Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

Materi PAI Fase D


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi Pendidikan Dasar
dan Menengah I
Dosen Pengampu: Sunanik, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 8
Khairunnisa Hasani 2111101019
Nur Avifah 2111101153

Dian Ayu Larasati 2111101250

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena berkat


rahmat taufik hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
Baginda Rasulullah, Muhammad SAW.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini terutama kepada
Ibu Sunanik, M.Pd.I, yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga
kami dapat belajar dan mengerjakan semaksimal mungkin. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan dan memberkahi. Aamiin.

Akhirnya penyusunan makalah ini terselesaikan. Kami menyadari


kekurangan makalah ini masih sangat banyak. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar kami dapat belajar
dari kesalahan untuk bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahamatulahi Wabarakatuh

Samarinda, 18 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
BAB II ...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................................3
A. Materi PAI Fase D .............................................................................................3
B. Model Pembelajaran Materi PAI Fase D ........................................................ 10
C. Strategi Pembelajaran PAI fase D .................................................................. 13
D. Metode pembelajaran PAI fase D ................................................................... 19
E. RPP .................................................................................................................. 22
BAB III ........................................................................................................................ 28
PENUTUP ................................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Mata pelajaran PAI itu secara keseluruhannya terliput dalam lingkup


Al-Qur’an dan Al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah,
sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup PAI mencakup perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya
(hablum minallah wa hablum minannas).

PAI termasuk bagian dari program pendidikan nasional maka memiliki


fungsi strategis dalam proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai agama
Islam, disamping berfungsi sebagai pengembangan intelektual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja materi PAI yang tercakup dalam fase D?
2. Apa saja model pembelajaran dalam fase D?
3. Apa saja pendekatan dalam fase D?
4. Bagaimana strategi pembelajaran dalam fase D?
5. Apa saja metode pembelajaran dalam fase D?
6. Bagaimana cara membuat RPP dalam fase D?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui materi PAI fase D
2. Untuk mengidentifikasi model pembelajaran pada fase D
3. Untuk mengetahui pendekatan pada fase D
4. Untuk memahami strategi pembejaran pada fase D
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran pada fase D
6. Untuk mengetahui cara pembuatan RPP pada fase D

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi PAI Fase D


PAI dibangun oleh dua makna esesnsial yakni “pendidikan” dan
“agama Islam”. Dalam pandangan al-Ghazali pendidikan adalah usaha
pendidik untuk menghilangkan akhlak buruk dan menanamkan akhlak
yang baik kepada siswa sehingga dekat kepada Allah dan mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan Ibnu Khaldun memandang
bahwa pendidikan itu memiliki makna luas. Menurutnya pendidikan tidak
terbatas pada proses pembelajaran saja dengan ruang dan waktu sebagai
batasannya, tetapi bermakna proses kesadaran manusia untuk menangkap,
menyerap, dan menghayati peristiwa alam sepanjang zaman. Kihajar
Dewantara mengemukakan pendidikan sebagai tuntunan untuk tumbuhnya
potensi siswa agar menjadi pribadi dan bagian dari masyarakat yang
merdeka sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Dari pendapat beberapa tokoh yang telah menjelaskan makna


pendidikan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Pendidikan merupakan suatu proses yang terjadi secara timbal balik.


2. Siswa adalah manusia merdeka yang dipandang memiliki potensi untuk
selanjutnya potensi tersebut ditumbuhkan dan dikembangkan melalui
pendidikan.
3. Pendidik adalah orang yang memiliki posisi penting proses pendidikan,
termasuk dalam memotivasi dan menciptakan lingkungan kondusif.
4. Manusia dengan intelektual cerdas dan karakter yang baik tujuan dari
pendidikan sehingga menemukan keselamatan dan kebahagiaan. 1

1
Mokh. Iman Firmansyah, “Pendidikan Agama Islam:Pengertian,Tujuan,Dasar,dan Fungsi”,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 17, No. 2, 2019, Hlm. 82-83

3
Pada Fase D, dipembahasan Al-Qur’an Hadis peserta didik memahami
definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi yang posisinya sebagai sumber ajaran
agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam
dan lingkugan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap
moderat dalam beragama. Peserta didik juga memahami tingginya
semangat keilmuan beberapa intelektual besar Islam. Dalam elemen
akidah, peserta didik mendalami enam rukun iman. Dalam elemen akhlak,
peserta didik mendalami peran aktivitas salat sebagai bentuk penjagaan
atas diri sendiri dari keburukan. Peserta didik juga memahami pentingnya
verifikasi (tabayyun) informasi sehingga dia tehindar dari kebohongan dan
berita palsu. Peserta didik juga memahami definisi toleransi dalam tradisi
Islam berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Nabi. Peserta
didik juga mulai mengenal dimensi keindahan dan seni dalam Islam
termasuk ekspresi-ekspresinya. Dalam elemen ibadah, peserta didik
memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat,
memahami konsep mu’amalah, riba, rukhsah, serta mengenal beberapa
mazhab fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban. Dalam elemen
sejarah, peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari
kisah-kisah penting dari Bani Umayyah, Abbasiyah, Turki Usmani,
Syafawi dan Mughal sebagai pengantar untuk memahami alur sejarah
masuknya Islam ke Indonesia.2

