NIM : 200401004
KELAS : A. III
MATARAM
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Sholawat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW karena atas jasa beliaulah
kita bisa mengenal mana yang hak dan mana yang batil.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah mendukung
dalam penulisan makalah ini dengan judul: “Perkembangan Kebijakan Pendidikan Agama
Islam”, akan tetapi walaupun demikian kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kebaikan penyusunan makalah selanjutnya. Sekian
dan terimakasih.
Cover
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka kita harus melihat
kepada asal katanya yang merujuk kedalam bahasa Arab, karena ajaran Islam itu diturunkan
dalam bahasa tersebut. Kata pendidikan yang umumnya kita gunakan sekarang, dalam bahasa
Arabnya adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata pengajaran dalam bahasa
Arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam
bahasa Arabnya “Tarbiyah wa Ta’lim”, sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa Arabnya
Kata kerjarabba (mendidik) sudah digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW seperti
terlihat dalam ayat Al-Qur‟an dan Hadits Nabi. Dalam ayat Al-Qur‟an kata ini digunakan
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
Sedangkan menurut istilah Pendidikan Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta
mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan
kepada ajaran Al-Qur‟an dan sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti terciptanyainsan-
1
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 25
Pada hakikatnya pendidikan agama Islam adalah upaya transfer nilai-nilai agama,
itu dapat menjadi sumber motivasi dan aspirasi serta tolok ukur dalam perbuatan dan sikap
maupun pola berpikir. Sementara tekad bangsa Indonesia yang selalu ingin kembali kepada
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sangat kuat. Berdasarkan tekad itu
pulalah maka kehidupan beragama dan pendidikan agama khususnya semakin mendapat
tempat yang kuat dalam organisasi dan struktur pemerintahan. Pembangunan Nasional
memang dilak- sanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia dan masyarakat
Indonesia seutuhnya. Hal ini berarti adanya keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara
pembangunan bidang jasmani dan rohani antar bidang material dan spritual, antara bekal
keduniaan dan ingin berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama manusia
dan dengan lingkungan hidupnya secara seimbang. Pembangunan seperti ini menjadi pangkal
Di Indonesia kebijakan pendidikan Islam itu melalui jalan dan tahapan yang begitu panjang
hal ini dimulai bagaimana dengan datangnya Islam di negeri kita yang mana pendidikan
Islam di mulai dengan menanamkan Kalimat dua syahadat yang merupak satu bentuk
proklamir dirinya sebagai seorang muslim dan tentunya pada masa-masa itu pendidikan Islam
bukanlah memiliki satu kelembagaan seperti sekolah dan lain-lain akan tetapi hanya pada
tataran majlis ta`lim dan pengajian barulah pada 19 pendidikan berben- tuk lembaga sekolah
mulai dari Madrasah sampai pondok pesantren dan seterusnya mengalami perobahan dan
pergeseran yang cukup tajam dari satu zaman ke zaman yang lain.3
Maka melalui makalah ini penulis ingin sedikit mengemukakan tentang bagaimana
sebenarnya perkembangan kebijakan pendidikan Islam Indonesia dari waktu kewaktu apakah
2
Ahmadi & Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 110.
3
Faisal Mubarak, Perkembangan Pendidikan ...
kebijakan pendidikan Islam di negeri kita masih mendua atau dalam bahasa lain masih
adanya dikotomi antara pendidikan agama dan umum sehingga hal ini berimbas pada adanya
dua kementerian yang mengurusi masalah pendidikan di dalam satu Negara yang tentu saja
Islam di Indonesia dengan tanpa melupakan sejarah dan fakta dan realitas yang ada di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dalam makalah ini akan membahas hal-hal
sebagai berikut:
1. Pengertian Pendidikan
4
jurnal: Ta’lim Muta’allim, Vol. 4, No. 8, ISSN 2088-2977---225
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan
memimpin perkembangan baik rohani mau pun jasmani perserta didik dengan tujuan untuk
membentuk pribadi yang baik. Seperti dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:
“Sesungguhnya harta-harta kamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu”. (QS. At-
Taghabun: 15)
Yang dimaksud cobaan disini adalah kemampuan serta tanggung jawab seseorang terhadap
harta dan anak anaknya yang sudah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Apakah dia
mampu mendidik dan membentuk anaknya sebagai pribadi yang agamis, cerdas dan
berakhlak baik. Sebab itu lah pendidikan tentang agama dan ilmu pengetahuan wajib
Dalam meningkat mutu pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan.
