Anda di halaman 1dari 18

HADITS TENTANG METODE DRILL

DAN EKSPERIMEN

Untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Al-Hadits

Dosen Pengampu : Ahmad Machfudli,


M.Pd.

Disusun Oleh:
Rizqi Maulidia Putri 223121032
Isnaini Leli Nur Baiti 223121103
Tri Wahyu Hidayat 22312110

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SA’ID SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis masih diberikan kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan berupa makalah. Sholawat serta salam tidak lupa saya
haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya
di yaumul qiyamah nanti.
Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Hadits. Dalam
makalah yang berjudul “Hadits tentang Metode Drill dan Eksperimen” yang akan membahas
mengenai Esensi At-Ta’lim, At-Tarbiyah, dan At-Ta’dib dalam Pendidikan Islam,

Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari pihak lain.
Maka dari itu, pada kesempatan ini dengan senang hati penulis menyampaikan terimakasih
kepada:

1. Bapak Ahmad Machfudli, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Al-Hadits
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
2. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, membimbing dan memberikan dukungan
kepada penulis.
3. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Raden
Mas Said yang telah sama-sama berjuang dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca semua.

Kartasura, 01 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Pendidikan Islam ................................................................. 3
B. Esensi At-Ta’lim dalam Pendidikan Islam........................... 6
C. Esensi At-Tarbiyah dalam Pendidikan Islam....................... 7
D. Esensi At-Ta’dib dalam Pendidikan Islam........................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................ 10
A. Kesimpulan .......................................................................... 10
B. Saran .................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mengaktualisasikan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengolah potensi dirinya untuk kekuatan spiritual melalui praktik- praktik seperti
berdoa, belajar, pelayanan kepada orang lain, dan pengembangan diri. Pendidikan,
baik formal, informal, maupun nonformal, pada dasarnya dimaksudkan untuk
membekali peserta didik tidak hanya dengan keterampilan intelektual dan teknis,
tetapi juga dengan kematangan emosional, sosial, dan spiritual (Pramita et al., 2023).
Esensi pendidikan merupakan tinjauan yang mengungkapkan konsep
pendidikan dalam segala aspek kehidupan manusia. Tujuan utama pendidikan dalam
Islam adalah mencari ridha Allah SWT. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir
individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat untuk dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat, negara dan umat manusia secara keseluruhan.
Pendidikan pada hakekatnya adalah proses belajar yang berpedoman pada nilai-nilai
Islam yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits. Untuk alasan ini, kerangka teoritis
sangat penting untuk memahami dan menghargai sistem pendidikan Islam secara
keseluruhan. (Jaya, 2020).
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi keberadaan manusia,
dan juga memiliki banyak segi. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan
seefektif mungkin agar dapat mencapai jenjang pendidikan yang diinginkan.
Pendidikan berbasis Islam dan pendidikan umum sama-sama penting untuk tujuan
akhir pendidikan. Pendidikan Islam mengacu pada sistem pendidik dan memberi
kesempatan terhadap seorang supaya dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan
keinginan maupun melaui sebuah penilaian islam yang sudah tertanam maupun
dibentuk oleh individu tersebut. Selain itu, pendidikan islam merupakan sebuah
sistem dalam pendidikan yang bersifat secara komprehensif. Pendidikan yang terarah
dan berkualitas akan menciptakan individu yang beradab dan kehidupan sosial yang
beradab juga (Sitompul et al., 2022).