2
“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (FASE D)”,
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/referensi-penerapan/capaian-pembelajaran/sd-
sma/pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti/fase-d/, Diakses pada tanggal. 12 November 2022
pukul 21.00

4
Contoh materi PAI yang ada dalam fase D:

1. Materi PAI Kelas 7 Semester 1


Bab 1 : Lebih Dekat dengan Allah Swt. yang sangat Indah Nama-
Nya

-Iman Kepada Allah SWT

-Makna al-Asmau-al-Husna

-Hikmah Beriman kepada Allah Swt.

Bab 2 : Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan


Istiqamah

-Berperilaku Jujur

-Berperilaku Amanah

-Berperilaku Istiqamah

Bab 3 : Semua bersih, Hidup Jadi Nyaman

-Thaharah

-Cara Thaharah

Bab 4 : Indahnya Kebersamaan dengan Salat Berjamaah

-Salat Berjamaah

Bab 5 : Selamat Datang Kekasih Allah Swt.

-Kehadiran sang kekasih

-Nabi Muhammad saw. Diangkat menjadi Rasul

-Dakwah Nabi Muhammad saw. Di Mekkah

Bab 6 : Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah

-Membaca Al-Qur’an

5
-Memahami Al-Qur’an

-Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan

Bab 7 : Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.

-Pengertian Malaikat

-Nama dan tugas Malaikat

-Perilaku beriman kepada Malaikat Allah Swt

2. Materi PAI Kelas 7 Semester 2


Bab 8 : Berempati itu mudah Menghormati itu mudah

-Berempati

-Menghormati Orang Tua

-Menghormati Guru

Bab 9 : Menumpuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu

-Pengertian Salat Jumat

-Ketentuan Salat Jumat

Bab 10 : Islam Memberikan Kemudahan Melalui Salat Jama’ dan


Qasar

-Ketentuan solat jama’

-Ketentuan solat qasar

-Praktek salat jama’ dan qasar

Bab 11 : Hijrah Ke Madinah, Sebuah Kisah yang membanggakan

-Sebab-sebab Rasulullah Hijrah

-Berita gembira dari Kota Yasrib

-Perjalanan Hijrah Rasulullah saw

6
-Dakwah Nabi Muhammad saw

Bab 12 : Penerus Perjuangan nabi Muhammad saw

-Abu Bakar as-Siddiq Bijaksana dan Tegas

-Umar bin Khattab Tegas dan Pemberani

-Usman bin Affan Baik Hati dan Dermawan

-Ali bin Abi Talib Cerdas dan Sabar

Bab 13 : Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan


Pemaaf

-Membaca Al-Qur’an

-Memahami Al-Qur’an

-Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf

3. Materi PAI Kelas 8 Semester 1

Bab 1 : Meyakini kitab-kitab Allah, mencintai Al-Qur’an

-Dialog islami

-Mutiara khazanah

-Refleksi akhlak mulia

-Kisah teladan

Bab 2 : Menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran

-Dialog islami

-Mutiara khazanah islam

-Refleksi akhlak mulia

-Kisah Teladan

7
Bab 3 : Mengutamakan kejujuran dan menegakkan keadilan

-Memahami dalil naqli tentang perilaku jujur dan adil

-Memahami cara menerapkan perilaku jujur dan adil

-Refleksi akhlak mulia

Bab 4 :Hidup sehat dengan makanan dan minuman yang halal


serta bergizi

-Membaca Q.S. an-Nahl/16 ayat 114

-Memahami Tajwid tentang Tafkhim dan Tarqiq

-Mengartikan ayat Al-Quran Q.S. an-Nahl/16:114

-Memahami pesan-pesan mulia dalam Q.S. an-Nahl/16:114

-Mengamalkan dan Membiasakan akhlak mulia dengan


mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal

Bab 5 : Jiwa lebih tenang dengan banyak melakukan sujud

-Sujud Syukur

-Sujud Sahwi

-Sujud Tilawah

Bab 6 : Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa umayyah

-Daulah Umayyah di Damaskus

-Daulah Umayyah di Andalusia

-Perkembangan ilmu pengetahuan

-Pertumbuhan Kebudayaan

8
Bab 7 : Rendah hati, hemat, dan sederhana membuat hidup lebih
mulia

-Membaca ayat al-qur’an tentang rendah hati, hemat, dan sederhana

-Memahami ilmu tajwid tentang hukum bacaan mad

-Mengartikan ayat al-qur’an

-Memahami pesan-pesan mulia dalam Q.S al-Furqan/25:63 dan Q.S


al-Isra/17:27

4. Materi PAI Kelas 8 Semester 2

Bab 8 : Meneladani sifat-sifat mulia para Rasul Allah SWT.

