MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam yang diampu oleh Drs. H. Zulkabir, M.Pd.
disusun oleh:
Dewi Ayu Ardistya (1701683)
Rismawanti Nur F. (1701930)
Salsabila Az-Zahra I. (1700073)
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah Seminar Pendidikan Agama
Islam sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW.
Selaku Kami berterima kasih kepada Bapak Drs. H. Zulkabir, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang telah
membimbing Kami dalam penyusunan makalah ini. Selain itu, Kami berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam dalam memudahkan
proses pembuatan makalah.
Makalah yang berjudul “Pendidikan” ini merupakan salah satu untuk
memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Tersusunnya
makalah ini berkat kerjasama yang baik antar teman walaupun pada mulanya
Kami mengalami kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini. Namun, al-
hamdulillah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Harapan Kami makalah ini
dapat bermanfaat untuk rekan-rekan baik dalam proses pembelajaran di kampus
maupun luar kampus.
Kami menyadari dalam makalah ini ada kelemahan dan kekurangan, oleh
karena itu adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak sangat Kami nantikan
untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Kata tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari wahhada yang berarti
mengesakan. Kata tauhid bermakna mengesakan atau menyatukan. Dalam bahasa
Indonesia kata tauhid berartikan keesaan Allah SWT, mentauhidkan berarti
mengakui keesaan Allah atau mengesekannya. Tauhid ialah mengesakan Allah
SWT dalam beribadah kepada-Nya.
Implikasi Tauhid dalam pembentukan kepribadian muslim, terdapat beberapa
implikasi, antara lain :
1. Tauhid membentuk kepribadian utuh
2. Tauhid membentuk kepribadian terbuka
3. Tauhid membentuk kepribadian berani
4. Tauhid membentuk kepribadian bebas
5. Tauhid membentuk kepribadian optimis
Banyak dari para ahli dan tokoh yang berpendapat tentang definisi
“pendidikan” seperti dikutib Ahmadi dan Ukhbiyati (1991:69) Ki Hajar
Dewantara yang berpendapat bahwa definisi pendidikan adalah sebagai tuntutan
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak men jadi manusia
dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. (Syamsul Kurniawan, 2016)
Sedangkan definisi pendidikan yang diberikan marimba (1989:19) bahwa
pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap
pekembangan peserta didik, baik jasmani maupun rohani, menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
Pendidikan islam sebagai pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-
Sunnah tentu sangat luas jangkaunnya.pada sejumlah istilah yang umum yang
digunakan para ahli pendidikan islam sekurang-kurangnya ada 3 istilah yang
digunakan dalam pendidikan islam, yaitu al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib.
Walaupun mempunyai makna yang berbeda karena teks dan kalimatnya, namun
pada hal-hal tertentu mempunyai suatu kesamaan makna.
3
1. Kafaah dalam pernikahan
2. Mahar dalam pernikahan
3. Adab pernikahan
Pernikahan merupakan sesuatu yang luhur dan sakral, karena mengikat dan
membangun suatu hubungan dan bermakna ibadah kepada Allah SWT, mengikuti
sunnah Rasulullah dan didasarkan atas dasar keiklashan, tanggung jawab dan
mengikuti hukum-hukum yang di indahkan. Untuk pernikahan adat biasanya
memiliki ketentuannya masing masing di setiap daerahnya, tetapi tidak sampai
keluar dari hukum-hukum islam dan tidak sampai berlebihan, yang dapat dilihat
dari kafaahnya, mahar pernikahannya serta adab dalam pernikhannya. Dengan
demikian, agama Islam sudah mengatur sedemikian rupa agar pada
pelaksanaannya pernikahan menjadi suatu momen yang sakral. Sehingga
diperlukan edukasi dalam pendidikan mengenai pernikahan.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha kearah
pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dalam pelaksanaan tugasnya, guru diharapkan dapat menggunakan
alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai
alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman). Bahkan
mungkin lebih dari itu, guru pendidikan agama islam diharapkan mampu
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran islam sendiri.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu Penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
5
DAFTAR PUSTAKA