1
Semua konsep pendidikan dalam sebuah konteks islam sangat berkaitan
dengan istilah ta’lim, tarbiyah dan ta’dib dalam hal istilah tersebut kita harus
memahami secara bersama bukan hanya salah satunya. Dikarenakan ketiga kata
tersebut mempunyai arti yang sangat luas baik itu tentang makhluk hidup,
kemasyarakatan maupun terhadap sebuah lingkungan. Maka dari itu semuanya saling
berkaiatan satu sama lain seperti kita dengan Allah SWT. Istilah tersebut juga
memanifestasikan terhadap pendidikan Islam secara informal, formal maunpun non
formal (Sitompul et al., 2022).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya antara lain:
1. Apa itu metode pendidikan islam?
2. Apa itu metode drill dalam pendidikan islam?
3. Apa itu metode eksperimen dalam pendidikan islam?
C. Tujuan
1. Umum
Memahami dan mengetahui tentang metode drill dan eksperimen dalam
pendidikan islam
2. Khusus
1. Mengetahui tentang Pendidikan Islam
2. Mengetahui Esensi At-Ta’lim dalam Pendidikan Islam
3. Mengetahui Esensi At-Ta’rbiyah dalam Pendidikan Islam
4. Mengetahui Esensi At-Ta’dib dalam Pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam
Menurut Poerbakawatja dan Harahap, Pendidikan selalu diartikan sebagai
usaha sadar oleh orang dewasa untuk membawa seorang anak kepada kedewasaan,
yang dapat menimbulkan tanggung jawab moral dan segala perbuatannya. Sedangkan
menurut Muzayyin Arifin dalam sebuah bukunya dan mengeluarkan sebuah pendapat
yaitu: Pendidikan islam merupakan suebuah upaya yang dikembangkan dan
ditingkatkan kepada manusia, baik itu berkaitan dengan aspek mental maupun fisik
dan wajib dilakukan selangkah demi selangkah.
Prof. H. Muhamad Daud Ali, S.H. berpendapat bahwa pendidkan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau
memindahkan nilai- nilai yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Proses
pemindahan nilai itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya, Pertama
melalui pengajaran yaitu proses pemindahan nilai berupa ilmu pengetahuan dari
seorang guru kepada murid-muridnya dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Kedua melalui pelatihan yang dilaksanakan dengan jalan membiasakan seseorang
melakukan pekerjaan tertentu untuk memperoleh keterampilan mengerjakan pekerjaan
tersebut. Ketiga melalui indoktrinasi yang diselenggarakan agar orang meniru atau
mengikuti apa saja yang diajarkan orang lain tanpa mengijinkan si penerima tersebut
mempertanyakan nilai-nilai yang diajarkan (Pulungan, 2022).
Menurut Wicaksana & Rachman, Pada konsep Bahasa Indonesia bahwasanya
pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti perbuatan, hal, cara, metode dan lain
sebagainya. Istilah ini mulanya berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” berarti
bimbingan pada anak. Selanjutnya istilah pendidikan itu diterjemahkan ke bahasa
Inggris “education” memiliki arti pengembangan atau bimbingan. Sedangkan dalam
istilah bahasa Arab sering disebut dengan kata “tarbiyah” yang diartikan sebagai
seorang pendidik. Perkembangan istilah pendidikan di atas mengarah pada sebuah
bimbingan dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak didik untuk membina
perkembangan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan
merupakan sebuah usaha yang dapat dipengaruhi dan sangat mempengaruhi sebagai
pertumbuhan seseorang atau sekelompok orang supaya dapat berkembang dan tercapai
taraf hidup yang sangat tinggi dalam arti spiritual.

3
Menurut Pulungan, Pengertian pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang
dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, yaitu dengan beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah
Allah dimuka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Maka
tujuan dalam konteks ini terciptanya insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.
Islam dan pendidikan mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar
baik secara ontologis, epistimologis maupun aksiologis. Pendidikan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. John Dewey
menyatakan, bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai
bimbingan sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta
membentuk disiplin hidup.
Dalam aktivitas pendidikan baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun
dalam pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar yang kokoh. Hal ini
dimaksudkan agar yang terlingkupi dalam pendidikan mempunyai keteguhan dan
keyakinan yang tegas sehingga praktek pendidikan tidak kehilangan arah dan mudah
di pengaruh dari luar pendidikan. Adapun asar pendidikan Islam dapat diketahui
dari
firman Allah SWT:
‫ردُّو ُه ِّلل‬ ٖ ‫وأُ ْولِي ٱ أۡلَ منك أۖ ۡم فَِإن َت ع ي َش‬ ‫ءا َمن طيعواْ َ و طيعواْ ر‬ ‫َ يَٰٓأ ها ٱل‬
‫ِإلَى ٱ‬ ‫ء‬ ‫ نَ ز ُت‬² ‫أ م ِر‬ ‫ٱل ُسول‬ ‫ٱ ّلل َأ‬ ‫َٰٓواْ أ‬ ‫ي ِذين‬
‫ي‬ ‫أم‬
٩٥ ‫وأ ن وي اًل‬ َ ‫َذل خ‬ “ِ ‫وٱ أل َي أو‬ ‫كنتُ أم ُت أؤ‬ ‫وٱلر ول ن‬
‫ك أي ح َت أأ‬ ‫ِ م ٱ أ ۡل ر‬ ‫لل‬
ِّ ‫ِمُنون‬
‫ر‬ٞ ‫خ‬ ‫ٱ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-Nisa’:59)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunah. Sedang pendidikan Islam merupakan
salah satu bentuk kegiatan manusia yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain ke
arah kebaikan agar dapat hidup baik dengan menaati semua yang diperintahkan Allah

