum pada MTs Al Falah Banjarbaru,

meliputi:
22

1) Aspek Internal

a) Kesadaran diri

b) Kedisiplinan

2) Aspek Eksternal

a) Lingkungan sekolah

b) Pengawasan

c) Motivasi guru

b. Data Penunjang

Data penunjang adalah data yang meliputi tentang gambar umum

lokasi penilitian, meliputi:

1) Sejarah singkat berdirinya MTs Al Falah Puteri Banjarbaru.

2) Gambaran umum tentang lokasi penelitian, keadaan guru dan

siswi.

2. Sumber Data

Untuk lebih jelas dalam memperoleh data penelitian, maka penulis

melakukan penelitian meliputi:

1. Responden satu orang, yaitu guru mata pelajaran akidah akhlak.

2. Informan lima orang, yaitu siswi kelas IX MTs Al Falah Puteri

Banjarbaru.

3. Dokumentasi, yaitu dari kepala sekolah dan tata usaha yang berupa

informasi tertulis yang terdapat di sekolah yang berhubungan dengan

data yang digali terutama data penunjang dan foto ketika penelitian.
23

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi terus terang atau tersamar

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.22 Peneliti dalam

mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada narasumber, bahwa ia

sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak

awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti

juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih

dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang maka

peneliti tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.23 Maka dari

observasi inilah penulis akan mengumpulkan data sesuai dengan judul

penulis yaitu “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Adab

Makan dan Minum Pada MTs Al Falah Puteri Banjarbaru”.

2. Wawancara konvensional informal

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2020), Cet ke-2, h. 203
23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), h. 141.
24

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.24

Wawancara dengan konvensional informal, proses wawancara didasarkan

sepenuhnya pada perkembangannya pernyataan-pernyataan secara spontan

dalam interaksi ilmiah. Tipe wawancara demikian umumnya dilakukan

peneliti yang melakukan observasi partisipatif. Dalam situasi demikian,

orang-orang yang diajak berbicara mungkin tidak menyadari bahwa ia

sedang diwawancarai secara sistematis untuk menggali data.25 Wawancara

ini akan diajukan kepada lima orang siswi kelas IX MTs untuk membantu

menggali data, namun yang lebih utama wawancara ini akan diajukan

kepada guru pemegang mata pelajaran akidah akhlak kelas IX MTs yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian.

3. Dokumentasi

Informasi berharga yang tidak boleh dilewatkan dalam penelitian

kualitatif adalah dokumentasi. Dokumentasi yang dibutuhkan adalah data

madrasah dan sekolah baik yang tertulis, tergambar, tulisan kata bijak, arsif

foto dan film yang dijadikan data yang berfungsi untuk menguji dan

menafsirkan.26 Maka dari itu penulis berusaha untuk mengumpulkan semua

dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian baik itu berupa tulisan

atau gambar yang akan didapatkan dari kepala sekolah dan tata usaha.

24
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), h. 180
25
Ibid, h. 141
26
Dikutip oleh Rahmat, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan
Multikultural, (Depok: Rajawali Pers, 2019), Cet Ke-1, h. 50, mengutip dari Sanusi Uwes,
Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h, 74
Tabel Matriks Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data Teknik


Pengumpulan
Data
1 Data Pokok: Guru mata pelajaran Observasi dan
a. Data yang berhubungan dengan akidah akhlak. wawancara
implementasi pembelajaran akidah
akhlak materi adab makan dan
minum pada MTs Al Falah Puteri
Banjarbaru, meliputi:
1) Materi yang dipakai guru
2) Metode yang dipakai guru
3) Cara penerapan siswi
4) Kurikulum yang dipakai guru
b. Aspek pendukung dan penghambat Guru mata pelajaran
siswi dalam implementasi akidah akhlak dan siswi
pembelajaran akidah akhlak materi kelas IX MTs
adab makan dan minum pada MTs
Al Falah Puteri Banjarbaru,
meliputi:
1) Aspek Internal
a) Kesadaran diri
b) Kedisiplinan
2) Aspek Eksternal
a) Lingkungan sekolah
b) Pengawasan
c) Motivasi guru
2 Data Penunjang Kepala sekolah dan tata Wawancara
1) Data penunjang adalah data yang usaha. dan
meliputi tentang gambar umum dokumentasi
lokasi penilitian, meliputi:
a) Sejarah singkat berdirinya MTs
Al Falah Puteri Banjarbaru.
b) Gambaran umum tentang
lokasi penelitian, keadaan guru
dan siswi.

25
26

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah teknik

pengolahan data yang meliputi:

1. Klasifikasi

Klasifikasi data merupakan kata serapan dari bahasa Belanda,

classificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification.

