Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM DAN

PENDIDIKAN NASIONAL

Tujuan

“Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok”

Mata Kuliah Tafsir


Penyusun
Kelompok XI

Amalia Hasanah
Nurmala Sari
Siti Hartina
Dwi Indah Kurnia
Semester : II-BTarbiyah
Dosen Pembimbing :Ahmad.Fuadi,M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH (STAI.JM)
TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A: 2016
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas
ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan
penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat
memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Ahmad
Fuadi, M.Pd.I mata kuliah ilmu Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas Makalah
ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat
dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Huybungan Pendidikan Islam
dengan Pendidikan Nasional” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang
belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami
dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih
pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah
bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu
penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat
tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi
yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua
pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.

Tanjung Pura, Mei, 2016

Tim Penyusun
Kelompok XI (Sebelas)

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Pengertian Pendidikan Islam.................................................................................2

B. Pengertian Pendidikan Nasional............................................................................3

C. Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional....................................4

D. Fungsi Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional..............................8

E. Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era Kemajuan..........................................10

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................................13

B.    Kritik dan Saran....................................................................................................13

Daftar Pustaka..................................................................................................................14

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat


dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini dikaitkan
dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu sistem pendidikan
nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat manusia pada umumnya dan
elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam hubungan masa lalu, masa kini dan
kemungkinan perkembangan masa depan.
Pendidikan Islam merupakan suatu Lembaga sesuai dengan peraturan pemerintah
No. 28 tahun 1990, No. 60 tahun 1999 dan No. 73 tahun 1991. Pendidikan keagamaan
diselenggarakan pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan dimana Pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat serta
pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal
dan informal, pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman.
Pendidikan Islam juga Sebagai Mata Pelajaran dimana jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pendidikan Islam?


2. Apa Pengertian Pendidikan Nasional?
3. Apa Hubungan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional?
4. Bagaimana Pendidikan Islam didalam Sistem pendidikan nasional?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam.


2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Nasional.
3. Untuk mengetahui Hubungan pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional.
4. Untuk mengetahui pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam menurut Zarkowi Soejoeti terbagi dalam tiga pengertian.


Pertama, “Pendidikan Islam” adalah jenis pendidikan yang pendirian dan
penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk menjewantahkan
nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama lembaganya, maupun dalam kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang
akan diwujudkan dalam seluruh kegiatan pendidikan. Kedua, jenis pendidikan yang
memberikan perhatian sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk
program studi yang diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai bidang
studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain. ketiga, jenis pendidikan
yang mencakup kedua pengertian di atas. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber
nilai sekaligus sebagai bidang studi yang ditawarkan melalui program studi yang
diselenggarakan.1
Ciri khas pendidikan Islam itu ada dua macam :

a. Tujuannya : Membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut ukuran


Allah.
b. Isi pendidikannya : ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap di dalam Al
Qur’an yang pelaksanaannya dalam praktek hidup sehari-hari dicontohkan oleh
Muhammad Rasulullah SAW.

Teori-teori pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia secara umum


mendefinisikan pendidikan Islam dalam dua tataran : idealis dan pragmatis. Pada tataran
idealis, pendidikan Islam diandaikan sebagai suatu sistem yang independen (eksklusif)
dengan sejumlah kriterianya yang serba Islam. Definisi ini secara kuat dipengaruhi oleh
literatur Arab yang masuk ke Indonesia baik dalam bentuk teks asli, terjemahan, maupun
sadurannya. Sedangkan pada tataran pragmatis, pendidikan Islam ditempatkan sebagai
identitas (ciri khusus) yang tetap berada dalam konteks pendidikan nasional.
Perkembangan-perkembangan aktual di Indonesia khususnya selama tiga dekade terakhir
sangat mempengaruhi munculnya definisi pragmatis ini. 2
Penulis-penulis Indonesia kontemporer berusaha menjelaskan definisi pendidikan
Islam dengan melihat tiga kemungkinan hubungan antara konsep pendidikan dan konsep
1
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,
2003), hlm : 45.
2
Ibid, hlm: 46

2
Islam. Dilihat dari sudut pandang kita tentang Islam yang berbeda-beda, istilah
pendidikan Islam tersebut dapat dipahami sebagai :
1.    Pendidikan (menurut) Islam,
2.    Pendidikan (dalam) Islam,
3.    Pendidikan (agama) Islam.
Dalam hubungan yang pertama, pendidikan Islam bersifat normatif, sedang dalam
hubungan yang kedua, pendidikan Islam lebih bersifat sosio-historis. Adapun dalam
hubungan yang ketiga, pendidikan Islam lebih bersifat proses-operasional dalam usaha
pendidikan ajaran-ajaran agama Islam. Dalam kerangka akademik, pengertian yang
pertama merupakan lahan filsafat pendidikan Islam, dan pengertian yang ketiga
merupakan kawasan ilmu pendidikan Islam teoritis.

