Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang begitu besar, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah perbandingan pendidikan bpk Dr. Habib Anwar Al Anshori, M.Pd dan kami
mengucapkan terima kasih kepata teman-teman yang telah berkontribusi dalam
menyelasaikan makalah ini sehingga makalah ini bisa di selesaikan tepat waktu.
Penulis Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Sistem pendidikan di Amerika...................................................................... 3
B. Problematika pendidikan di Amerika............................................................ 5
C. Kebijakan pendidikan di Amerika ................................................................ 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Amerika Serikat merupakan penduduk nomor tiga terbanyak di
dunia yaitu berjumlah kira-kira 275 juta jiwa dan terdiri dari 50 negara bagian.
Luas wilayahnya kurang lebih 9,5 juta km persegi. Bangsa Amerika terdiri
dari bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia, terutama dari
kawasan Eropa sebagai bagian dominannya. Imigrasi tua berasal dari Eropa
Utara dan Barat seperti Inggris, Scotlandia, Prancis, Belanda, Jerman dan
sebagainya yang kemudian diikuti oleh imigrasi yang muda berasal dari Eropa
Selatan dan timur seperti Italia, Rusia, Polandia, Austria, Hongaria dan lain
sebagainya.
Setiap bangsa membawa kepercayaan, adat istiadat, bahasa dan segi-
segi kebudayaannya masing-masing ke Amerika sehingga Amerika menjadi
periuk peleburan bagi segala jenis kebudayaan asli dan pendatang dari benua
hitam Afrika. Itulah yang membentuk kebudayaan Amerika sekarang. Karena
bagian terbesar warga Amerika berasal dari kaum imigran Eropa, maka sudah
tentu tradisi pendidikan yang berkembang di Amerika adalah tradisi
pendidikan bangsa-bangsa Eropa yang berimigrasi tersebut.
Ditempat orang orang Jerman berimigrasi, sekolahnya diawasi oleh
orang-orang gereja pada pertemuan-pertemuan gerejaPengawasan terhadap
sekolah-sekolah yang dilakukan oleh pribadi-pribadi melalui pertemuan-
pertemuan orang-orang dan petugas gereja yang terus dipertahankan oleh para
imigran itu, menjadi sebab timbulnya tanggung jawab atas sekolah-sekolah
pada akhirnya dipikul oleh masyarakat setempat
1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sistem pendidikan di Amerika ?
2. Bagaimana Problematika pendidikan di Amerika?
3. Bagaimana kebijakan pendidikan di Amerika?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akademi (Junior/Commubity Collage) sebagai bagian dari sistem
pendidikan dasar menengah. 1
1
Richard C. Schroeder. (2000). Garis Besar Pemerintahan Amera Serikat. Deplu AS. hlm. 62-63
4
kepeminpinan nasional untuk menjawab isu-isu penting dalam pendidikan
Amerika
Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama Board
of Education. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakankebijakan
serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing wilayah (Negara
Bagian) nya, khususnya berkenaan dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan
hal-hal yang lebih teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan
persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah
bagian pendidikan yang disebut sebagai comissioner, sering juga disebut sebagai
superintendent Bagian ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk oleh Board of
Education atau oleh Gubernur. 2
2
Rika Ariyani ‘’ Manajemen Pendidikan Di Amerika Serikat’’
https://www.rikaariyani.com/2021/09/manajemen-pendidikan-amerika-
serikat.htmlhttps://www.rikaariyani.com/2021/09/manajemen-pendidikan-amerika-serikat.html
(Diakses pada 8 maret 2023)
5
yang aman, disiplin dan bebas narkoba, mempererat hubungan antara sekolah dan
dunia kerja, meningkatkan akses bantuan financial untuk para siswa agar dapat
kuliah dan menerima pelatihan, serta membantu seluruh siswa agar melek
teknologi.
Menurut hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh Agustiar Syah
Nur (2001), ada beberapa isu dan masalah pendidikan yang dialami pemerintah
dan masyarakat Amerika Serikat, antara lain
1. Banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh langsung oleh orang tua
mereka, karena adanya dinamika perubahan sosial masyarakat Amerika yang
umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat
tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi permasalahan yang serius bagi
perkembangan social anak dilihat dari aspek psikis dan emosional.
2. Tingginya tingkat perceraian, yang mengakibatkan banyaknya anak-anak usia
sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single-parent dalam rumah
tangga. Tidak sedikit janda cerai di AS yang terpaksa harus berprofesi
rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan sosial anak-
anak mereka.
3. Tingginya tingkat imigrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak mampu
dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang tidak
memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan masalah pendidikan
anak-anak dari keluarga imigran yang menyulitkan bagi anak-anak imigran itu
sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
4. Dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh
berbagai badan resmi Amerika Serikat sendiri, ternyata kualitas pendidikan
dan lulusan sekolah di AS masih kalah dibandingkan dengan negara-negara
yang drop-out dan tingginya kekerasan oleh anak-anak.
6
Reformasi Pendidikan Amerika Serikat
1. Pada tahun 2000, seluruh anak di AS di waktu mulai masuk sekolah dasar
sudah siap untukbelajar.
2. Pada tahun 2000, tamatan sekolah menengah naik sekurang kurangnya 90%
3. Pada tahun 2000, murid-murid di AS yang menyelesaikan pendidikannya dan
mampu menunjukkan kemampuannya daam mata pelajaran yang menantang
yaitu bhs inggris, mate-matika, sains, sejarah dan geografi. Setiap sekolah di
AS harus mampu menunjukkan bahwa anak-anak dapat menggunakan
pikirannya dengan baik sehingga mereka siap menjadi warga negara yang
baik, siap untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi,
4. Pada tahun 2000, siswa-siswa AS adalah yang terbaik di dunia dalam bidang
sains dan matematika.
