Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN ISLAM

ANTARA TANTANGAN DAN PROSPEK

( Prospek Pendidikan Agama Islam di Indonesia )

Di Susun oleh :

Halisah (148623021073)

Wasitah (148623021048)

Sukawati Putri .A (148623021066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

TAHUN 2022/2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِ يْم‬
َّ ‫الر ْحمٰ ِن‬
َّ ِ‫ّٰللا‬
‫ِبس ِْم ه‬

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,


karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya,dengan judul “Pendidikan Islam
antara Tantangan dan Prospek”.Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam, kepada
keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti petunjuknya
dengan baik sampai hari kiamat.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan


“Isu-isu Pendidikan Islam Kontemporer” dari dosen pengampu. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami
sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam memahami pendidikan
Islam,mengetahui problem utama pendidikan Islam, tantangan apa yang
dihadapi,serta prospek pendidikan Islam.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
ustadz Abdul Gani,M,Hum selaku dosen pengampu. Tidak lupa bagi rekan-rekan
mahasiswa lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga
mengucapkan terima kasih.
Namun kami juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek lainnya.Oleh karena itu kami
membuka pintu selebar-lebarnya bagi para pembaca yang ingin memberikan saran
maupun kritik demi perbaikan makalah ini.

Sorong,29 maret 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1
BAB 1 ................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1 Konsep Pendidikan Islam ........................................................................... 4
2.2 Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia ........................................... 5
2.3 Problem Utama Pendidikan Islam ............................................................... 7
2.4 Tantangan Pendidikan Islam..................................................................... 11
2.5 Prospek Pendidikan Islam ........................................................................ 15
BAB III.............................................................................................................. 18
PENUTUP ......................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18
3.2 Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya pendidikan islam sangat diperlukan oleh setiap
manusia, karena islam mengatur segala aspek kehidupan. Melalui
pendidikan manusia akan memperoleh suatu perubahan yaitu karena
berilmu. Oleh karena itu pula dalam islam mengharuskan umatnya untuk
menuntut ilmu.Berbicara tentang ilmu dan pendidikan tidak akan terlepas
dari pendidikan islam.
Pendidikan islam adalah suatu sistem pendidikan yang
memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai
dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk
hidupnya sesuai dengan ajaran islam. 1 Secara umum pendidkan islam
mempunyai arah dan tujuan yaitu membangun manusia yang
berkepribadian sesuai dengan norma-norma yang ada. Namun pendidikan
islam stressing-nya hanya lebih pada nilai-nilai keislaman atau suatu
proses pengarahan dan perkembangan manusia, baik jasmani, akal, tingkah
laku dan kehidupan sosial yang diarahkan menuju kesempurnaan sesuai
dengan nilai-nilai islami.
Globalisasi telah membawa dampak transformasi kehidupan sosial
di berbagai segmen. Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan di
bidang informasi peradaban dunia merujuk pada sebuah pengaruh yang
mendunia. Manusia yang kreatif dan produktif inilah yang harus dijadikan
visi pendidikan termasuk pendidikan islam. Kompleksitas problematika
kehidupan kontemporer berimplikasi kepada pendidikan islam yang penuh
tantangan. Berbagai tantangan pendidikan islam yang ada memang sudah
seharusnya dihadapi dengan kesiapan yang matang.

1
Hidayat Rahmat, “Ilmu Pendidikan Islam,” ed. Wijaya Candra, pertama, vol. 1 (Medan: Lembaga
Peduli Pengembangan Pendiddikan Indonesia ( LPPPI ), 2016), 11.

2
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Pendidikan Islam?
b. Bagaimana Perkembangan Pendidkan Islam di Indonesia?
c. Apa tantangan Pendidikan Islam di indonesia ?
d. Bagaimana prospek Pendidikan Islam di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Isu–isu
Pendidikan Islam pada Fakultas Pendidikan Agama Islam di Universitas
Pendidikan Muhammadiyah Sorong.Dan ingin mengetahui dan mengkaji
tentang Pendidikan Islam antara tantangan dan prospek.
Adapun tujuan yang dapat dicapai dalam makalah ini adalah :
a. Menjelaska konsep Pendidikan Islam
b. Menjelaskan bagaimana perkembangan Islam di Indonesia
c. Menjelaskan apa problem utama dan tantangan yang dihadapi dalam
Pendidikan Islam
d. Menjelaskan prospek pendidikan Islam di Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi mahasiswa,pembaca,dan penulis dapat menambah wawasan
mengenai Pendidikan Islam .Serta dapat mengetahui :
a. Konsep Pendidikan Islam
b. Perkembangan Islam di Indonesia
c. Problematika dan tantangan yang dihadapi dalam pendidikan Islam di
Indonesa
d. Prospek Pendidikan Islam di Indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pendidikan Islam