Istilah ini menunjukkan kepada sebuah metode untuk menyusun data secara

sistematis atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.27

2. Editing

Kegiatan editing adalah kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data

yang telah dikumpulkan dari lapangan. Biasanya, editing dilakukan untuk

kuesioner-kuesioner yang disusun secara berstruktur dan diisi melalui

wawancara formal. Editing dapat dilakukan oleh editor atau peneliti

sendiri.28

3. Interpretasi Data

Interpretasi data adalah pengambilan sampel dari siswi kelas IX MTs Al

Falah Puteri Banjarbaru semester genap tahun ajaran 2021/2022, dari 270

diambil sampel 20 orang.

27
Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006), h. 112
28
Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi: -Jilid 3, (Jakarta: ESIS, 2006), h. 147
27

F. Analisis Data

Setelah semua data disajikan dan diinterpretasikan kemudian dilakukan

analisis data,dengan demikian pokok permasalahan yang dirumuskan dapat

tergambar dengan jelas.

Adapun metode yang dipakai dalam analisis data ini adalah Kualitatif

Deskriptif. Disebut penelitian kualitatif karena digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah, di mana peneliti menjadi instrumen utama. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif. Disebut deskriptif karena penelitian ini berdasarkan fakta-

fakta yang ada dan yang dihasilkan jenis penelitian deskriptif ini adalah berupa

uraian atau paparan bahasa yang apa adanya.29 Teknik analisis yang peneliti

gunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis deskriptif, yaitu

pengumpulan data berupa kata-kata bukan angka-angka, karena penelitian ini

adalah kualitatif.

G. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ada beberapa tahapan yang penulis laksanakan, yaitu:

1. Tahapan pendahuluan

a. Penjajakan pendahuluan terhadapa lokasi penelitian.

b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

c. Persiapan mengajukan proposal.

29
Kholik, Menggagas Pembelajaran Sastra Indonesia Pada Era Kelimpahan,...... h. 6
28

2. Tahapan persiapan

a. Seminar proposal.

b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

c. Meminta surat perintah riset kepada bapak Ketua STAI Al-Falah

Banjarbaru dalam rangka pengumpulan data.

d. Menyampaikan surat riset kepada yang bersangkutan.

3. Tahapan akhir

a. Menghubungi narasumber dan informan untuk mendapatkan data

dengan teknik yang telah ditentukan.

b. Mengolah dan menyusun dengan sistematika data yang telah diperoleh.

c. Penulisan skripsi dengan sistematika yang telah ditentukan.

d. Selanjutnya siap dibawa kesidang munaqasah untuk diuji dan

dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 2013.

B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Tim Redaksi, Modul Akidah Akhlak Kelas 9, Udo Brother, Tk, Tt.

Daulay, Haidar Putra Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Jakarta:


Kencana, 2016.

Daulay, Haidar Putera dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Dalam Lintasan
Sejarah, Jakarta: Kencana, 2016.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Penyampaian


Salinan PMA Nomor 60 Tahun 2015, Tentang Perubahan Atas PMA Nomor
90 Tahun 2013 dan Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah,
Jakarta, 2015.

Fathoni, Abdurrahman, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,


Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1994.

Hasan, Farid Nu’man, Fiqih Praktis Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani, 2019.

Hasan, Muhammad, et al. Landasan Hukum, Jawa Tengah: Tahta Media Group,
2021. Mengutip dari Blake, N, et al. Thinking Again: Education after
Postmodernism, London: Bergin and Garvey, 1998.

Kamal, Abu Malik bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007.

29
30

Kholik, Mengagas Pembelajaran Sastra Indonesia Pada Era Kelimpahan, Malang:


Unisma Press, 2021.

Kutsiyyah, Pembelajaran Akidah Akhlak, Pamekasan: Duta Media Publishing,


2019.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati, Sosiologi: -Jilid 3, Jakarta: ESIS, 2006.

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2002.

Nurdin dan Usman, Implementasi Pembelajaran, Yogyakarta: Rajawali, 2011.

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi zhilalil-Qur’an dibawah naungan Al-Qur’an jilid 1-10,


Jakarta: Gema Insani, 2006.

Rahmat, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural,


Depok: Rajawali Pers, 2019. Mengutip dari Sanusi Uwes, Manajemen
Pengembangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2020.

Suryadi, Rudi Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Deepublish, 2018.


31

DAFTAR TERJEMAH

No Bab Kutipan Hal Terjemah


1 I Q.S. Al Baqarah ayat 172 6 Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kamu menyembah.
2 I H.R. Muslim 6 Dari Ibnu Umar ra bahwasanya
Rasullallah Saw bersabda:
“Apabila seseorang di antaramu
makan, maka hendaklah ia makan
dengan dengan menggunakan
tanagan kanannya. Dan apabila ia
minum, maka hendaklah ia minum
dengan tangan kanannya, karena
sesungguhnya setan itu makan dan
minum denan tangan kirinya.

Anda mungkin juga menyukai