-Pengertian Iman Kepada Rasul

-Tugas Para Rasul

-Sifat-sifat Para Rasul

-Kisah Dakwah 25 Rasul

-Rasul Ulul Azmi

-Hikmah beriman kepada Rasul Allah SWT

Bab 9 : Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru

-Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru

Bab 10 : Menghiasi pribadi dengan berbaik sangka dan beramal


shaleh

-Memahami Amal Saleh

-Manfaat beramal Saleh

-Berbaik Sangka

-Manfaat baik sangka

9
Bab 11 : Ibadah puasa membentuk pribadi yang bertaqwa

-Mutiara khazanah islam

-Puasa wajib

-Puasa sunnah

-Waktu yang diharamkan utuk berpuasa

-Hikmah berpuasa

Bab 12 : Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan


menjauhi yang haram

-Makanan halal

-Makanan haram

-Minuman halal

-Minuman haram

-Manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal

-Akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram

B. Model Pembelajaran Materi PAI Fase D


Ada beberapa model pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam
pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa.
Untuk terjadinya perubahan perilaku sudah tentu di dalam pembelajaran
tersebut terdapat pengalaman belajar yang sistematis yang langsung
menyentuh kebutuhan siswa. Untuk keperluan pembelajaran dalam
konteks pemberian pengalaman belajar dimaksud, maka model
pembelajaran yang monoton yang selama ini berlangsung di kelas sudah
saatnya diganti dengan model pembelajaran yang memungkinkan siswa
aktif, siswa mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan masalah.

10
Model pembelajaran yang ditawarkan para ahli untuk mewujudkan
kegiatan belajar aktif dimaksud diantaranya:

1. Inquiry-discovery approach (belajar mencari dan menemukan sendiri)

2. Expository teaching (menyajikan bahan dalam bentuk yang telah


dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal
menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib)

3. Mastery learning (belajar tuntas)

4. Humanistic education (menitik beratkan pada upaya membantu siswa


mencapai perwujudan dirinya sesuai dengan kemampuan dasar dan
keunikan yang dimilikinya).

Mulyasa menawarkan konsep tentang model pembelajaran yang


efektif bagi terbentuknya kompetensi siswa diantaranya:

1. Contectual Teaching and Learning yaitu model pembelajaran yang


menekankan pada keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan peserta didik secara nyata

2. Role playing yaitu model pembelajaran yang menekankan pada


problem solving (pemecahan masalah)

3. Modular Instruction yaitu pembelajaran dengan menggunakan system


modul/paket belajar mandiri yang disusun secara sistematis, operasional
dan terarah

4. Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan peserta


didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Dari sekian model di atas, masih banyak model pembelajaran lainnya


yang dapat dipilih dan digunakan oleh guru, guna mendesain pengalaman
belajar yang bermanfaat bagi siswa baik bagi perkembangan ranah
kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Yang jelas tidak ada satu model
pembelajaran pun yang paling efektif untuk satu mata pelajaran, yang ada

11
adalah satu atau beberapa model pembelajaran yang efektif untuk mata
pelajaran tertentu tetapi belum tentu untuk materi lainnya. Oleh karenanya
guru harus cerdas dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai
untuk suatu kegiatan pembelajaran guna tercapainya indikator-indikator
yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Bagi guru jangan terlalu merisaukan cara mengajar yang penting


adalah bagaimana kondisi pembelajaran yang diharapkan itu dapat terjadi
dan dirasakan oleh siswa. Karena dari kondisi pembelajaran itu diharapkan
maksud dan tujuan pembelajaran dapat terjadi, dengan cara mengajar yang
bervariasi. Setiap cara mengajar memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Yang kurang baik adalah apabila guru sering
menggunakan satu cara pembelajaran yang terus menerus dengan slogan
dikotomis yakni bila guru aktif maka siswa diam bila siswa aktif, maka
guru pasif.

Dalam Islam, penggunaan metodologi yang tepat dalam rangka


mempermudah proses belajar-mengajar adalah suatu yang niscaya
sehingga keberadaanya sangat dinanti baik dari kalangan siswa maupun
dari pemerhati dan pengguna lulusan keguruan. Cara penyampaian yang
komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang
disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang
cukup menarik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik
maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa. 3

3
PsychologyMania, “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”
https://www.psychologymania.com/2013/08/model-pembelajaran-pendidikan-agama.html,
Diakses pada tanggal 12 November 2022 pukul 22.00

12
C. Strategi Pembelajaran PAI fase D
Pada tahap implementasi dikembangkan pengalaman belajar dan
proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri
peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan
pembudayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip
penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga
pilar pendidikan yakni dalam satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat. Jika dikaitkan dengan pendidikan secara garis besar maka ada
beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu:
1. Jika dilihat dari segi proses pembelajaran (anak didik) secara umum ada
tiga strategi dalam pembelajaran yaitu:
a. Pendekatan individualistik yang berpijak pada asumsi bahwa anak
didik memiliki potensi yang mungkin berbeda antara satu sama
lainnya. Asumsi ini akan memberikan pemikiran kepada guru bahwa
pembelajaran adalah mengembangkan potensi individu. Strategi dan
metode yang digunakan harus memperhatikan aspek perbedaan
individual ini. Fungsi guru hanya sebagai bidan yang membantu bayi
keluar dari rahim ibunya atau sebagai fasilitator dan motivator saja.
Pendekatan ini adalah student centrist yang berakar kepada aliran
psikologi nativisme, humanisme dan liberalisme. Yaitu suatu
pendekatan yang melayani atau menempatkan kedudukan manusia
seperti apa adanya, manusiawi dan bebas dalam bertindak atau
memilih. Pendekatan ini tidak sepenuhnya cocok dengan konsep
pendidikan Islam. Hal ini disebabkan dalam pendidikan Islam ada
materi-materi atau praktek-praktek tertentu seperti kemampuan
membaca al-Quran dan menghafal du’a-du’a shalat, puasa, haji dan
lain-lain adalah kewajiban bagi setiap individu dan harus seperti itu
melaksanakannya. Sedangkan pendekatan demokrasi hanya dapat
dilaksanakan pada proses pembelajaran saja bukan pada pelaksanaan
ibadahnya.

13
b. Pendekatan sosial atau kelompok yang berpijak pada pemikiran
bahwa manusia meskipun terdapat banyak perbedaan antara satu
sama lain, tetapi juga terdapat banyak persamaan dan saling
ketergantungan. Asumsi ini akan memberikan pemikiran kepada
guru bahwa pembelajaran adalah pengembangan potensi individual
untuk dapat memenuhi kebutuhan bersama. Dalam proses
pembelajaran akan digunakan hukum- hukum psikologi
pembelajaran yang umum. Pendekatan ini menganut teacher centrist,
karena gurulah yang akan menentukan dan mengatur pembelajaran.
Dalam pembelajaran PAI pendekatan ini dapat digunakan pada
sebagian materi. Dimana siswa harus menjadikan gurunya sebagai
panutannya. Mereka harus mengikuti perintah dan larangan guru.
Pendekatan ini berperan besar dalam pembentukan karakter atau
akhlak, karena ada prilaku-prilaku yang disenangi tetapi tidak
dibolehkan dalam pendidikan agama. Prilaku ini misalnya ada
kecenderungan siswa untuk melakukan prilaku-prilaku myimpang
seperti pergaulan bebas dan menggunakan obat-obat terlarang atau
tidak suka melaksanakan shalat, puasa dan lain-lain.
c. Pendekatan campuran. Pendekatan ini berusaha mengsinergikan
antara keunggulan yang terdapat pada pendekatan individual dan
pendekatan sosial atau kelompok, tetapi dalam pelaksanaannya
pendekatan ini akan menghadapi banyak masalah dibandingkan
dengan masing-masing pendekatan di atas, karena dalam pendekatan
campuran ini guru akan menghadapi masalah yang terdapat dalam
dua pendekatan sebelumnya sekaligus. Kekurangan dalam
pendekatan individual adalah guru harus mendekati setiap anak satu
persatu. Hal ini tentu akan memakan waktu yang panjang dalam
proses pembelajaran, karena setiap anak memiliki karakter yang
berbeda.