4
dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah. Kesemuanya itu harus benar-benar
dalam ruang lingkup peraturan Allah. Dengan demikian dasar dari pendidikan Islam
adalah Al-Qur’an dan As-Sunah.

5
Walaupun demikian, kedua sumber utama tersebut hanya mengandung prinsip-
prinsip pokok saja, sehingga pendidikan Islam tetap terbuka terhadap unsur ijtihad
dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah sebagai nilai
utama. Dengan demikian dasar pendidikan Islam terdiri dari Al-Qur’an, Sunnah dan
ijtihad.
Menurut Hasan Langgulung, ada lima sumber nilai yang diakui dalam Islam,
yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, itulah yang asal. Kemudian datang sumber ketiga
yaitu Qiyas, artinya membandingkan masalah yang disebutkan oleh Al-Qur’an dan
Sunah dengan masalah yang dihadapi oleh umat Islam pada masa tertentu, tetapi nash
yang tegas tidak ada dalam Al-Qur’an, di sini digunakan qiyas. Kemudian sumber
keempat adalah kemaslahatan umum. Sedangkan sumber yang kelima adalah
kesepakatan atau ijma’ ulama’ dan ahli fikih Islam.
Dari uraian tersebut dapat diambil suatu gambaran bahwa dasar pendidikan
Islam adalah Al-Qur’an, Sunnah dan ijtihad. Adapun perlunya ijtihad digunakan
karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam
bidang pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengertian pendidikan secara luas adalah segala sesuatu yang menyangkut
proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai baik bagi anak didik, sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam pendidikan menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya ia
menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.
Sedangkan kaitannya dengan Islam, maka ada tiga istilah umum yang sering
digunakan dalam pendidikan (Islam), yaitu: At-Tarbiyyah (pengetahuan tentang ar-
Rabb), At-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan
ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), dan At-Ta’dib
(integrasi ilmu dan amal). Konteks pendidikan Islam dan makna istilah ta'lim,
tarbiyah, dan ta'dib di dalamnya merupakan konsep yang harus dipahami secara
bersamaan. Ketiga kata tersebut memiliki makna yang saling berhubungan dan
mencakup keseluruhan umat manusia dan masyarakat, serta lingkungan dan
hubungannya dengan Tuhan.

6
B. Esensi At-Ta’lim dalam Pendidikan Islam
Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk konsep Pendidikan dalam Islam
adalah ta'lim. Ta’lim berasal dari kata ‘allama-yu’allimu-ta’lim yang berarti mengajar,
mengetahui. Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi
berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu. Al-Malagi mengklaim bahwa ajaran Ta’lim dadalah tentang mempelajari,
menyaksikan dan menganalisis sesuai dengan ajaran Allah Swt. Dengan kata lain
Ta’lim hanya mencakup aspek kognitif dan tidak meluas ke bidang lain (Jaya, 2020).
Definisi ta’lim menurut Abdul Fattah Jalal, yaitu sebagai proses pemberian
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah,
sehingga penyucian diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan
untuk menerima Al-hikmah serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan
yang tidak diketahuinya. Mengacu pada definisi ini, ta’lim berarti adalah usaha terus
menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi “tidak tau” ke
posisi
“tau” seperti yang digambarkan dalam surat An Nahl ayat 78:
٨٧ ‫ن‬
‫أ شك‬ َ‫ َ ل أعل ش َ ع كُ ُم س وٱ َ وٱ أۡلَ أفِ´دَة‬² ‫ون َّ م‬ ۢ ‫وٱ ُّلل أخ ج‬
‫ُرو‬ ‫لَعَلَّكُ أم‬ ‫ٱل أم أۡلَ أب ص‬ ‫ُمون أ ل‬ ‫َهتِكُ أم‬ ‫َر ُكم ن‬
‫َع‬ ˚
‫´ ي وج‬
‫َر‬ ‫ا‬ ‫م‬
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78). (Syah, 2017).
Dalam QS. Al-Baqarah: 151, yang artinya: “Untuk mengajarimu apa yang
tidak kamu ketahui dan mencerahkanmu dengan ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah memerintahkan para utusan-Nya
untuk mengajarkan (ta'lim) kedua hal tersebut kepada umat-Nya. Mengajar dalam
pengertian prinsip-prinsip yang berlaku sehingga siswa memperoleh sikap dan
kemampuan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat (Pramita et al.,
2023)
Ta'lim berisi semua pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan untuk
menjadi seorang pendidik dan praktisi moral yang baik. Dari pengertian diatas, ta’lim
mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang
dalam hidupnya serta pedoman perilaku yang baik, sebagai upaya untuk
mengembangkan, mendorong dan mengajak manusia lebih maju dan kehidupan yang
7
mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan
akal, perasaan maupun perbuatan (Pulungan, 2022).