Dalam proses pendidikan itu melibatkan berbagai aspek seperti bahan ajar (kognitif, afektif,
dan psikomotorik) metodelogi yang dipakai para pengajar, sarana dan prasana sekolah yang
Maka dari itu pemerintah melakukan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dengan
Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai problem yang
dihadapi manusia. Setiap solusi yang disajikan Islam secara pasti selaras dengan fitrah
manusia. Dalam konteks pendidikan, Islam telah menentukan bahwa negaralah yang
berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan yang
diterapkan dan mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah.
Rasulullah saw. Bersabda: “Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai
Perhatian Rasulullah saw Terhadap dunia pendidikan tampak ketika beliau menetapkan para
tawanan Perang Badar dapat bebas jika mereka mengajarkan baca-tulis kepada sepuluh orang
anak kaum muslimin Madinah. Hal ini merupakan tebusan. Dalam pandangan Islam, barang
tebusan itu merupakan hak Baitul Mal (Kas Negara). Tebusan ini sama nilainya dengan
pembebasan tawanan Perang Badar. Artinya Rasulullah saw. Telah menjadikan biaya
pendidikan itu setara nilainya dengan barang tebusan yang seharusnya milik Baitul Mal.
Kebijakan beliau ini dapat dimaknai, bahwa kepala negara bertanggung jawab penuh atas
setiap kebutuhan rakyatnya. Ibnu Hazm, dalam kitabnya, Al- Ihkâm, menjelaskan bahwa
kepala negara (khalifah) berkewajiban untuk memenuhi sarana pendidikan, sistemnya, dan
orang-orang yang digaji untuk mendidik masyarakat. Jika kita melihat sejarah Kekhalifahan
Islam, kita akan melihat begitu besarnya perhatian para khalifah terhadap pendidikan
rakyatnya.
5
Departemen Agama, peranan departemen Agama dalam revolusi dan pembangunan bangsa, Jakarta, 1965.
Para khalifah memberikan penghargaan yang sangat besar terhadap para penulis buku,
yaitu memberikan imbalan emas seberat buku yang ditulisnya dan hal senada juga apa yang
dapat kita lihat dinegara tetangga seperti Malaysia yang mana menurut hemat penulis
pemerintah Malaysia memang betuk-betul konsen ingin memajukan pendidikan hal ini
dengan di jaminnya pendidikan yang murah bahkan ada yang di gratiskan dan di tingkat
universitas bagi rakyatnya yang ingin melanjutkan kuliah akan tatapi tidak ada ada dana,
maka pemerintah menyiapkan dana pinjaman tanpa bunga yang di tujukan bagi rakyatnya
yang ingin belajar dan dikembalikan setelah mereka dapat pekerjaan dan itupun di bayar
dengan cara mencicil. Belum lagi dengan infrastruktur yang lengkap dan kesejahteraan yang
Dilihat dari sisi manapun, pendidikan Islam memiliki peran dalam konteks pendidikan
nasional. Hanya saja harus pula dimaklumi dan dipahami jika hingga hari ini secara
kelembagaan pendidikan Islam kerap menempati posisi kedua dalam banyak situasi. Sebagai
misal, jurusan yang menawarkan pendidikan Islam kurang banyak peminatnya, jika
dibandingkan dengan jurusan lain yang dianggap memiliki orientasi masa depan yang lebih
baik. Dalam hal pengembangan kelemba- gaan akan pula terlihat betapa program
studi/sekolah yang berada di bawah pengelola- an dan pengawasan Kementerian Agama tidak
selalu sama yang terjadi di bawah pembinaan Kementrian Pendidikan Nasional, bahkan harus
dengan tertatih untuk menyesuai-kan dengan yang terjadi di sekolah-sekolah umum tersebut.
Meski disadari betapa pentingnya posisi pendidikan Islam dalam konteks pendidikan
nasional. Namun, harus pula diakui hingga saat ini posisi pendidikan Islam belum beranjak
dari sekadar sebuah subsistem dari sistem besar pendidikan nasional. Barangkali itulah yang
menjadikan Ahmadi dalam pidato pengukuhan guru besarnya menyatakan posisi pendidikan
Islam hanya sekadar suplemen. Keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2007
bermacam-macam kontak, misalnya kontak jual beli, kontak perkawinan dan kontak dakwah
langsung, baik secara individu maupun kolektif. Dari berbagai macam kontak inilah semacam
proses pendidikan dan pengajaran Islam berlangsung meskipun dalam bentuknya yang
sederhana. Pelajaran yang pertama kali adalah kalimah Syahadat, sebab untuk masuk Islam
disyaratkan harus membaca dua kalimah Syahadat terlebih dahulu. Sebab barangsiapa sudah
membaca dua kalimah Syahadat berarti seseorang sudah menjadi muslim. Dengan demikian
dapat kita ketahui bahwa ternyata dalam Islam itu praktis sekali.
Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama masyarakat Muslim
umat Islam melaksanakan pengaja- ran Islam kendati dalam sistem yang sederhana, dimana
pengajaran diberikan dengan sistem halaqah yang dilakukan di tempat-tempat ibadah seperti
dan sosial yang sudah ada ke dalam lembaga pendidikan Islam di Indonesia.dan pada
1. Surau:
Istilah Surau di Minagkabau sudah dikenal sebelum datangnya Islam, surau dalam
tempat tidur bagi anak laki-laki yang telah akil Baligh dan orang tua Uzur.3 Dan
fungsi surau tidak berubah setelah kedatangan agama Islam, hanya saja fungsi
pendidikan yang diajarkan pada awalnya masih diseputar belajar huruf Hijaiyah
2. Meunasah:
Surau sangat di kenal dengan pengajaran agamanya, di samping itu hampir setiap
merupakan tingkat pendidikan Islam terendah, ia berasal dari kata Arab Madrasah.
umumnya antara dua tahun sampai puluhan tahun. Keberadaan Meunasah sebagai
lembaga pendidikan tingkat dasar sangat mempunyai arti di Aceh, semua orang
Madrasah Wajib belajar bagi masyarakat Aceh masa lalu, oleh karena itu tidaklah
3. Pesantren
Menurut asal katanya Pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan
6
Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan perkembangan lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, h. 42.
Baca samsul Nizar, h 284
adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara non
berdasarkan kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama abad pertengahan7.
Maka dengan demikian, dalam pesantren tersebut memiliki beberapa unsur yaitu:
dalam bahasa Arab, adapun metode yang lazim di gunakan adalah metode
dibatasi.
4. Madrasah
nilai-nilai lama yang masih baik yang dapat dipertahankan dan mengambil sesuatu
yang baru dalam ilmu teknologi dan ekonomi bermanfaat bagi kehidupan umat
Islam.8
Ada beberapa hal yang melatar belakangi pertumbuhan Madrasah di Indonesia yaitu:
Adanya gerakan pembaruan Islam Di Indonesia seperti yang di ungkapkan oleh Karel A.
Steenbrink, respon Pendidikan Islam terhadap kebijakan Pendidikan Hindia Belanda yang
ahirnya bermuncullah beberapa Madrasah seperti: madrasah dibentuk pertama kali pada
tahun 1909 di Padang Sumatera Barat oleh Syeikh Abdullah ahmad, Madrasah
7
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan modernisasi Menuju Millenium Baru
8
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta
lainnya. Kalaulah kita melihat kebelakang tentang pekembangan pendidikan Islam di
Indonesia maka kita akan dapati bahwa pada umumnya pendidikan Islam sifatnya sangat
sederhana dan ianya di ajarkan oleh seorang guru di suatu tempat seperti mesjid atau tempat-
tempat yang gunakan untuk mengumpulkan orang seperti apa yang kita lihat pada masa
Sultan Agung dan Hamangkurat (1647-1703), pada masa itu di tiap ibukota kabupaten
didirikan sebuah masjid besar, sebagai induk dari seluruh masjid dalam kabupaten tersebut
dan pada tiap ibukota distrik sebuah mesjid Kawedanan. Begitu pula di desa juga didirikan
masjid desa. Masjid besar dikepalai oleh seorang penghulu dan dibantu oleh 40 orang
pegawainya. Masjid Kawedanan dipimpin oleh naib, dan dibantu 11 pegawainya. Sedang
masjid desa dikepalai oleh modin (kayim, kaum) dengan 4 orang pembantunya. Penghulu
adalah kepala urusan penyelenggaraan Islam di seluruh daerah kabupaten. Pegawai penghulu
Wilayah suatu daerah dibagi atas beberapa bagian sebagai usaha untuk memajukan
pendidikan dan pengajaran Islam. Pelaksanaannya di tiap- tiap bagian dipercayakan kepada
beberapa
Pendidikan agama sudah menjadi perhatian pemerintah, hal ini ditandai dengan keluarnya
SKB 2 Menteri, yaitu menteri agama danMenteri Pendidikan dan Pengajaran. Pembinaan
PendidikanAgama Islam untuk sekolah umum diatur secara resmi oleh pemerintah.9
Sedangkan Materi pendidikan agama mulai diberikan sejak kelas IV SR.Pada masa orde
lama, kedaulatan Indonesia mulai pulih sehinggapendidikan agama telah disempurnakan, dari
9
Maulidin, Ilham. 2010, makalah: Pendidikan Islam Masa Kerajaan Demak dan Mataram. Yogyakarta
segi pembiayaan, pengadaanguru, sarana prasarana, semua ditanggung oleh Departemen
Agama.10
Kemudian pada era Orde baru semakin jelas posisi pendidikan Islam dengankeluarnya
TAP MPRS nomor XXVII/ MPRS/1966 mengatur pendidikanagama wajib diberikan mulai
angin segar bagi pembinaanpendidikan Islam, mulai dari kelembagaan, materi, out put,
No.55 tahun 2007 dllnya. Kebijakan tersebut munculakibat dari pengaruh agama, Ideologi
BAB III
10
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta, h. 157.