14
2. Pendekatan Umum Pembelajaran Pendidikan Islam
Jika dilihat dari segi perbaikan sikap atau akhlak dan kepribadian anak
maka sebuah strategi dapat menggunakan suatu cara dan nilai dari
sebuah disiplin ilmu. Menurut M. Nasir Budiman ada tujuh pendekatan
umum yang dapat digunakan dalam pembelajaran dalam sistem
pendidikan Islam, baik untuk ilmu fardhu ain maupun untuk ilmu
fardhu kifayah, yaitu: 4
a. Pendekatan rasional. Pembelajaran menurut pendekatan ini harus
mengikuti tingkat perkembangan pikiran anak di mulai dari yang
konkrit kemudian baru diberikan hal-hal yang abstrak. Pembuktian
suatu kebenaran dimulai dari hal-hal sederhana sampai kepada hal-
hal yang kompleks.
b. Pendekatan emosional. Dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang
orang tergugah perasaannya. Untuk dapat tergugah perasaan sebagai
sebuah respon maka diperlukan stimulus yang tepat. Stimulus dapat
berupa verbal seperti cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog,
anjuran, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan yang
nonverbal adalah berupa prilaku dan sikap guru yang dapat ditiru
oleh anak.
Al-Quran menampilkan beberapa cerita atau keadaan yang dapat
mengugah jiwa manusia seperti cerita tentang para Nabi dan juga
cerita tentang keadaan manusia yang sudah mendapatkan azab Allah
atas keingkarannya, seperti cerita pada saat terjadi huru- hara qiamat,
mahsyar, syurga dan neraka. Cerita-cerita ini dapat mengugahkan
jiwa orang-orang yang beriman kepada yang ghaib ini.
c. Pendekatan fungsional. Pendekatan ini mengedepankan fungsi atau
kegunaan dari sebuah disiplin ilmu. Anak dapat merasakan manfa’at
dari sebuah ilmu baik manfa’at langsung yang diterima berupa

4
M. Nasir Budiman, Pendidikan Dalam Prespektif Al-Quran (Jakarta: Madani Press, Cet. I,
2001), Hlm. 132.

15
materi atau yang non materi seperti kepuasan jiwa akibat dari
mengamalkan atau menghindari diri dari suatu perbuatan.
d. Pendekatan pengalaman. Pengalaman adalah guru yang terbaik.
Ungkapan ini juga tepat untuk materi-materi tertentu, keterampilan
tertentu atau prilaku-prilaku tertentu dalam pembelajaran PAI.
Penjelasan yang bersifat verbal tidak mampu memberikan kesan
yang baik dan lama terhadap anak, sehingga ia merasakan hal
tersebut. Untuk melaksanakan pendekatan ini anak dapat
diperintahkan untuk melaksanakan sesuatu atau berada di suatu
tempat sehingga ia merasakan situasi tersebut.
e. Pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses
adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pembelajaran ini menekankan pada aktivitas siswa dan pemahaman
yang menyeluruh. Guru harus menciptakan bentuk-bentuk kegiatan
pembelajaran yang prosedural artinya mengikuti tahap demi tahap
dan juga bervariasi agar siswa terlibat dalam berbagai proses. Siswa
diminta untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai suatu
kegiatan, prilaku atau sikap. Jika dikaitkan dengan akhlak atau sikap
atau karakter bahwa kebenaran yang diperoleh melalui tahap-tahap
proses pembelajaran di sekolah akan menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi masyarakat lainnya secara terus menerus antar
kelompok atau generasi yang tidak putus-putusnya.
f. Pendekatan pembiasaan. Pendekatan ini dilaksanakan dengan cara
menyuruh dan membiasakan anak melaksanakan sesuatu yang baik
bersama orang-orang yang selalu mengerjakannya (konsisten),
seperti mendirikan shalat, berpuasa, membayar zakat dan lain-lain.
g. Pendekatan keimanan dan klarifikasi nilai. Klarifikasi nilai
merupakan suatu pendekatan yang dapat membantu anak didik
dalam memilih nilai-nilai yang akan dianutnya. Yang harus dipahami

16
di sini adalah cara pengambilan nilai itu sediri, bukan pada
kedudukan nilai baik atau buruknya. Karena jika sebuah nilai itu
baik atau benar, maka itu adalah benar atau baik secara
metodologist. Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena
siapapun dapat mengatakan bahwa nilai itu baik atau tidak baik.
Oleh karena itu sangat penting untuk diketahui cara pengambilan
nilai atau hukum. Kebenaran yang hakiki (sesungguhnya) hanya ada
di sisi Allah dan RasulNya.

3. Pendekatan Khusus Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Secara khusus ada lima pendekatan yang influentif dalam menanam
pendidikan akhlak terhadap siswa, yaitu:5
a. Pendidikan dengan keteladanan. Keteladanan merupakan pendekatan
yang sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak, spiritual dan
sosial siswa. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik dalam
pandangan siswa yang akan ditirunya dalam kehidupannya. Oleh
karena guru harus menampilkan sifat atau karakter yang baik di
mana saja dan kapan saja. Jika guru tidak mengamalkan akhlak yang
baik dimana saja dan kapan saja, maka siswa akan terheran-heran
terhadap guru yang bersikap tidak seperti yang diajarkan kepadanya.
b. Pendidikan dengan adat kebiasaan
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa fithrah manusia
diciptakan condong kepada akhlak mahmudah, namun hal ini harus
dibiasakan atau dikondisikan, jika tidak maka potensi yang sudah
ada itu tidak akan tumbuh bahkan mati, kemudian tumbuh sifat yang
lain yang tidak dibenarkan oleh agama. Pembiasaan ini merupakan
unsur terkuat dalam pendidikan dalam menjaga keimanan dan
membentuk akhlak.