B. Pengertian Pendidikan Nasional

Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang berdiri di


atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat
mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan bahwa
pendidikan nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga negara Indonesia
menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan berkesadaran
masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Dasar ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang tubuh UUD
1945 Bab XIII Pasal 31.3
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan

3
Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal. 114-115

2
perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

C. Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional

Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat


dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini dikaitkan
dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu sistem pendidikan
nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat manusia pada umumnya dan
elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam hubungan masa lalu, masa kini dan
kemungkinan perkembangan masa depan.
Dari bunyi UU No. 2 tahun 1989 beserta peraturan yang menyertai jelas bahwa
pendidikan agama islam adalah kurikulum wajib bagi yang harus diberikan. Jika
pendidikan agama (islam) tidak diberikan, berarti tujuan pendidikan nasional tidak akan
pernah tercapai secara maksimal, karena ada sebagian siswa, khususnya yang berada pada
satuan pendidikan tertentu tidak mendapat pendidikan agam islam. Karena itu kehadiran
guru pendidikan agama islam yang prefesional sangat dibutuhkan.
Dan jika kita menengok kepada tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam
tujuan pendidikan nasional ( pasal 4 UU no. 2 tahun 1989) yang berbunyi “mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. Sedangkan tujuan
pendidikan islam adalah sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
menurut ajaran islam.
Dengan melihat kedua tujuan pendidikan diatas, baik tujuan pendidikan nasional
maupun tujuan pendidikan islam ada kesamaan yang ingin di wujudkan yaitu: dimensi
transcendental (ukhrowi) dan dimensi duniawi (material). 4
Pendidikan Islam dan pendidikan nasional terdapat 3 segi yang dapat ditelusuri
Pertama dari konsep penyusunan sistem pendidikan nasional indonesia itu sendiri. Kedua,
dari hakikat pendidikan islam dan kehidupan beragama kaum muslimin di Indonesia.
Ketiga, dari segi kedudukan pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Islam merupakan suatu Lembaga sesuai dengan peraturan pemerintah
No. 28 tahun 1990, No. 60 tahun 1999 dan No. 73 tahun 1991. Pendidikan keagamaan
diselenggarakan pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan dimana Pendidikan

4
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1996. Hal: 28-29

2
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat serta
pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal
dan informal, pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman.
Pendidikan Islam juga Sebagai Mata Pelajaran dimana jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Dalam
pasal 3 isi kurikulum pendidikan dasar memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan
pelajaran (PP 28 Bab. VII pasal 14 ayat 2) meliputi

1. pendidikan pancasila
2. pendidikan agama
3. pendidikan kewarganegaraan
4. bahsa indonesia
5. membaca dan menulis
6. matematika (termasuk berhitung)
7. pengantar sains dan teknologi
8. ilmu bumi
9. kerajinan tangan dan kesenian
10. pendidikan jasmani dan kesehatan
11. menggambar
12. bahasa inggris

Pada PP 29 tahun 1990 Bab VIII pasal (15) ayat (2) isi kurikulum pendidikan
menengah wajib memuat bahan kajian dan mata pelajaran tentang: 5

1. pendidikan pancasila
2. pendidikan agama
3. pendidikan kewarganegaraan

Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 dicantumkan tentang beberapa hal yang
berkenaan dengan pendidikan agama. Pasal 37 (1): kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat:

1. pendidikan agama
2. pendidikan kewarganegaraan
3. pendidikan bahasa
4. matematika
5
Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam. Jakarta:Prenada Media. 2004. Hal: 10-12

2
5. ilmu pengetahuan alam
6. ilmu pengetahuan sosial
7. seni dan budaya
8. pendidikan jasmani dan olahraga
9. keterampilan / kejuruan
10. muatan lokal
11. Selain itu kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
12. pendidikan agama
13. pendidikan kewarganegaraan
14. bahasa

