Disusun Oleh :
Kelompok 8
Khairunnisa Hasani 2111101019
Nur Avifah 2111101153
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini terutama kepada
Ibu Sunanik, M.Pd.I, yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga
kami dapat belajar dan mengerjakan semaksimal mungkin. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan dan memberkahi. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja materi PAI yang tercakup dalam fase D?
2. Apa saja model pembelajaran dalam fase D?
3. Apa saja pendekatan dalam fase D?
4. Bagaimana strategi pembelajaran dalam fase D?
5. Apa saja metode pembelajaran dalam fase D?
6. Bagaimana cara membuat RPP dalam fase D?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui materi PAI fase D
2. Untuk mengidentifikasi model pembelajaran pada fase D
3. Untuk mengetahui pendekatan pada fase D
4. Untuk memahami strategi pembejaran pada fase D
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran pada fase D
6. Untuk mengetahui cara pembuatan RPP pada fase D
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mokh. Iman Firmansyah, “Pendidikan Agama Islam:Pengertian,Tujuan,Dasar,dan Fungsi”,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 17, No. 2, 2019, Hlm. 82-83
3
Pada Fase D, dipembahasan Al-Qur’an Hadis peserta didik memahami
definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi yang posisinya sebagai sumber ajaran
agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam
dan lingkugan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap
moderat dalam beragama. Peserta didik juga memahami tingginya
semangat keilmuan beberapa intelektual besar Islam. Dalam elemen
akidah, peserta didik mendalami enam rukun iman. Dalam elemen akhlak,
peserta didik mendalami peran aktivitas salat sebagai bentuk penjagaan
atas diri sendiri dari keburukan. Peserta didik juga memahami pentingnya
verifikasi (tabayyun) informasi sehingga dia tehindar dari kebohongan dan
berita palsu. Peserta didik juga memahami definisi toleransi dalam tradisi
Islam berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Nabi. Peserta
didik juga mulai mengenal dimensi keindahan dan seni dalam Islam
termasuk ekspresi-ekspresinya. Dalam elemen ibadah, peserta didik
memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat,
memahami konsep mu’amalah, riba, rukhsah, serta mengenal beberapa
mazhab fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban. Dalam elemen
sejarah, peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari
kisah-kisah penting dari Bani Umayyah, Abbasiyah, Turki Usmani,
Syafawi dan Mughal sebagai pengantar untuk memahami alur sejarah
masuknya Islam ke Indonesia.2
2
“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (FASE D)”,
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/referensi-penerapan/capaian-pembelajaran/sd-
sma/pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti/fase-d/, Diakses pada tanggal. 12 November 2022
pukul 21.00
4
Contoh materi PAI yang ada dalam fase D:
-Makna al-Asmau-al-Husna
-Berperilaku Jujur
-Berperilaku Amanah
-Berperilaku Istiqamah
-Thaharah
-Cara Thaharah
-Salat Berjamaah
-Membaca Al-Qur’an
5
-Memahami Al-Qur’an
-Pengertian Malaikat
-Berempati
-Menghormati Guru
6
-Dakwah Nabi Muhammad saw
-Membaca Al-Qur’an
-Memahami Al-Qur’an
-Dialog islami
-Mutiara khazanah
-Kisah teladan
-Dialog islami
-Kisah Teladan
7
Bab 3 : Mengutamakan kejujuran dan menegakkan keadilan
-Sujud Syukur
-Sujud Sahwi
-Sujud Tilawah
-Pertumbuhan Kebudayaan
8
Bab 7 : Rendah hati, hemat, dan sederhana membuat hidup lebih
mulia
-Berbaik Sangka
9
Bab 11 : Ibadah puasa membentuk pribadi yang bertaqwa
-Puasa wajib
-Puasa sunnah
-Hikmah berpuasa
-Makanan halal
-Makanan haram
-Minuman halal
-Minuman haram
10
Model pembelajaran yang ditawarkan para ahli untuk mewujudkan
kegiatan belajar aktif dimaksud diantaranya:
11
adalah satu atau beberapa model pembelajaran yang efektif untuk mata
pelajaran tertentu tetapi belum tentu untuk materi lainnya. Oleh karenanya
guru harus cerdas dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai
untuk suatu kegiatan pembelajaran guna tercapainya indikator-indikator
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
3
PsychologyMania, “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”
https://www.psychologymania.com/2013/08/model-pembelajaran-pendidikan-agama.html,
Diakses pada tanggal 12 November 2022 pukul 22.00
12
C. Strategi Pembelajaran PAI fase D
Pada tahap implementasi dikembangkan pengalaman belajar dan
proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri
peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan
pembudayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip
penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga
pilar pendidikan yakni dalam satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat. Jika dikaitkan dengan pendidikan secara garis besar maka ada
beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu:
1. Jika dilihat dari segi proses pembelajaran (anak didik) secara umum ada
tiga strategi dalam pembelajaran yaitu:
a. Pendekatan individualistik yang berpijak pada asumsi bahwa anak
didik memiliki potensi yang mungkin berbeda antara satu sama
lainnya. Asumsi ini akan memberikan pemikiran kepada guru bahwa
pembelajaran adalah mengembangkan potensi individu. Strategi dan
metode yang digunakan harus memperhatikan aspek perbedaan
individual ini. Fungsi guru hanya sebagai bidan yang membantu bayi
keluar dari rahim ibunya atau sebagai fasilitator dan motivator saja.