8
Ta'lim merupakan proses yang berkelanjutan karena manusia dilahirkan dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi ia dibekali dengan berbagai potensi
untuk mengembangkan keterampilannya tersebut agar dapat memahami ilmu serta
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari (Sitompul et al., 2022).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep Ta’lim adalah proses
pengajaran yang lebih mengarah pada aspek kognitif seperti pengajaran mata pelajaran
seperti matematika.
C. Esensi At-Tarbiyah dalam Pendidikan Islam
Dalam bahasa Arab, kata Al-Tarbiyah memiliki tiga akar kebakaan, yaitu:
1. Rabba, yarbu: yang memiliki makna tumbuh, bertambah, berkembang.
2.Rabbi, yarba: yang memiliki makna tumbuh dan menjadi besar atau
dewasa.
3. Rabba, yarubbu: yang memiliki makna memperbaiki, mengatur, mengurus dan
mendidik, menguasai dan memimpin, menjaga dan memelihara.
Menurut Musthafa Al-Ghalayani, at-tarbiyah adalah penanaman etika yang mulia
pada anak yang sedang tumbuh dengan cara memberi petunjuk dan nasihat, sehingga
ia memiliki potensi dan kompetensi jiwa yang mantap, yang dapat membuahkan sifat-
sifat bijak, baik cinta akan kreasi, dan berguna bagi tanah airnya.
Tarbiyah (pendidikan) merupakan transformasi pengetahuan dari satu generasi
kegenerasi, atau dari orang tua kepada anaknya. Transformasi pengetahuan ini
dilakukan dengan penuh keseriusan agar peserta didik memiliki sikap dan semangat
yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk
ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur. Dengan terbentuknya individu
seperti itu maka suatu pendidikan dapat terealisasikan tujuannya.
Dalam pendidikan (tarbiyah) ini mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik,
ketiga ranah tersebut harus dimiliki peserta didik, agar apa yang jadi visi misi lembaga
institusi tertentu bisa terwujud tujuan pendidikannya, untuk itu maka pendidik dalam
mendidik harus memiliki rasa keseriusan, keikhlasan dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Agar peserta didik menjadi sosok yang diharapkan dan bisa bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan juga masyarakat.
Musthafa Al-Maraghi membagi aktivitas Al-Tarbiyah menjadi dua macam:
1. Tarbiyah Khalaqiyyah, yaitu pendidikan yang terkait dengan pertumbuhan jasmani
manusia, agar dapat dijadikan sebagai sarana dalam pengembangan rohaninya.
2. Tarbiyah Diniyah Tahdibiyyah, yaitu pendidikan yang terkait dengan pembinaan

9
dan pengembangan akhlak dan agama manusia.