Ada beberapa pokok-pokok pikiran nilai-nilai yang terkandung dalam undang-undang


nomor 20 tahun 2003, yaitu:

1. pendidikan nasional adalah pelaksanaan pembangaunan nasional dibidang


pendidikan
2. asas dan dasar pendidikan berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945
3. tujuan pendidikan nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik
4. pendidikan nasional bersifat demokratis dan humanis yakni memberikan
kesempatan kepada setiap negara untuk memperoleh pendidikan
5. memberikan kesempatan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kelainan
fisik atau mental
6. menekankan pentingnya pendidikan keluarga merupakan salah satu upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan seumur hidup
7. pendidikan keagamaan merupakan satu jenis pendidikan yang khusus
mengajarkan agama tertentu.6

Berdasarkan hal di atas dapat dikatakan bahwa suatu sistem pendidikan nasional
tidaklah berlaku umum. Maksudnya adalah pola penyusunan sistem pendidikan nasional
harus berdasarkan keberadaan umat manusia dan latar belakang sejarah bangsa masa lalu,
sekarang dan masa depan.
Dalam laporan komisi pembaharuan pendidikan nasional dikatakan bahwa
pengembangan bangsa merupakan kriteria dasar dalam membangun suatu sistem
pendidikan nasional dengan mewujudkan keselarasan, keseimbangan dan keserasian

6
Hasbullah.Op.cit. Hal 16-17

2
antara pengembangan kwantitatif dan pengembangan kwalitatif serta antara aspek lahiriah
dan aspek rohaniah.
Dari keterangan tersebut dikatakan bahwa penyusunan sistem pendidikan nasional
harus berdasarkan dan pertimbangan faktor bangsa dan masyarakat Indonesia serta aspek
lahiriah dan rohaniah bangsa Indoneisa, sebab bangsa Indonesia telah menjalani
penindasan dan perjuangan melawan penjajah, tentu dalam hal ini ada keterkaitan dengan
masa awal perkembangan dan pendidikan Islam di tanah air sampai sekarang ini.
Ditinjau dari segi hakikat pendidikan Islam, kegiatan mendidik merupakan
bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan agama Islam di Indoneisa dengan
sistem pendidikan Islam dan usaha-usaha penyiaran agama di masyarakat. Islam dapat
tersebar di seluruh masyarakat Indonesia. Ditambah lagi dengan kebutuhan akan
pendidikan di masyarakat akan semakin meningkat. Karena pendidikan adalah suatu
usaha yang teratur, rinci dan terarah dalam pemeliharaan, pengembangan dan
peningkatan kebudayaan bangsa baik dalam bidang pendidikan formal maupun non
formal.
Dengan adanya sistem pendidikan Barat yang terkoordinir dan sistematis,
menguntungkan pendidikan secara umum namun mempengaruhi sistem pendidikan
Islam. Pada keharusannya memperbaharui sistem pendidikan Islam pada lembaga
keagamaan ke arah sistem yang lebih sempurna. Dan disamping itu muncul lembaga
pendidikan yang menyelenggarakan sekolah-sekolah nasional swasta dengan
menggunakan pola Barat yang berorientasi kepada kepentingan nasional dan semangat
kebangsaan. Berdasarkan hal ini pendidikan akan tetap tumbuh dan berkembang untuk
mendidik masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan juga lembaga-
lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, madrasah, sekolah umum yang berdasarkan
keagamaan dan yang lainnya. Dan lembaga-lembaga inilah yang akan menjadi modal
dasar dan modal pokok dari pendidikan nasional yang akan disusun bangsa Indonesia
yang sudah merdeka, bersatu dan berdaulat

D. Fungsi Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional

Secara eksplisit fungsi pendidikan agama telah dituangkan dalam penjelasan


pasal 39 ayat (2) UU Nomor 2 Tahun 1989, yang menyebutkan “pendidikan agama
merupakan usaha untuk memperkuat iaman dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa sesuai dengan agama yang dianut peserta didiknya yang bersangkutan, dengan