5. Pada tahun 2000, setiap orang dewasa AS dapat membaca dan menulis,
memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing
dalam ekonomi global,dapat melaksanakan hak dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara.
6. Pada tbebas dari obat-obat terlarang dan kekerasan, serta dapat menciptakan
suasana kondusif untukbelajar.3
3
Abdul Wahab syakharani ‘’Sistem pendidikan di negara mau Amerika serikat ’’ Vol.2 no. 3 juni
2022. Hlm 314-315
7
B. Kebijakan pendidikan di Amerika
Pada umumnya kebijakan pendidikan yang diambil di suatu Negara
cenderung dijadikan alat intervensi negara kepada warga negaranya. Bentuk
intervensi itu dapat berupa justifikasi (diakui/tidaknya) ilmu pengetahuan
tertentu, pengaturan kelembagaan sekolah, lama pendidikan dan gelar, serta
kualifikasi pendidikan yang dikaitkan dengan posisi pekerjaan (jabatan). Pada
tataran pendidikan tertentu biasanya akan lebih mudah untuk dilaksanakan
intervensi tersebut. Di antara jenjang pendidikan sekolah (mulai dari tingkat
dasar hingga Perguruan Tinggi) yang ada, umumnya Negara lebih memilih
mengkonsentrasikan kekuasaannya untuk mengintervensi pendidikan sekolah
yang diperuntukkan bagi anak-anak, remaja dan kaum muda. Hampir tidak
ada negara yang menaruh perhatian cukup besar pada pendidikan untuk
orangorang dewasa
Negara lebih memilih memusatkan perhatiannya kepada pendidikan
anak-anak (muda) dibandingkan dengan pendidikan orang dewasakarena
anakanak muda adalah generasi penerus bangsa. Pada tingkat anak-anak
(muda) sangat mudah untuk dipengaruhi pola berpikirnya. Dengan demikian
masamasa itu harus dijadikan timing yang tepat untuk membentuknya.
Sebagian negara yang lain memiliki alasan bahwa sekolah cukup menarik
untuk dikuasai, dimana di dalamnya terdapat generasi yang sangat mudah
untuk dipengaruhi. Ada juga sebagian negara beralasan karena hak suara
untuk pemilihan politik di masa yang akan datang perlu proses sosialisasi, dan
itu cocok dilakukan untuk anak-anak melalui sekolah-sekolahnya
Negara-negara demokrasi, kesadaran untuk mengawasi dan membatasi
intervensi pemerintah pada sektor pendidikan itu ditandai dengan dipilihnya
asas desentralisasi dalam pengambilan kebijakan (pengaturan) sektor
pendidikan. Amerika Serikat adalah salah satu Negara pelopor demokrasi.
Sudah sejak lama kebijakan pendidikan di Amerika Serikat menjadi tanggung
jawab Pemerintah Negara Bagian (State) dan Pemerintah Daerah (Distrik).
8
Sebelumnya, Pemerintah Pusat memang mengintervensi kebijakan
pendidikan, sebagaimana yang terjadi
Sejak tahun 1872 Pemerintah Pusat AS mengintervensi kebijakan
pendidikan dengan cara memberikan tanah negara kepada Negara Bagian
untuk pembangunan fakultas-fakultas pertanian dan teknik, membantu
sekolah dengan program makan siang, menyediakan pendidikan bagi orang-
orang Indian, menyediakan dana pendidikan bagi para veteran yang kembali
ke kampus untuk menempuh pendidikan lanjutan, menyediakan pinjaman
bagi mahasiswa, menyediakan anggaran untuk keperluan penelitian,
pertukaran mahasiswa asing dan bantuan berbagaikebutuhan mahasiswa
lainnya, serta memberikan bantuan tidak langsung (karena menurut ketentuan
Undang-Undang Amerika Serikat pemerintah dilarang memberikan bantuan
langsung) kepada sekolah-sekolah agama dalam bentuk buku-buku teks dan
laboratorium.
Namun semenjak masa Pemerintahan Presiden Ronald Reagen,
intervensi Pemerintah Pusat AS terhadap pendidikan mulai dikurangi. Hal ini
terungkap dalam kepercayaan Reagen bahwa pemerintah terlalu mencampuri
kehidupan masyarakat. Ia ingin mengurangi program-program yang
menurutnya tidak dibutuhkan rakyat dengan menghapus ”pemborosan,
penipuan, dan penyalahgunaan.” 3 Selanjutnya tanggung jawab dan inisiatif
kebijakan pendidikan diserahkan kepada Negara Bagian (setingkat Propinsi)
dan Pemerintah Daerah/Distrik (setingkat Kabupaten/Kota). Di Amerika
Serikat terdapat 50 negara bagian dan 15.358 distrik. Jadi sebanyak itu
lembaga yang diberi kewenangan dan otonomi untuk mengelola pendidikan. 4
4
Taat Wulandari ‘’kebijakan pendidikan di Amerika serikat
file:///C:/Users/User/Downloads/KEBIJAKAN_PENDIDIKAN_DI_AMERIKA_SERIKAT%20(1).pdf (Di
akses pada 5 maret 2023)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Richard C. Schroeder. (2000). Garis Besar Pemerintahan Amera Serikat. Deplu AS.
Abdul Wahab syakharani ‘’Sistem pendidikan di negara mau Amerika serikat ’’ Vol.2 no. 3
juni 2022
file:///C:/Users/User/Downloads/KEBIJAKAN_PENDIDIKAN_DI_AMERIKA_SERIKAT%20(1).pdf (Di
akses pada 5 maret 2023)
11