5
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misakan Gazali,
2003), Hlm. 134.

17
c. Pendidikan dengan nasehat
Pendekatan lain yang juga sangat penting dalam pembinaan akhlak
adalah pemberian nasehat. Nasehat akan dapat memotivasi dan
mendekatkan siswa dengan orang yang selalu memberikan nasehat
kepadanya.
d. Pendidikan dengan memberikan perhatian
Yang dimaksud dengan pendidikan dengan memberikan perhatian
adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti
perkembangan siswa dalam rangka pembinaan moralitas, disamping
selalu memantau situasi yang dialami oleh siswa.
e. Pendidikan dengan memberikan hukuman
Pada hakikatnya hukum-hukum syariat Islam yang bersifat lurus dan
adil memiliki prinsip- prinsip yang universal. Syariat telah
meletakkan berbagai macam hukuman untuk mencegah hal-hal yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Namun harus diingat
bahwa hukuman itu bukan untuk membenci dan mencelakakan
siswa, tetapi hukuman yang bersifat mendidik dan jangan sekali-kali
memukul di wajah, karena Rasul melarang demikian.

4. Strategi Pembelajaran Kasus


Pembelajaran kasus atau yang lebih dikenal dengan ‘amar ma’ruf dan
nahi munkar tidak saja untuk membekali siswa dengan sejumlah kasus
atau contoh yang telah dialami oleh umat manusia sebelumnya, tetapi
yang lebih penting adalah agar makna kejadian-kejadian itu dapat
meresap ke dalam diri siswa. Dengan memberikan contoh tentang
kezaliman dan kebaikan yang dilakukan oleh umat terdahulu, seorang
siswa dapat melihat bahwa perintah berbuat yang ma’ruf dan larangan
untuk berbuat munkar memberikan hasil yang berbeda.

18
5. Strategi Pembelajaran Targhib-Tarhib
Al-Quran banyak mengandung targhib dan tarhib. Kata targhib berasal
dari gharaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai.
Targhib mengandung makna suatu harapan untuk memperoleh
kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan. Semua itu dimunculkan dalam
bentuk janji-janji terhadap siswa berupa kesenangan, kecintaan dan
kebahagiaan yang dapat merangsang siswa untuk memperolehnya.
Secara psikologis hal itu akan memunculkan daya tarik yang kuat untuk
memperolehnya. Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang
bermakna menakut-nakuti atau mengancam. Tarhib kemudian
bermakna dengan ancaman dan hukuman yang akan menimpa
seseorang yang berprilaku buruk.

D. Metode pembelajaran PAI fase D


1. Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan baik yang bersifat oprasional
maupun non oprasional harus disertai dengan perencanaan yang
memiliki metode yang baik dan sesuai dengan sasaran. Sedangkan
peran metode dalam mengembangkan jiwa keagamaan peserta didik ini
sangat diperlukan. Oleh karena itu dalam menyampaikan metode yang
baik dan mengena pada sasaran. Kemp mengatakan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. 6
Menurut Hasibuan seperti yanng telah dikutip oleh Basyiruddin Usman
bahwasannya “metode belajar mengajar merupakan pola umum
perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar. Pengertian

6
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Dapartemen Pendidikan Nasional, 2008, Metode Pembelajaran dan
Pemilihannya. (Jakarta: Diknas, 2008), Hlm. 3-4.

19
strategi dalam hal ini menunjukan pada karakteristik abstrak perbuatan
guru-siswa dalam peristiwa belajar actual tertentu.7
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Ada beberapa macam metode yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran diantaranya:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan
pengajaran yang cara menyampaikan pengerrtian-pengertian materi
pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di
dalam kelas. Peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yaitu guru
terutama dalam menuturkan dan menerangkan secara aktif,
sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta
mencatat pokok-pokok persoalan yang diterangkan oleh guru-guru.
Dalam metode ceramah ini peranan utama adalah guru. Berhasil atau
tidaknya pelaksanaan metode ceramah berganttung pada guru
tersebut.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana
guru bertanya sedangkan siswa menjawab tenteng bahan materi yang
ingin diperolehnya. Metode ini layak dipakai bila dilakukan sebagai
ulangan pelajaran yang telah lalu, sebagai selingan dalam
menjelaskan pelajaran, untuk merangsang siswa agar perhatian
mereka lebih terpusat pada masalah-masalah yang sedang
dibicarakan, dan untuk mengarahkan proses berfikir siswa.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan
alat peraga (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau
untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya
suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa.

