Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KEDUDUKAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM SISTEM NASIONAL”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :
Dr.APRIANA ,M.Hum

Disusun Oleh Kelompok 8 :


1. ABDUL AZIZ (NIM: 2186208)
2. RETNO EVI LESTARI (NIM:2186208068)
3. PRETILILIA: (NIM: 2186208059)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BATURAJA


SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul: “Kedudukan Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Nasiona”
dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 1 dari Ibu Dr.
Apriana,M.hum pada bidang studi Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang hakikat kurikulum dalam pendidikan
islam.
Kami (penulis) menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Dr. Apriana,M.hum
berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis, berkaitan dengan materi
yang diberikan.
Kami (penulis) menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan
dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini

15 Oktober 2021

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang Pembahasan...............................................................................4
B. RumusanMasalah................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Pengertian Pendidikan Islam...............................................................................5
B. Gambaran Sistem Pendidikan Agama Islam Di Indonesia.................................6
C. Kedudukan Pendidikan Agama Dalam Sistem Pendidikan Nasional.................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................9


A. Kesimpulan..........................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA……......................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika kita membicarakan sistem pendidikan agama islam secara Nasional,


berarti kita sama dengan mebicarakan sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Maka kita tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan islam di Indonesia itu sendiri.
Pada awal perkembanganb islam di Indonesia, pendidikan agama diberikan dalam
bentuk informal. Pendidikan yang diberikan lebih mengutamakan melalui
contohteladan.sejalan dengan perkembangan zaman dan pergeseran kekuasaan di
Indonesia, pendidikan islam juga mengalami perubahan. Pendidikan islam juga
mulai bersentuhan dengan sistem pendidikan formal yang lebih sistematis dan
teratur.
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional dalam sisdiknas adalah
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara
lain:
1. Pengertian Pendidikan Islam
2. Gambaran Sistem Pendidikan Agama Islam Secara di Indonesia
3. Kedudukan Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Penddikan Nasional

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


Pendidikan islam menurut Zarkowi Soejoeti sebagaimana yang dituturkan oleh
M,Ali Hasan dan Mukti Ali, terbagi dalam tiga pengertian. Pertama: “Pendidikan
Islam” adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh
hasrat dan semnagat cita-cita untuk mengembangkan nilai-nilai islam, baik yang
tercermin dalam nama lembaganya, maupun dalam kegiatan-legiatan yang
diselenggarakan. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian sekaligus
menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang
diselenggarakan. Di sini kata islam ditempatkan sebagai bidan studi, sebagai ilmu, dan
diperlakukan sebagai ilmu yang lain. Ketiga, jenis pendidikan yang mencakup kedua
pengertian diatas. Di sini kata islam ditempatkan sebagai bidang studi yang
ditawarkan melalui program studi yang diselenggarakan. Ciri-ciri pendidikan agam
islam itu ada dua macam, yaitu:
1. Tujuannya: membentuk individu menjadibercorak diri tertinggi menurut
ukuran Allah SWT.
2. Isi pendidikannya: ajarab Allah yang tdercantum dengan lengkap di
dlam AlQur’an yang pelaksanaanya dalam praktek hidup sehari-hari
dicontohkan oleh nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Teori-teori pendidikan islam yang berkembang di Indonesia secara umum
mendefinisikan pendidikan islam dalam dua tataran: idealis dan pragmis. Pada tataran
idealis, pendidikan islam diandaikan sebagai suatu sistem yang indenden (eksklusif)
dengan sejumlah kriterianya yang serba islam. Definisi ini secara kuat dipengaruhi
oleh literatur Arab yang masuk ke Indonesia baik dalam bentuk tekas asli.
Terjemahan, maupun sadurannya. Sedangkan, pada tataran pragmatis, pendidikan
islam ditempatkan sebagai indentitas (ciri khas) yang tetap berada dalamkonteks
pendidikan nasional. Perkembangan-perkembangan aktual di Indonesia khususnya
selama tiga dekade terakhir sangan mempengaruhi munculnya definisi pragmatis ini.
Pemulis-pemulis Indonesia kontenporer berusaha menjelaskan definisi
pendidikan islam dengan melihat tiga kemungkinan hubungan antara konsep

5
pendidikan dan konsep islam. Dilihat dari sudut pandang kita tentang islam yang
berbeda-beda, istilah pendidikan islam tersebut dapat dipahami sebagai:
1. Pendidikan menurut islam
2. Pendidikan dalam islam
3. Pendidikan agama islam
Dalam hubungan yang pertama pendidikan menurut islam bersifat normatif,
sedangkan dalam hubungan yang kedua, pendidikan dalam islam bersifat sosio-
historis. Adapun dalam hubungan yang ketiga, pendidikan agama islam, dan
pengertian yang ketiga merupakan kawasan ilmu pendidikan islam teoritis.