Konsep Pendidikan Islam terdiri dari tiga kata, konsep,pendidikan
dan islam.Menurut KBBI konsep artinya pengertian,proses,rancangan(cita-
cita) yang telah dipikirkan. Pendidikan adalah pemebelajaran pengetahuan
,keterampilan dan kebiasaan sekelompok yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran,pelatihan atau
penelitian.Sedangkan Islam menurut bahasa adalah tunduk,patuh,atau berserah
diri,dan menurut syariat bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan,meyakini
dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa jalla atas semua yang
telah ditentukan dan ditakdirkan.
Konsep pendidikan islam adalah rancangan mengenai cara ideal
dalam berinteraksi dengan fitrah manusia secara langsung atau tidak langsung
untuk memproses perubahan dalam diri menuju kondisi yang lebih baik
(kepribadian muslim).
Pendidikan islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun ruhaniyah, menumbuhkan
hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan
alam semesta. Al-Qur’an(Al-Baqarah,2:30) menjelaskan bahwa manusia
adalah makhluk yang mempunyai dua fungsi yang sekaligus mencakup dua
tugas pokok. Fungsi pertama, manusia sebagai khalifah Allah di bumi, makna
ini mengandung arti bahwa manusia diberi amanah untuk memelihara,
merawat, memanfaatkan serta melestarikan alam raya. Fungsi kedua, manusia
adalah makhluk Allah yang diberi tugas untuk menyembah dan mengabdi
kepada-Nya. 2

2
Haidar Putra Daulay, Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia by Prof. Dr. H. Haidar Putra
Daulay, MA., ed. Nasution Sakholid, pertama (Medan: Perdana Publishing, 2012), 1–2.

4
Selain itu, manusia adalah makhluk yang memiliki potensi lahir dan
bathin. Potensi lahir adalah unsur fisik yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan
potensi bathin adalah unsur bathin yang dimiliki manusia yang dapat
dikembangkan ke arah kesempurnaan. Berdasarkan konsep islam tentang
manusia tersebutlah yang diaplikasikan ke dalam konsep pendidikan islam,
yang dalam kaitan ini kelihatan bahwa sesungguhnya pendidikan islam itu
adalah pendidikan yang berkeseimbangan. Prinsip keseimbangan pendidikan
islam tersebut menjadi ciri khas pendidikan islam.Keseimbangan antara
jasmani-rohani, individu-akhirat, dan intelektual emosional. 3
Dasar pendidikan islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam. Diatas kedua pilar inilah dibangun konsep dasar
pendidikan Islam. Tujuan pendidikan islam terkait erat dengan tujuan
penciptaan manusia sebagai khalifah Allah Subhanahu wa ta'ala dan sebagai
Abdu Allah. Diantaranya adalah ‘Atiyah Al-Abrasyi, tujuan pendidikan islam
adalah :
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan ruh ilmiyah
d. Menyiapkan peserta didik dari segi profesional
e. Persiapan untuk mencari rezeki. 4

Sedangkan As-Syaibany mengemukakan tujuan pendidikan islam itu


adalah persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.5

2.2 Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia


Setelah Indonesia merdeka, umat Islam semakin menyadari
pentingnya perjuangan Umat Islam dalam meraih kemerdekaan, dan
pemerintah berusaha melakukan memperbaiki pendidikan Islam di Indonesia,
dan Sebagai realisasinya Pemerintah Indonesia telah merumuskan dalam

3
Putra Daulay, Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia by Prof. Dr. H. Haidar Putra
Daulay, MA.
4
Putra Daulay.
5
Putra Daulay.