10
Dalam pengertian tarbiyah ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak
sekedar menitik beratkan pada kebutuhan jasmani, tetapi diperlukan juga
pengembangan kebutuhan psikis, sosial, etika dan agama untuk kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Pendidikan Islam yang dilakukan harus mencakup proses
transformasi kebudayaan, nilai dan ilmu pengetahuan dan aktualisasi terhadap seluruh
potensi yang dimiliki oleh peserta didik, agar mencetak peserta didik ke arah insan
kamil, yaitu insan sempurna yang tahu dan sadar akan diri dan lingkungan.
Di lain pihak istilah tarbiyah tampaknya merupakan terjemahan dari istilah latin
educare dan educatio yang bahasa inggrisnya educate dan education. Konotasi kata ini
menurut Naquib al-Attas yaitu menghasilkan, mengembangkan dari kepribadian yang
tersembunyi atau potensial yang di dalam proses menghasilkan dan mengembangkan
itu mengacu kepada segala sesuatu yang bersifat fisik dan material. Atau kalau toh
dalam istilah educatio maupun education ada pula pembinaan intelektual dan moral,
sumber pelaksanaannya bukanlah wahyu, melainkan semata-mata hasil spekulasi
filosofis tentang etika yang disesuaikan dengan tujuan fisik material orang- orang
sekuler.
D. Esensi At-Ta’dib dalam Pendidikan Islam
Ta'dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta'dib dan biasanya diterjemahkan dengan
"allama" maupun pendidikan. Addaba yang diartikan pada Ibnu Manxur yang merupakan
lawan kata dengan allama dan azzat yang dimana dapat disebutkan pada sebuah ajaran yang
diberikan kepada Nabi, oleh karena Al-Attas ddapat merubah kata addaba (ta’dib) pada
ta’dib. Istilah Ta’dib biasanya diterjemahkan sebagai 'olahraga' atau 'latihan' dalam bahasa
Indonesia. Berasal dari arti dan etimologi aduba-ya'dubu yang diartikan sebagai memperlatih
maupun disiplin diri yang dimana perilakuan tersebut dilakukan secara sopan dan patuh.
Makna
dari kata adabaya’dibbu diartikan sebagai perilaku kebaikan (Muhmud Yunus, 2010:37).
Maka dari kata tersebut dapat dibentuk kata kerja dari kata ta’dib yang diartikan
sebagai pendidikan, akal budi pekerti, kedisiplinan, memperbaiki dan Tindakan. Maka pada
hal tersebut kita dapat mengertikan istilah ta’dib dengan aturan pendidikan sangat berfungsi
supaya menciptakan makhluk hidup yang berakhlak untuk dapat memandang semua
fenomena- fenomena melalui teropong dan dapat menyatukan ilmu pengetahuan humaniora
maupun Syariah untuk membentuk suatu perubahan Islam yang benar. Konsep ta’dib ini
mebutuhkan suatu proses Islamisasi pengetahuan supaya mencapaii tujuan utama dari konsep
pendidikan, kita tidak wajib mengintegrasikan sebuah ilmu tetapi juga integrasi ilmu dan
11
paradigma sekluer dalam Islam.

12
Konsep pendidikan tersebut sangat penting dikararenakan dapat mengingat. Dalam
konsep ta’dib mengandung tiga unsur, yaitu: pengembangan iman, pengambangan ilmu,
pengembangan amal. Hubungan antara ketiga sangat penting karena untuk tujuan pendidikan
juga. Iman merupakan suatu pengakuan terhadap apa yang diciptakan Allah di dunia ini yang
direalisasikan dengan ilmu, dan konsekuensinya adalah amal. Ilmu harus dilandasi dengan
iman, dengan iman maka ilmu harus mampu membentuk amal karena ilmu itu harus diamalkan
kepada orang yang belum mengetahuinya, dengan terealisasikannya unsur tersebut maka akan
terwujudnya tujuan pendidikan.

Dalam sosok pribadi manusia beriman dan beramal shaleh tersebut dapat
digambarkan bahwa mereka memiliki jati diri sebagai pengabdi Allah, serta ikut dalam
berkreasi dan berinovasi guna kepentingan kesejahteraan hidup bersama. Atas dasar
keimanan, mampu memelihara hubungan dengan Allah dan antara dirinya dengan sesama
makhluk Allah, sedangkan realisasi dan keimanan itu terlihat dari kemampuan untuk
senantiasa berkreasi dan berinovasi yang bernilai bagi kehidupan bersama.