7
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat press,
2002), Hlm. 22.

20
d. Metode Kerja Kelompok
Istilah kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu
kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok, baik kelompok kecil
maupun kelompok besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas
prinsip untuk mencapai tujuan bersama.
e. Metode Karyawisata
Metode ini adalah suatu metode pengajaran yang dilakukan dengan
mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa
atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Dan metode
ini memiliki kelebihan, seperti memberi perhatian lebih jelas dengan
peragaan langsung, mendorong anak mengenal lingkungan dan tanah
airnya.

Kemudian, jika dilihat secara garis besarnya, metode mengajar dapat


diklasifikasikan menjadi dua bagian, yakni:

a. Metode Mengajar Konvensional


Metode ini adalah mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering
disebut metode tradisional.
b. Metode Mengajar Inkonvensional
Metode ini adalah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan
belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar
modul, berprogram, pengajaran unit, masih merupakan metode yang
baru dikembangkan dan diterapkan dibeberapa sekolah tertentu yang
mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang
ahli menanganinya.

21
E. RPP

A. INFORMASI UMUM MODUL


Nama Penyusun Rosalia
Instansi/Sekolah SMPN 20 SAMARINDA
Jenjang/Kelas SMP/MTs/7
Alokasi Waktu 3 X 5 Pertemuan (15 X 40 Menit)
Tahun Pelajaran 2022/2023

B. KOMPONEN INTI

Fase Capaian Pembelajaran D

Domain Al-Qur’an dan Hadits


Capaian Pembelajaran  Peserta didik memahami isi kandungan dari
Q.S. An-Nahl ayat 114 dan hadis tentang
makanan dan minuman yang halal.
 Peserta didik mampu menjelaskan
pemahamannya tentang pentingnya akhlak
mulia dengan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang halal.
 Peserta didik dapat membedakan antara
makanan minuman yang halal dan haram.

22
Tujuan Pembelajaran  Membaca Q.S. An-Nahl/16: 114 dengan
tartil.
 Menjelaskan hukum bacaan Ra dalam Q.S.
An-Nahl/16: 114 dengan benar.
 Menulis Q.S. An-Nahl/16: 114 dengan baik
dan benar.
 Menghafal Q.S. An-Nahl/16: 114 dengan
lancar.
 Menjelaskan definisi Hadits dan fungsinya
atas Al-Qur’an, khususnya pada Q.S. An-
Nahl/16: 114.
 Membuat karya berupa peta konsep definisi
Al-Qur’an dan Hadits serta fungsinya dalam
membedakan makanan minuman yang halal
dan haram sehingga peserta didik termotivasi
untuk mendalaminya.

Kompetensi Awal Peserta didik mampu membaca Al-Qur’an


Pertanyaan Pemantik a. Bagaimana cara membaca Al-Qur’an sesuai
dengan kaidah tajwid?
b. Apa pentingnya membaca Al-Qur’an sesuai
dengan kaidah tajwid?
c. Apa itu hukum bacaan Ra yang terdapat dalam
Q.S. An-Nahl/16: 114
d. Apakah kalian hafal Q.S. An-Nahl/16: 114?
e. Apakah kalian mengetahui arti pada Q.S. An-
Nahl/16: 114?
Profil Pancasila  Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
 Berakhlak mulia
 Bernalar kritis

23
Kata Kunci Bacaan Q.S. An-Nahl/16: 114, hukum bacaan Ra

Target Peserta Didik Peserta didik regular

Jumlah Peserta 30 peserta didik

Asesmen Guru menilai pengetahuan dan keterampilan anak

 Asesmen individu
 Asesmen kelompok

Jenis Assesmen  Presentasi


 Produk
 Tertulis
 Unjuk kerja

Model Pembelajaran Tatap muka

Ketersediaan Materi  Alternatif penjelasan dengan menggunakan


Pembelajaran modul pembelajaran
YA/TIDAK
 Pengayaan untuk mengolah pengetahuan peserta
didik
YA/TIDAK

Kegiatan Pembelajaran  Individu


 Berkelompok

Metode  Tutor sebaya


 Praktek/demonstrasi
 Eksplorasi

Sarana dan Prasarana  Alat dan bahan untuk kebutuhan materi


pembelajaran, seperti: LCD projector, speaker

24
aktif, note book, CD pembelajaran interaktif,
kertas karton, spidol atau media lain.
 Al-Qur’an, Hadits dan buku tunjangan
 Kondisi kelas yang kondusif