2
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 7
Dari rumusan tersebut, tampaknya terdapat konsistensi dan keterkaitan langsung
antara rumusan fungsi pendidikan agama dengan tujuan pendidikan nasional yang
tertuang pada pasal 4 UU Nomor 2 tahun 1989 yaitu: “Mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa…”
Dalam upaya membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa, maka
pendidikan agama memiliki peranan yang sangat penting. Untuk itulah maka pendidikan
agama wajib diberikan pada semua satuan, jenjang dan jenis pendidikan, baik melalui
jalur sekolah maupun jalur luar sekolah.8
Gambaran tentang peranan madrasah dan pondok pesantren adalah sebagai
berikut:

1.         Madrasah dan pondok pesantren telah menunjukan kemampuanya untuk tumbuh
dan berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, serta kemampuanya
untuk memasuki pelosok daerah terpencil disamping kemampuanya untuk tetap
tumbuh dan berkembang di daerah perkotaan yang modern dan sangat maju.
2.         Madrasah dan pondok pesantren sebagian besar adalah perguruan swasta yang
berkemampuan tinggi untuk berswakarsa dan berswakarya dalam menyelenggarakan
pendidikan. Dengan kata lain, madrasah dan pondok pesantren telah menunjukan
kemampuanya untuk tumbuh dan berkembang diatas kemampuan kekuatan sendiri,
dengan memobilisasi sumber daya yang tersedia di masyarakat pendukungnya.
3.         Madrasah dan pondok pesantren yang memiliki ciri khas sebagai pusat
pendidikan, pengembangan dari penyebaran agama Islam, diharapkan dan telah
membuktikan diri dapat menghasilkan keluaran atau out put yang berkualitas dan
potensial untuk menjadi pendidik, khususnya di bidang pendidikan agama Islam.
4.         Madrasah dan pondok pesantren memiliki potensi yang cukup besar untuk
bersama-sama satuan pendidikan lainnya di dalam system pendidikan nasional untuk
menuntaskan wajib belajar tingkat SLTP dan pelaksana pendidikan dasar 9 tahun.
Dan atas dasar inilah Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah merupakan
lembaga pendidikan dasar.9

7
Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: Dirjen. Binbaga Islam, 1992), hlm: 41
8
Hasbullah.Op.cit.hal.177
9
Ibid, hlm: 178

2
Adapun madrasah umumnya didirikan atas inisiatif masyarakat Islam yang tujuan
umumnya adalah untuk mendidik para peserta didik memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran Islam dengan baik. Dengan dikeluarkanya PP Nomor 28 tahun 1990 dimana pada
pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa SD dan SLTP yang berciri khas agama Islam yang
dikelola oleh Departemen Agama disebut Madrasah Ibtidaiah dan Madrasah Tsanawiyah.
Dengan kenyataan ini, tugas dan fungsi MI dan MTs menjadi ganda, yaitu:

1.         Sebagai sekolah pendidikan Islam


2.         Sebagai sekolah pendidikan dasar.
Karenanya, keberdayaan fungsi Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah
makin kuat dan penting.
Dengan keadaan yang demikian, orang tidak bisa lagi menomor duakan lembaga-
lembaga pendidikan agama, terlebih-lebih bila lembaga pendidikan agama terutama
madrasah mampu memacu diri dengan berupaya maksimal meningkatkan kualitas dalam
berbagai aspeknya, tidak mustahil madrasah nantinya akan menjadi alternative pertama,
pilihan masyarakat untuk memasukan anak-anaknya. Sebab bagaimanapun disaat
globalisasi melanda dunia seperti sekarang ini, nilai-nilai etik dan moral sudah mulai
luntur dan bergeser. Dalam konteks ini madrasah sangat strategis untuk membendung
arus demoralisasi yang sangat merugikan.10

E. Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era Kemajuan

Pendidikan Islam di negeri ini, permasalahannya lebih komplek jika di banding


dengan pendidikan umum. Misalnya dari kecil saja perangkat manual yang dapat dipakai
untuk madrasah diniyah kita belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga
kebanyakan lembaga pendidikan Islam dianggap kurang dapat memenuhi kebutuhan.
Sehingga banyak yang beranggapan kalau pendidikan islam merupakan pendidikan kelas
dua dan belum dapat menjadi pendidikan alternatif, yang dikarenakan oleh beberapa
faktor. Antara lain:

1)      Hambatan internal, seperti:


a. Tiadanya kurikulum yang baku sebagai garis batas terhadap sistem pndidikan
lainnya.
b. Belum adanya metodeloginya yang baku
c. Belum adanya alat ukur yang dapat diandalkan dalam menilai hasil pndidikan.
2)      Hambatan internal