Ta’dib sebagai upaya dalam pembentukan adab (tata krama), terbagi atas empat
macam:
1. Ta’dib adab Al-Haqq, pendidikan tata krama spiritual dalam kebenaran, yang di dalamnya
segala yang ada memiliki kebenaran dan dengannya segala sesuatu diciptakan.
2. Ta’dib adab Al-Khidmah, pendidikan tata krama spiritual dalam pengabdian.
3. Ta’dib adab Al-Syari’ah, pendidikan tata krama yang tata caranya telah digariskan oleh
Allah
memalui wahyu.
4. Ta’dib adab Al-Shuhbah, pendidikan tata krama dalam persahabatan, berupa
saling menghormati dan saling tolong menolong.
Refleksi dari sub bab ta’dib adalah ta’dib berarti mendidik, memberi adab, mleatih,
memperbaiki, mendisiplinkan, dan memberi Tindakan. Dapat disimpilkan, istilah ta’dib
adalah “usaha untuk menciptakan siuasi dan kondisi sedemikian rupa sehingga pelajar
terdorong dan tergerak jiwa dan hatinya untuk berperilaku dan beradab atau sopan santun
yang sesuai dengan yang diharapkan. Mungkin yag menjadikan adab itu diatas ilmu, orang
yang berilmu belum tentu beradap tetapi orang yang beradab sudah pasti berilmu.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas yang dapat disimpulkan penulis adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian pendidikan secara luas adalah segala sesuatu yang menyangkut proses
perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai baik bagi anak didik, sehingga berguna bagi
masyarakat. Sedangkan kaitannya dengan Islam, ada tiga istilah umum yang sering
digunakan dalam pendidikan (Islam), yaitu: At-Tarbiyyah, At-Ta’lim, dan At-
Ta’dib. Ketiga istilah tersebut merupakan konsep yang harus dipahami secara
bersamaan. Yang memiliki makna saling berhubungan dan mencakup keseluruhan
umat manusia dan masyarakat, serta lingkungan dan hubungannya dengan Tuhan.
2. Konsep Ta’lim dalam pendidikan Islam adalah proses pengajaran yang lebih
mengarah pada aspek kognitif (perilaku yang menekankan pada intelektual nya,
seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir) seperti pengajaran mata pelajaran
seperti matematika.
3. Konsep Tarbiyah dalam pendidikan Islam adalah proses pengajaran yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan peserta didik, yang mencakup afektif,
kognitif dan psikomotorik.
4. Konsep Ta’dib dalam pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang lebih
mengarah pada aspek afektif (perilaku yang lebih menekankan pada aspek
perasaan dan emosi).
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam makalah ini adalah:
1. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tekait
Konsep Dasar Pendidikan Islam.
2. Dosen Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Agar selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada para mahasiswa
agar meningkatkan belajarnya dalam pembelajaran intensif Filsafat Pendidikan
Islam sehingga dapat merangsang daya tarik dan perhatian mereka terhadap
pentingnya belajar filsafat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jaya, F. (2020). KONSEP DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM:


TA’LIM, TARBIYAH DAN TA’DIB. JURNAL TAZKIYA, IX(1), 63–79.
Pramita, A. W., Lubis, C. N., Aulia, N., Zahira, G., & Arkanuddin, P. (2023). Hakikat
Pendidikan Islam: Tarbiyah, Ta’lim Dan Ta’dib. Journal of Educational Research and
Humaniora (JERH), 1(2), 83–89.
Pulungan, M. A. A. (2022). Konsep Dasar Pendidikan Dalam Islam: Ta’lim, Tarbiyah, Dan
Ta’dib. GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2(3), 247–256.
Sitompul, F., Lubis, M., Jannah, N., & Tarigan, M. (2022). Hakikat dan Tujuan Pendidikan
dalam Islam: Konsep Tarbiyah, Ta’lim, dan Ta’dib. Jurnal Pendidikan Dan Konseling,
4(6), 1707–1715.
Syah, A. (2017). Term Tarbiyah, Ta’Lim Dan Ta’dib Dalam Pendidikan Islam. Al-Fikra :
Jurnal Ilmiah Keislaman, 7(1), 138–150.
Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018). Pendidikan Islam. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 3(1), 10–27.

iii

Anda mungkin juga menyukai