Pendekatan ini adalah student centrist yang berakar kepada aliran
psikologi nativisme, humanisme dan liberalisme. Yaitu suatu
pendekatan yang melayani atau menempatkan kedudukan manusia
seperti apa adanya, manusiawi dan bebas dalam bertindak atau
memilih. Pendekatan ini tidak sepenuhnya cocok dengan konsep
pendidikan Islam. Hal ini disebabkan dalam pendidikan Islam ada
materi-materi atau praktek-praktek tertentu seperti kemampuan
membaca al-Quran dan menghafal du’a-du’a shalat, puasa, haji dan
lain-lain adalah kewajiban bagi setiap individu dan harus seperti itu
melaksanakannya. Sedangkan pendekatan demokrasi hanya dapat
dilaksanakan pada proses pembelajaran saja bukan pada pelaksanaan
ibadahnya.
13
b. Pendekatan sosial atau kelompok yang berpijak pada pemikiran
bahwa manusia meskipun terdapat banyak perbedaan antara satu
sama lain, tetapi juga terdapat banyak persamaan dan saling
ketergantungan. Asumsi ini akan memberikan pemikiran kepada
guru bahwa pembelajaran adalah pengembangan potensi individual
untuk dapat memenuhi kebutuhan bersama. Dalam proses
pembelajaran akan digunakan hukum- hukum psikologi
pembelajaran yang umum. Pendekatan ini menganut teacher centrist,
karena gurulah yang akan menentukan dan mengatur pembelajaran.
Dalam pembelajaran PAI pendekatan ini dapat digunakan pada
sebagian materi. Dimana siswa harus menjadikan gurunya sebagai
panutannya. Mereka harus mengikuti perintah dan larangan guru.
Pendekatan ini berperan besar dalam pembentukan karakter atau
akhlak, karena ada prilaku-prilaku yang disenangi tetapi tidak
dibolehkan dalam pendidikan agama. Prilaku ini misalnya ada
kecenderungan siswa untuk melakukan prilaku-prilaku myimpang
seperti pergaulan bebas dan menggunakan obat-obat terlarang atau
tidak suka melaksanakan shalat, puasa dan lain-lain.
c. Pendekatan campuran. Pendekatan ini berusaha mengsinergikan
antara keunggulan yang terdapat pada pendekatan individual dan
pendekatan sosial atau kelompok, tetapi dalam pelaksanaannya
pendekatan ini akan menghadapi banyak masalah dibandingkan
dengan masing-masing pendekatan di atas, karena dalam pendekatan
campuran ini guru akan menghadapi masalah yang terdapat dalam
dua pendekatan sebelumnya sekaligus. Kekurangan dalam
pendekatan individual adalah guru harus mendekati setiap anak satu
persatu. Hal ini tentu akan memakan waktu yang panjang dalam
proses pembelajaran, karena setiap anak memiliki karakter yang
berbeda.
14
2. Pendekatan Umum Pembelajaran Pendidikan Islam
Jika dilihat dari segi perbaikan sikap atau akhlak dan kepribadian anak
maka sebuah strategi dapat menggunakan suatu cara dan nilai dari
sebuah disiplin ilmu. Menurut M. Nasir Budiman ada tujuh pendekatan
umum yang dapat digunakan dalam pembelajaran dalam sistem
pendidikan Islam, baik untuk ilmu fardhu ain maupun untuk ilmu
fardhu kifayah, yaitu: 4
a. Pendekatan rasional. Pembelajaran menurut pendekatan ini harus
mengikuti tingkat perkembangan pikiran anak di mulai dari yang
konkrit kemudian baru diberikan hal-hal yang abstrak. Pembuktian
suatu kebenaran dimulai dari hal-hal sederhana sampai kepada hal-
hal yang kompleks.
b. Pendekatan emosional. Dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang
orang tergugah perasaannya. Untuk dapat tergugah perasaan sebagai
sebuah respon maka diperlukan stimulus yang tepat. Stimulus dapat
berupa verbal seperti cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog,
anjuran, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan yang
nonverbal adalah berupa prilaku dan sikap guru yang dapat ditiru
oleh anak.