B. Gambaran Sistem Pendidikan Agama Islam Di Indonesia


Ketika kita membicarakanb sistem pendididkan agama islam di Indonesia, maka
kita tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan islam di Indonesia itu sendiri. Kajian-
kajian histori menunjukkan bahwa sampai abad ke-19, pendidikan islam dalam bentuk
masjid dan pesantren, masih menjadi lembaga pendidikan yang dominan bagi
masyarakat Indonesia. Pergeseran mulai terjadipada masa penjajahan. Alasan-alasan
tidak dipakainya sistem pendidikan islam oleh pemerintah Hindia Belanda itu semata-
mata karena pertimbangan aspek didaktismetodiknya yang tidak baik, menurut Karel
A. Steenbrink sebagaimana yang ditulis M. Ali Hasa-Mukti Ali.
Pada awal perkembangan islam di Indonesia, pendidikan agama diberikan
dalam bentuk informal. Para pembawa islam, yaitu saudagar dari Gujarat, menyiarkan
dan memberi pendidikan agama melalui orang-orang yang membeli dagangannya.
Pendidikan yang diberikan lebih mengutamakan melalui contoh teladan. Mereka
berlaku sopan santun, ramah tamah, tulus ikhlas, amanah, jujur, adil serta pemurah.
Dengan demikian,banyak masyarakat yang tertarik dan mengikutinya.
Setelah tersebarnya islam melalui pendidikan formal ini, pendidikan islam suah
mulai mencarilahan khusus sebagai tempat pendidikan. Surau, langgar atau mushalla
dan masjid adalah tempat memberikan pengajaran diluar pendidikan keluarga. Tujuan
para pendidik hanya untuk bisa memberikan ilmunya kepada peserta didik tanpa ada
imbalan apapun.pendidik diberikan dengan sangat sederhana dan inilah yang menjadi
embrio terbentuknya sistem pendidikan pesantren dan pendidikan islam dalam bentuk
madasrah.

6
Sejalan dengan perkembangan zaman dan pergeseran kekuasaan di Indonesia ,
pendidikan islam juga mengalami perubahan. Pendidikan islam mulai bersentuhan
dengan sistem pendidikan formal yang lebih sistematis dan teratur. Tentunya
perubahan ini juga berpengaruh terhadap arah tujuan pendidikan islam itu sendiri,
yang ebelumnya hanya mengkaji ilmu-ilmu pokok agama meningkat kepada kajian
ilmu yang lain.
Usaha pembaharuan pendidikan islam dapat kita lihat dengan bergesernya
pendidikan surau, langgar, masjid, mushalla kepada pendidikan madarah, pondok
pesantren atau lembaga-lembaga yang berdasarkan keagamaan. Dalam pendidikan ini,
sistem klasikalmulai diterapkan. Bangku, meja dan papan tulis mulai digunakan dalam
melaksanakan pendidikan dan pengajaran agama islam.
Madasrah Adabiyah di Padang merupakan contoh evolusi pendidikan islam, dari
tradisional ke modern. Madasrah Adabiyah, didirikan oleh Syaikh Abdullah Ahmad
pada tahun 1909 , merupakan pebdidikan islam pertama kali di Indonesia yang
menrapkan sistem pendidikan klasikal lengkap dengan sarana dan prasarananya.
Selain ilmu agama, Al Qur’an sebagai pelajaran wajib, juga diajarkan pengetahuan
umum.
Dalam perkembangannya madasrah terbagi atas madasrah diniyah, khusus
mengajarkan ilmu agama, dan madrasah umu yang juga memasukkan ilmu umum
disamping ilmu agama. Untuk tingkat dasar disebut madrasah tsanawiyyah, tingkat
menengah disebut madrasah tsanawiyyah, dan untuk tingkat atas disebut madasrah
aliyah.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendidikan dan pengajaran agama
islam, maka muncul pula lembaga pendidikan formal yang berdasarkan keagaman
seperti SD Islam, SMP Islam, SMA Islam dan bahkan pendidikan agama juga masuk
dalam kurikulum pendidikan umum negeri

C. Kedudukan Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional


Undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003 bab I tentang
ketentuan umum menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadardan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasar, akhlak mulia,serta keterampilan, dan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
7
Sedangkan pendidikan nasional dalam undang-undang tersebut diartikan
sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Rebublik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap tergadap terhadap tuntutan zaman. Sementara sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional dalam sisdiknas
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
dari rumusan ditas menunjukkan baha agama menduduki posisi yang sangat
penting dan tidak dapatdipisahkan dalam mebangun manusia indonesia seutuhnya.
Hal yang wajar jika pendidikan nasional berlandaskan pada nilai-nilai agama, sebab
bangsa indonesia adalah modal dasar yang menjadi penggerak dalam kehidupan
berbangsa. Agama mengatur hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia
dengan manusia, hubungan manusia dengan alam daan hubungan manusia dengan diri
sendiri. Dengan demikian terjadilah keserasian dan keseimbangan dalam hidup
manusia baik individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Jika haltersebut dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia indonnesia
dan menjadi dasar kepribadian, maka manusia Indonesia akan menjadi manusia yang
paripurna atau insan kamil. Dengan dasar inilah agama menjadi bagian terpenting dari
pendidikan nasional yang berkenaan dengan aspek pembinaan sikap, moral,
kepribadia dan nilai-nilai akhlakul karimah.
Sejalan dengan hal tersebut, Prof. Mastuhu mengungkapkan bahwa pendidikan
islam di Indonesia harus benar-benar mampu menempatkan dirinya sebagai suplemen
dan komplemen bagi pendidikan nasional, sehingga sistem pendidikan nasional
mampu membawa cita-cita naional, yakni bangsa Indonesia yang modern dengan
tetap berwajah iman dan takwa.
Terlepas dari nilai-nilai agama yang menjadi dasar dari pendidikan nasional,
pendididikan agama sempat menjadi masalah ketika masuk dalam sistem pendidikan
nasional. Persoalan yang diperdebatkan adalah posisi pendidikan agama tertentu
dalam lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki latar belakang pemihakan pada
agama tertentu.misalnya, pada lembaga pendidikan muslim terdapat siswa yang

8
bukan muslim, mungkinkah bisa diajarkan pendidikan agama lain padalembaga
tersebut atau sebaliknya.
Persoalan ini sempat menyeruak ketika terjadi pengesahan undang-undang
sisdiknas no.20 tahun 2003. Meski demikian, perdebatan yang menimbulkan pro-
kontra tersebut dapat terselesaikan dengan cara yang lebih demokratis, realistis dan
sesuai dengan kebebasan serta upaya menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Walaupun secara tegas dinyatakan bahwa Indonesia bukan negara agama dan
bukan pula negara sekuler tetapi negara Pancasila. Dengan status negara dengan
demikian, Indonesia tetap wajar kalau kemudian pemerintah memandang bahwa
agama mendudukui posisi penting di negeri ini sebagai sumber nialai yangberlaku.
Hal ini dapat kita lihat bagaimana posisi agama (pendidikan agama) dalam UU
Sisdiknas 2003. Dari berbagai Pasal diatas menerangkan baha pendidikan agama
sebagai sumber nilai dan bagian dari pendidikan nasional. Pendidikan agama
mempunyai nilai penting dalam mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, akhlak mulia dan kepribadia muslim (khusus
agama islam)
Abdur Rahman Assegaf dkk mengutip pendapat M. Arifin, bahwa pendidikan
agama setelah diwajibkan di sekolah-sekolah, meskipun masih perlu disempurnkan
terus, menunjukkan bahwa pengaruhnya dalam perubahan tingkah laku remaja
adalah relatif lebih baik dibanding dengan kondisi sebelum pendidikan agama
tersebut diwajibkan. Sekurang-kurangnya pengaruh pendidikan agama tersebut
secara minimal dapat menambahkan benih keimanan yang dapat menjadi daya
preventif terhadap perbuatan negative remaja atau bahkan mendorong mereka untuk
bertingkah laku susila dan sesuai dengan norma agamanya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hubungan pendidikan islam dan pendidikan nasional tidak dapat dipisahkan,
keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini dikaitan dengan
konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu sistem pendidikan
nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat manusia pada umumnya dan
elesistensi bangsa Indonesia khususnya dalamhubungan masa lalu, masa kini dan
kemungkinan perkembangan masa depan.
Dan jika kita menengok kepada tujuan pendidikan sebagimana tertuang dalam
tujuan pendidikan nasional (pasal 4 UU no. 2 tahun 1989) yang berbunyi
“mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kepada masyarakat
dan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan islam adalah sebagai bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam.”
Dengan melihat kedua tujuan pendidikan diatas, baik tujuan pendidikan
nasional maupun tujuan pendidikan islam ada kesamaan yang ingin di wujudkan yaitu:
dimensi trenscendental (ukhrowi) dan dimensi duniawi (material)

B. Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah
(makalah) ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya. Maka, atas
dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Agar ada
perubahan yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhanmmad, Indonesia Negara Sekuler, Jakarta: Kompas, 2 Agustus 2002

Assegaf, Abdur Rahman dkk., 2007, Pendidikan Islam di Indonesia.


(Yogyakarta: Suka Press)

Effendi, Bahtiar, 2002., Masyarakat, Agama, dan Pluarlisme keagamaan.


Yogyakarta: Galang Press

Jabal, Fuad i dan Jmahari (peny), 2002, IAIN Modernisasi Islam DI Indonesia.
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu)

Kaelan, 1996, Filsafat Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma)

M. Ali Hasan, Mukti Ali, 2003, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia.
(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.)

Nata, Abuddin, 2004, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:


PT. Raja Grafindo)

Undang-undang sisdiknas tahun 2003 bab II pasal 2

Undang-undang sisdiknas tahun 2003 pasal 12 ayat Ia

11

Anda mungkin juga menyukai