10
Ibid, hlm : 179

2
a. Masih tergantung pada pola pndidikan yang  digariskan pmrintah, yakni
pendidikan untuk menompang pmbangunan.
b. Kekurangan dana dan fasilitas, sehingga pndidikan iIslam diorientasikan kepada
selera konsumen, dan mnyantuni kaum marginal.
c. Masih labilnya sistem pendidikan nasional.
3)      Perkembangan kebudayaan dan perubahan masyarakat yang cepat, sehingga
pndidikan Islam semakin tidak berdaya berkompetisi dengan laju perubahan
masyarakat.
4)      Appresiasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam yang belum
menggembirakan.
5)      Adanya pelapisan sosial yang didasarkan pada ukuran serba materialistik dan
menyebabkan masyarakat berlomba menyerbu lembaga pendidikan favorit, dengan
tanpa mengindahkan aspek ideologi yang tersembunyi dibaliknya.
6)      Adanya kecenderungan mismanajmen misalnya persaingan yang tidak sehat antar
pimpinan dan kepemimpinan yang tertutup.11
Meskipun pendidikan Islam tidak dapat bersaing dngan pendidikan lain akan
tetapi kehadirannya masih disambut hangat. Sebagai bukti, Pertama, lembaga pendidikan
yang ada dibawah Departemen Pendidikan Nasional, tidak dapat menampung seluruh
anak didik yang membutuhkan pendidikan. Kedua, Lembaga pendidikan Islam
kebanyakan didaerah pedesaan dan menawarkan biaya pendidikan yang relative murah.
Ketiga, sebagian masyaraka masih merasa terikat dengan pendidikan Islam atau merasa
berkewajiban memberikan pelajaran agama bagi anak mereka. Keempat, daerah-daerah
tertentu tidak ada lembaga pendidikan umum yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Dengan hal demikian, pendidikan Islam memang menjadi alternative.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membenahi pendidikan khususnya
pendidikan Islam:
1)        Pendidikan Islam hendaknya lebih adaptif dan meninggalkan status kuno. Tentu
saja tanpa meninggalkan misi yang diamanatkan oleh al-Qur’an.
2)        Pendidikan Islam harus menuju integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum.
3)        Pendidikan Islam hendaknya memperhatikan muatan Bahasa Asing.
4)        Pendidikan didesainsedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan kemampuan
untuk berswadaya dan mandiri dalam kehidupan.
5)        Lembaga-lembaga pendidikan Islam makin mempertegas komitmennya untuk
memantapkan dirinya sebagai lembaga ynag berlebelkan Islam.
11
Ismail, A Kholiq dan Nurul Huda. Paradigma Pendidikan Islam. (Semarang: Putaka
Pelajar.2001.) Hal 173-174

2
6)        Para pakar pendidikan Islam perlu segera meretas problema internal keilmuan dan
pendidikan Islam.12

12
Ibid. Hal:175-176

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat


dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini dikaitkan
dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu sistem pendidikan
nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat manusia pada umumnya dan
elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam hubungan masa lalu, masa kini dan
kemungkinan perkembangan masa depan.
Dan jika kita menengok kepada tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam
tujuan pendidikan nasional ( pasal 4 UU no. 2 tahun 1989) yang berbunyi “mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. Sedangkan tujuan
pendidikan islam adalah sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
menurut ajaran islam.
Dengan melihat kedua tujuan pendidikan diatas, baik tujuan pendidikan nasional
maupun tujuan pendidikan islam ada kesamaan yang ingin di wujudkan yaitu: dimensi
transcendental (ukhrowi) dan dimensi duniawi (material).

B.       Kritik dan Saran

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah (makalah)


ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya. Maka, atas dasar
kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Agar ada
perubahan yang lebih baik.

2
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Ali dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan .Jakarta : Pedoman Ilmu
Jaya.2003.

Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan


Nasional .Jakarta: Dirjen. Binbaga Islam, 1992.

Ihsan, Fuad. Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1996.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam. Jakarta:Prenada Media. 2004.

A Kholiq, Ismail. dan Nurul Huda. Paradigma Pendidikan Islam. (Semarang: Pustaka
Pelajar.2001.

Anda mungkin juga menyukai