5
undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan Nasional yang diteruskan dengan UU No. 20 Tahun 2003 yang
mengatur penyelenggaraan satu sistem Pendidikan nasional, sebagai upaya
pengintegrasian pendidikan Islam dalam sistem pendidikan Nasional.
Pendidikan Islam (pelajaran agama) telah diajarkan di sekolah- sekolah
negeri sejak Indonesia merdeka tahun 1945. Pada masa kabinet RI pertama
tahun 1945, Menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang pertama Ki
Hajar Dewantara telah mengirimkan surat edaran ke daerah-daerah yang
isinya menyatakan bahwa pelajaran budi pekerti yang telah ada pada masa
penjajahan Jepang tetap diperkenankan dan diganti namanya menjadi
pelajaran Agama. Pada saat tersebut, pendidikan agama belum wajib diberikan
pada sekolah-sekolah umum, namun bersifat sukarela/fakultatif, dan tidak
menjadi penentu kenaikan/kelulusan peserta didik. Pendidikan Islam berstatus
mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah umum mulai SD sampai dengan
Perguruan Tinggi berdasarkan TAP MPRS nomor XXVII/MPRS/1966 Bab I
Pasal I yang berbunyi: “Menetapkan pendidikan agama menjadi mata
pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan
Universitas-Universitas Negeri”. Peraturan ini keluar dengan tanpa protes,
setelah penumpasan PKI.
Pelaksanaan Pendidikan Islam pada umumnya serta Pendidikan
Agama Islam pada khususnya di sekolah- sekolah umum tersebut semakin
kokoh oleh berbagai terbitnya perundang- undangan selanjutnya, hingga
lahirnya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang lebih menjamin pemenuhan pendidikan agama kepada peserta
didik. Dan diikuti dengan lahirnya peraturan- peraturan selanjutnya sampai
dengan terbitnya Peraturan Menteri Agama RI No. 16 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama pada sekolah.Dengan makin kuatnya posisi
Pendidikan Islam di dalam sistem pendidikan Indonesia, setelah mengalami
masa pergulatan yang sangat panjang, tentunya secara ideal telah
menunjukkan hasil yang signifikan dan tujuan pendidikan agama Islam telah
tercapai yaitu pendidikan jasmani, pendidikan akal dan pendidikan akhlak.
Namun di dalam kenyataan di lapangan, banyak sekali problematika yang

6
muncul sehingga berakibat tidak maksimalnya pendidikan Agama Islam di
sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK.

2.3 Problem Utama Pendidikan Islam


Beberapa problem utama yang mewarnai atmosfer dunia pendidikan
islam pada umumnya setidaknya dapat diklasifikasikan dalam lima hal. Jika
dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa problem-problem tersebut
merupakan rangkaian yang saling kait-mengkait. Diantara problem utama
tersebut adalah :

a. Dichotomic
Masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan islam adalah
dikhotomi dalam beberapa aspek yaitu : antara ilmu agama denga ilmu
umum, antara wahyu dengan akal setara antara wahyu dengan alam.
Munculnya problem dikhotomi dengan segala perdebatannya telah
berlangssung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak pada
masa-masa pertengahan. Dalam melakukan watak ilmu pengetahuan
islam zaman pertengahan menyatakan bahwa, muncul persaingan yang
tak pernah berhenti antara hukum dan teologi untuk mendapatkan julukan
sebagai mahkota semua ilmu. Watak ilmu pengetahuan islam zaman
pertengahan ternyata juga diikuti oleh pandangan ulama yang juga tidak
jauh berbeda. Syatibi yang menyatakan bahwa “ mencari ilmu apapun
yang tidak berhubungan langsung dengan amal adalah terlarang
(forbidden).
Pernyataan tersebut jika ditunjukkan kepada pemikiran yang sia-
sia, adalah cukup valid, dan pragmatisme modern juga telah menempuh
sikap korektif yang serupa terhadap jenis-jenis pemikiran murni di barat.
Tetapi dalam pernyataan para penulis muslim zaman pertengahan, prinsip
ini tidak hanya mengesampingkan filsafat, tetapi bahkan juga
matematika, kecuali ilmu berhitung tingkat dasar.Aspek lain yang cukup
menjadi perhatian pada era sekarang adalah isu lingkungan. Banyak dari
negara-negara muslim kalau tidak bisa dikatakan semua merupakan
negara yang cukup kaya dengan sumber daya alam yang dimana itu