Materi Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits

a. Membaca dan memahami isi dari kandungan


Q.S. An-Nahl/16: 114.
b. Mengartikan Q.S. An-Nahl/16: 114.
Sumber Belajar 1. Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati, 2020. PAI
dan Budi Pekerti Kelas 7. Kemendikbud RI
2. Zaki Zamani, 2020. Tuntutan Belajar Tajwid
bagi Pemula. Jakarta: Medpress Digital
3. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, 2020.
Qur’an Kemenag. Jakarta: Kementerian
Agama RI, dalam https://quran.kemenag.go.id/

Persiapan 1. Memastikan semua sarana prasarana, alat dan


Pembelajaran bahan tersedia
2. Memastikan kondisi kelas kondusif
3. Mempersiapkan bahan tayang
4. Mempersiapkan lembar kerja peserta didik

25
Langkah-Langkah Pembelajaran:

Pertemuan ke-1 Tutor Teman Sebaya

A. Kegiatan Awal (10 menit)


1. Mempersiapkan media berupa LCD projector, speaker aktif, note book,
CD pembelajaran interaktif, kertas karton, spidol atau media lain.
2. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa, pembacaan Al-
Qur’an surah/ayat pilihan, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
peserta didik.
3. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan
dan kegiatan yang akan dilakukan, lingkup dan teknik penilaian.
4. Mengkondisikan peserta didik agar duduk sesuai kelompoknya masing-
masing.

B. Kegiatan Inti (100 menit)


1. Guru menyampaikan tema materi pembelajaran
2. Peserta didik membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang untuk
membahas mengenai cara membaca Q.S. An-Nahl/16: 114 sesuai
kaidah ilmu tajwid.
3. Peserta yang pandai tersebar disetiap kelompok dan berperan sebagai
tutor sebaya.
4. Guru tetap berperan sebagai narasumber.
5. Guru melakukan pengamatan dan penilaian kepada peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung.

26
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Guru membuat kesimpulan atau rangkuman dari materi yang
disampaikan dalam satu pembelajaran.
2. Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui
hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran
3. Guru melakukan evaluasi hasil belajar terhadap materi yang telah
disampaikan kepada peserta didik.
4. Mengajak semua peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran dengan
melakukan hening sejenak dan berdoa.
5. Guru dan peserta bersama-sama mengucapkan hamdalah dan
pengakuan terhadap kekurangan dengan menyebutkan Wallahu A’lam
bi al-shawab

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada Fase D, dipembahasan Al-Qur’an Hadis peserta didik memahami
definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi yang posisinya sebagai sumber ajaran
agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam
dan lingkugan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap
moderat dalam beragama.

Untuk keperluan pembelajaran dalam konteks pemberian pengalaman


belajar dimaksud, maka model pembelajaran yang monoton sudah saatnya
diganti dengan model pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif,
siswa mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan masalah. Model
pembelajaran yang ditawarkan para ahli untuk mewujudkan kegiatan
belajar aktif dimaksud diantaranya: inquiry-discovery approach,
expository teaching, mastery learning, humanistic education.

Jika dikaitkan dengan pendidikan secara garis besar maka ada


beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu: dilihat
dari segi proses pembelajaran anak didik, pendekatan umum pembelajaran
pendidikan Islam, pendekatan khusus pembelajaran pendidikan agama
Islam, strategi pembelajaran kasus, strategi pembelajaran targhib-tarhib.

Ada beberapa macam metode yang dapat diterapkan dalam proses


pembelajaran diantaranya: metode ceramah, metode tanya jawab, metode
demonstrasi, metode kerja kelompok, metode karyawisata.

28
B. Saran
Makalah yang penulis susun ini semoga bisa membantu pembaca
untuk lebih mengetahui tentang materi PAI fase D. Mohon pemakluman
dari para pembaca kepada penulis apabila dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekeliruan baik dari bahasa maupun pemahaman bahasan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Mokh. Iman Firmansyah, “Pendidikan Agama Islam:Pengertian,Tujuan,Dasar,dan


Fungsi”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 17, No. 2, 2019

“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (FASE D)”,


https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/referensi-penerapan/capaian-
pembelajaran/sd-sma/pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti/fase-d/

PsychologyMania, “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”


https://www.psychologymania.com/2013/08/model-pembelajaran-
pendidikan-agama.html

M. Nasir Budiman, Pendidikan Dalam Prespektif Al-Quran, Jakarta: Madani


Press, Cet. I, 2001

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Misakan


Gazali, 2003

Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik


dan Tenaga Kependidikan Dapartemen Pendidikan Nasional, 2008. Metode
Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Diknas, 2008

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat


press, 2002

30

Anda mungkin juga menyukai