Penutup
A. Kesimpulan
Indonesia adalah sebagai Negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam tentu- nya
pendidikan yang berasaskan keislaman adalah menjadi penting dan hal ini dapat kita lihat
bagaimana tumbuhnya pendidikan Islam yang berbasis pada madrasah, pondok pasantren
adalah hal yang nyata yang ada dinegara kita, hanya saja perkembangan kebijakan
pendidikan Islam yang nampaknya terus berubah-ubah dari satu rezim ke rezim yang lain
yang di tandai dengan munculnya dualism kependidikan yang ada di Negara kita yang
sepatutnya itu tidak perlu terjadi hingga menimbulkan dampak yang begitu besar bagi
hingga masalah infras- truktur sekolah yang dianggap masih belum wajar. Namun, dengan
oleh banyak kalangan dianggap sebagai titik awal kebang- kitan pendidikan nasional,
termasuk pendidikan Islam di dalamnya, karena secara eksplisit UU tersebut menyebut peran
dan kedudukan pendidikan agama (Islam), baik sebagai proses maupun sebagai lembaga.
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab harus tetap
Pada akhir kesimpulan ini, pemakalah ingin mengatakan bahwa yang tengah dihadapi
UMMAT Islam saat ini bahwa upaya merekonstruksi kebangkitan suatu masyarakat, negara,
bahkan peradaban umat manusia, keberadaan mabda (ideologi) merupakan salah satu aspek
penting yang menentukan kebangkitan dan pembentukan peradaban tersebut. Mabda
merupakan aqidah aqliyah (difahami melalui proses berfikir) yang melahirkan segenap
bahwa masyarakat adalah sekumpulan individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang
sama serta diikat oleh peraturan kehidupan yang sama maka rekonstruksi suatu masyarakat
dapat bentuk dengan proses Pendidikan bernuansa Islami. Ekspansi pemahaman dasar yang
bersumber dari Ideologi kapitalisme maka kehidupannya senantiasa berjalan di atas rel
unsur Berpikir dan pemahaman masyarakat berjalan di atas rel ‘Dialektika Materialisme dan
Atheisme’. Adapun dengan mabda islam, masyarakat hendak diarahkan agar memiliki
mengikatkan diri pada peraturan yang bersumber dari aqidah dan syariah islam dalam
menjalani kehidupannya. Bahkan dengan mabda islam tersebut umat manusia diarahkan
untuk membangun sebuah peradaban yang mulia melalui tegaknya institusi negara yang
Saat tatanan kehidupan kaum muslimin saat ini sedang didera oleh ideologi Atheis dan
Komunis, maka merupakan suatu kewajiban pula bagi kaum muslimin dan para pemangku
kebijakan untuk terus aktif memberikan atensi akan keberlangsungan Pendidikan Islam di
Indonesia. Baik dengan penanaman kembali aqidah Islami atu hal pendukung lainnya
B. Daftar Pustaka
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,
Ciputat.
Maulidin, Ilham. 2010, makalah: Pendidikan Islam Masa Kerajaan Demak dan
Mataram. Yogyakarta.
Zuhari, Sejarah Pendidikan Islam, DEPAG. & HR. Mubangid, Diktat Kuliah: