Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM


(Tinjaun Sosiologis Tentang Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Islam)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Pada Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Islam
Semester VII Program Strata 1 (S1)
Tahun Akademik 2022/2023

Penyusun:
SARAH SHAFIRA DAMOPOLII

Dosen Pengampuh:
Dr. Usman Alwi, S.Pd., M.Pd.

SEMESTER VII

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AL-FURQON MAKASSAR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaykum Wr. Wb.


Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur kami panjatkan kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat
Islam, Iman, dan juga kesempatan kepada kita semua sehingga kami dapat menyusun
tugas makalah mata kuliah SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM yang sangat
sederhana ini. Sholawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi Allah, Muhammad
SAW. beserta keluarganya, sahabat, tabi’in, tabit tabi’in serta orang-orang yang
berjalan diatas ajarannya.

Penyusunan tugas makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan


kewajiban kami sebagai mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan
kegiatan seperti yang kami lakukan. Dalam tugas ini kami akan membahas mengenai
“Reorientasi Peran dan Fungsi Guru Dalam Masyarakat Global”. Dengan ini tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah SOSIOLOGI
PENDIDIKAN ISLAM, Dr. Usman Alwi, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing kami di
dalam proses belajar mengajar di kelas.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan yang disebabkan oleh pengetahuan kami yang terbatas dan kami
masih dalam proses belajar. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki letak kesalahan
kami.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan
berguna bagi kita semua.
Wassalaam ‘alaykum Wr. Wb.

Makassar, 11 November 2022

Penyusun
Kelompok 4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II. PEMBAHASAN

A. Tujuan pendidikan Islam dalam perspektif Islam berbasis masyarakat


B. Tinjauan sosiologis tentang tujuan pendidikan Islam dalam perspektif
Islam

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dalam sejarah telah merupakan kilas balik yang dapat
dijadikan rujukan penting yang mana senantiasa menanamkan kesadaran akan
urgensi ilmu dan selalu mendorong umat untuk senantiasa mencari ilmu. Hal ini
dapat kita buktikan dengan adanya banyak konsep Al-Qur’an dan Hadits yang
menjelaskan tentang urgensidan keutamaan (hikmah) ilmu dan orang yang
memiliki pengetahuan.
Dalam kehidupan sosial kemanusiaan, pendidikan bukan hanya suatu
upaya yang melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud membawa manusia
menjadi sosok yang potensial secara intelektual (intellectual oriented) melalui
proses transfer of knowledge yang kental. Tetapi proses tersebut juga bermuara
pada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika dan estetika
melalui proses transfer of values yang terkandung didalamnya. Apabila ditelusuri
kembali tentang tujuan pendidikan secara umum, maka tujuan-tujuan tersebut
berbeda berdasarkan apa yang mendasari pendidikan itu sendiri. Para tokoh etika
melihat bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk masyarakat berakhlak mulia
dan berbudi luhur. Para tokoh sosial memandang bahwa tujuan pendidikan
adalah membentuk wilayah dan komunitas yang bersih, berbudaya dan
memelihara nilai-nilai luhur dan tradisi sosial. Demikian seterusnya, orientasi
pendidikan menjadi sangat beragam berdasarkan keragaman sudut pandang para
tokoh yang berbicara tentang pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana tujuan pendidikan Islam dalam perspektif Islam berbasis
masyarakat?
2. Bagaimana tinjauan sosiologis tentang tujuan pendidikan Islam dalam
perspektif Islam?
C. Tujuan
Sedangkan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tujuan pendidikan Islam dalam perspektif Islam berbasis
masyarakat?
2. Bagaimana tinjauan sosiologis tentang tujuan pendidikan Islam dalam
perspektif Islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam Berbasis Masyarakat

Perlu diketahui bahwa pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan


agama Islam itu sendiri lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem
kehidupannya. Keduanya ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas dua jalur
seimbang, baik dari segi tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariatkan bagi
hamba Allah yang membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta akhlak
untuk menempuh perjalanan hidup.
Hubungan antara pendidikan Islam dan agama Islam dapat digambarkan
dalam pokok-pokok sebagai berikut:
a. Agama Islam menyerukan manusia agar beriman dan bertakwa. Pendidikan
Islam berupaya menanamkan ketakwaan itu dan mengembangkannya agar
bertambah terus sejalan dengan pertambahan ilmu.  
b. Agama Islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan menyeru
manusia agar berpikir tentang kerajaan Allah. Sementara dalam pendidikan
Islam, dibangun di atas ilmu dan pengetahuan guna mengembangkan
manusia, baik pengetahuan, keterampilan, maupun arah tujuannya.
c. Agama Islam menekankan amal saleh dan menetapkan bahwa iman selalu
diwujudkan dengan amal saleh tersebut. Sedangkan dalam pendidikan Islam
menekankan pentingnya belajar.
Untuk maksud tersebut, manusia diciptakan lengkap dengan potensinya
berupa akal dan kemampuan belajar. Pada sisi lain, persoalan pendidikan
merupakan faktor penentu bagi perkembangan umat. Ia menjadi prioritas utama
untuk dilaksanakan. Dengan demikian salah satu target yang harus diusahakan
semaksimal mungkin adalah revitalisasi pelaksanaan pendidikan bagi umat Islam
melalui cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan motif ajaran Islam sehingga
tidak salah arah dengan pelaksanaan pendidikan ala Barat. Untuk menyikapinya
diperlukan penyusunan sistem pendidikan yang berakar pada nilai-nilai,
prinsip- prinsip dan tujuan-tujuan Islam.
Dalam menetapkan tujuan pendidikan, Islam memperhatikan posisi
manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terbaik (QS. At-Tin: 4) dan sebagai khalifah
fil ardh (QS. Yunus: 14). Begitu pula tentang islam yang rahmatan
lil‘alamin/universal. “Mengandung ajaran-ajaran yang konkret, dapat disesuaikan
dengan situasi tempat dan kebutuhan zaman”. Sebagai agama pilihan Allah (QS.
Al-Maidah: 3) untuk panutan kita yang abadi, adalah tiada ragu lagi. Maka dunia
kita, yakni terbentuknya kepribadian muslim atau terwujudnya masyarakat yang
sebesar-besarnya, yang menjadi tugas akhir pendidikan islam, secara normative-
filosofis ditetapkan atas dasar satu keyakinan tentang nilai-nilai Islami yang oleh
ummat islam dipegangi sebagai kebenaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Al-Hadis.
Menurut pandangan diatas dapat kita fahami, dalam persfektif islam
tujuan pendidikan islam secara umum ialah membentuk kepribadian muslim pada
manusia dan mewujudkannya menjadi masyarakat yang besar didunia, yaitu
masyarakat yang maju yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist dimana
didalamnya terdapat ajaran-ajaran (ilmu) yang konkret, yang sesuai dengan
tempat dan kebutuhan zaman.
Pada rumusan tujuan pendidikan Islam diatas disebutkan istilah
masyarakat atau sosial dimana dari segi pendidikan, Islam dalam menentukan
tujuannya ingin membentuk berbagai individu melalui latihan jiwa, akal pikiran
(intelektual), perasaan dan panca indera demi mewujudkan masyarakat muslim
yang berinteraksi sosial dengan baik diantara sesamanya. Tujuan pendidikan
dalam konsep Islam harus mengarah pada hakikat pendidikan yang meliputi
beberapa aspeknya yaitu tujuan dan tugas hidup manusia, memperhatikan sifat-
sifat dasar manusia, tuntutan masyarakat, dan dimensi- dimensi ideal islam.
Tujuan pendidikan islam menurut konsepnya harus terdiri atas beberapa
hal yang berkaitan erat dengan hakikat manusia diciptakan didunia ini oleh Allah
SWT. “Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam-buistu li utammima makarimal akhlak; dan bahwa mencapai akhlak yang
sempurna adalah tujuan pendidikan sebenarnya”. Menurut tujuan ini setiap
pengajaran harus berorientasi pada pendidikan akhlak, dan akhlak keagamaan di
atas segala-galanya. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan islam juga memperhatikan
sifat-sifat dasar manusia (nature of human) yang oleh Allah SWT ditempatkan
sebagai khalifah-Nya dimuka bumi yang bertujuan mengabdi kepada-Nya
sebagaimana dilukiskan dalam QS. Az Zariyat ayat 56 yang artinya:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56)
Sebagai khalifah tentunya manusia memiliki tanggung jawab yang besar,
oleh sebab itu dalam mengabdi kepada Allah SWT, dalam hidupnya ia harus
menjalankan segala perintah Allah SWT dengan baik. Al-Qur’an sebagai Nash
yang utama banyak menjelaskan tentang wawasan kemasyarakatan, dimana
ditegaskan tentang saling tolong-menolong dan kerja sama, dapat kita fahami
bahwa aspek sosial yang ada dalam tujuan pendidikan islam sangat besar.
Adapun aspek dimensi kehidupan ideal islam mengandung nilai yang
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia didunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan diakhirat, serta mengandung nilai
yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan akhirat yang
lebih membahagiakan sehingga manusia tidak dituntut untuk terbelenggu dengan
kehidupan dunia yang melenakan, sebagaimana dilukiskan dalam QS. Al-Qhasas
ayat 77 yang artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS. Al-Qhasas: 77).”

B. Tinjauan Sosiologis Tentang Tujuan Pendidikan Islam dalam Perspektif


Islam

Sosiologi dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam


memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyaknya bidang
kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan lengkap apabila
menggunakan jasa dan bantuan sosiologi. Tanpa ilmu sosial peristiwa-peristiwa
tersebut sulit dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Disinilah letaknya
sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran agama.
Penjelasan yang bagaimanapun tentang tujuan pendidikan islam
dalam persfektif islam, tidak akan pernah tuntas tanpa mengikutsertakan aspek-
aspek sosiologinya. Islam yang menyangkut kepercayaan serta berbagai
prakteknya benar-benar merupakan masalah sosial, dan sampai saat ini
senantiasa ditemukan dalam sumber hukum islam. Tujuan pendidikan islam
adalah menyangkut hal yang mengandung arti penting menyangkut masalah
kehidupan manusia, yang dalam transedensinya mencakup sesuatu yang
mempunyai arti penting dan menonjol bagi manusia. . Dimana didalamnya
aspek-aspek sosial dalam  pendidikan tidak diabaikan dan diberi perhatian besar,
tentunya menurut disiplin ilmu sosiologi yang mengkhususkan diri dalam
menelaah perubahan sosial yang sangat drastis di masyarakat, memandang islam
memiliki keselarasan dan  perhatian besar terhadap pendidikan islam, oleh sebab
itu agama yang pada sumbernya benar-benar mengatur dengan baik hubungan
antara individu dengan individu, individu dengan kelompoknya, dan individu
dengan Tuhannya, dalam tujuan pendidikannya mengharapkan tercapainya
sebuah masyarakat yang baik dalam hubungan sesama dalam hal ini masyarakat,
walaupun dalam menghadapi  perbedaan zaman yang terus mengalir dengan
deras, islam tetap eksis dengan ajarannya yang bersumber dari Nash yang selalu
relevan dengan kehidupan karena memiliki banyak kandungan yang bersifat
universal.
Disamping itu, tujuan pendidikan islam telah dicirikan sebagai pemersatu
aspirasi manusia yang paling kental: sebagai sejumlah besar moralitas, sumber
tatanan masyarakat dan perdamaian batin individu, sebagai sesuatu yang
memuliakan dan yang membuat manusia beradab. Dalam hal ini dapat difahami
bahwa secara sosiologis tujuan pendidikan Islam dalam persfektif islam
dipandang menunjukkan seperangkat aktivitas sosial yang mempunyai arti
penting. Islam telah menunjukkan besarnya perhatian terhadap masalah sosial,
dengan mengajukan beberapa alasan sebagai berikut:
a. Dalam Al-Qur’an atau Hadist, proporsi terbesar kedua sumber hukum Islam
itu berkenaan dengan urusan mu’amalah. Sedangkan menurut Ayatullah
Khoemeini dalam bukunya Al-Hukumah al-Islamiyah yang dikutip oleh
Jalaluddin Rahmat dikemukakan bahwa perbandingan antara ayat-ayat ibadah
dan ayat-ayat yang menyangkut kehidupan sosial adalah satu berbanding
seratus. Artinya untuk satu ayat ibadah, ada seratus ayat mu’amalah (masalah
sosial).
b. Bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih
besar dari ibadah yang bersifat perseorangan. Karena itu shalat yang
dilakukan secara berjamaah dinilai lebih tinggi nilainya daripada shalat yang
dikerjakan sendirian dengan ukuran satu berbanding dua puluh tujuh derajat.

c. Dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna
atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya ialah
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial. Bila puasa
tidak mampu dilakukan misalnya, maka jalan keluarnya: dengan membayar
fidyah dalam bentuk memberi makan bagi orang miskin, dan sebagainya.
Berdasarkan pemahaman ke lima alasan di atas, maka melalui
pendekatan sosiologis, akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu
sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam Al-Qur’an misalnya
dijumpai ayat-ayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia
lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu
bangsa dan yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu hanya
baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial
pada ajaran agama itu diturunkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan dalam sejarah telah merupakan kilas balik yang dapat dijadikan
rujukan penting yang mana senantiasa menanamkan kesadaran akan urgensi ilmu
dan selalu mendorong umat untuk senantiasa mencari ilmu. Hal ini dapat kita
buktikan dengan adanya banyak konsep Al-Qur’an dan Hadits yang menjelaskan
tentang urgensidan keutamaan (hikmah) ilmu dan orang yang memiliki
pengetahuan.
Dalam kehidupan sosial kemanusiaan, pendidikan bukan hanya suatu
upaya yang melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud membawa manusia
menjadi sosok yang potensial secara intelektual (intellectual oriented) melalui
proses transfer of knowledge yang kental. Tetapi proses tersebut juga bermuara
pada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika dan estetika
melalui proses transfer of values yang terkandung didalamnya.
Perlu diketahui bahwa pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan
agama Islam itu sendiri lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem
kehidupannya. Keduanya ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas dua jalur
seimbang, baik dari segi tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariatkan bagi
hamba Allah yang membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta akhlak
untuk menempuh perjalanan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
 
Drs. H. Rois Mahfud, M.Pd, Al-Islam; Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2011.

Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Jalaluddin Rahmat, Islam alternatif (Bandung: Mizan, 1986).

Hussein Bahreisi, Hadits Bukhari-Muslim (Surabaya: Karya Utama, tt).

https://id.scribd.com/document/428216808/Tinjauan-Sosiologis-Tentang-Tujuan-
Pendidikan-Dalam-Perspektif-Islam, diakses pada 11 November 2022, jam 14:00.
 

Anda mungkin juga menyukai