Al-Quran menampilkan beberapa cerita atau keadaan yang dapat
mengugah jiwa manusia seperti cerita tentang para Nabi dan juga
cerita tentang keadaan manusia yang sudah mendapatkan azab Allah
atas keingkarannya, seperti cerita pada saat terjadi huru- hara qiamat,
mahsyar, syurga dan neraka. Cerita-cerita ini dapat mengugahkan
jiwa orang-orang yang beriman kepada yang ghaib ini.
c. Pendekatan fungsional. Pendekatan ini mengedepankan fungsi atau
kegunaan dari sebuah disiplin ilmu. Anak dapat merasakan manfa’at
dari sebuah ilmu baik manfa’at langsung yang diterima berupa
4
M. Nasir Budiman, Pendidikan Dalam Prespektif Al-Quran (Jakarta: Madani Press, Cet. I,
2001), Hlm. 132.
15
materi atau yang non materi seperti kepuasan jiwa akibat dari
mengamalkan atau menghindari diri dari suatu perbuatan.
d. Pendekatan pengalaman. Pengalaman adalah guru yang terbaik.
Ungkapan ini juga tepat untuk materi-materi tertentu, keterampilan
tertentu atau prilaku-prilaku tertentu dalam pembelajaran PAI.
Penjelasan yang bersifat verbal tidak mampu memberikan kesan
yang baik dan lama terhadap anak, sehingga ia merasakan hal
tersebut. Untuk melaksanakan pendekatan ini anak dapat
diperintahkan untuk melaksanakan sesuatu atau berada di suatu
tempat sehingga ia merasakan situasi tersebut.
e. Pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses
adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pembelajaran ini menekankan pada aktivitas siswa dan pemahaman
yang menyeluruh. Guru harus menciptakan bentuk-bentuk kegiatan
pembelajaran yang prosedural artinya mengikuti tahap demi tahap
dan juga bervariasi agar siswa terlibat dalam berbagai proses. Siswa
diminta untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai suatu
kegiatan, prilaku atau sikap. Jika dikaitkan dengan akhlak atau sikap
atau karakter bahwa kebenaran yang diperoleh melalui tahap-tahap
proses pembelajaran di sekolah akan menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi masyarakat lainnya secara terus menerus antar
kelompok atau generasi yang tidak putus-putusnya.
f. Pendekatan pembiasaan. Pendekatan ini dilaksanakan dengan cara
menyuruh dan membiasakan anak melaksanakan sesuatu yang baik
bersama orang-orang yang selalu mengerjakannya (konsisten),
seperti mendirikan shalat, berpuasa, membayar zakat dan lain-lain.
g. Pendekatan keimanan dan klarifikasi nilai. Klarifikasi nilai
merupakan suatu pendekatan yang dapat membantu anak didik
dalam memilih nilai-nilai yang akan dianutnya. Yang harus dipahami
16
di sini adalah cara pengambilan nilai itu sediri, bukan pada
kedudukan nilai baik atau buruknya. Karena jika sebuah nilai itu
baik atau benar, maka itu adalah benar atau baik secara
metodologist. Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena
siapapun dapat mengatakan bahwa nilai itu baik atau tidak baik.
Oleh karena itu sangat penting untuk diketahui cara pengambilan
nilai atau hukum. Kebenaran yang hakiki (sesungguhnya) hanya ada
di sisi Allah dan RasulNya.
5
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misakan Gazali,
2003), Hlm. 134.
17
c. Pendidikan dengan nasehat
Pendekatan lain yang juga sangat penting dalam pembinaan akhlak
adalah pemberian nasehat. Nasehat akan dapat memotivasi dan
mendekatkan siswa dengan orang yang selalu memberikan nasehat
kepadanya.
d. Pendidikan dengan memberikan perhatian
Yang dimaksud dengan pendidikan dengan memberikan perhatian
adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti
perkembangan siswa dalam rangka pembinaan moralitas, disamping
selalu memantau situasi yang dialami oleh siswa.
e. Pendidikan dengan memberikan hukuman
Pada hakikatnya hukum-hukum syariat Islam yang bersifat lurus dan
adil memiliki prinsip- prinsip yang universal. Syariat telah
meletakkan berbagai macam hukuman untuk mencegah hal-hal yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Namun harus diingat
bahwa hukuman itu bukan untuk membenci dan mencelakakan
siswa, tetapi hukuman yang bersifat mendidik dan jangan sekali-kali
memukul di wajah, karena Rasul melarang demikian.
18
5. Strategi Pembelajaran Targhib-Tarhib
Al-Quran banyak mengandung targhib dan tarhib. Kata targhib berasal
dari gharaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai.
Targhib mengandung makna suatu harapan untuk memperoleh
kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan. Semua itu dimunculkan dalam
bentuk janji-janji terhadap siswa berupa kesenangan, kecintaan dan
kebahagiaan yang dapat merangsang siswa untuk memperolehnya.
Secara psikologis hal itu akan memunculkan daya tarik yang kuat untuk
memperolehnya. Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang
bermakna menakut-nakuti atau mengancam. Tarhib kemudian
bermakna dengan ancaman dan hukuman yang akan menimpa
seseorang yang berprilaku buruk.
6
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Dapartemen Pendidikan Nasional, 2008, Metode Pembelajaran dan
Pemilihannya. (Jakarta: Diknas, 2008), Hlm. 3-4.
19
strategi dalam hal ini menunjukan pada karakteristik abstrak perbuatan
guru-siswa dalam peristiwa belajar actual tertentu.7
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Ada beberapa macam metode yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran diantaranya:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan
pengajaran yang cara menyampaikan pengerrtian-pengertian materi
pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di
dalam kelas. Peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yaitu guru
terutama dalam menuturkan dan menerangkan secara aktif,
sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta
mencatat pokok-pokok persoalan yang diterangkan oleh guru-guru.
Dalam metode ceramah ini peranan utama adalah guru. Berhasil atau
tidaknya pelaksanaan metode ceramah berganttung pada guru
tersebut.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana
guru bertanya sedangkan siswa menjawab tenteng bahan materi yang
ingin diperolehnya. Metode ini layak dipakai bila dilakukan sebagai
ulangan pelajaran yang telah lalu, sebagai selingan dalam
menjelaskan pelajaran, untuk merangsang siswa agar perhatian
mereka lebih terpusat pada masalah-masalah yang sedang
dibicarakan, dan untuk mengarahkan proses berfikir siswa.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan
alat peraga (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau
untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya
suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa.
7
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat press,
2002), Hlm. 22.
20
d. Metode Kerja Kelompok
Istilah kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu
kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok, baik kelompok kecil
maupun kelompok besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas
prinsip untuk mencapai tujuan bersama.
e. Metode Karyawisata
Metode ini adalah suatu metode pengajaran yang dilakukan dengan
mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa
atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Dan metode
ini memiliki kelebihan, seperti memberi perhatian lebih jelas dengan
peragaan langsung, mendorong anak mengenal lingkungan dan tanah
airnya.
21
E. RPP
B. KOMPONEN INTI
22
Tujuan Pembelajaran Membaca Q.S. An-Nahl/16: 114 dengan
tartil.
Menjelaskan hukum bacaan Ra dalam Q.S.
An-Nahl/16: 114 dengan benar.
Menulis Q.S. An-Nahl/16: 114 dengan baik
dan benar.
Menghafal Q.S. An-Nahl/16: 114 dengan
lancar.
Menjelaskan definisi Hadits dan fungsinya
atas Al-Qur’an, khususnya pada Q.S. An-
Nahl/16: 114.
Membuat karya berupa peta konsep definisi
Al-Qur’an dan Hadits serta fungsinya dalam
membedakan makanan minuman yang halal
dan haram sehingga peserta didik termotivasi
untuk mendalaminya.
23
Kata Kunci Bacaan Q.S. An-Nahl/16: 114, hukum bacaan Ra
Asesmen individu
Asesmen kelompok
24
aktif, note book, CD pembelajaran interaktif,
kertas karton, spidol atau media lain.
Al-Qur’an, Hadits dan buku tunjangan
Kondisi kelas yang kondusif
25
Langkah-Langkah Pembelajaran:
26
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Guru membuat kesimpulan atau rangkuman dari materi yang
disampaikan dalam satu pembelajaran.
2. Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui
hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran
3. Guru melakukan evaluasi hasil belajar terhadap materi yang telah
disampaikan kepada peserta didik.
4. Mengajak semua peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran dengan
melakukan hening sejenak dan berdoa.
5. Guru dan peserta bersama-sama mengucapkan hamdalah dan
pengakuan terhadap kekurangan dengan menyebutkan Wallahu A’lam
bi al-shawab
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Fase D, dipembahasan Al-Qur’an Hadis peserta didik memahami
definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi yang posisinya sebagai sumber ajaran
agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam
dan lingkugan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap
moderat dalam beragama.
28
B. Saran
Makalah yang penulis susun ini semoga bisa membantu pembaca
untuk lebih mengetahui tentang materi PAI fase D. Mohon pemakluman
dari para pembaca kepada penulis apabila dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekeliruan baik dari bahasa maupun pemahaman bahasan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30