7
semua merupakan kekuatan besar bagi kemajuan negeri-negeri muslim
tersebut, bila mereka memiliki kapasitas untuk menggarap secara optimal
namun tetap memperhatikan aspek lingkungan.6

b. To General Knowledge
Kelemahan dunia pendidikan islam berikutnya adalah sifat ilmu
pengetahuan yang masih terlalu general/umum dan kurang
memperhatikaan kepada upaya penyelesaian masalah (problem-solving).
Produk-produk yang dihasilkan cenderung kurang membumi dan
kuranmg selaras dengan dinamika masyarakat. Syed Hussein Alatas
menyatakan bahwa, kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan,
mendefinisikan, menganalisis dan selanjutnya mencari jalan
keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan karakter dan sesuatu yang
mendasar kualitas sebuah intelektual. Ia menambahkan ciri terpenting
yang membedakan dengan non-intelektual adalah tidak adanya
kemampuan untuk berfikir dan tidak mampu untuk melihat
konsekuensinya. 7

c. Lack of Spirit of Inquiry


Persoalan besar yang menjadi penghambat kemajuan dunia
pendidikan islam adalah rendahnya semangat untuk melakukan
penelitian/penyelidikan. Syed Hussein Alatas merujuk kepada pernyataan
the spiritus rector dari modernisme islam, al-afghani, menganggap
rendahnya “ the intellectual spirit (semangat intelektual )” menjadi salah
satu faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran islam di Timur
Tengah.8

6
Wahid Abdul, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, 1st ed. (Semaraang, 2011), 8–11.
7
Abdul, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam.
8
Abdul.

8
d. Memorisasi
Kemerosotan secara gradual dari standar-standar akademis yang
berlangsung secara berabad-abad tentu terletak pada kenyataan bahwa,
karena jumlah buku-buku yang tertera dalam kurikulum sedikit sekali,
maka waktu yang diperlukan untuk belajar juga terlalu singkat bagi
siswa-siswa unruk dapat menguasai materi-materi yang seringkali sulit
untuk dimengerti, tentang aspek-aspek tinggi ilmu keagamaan pada usia
yang relatif muda dan belum matang. Hal ini menjadikan belajar lebih
banyak bersifat studi tekstual dari pada pemahaman pelajaran yang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan dorongan untuk belajar dengan
sistem hafalan, dari pada pemahaman yang sebenarnya.

e. Certificate Oriented
Diantara semua umat atau masyarakat, orang-orang islam
memiliki keunikan dalam mengembangkan sains terhadap
penyebarluasan tradisi keagamaan. Bagi muslim yang shaleh ilmu hadist
telah menjadi ilmu yang pro excelence. Hal tersebut menjadi sesuatu
yang mendasari tugas bagi mereka yang disebut ilmuwan, dalam
merespon salah satu hadist nabi
“‫ِإلى اْل َجنَّ ِة‬
َ ‫ط ِر ْيقًا‬ َ ‫س فِ ْي ِه ع ِْل ًما‬
َ ُ‫س َّه َل هللاُ لَه‬ ُ ِ‫ط ْريقًا َْيلتَم‬
َ َ‫سلَك‬
َ ‫“ َمن‬
(Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut
ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga).

Menempuh perjalanan jauh dan melelahkan hingga keluar


wilayah kekhalifahan. Perjalanan-perjalanan tersebut memiliki derajat
yang tinggi diantar perbuatan-perbuatan yang saleh, barang siapa yang
mati dalam perjalanan mencari ilmu adalah seperti mereka yang mati
syahid di medan perang.

Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal Islam yaitu Talab


al-ilm, telah memberikan semangat dikalangan muslim untuk gigih
mencari ilmu, melakukan perjalanan jauh penuh resiko guna
mendapatkan kebenaran suatu hadits, mencari guru diberbagai tempat dan
sebagainya. Hal tersebut memberikan isyarat bahwa karakteristik para

9
ulama muslim masa-masa awal di dalam mencari ilmu adalah knowledge
oriented. Jika dibandingkan dengan pola yang ada pada masa sekarang
dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan adanya pergeseran dari
kowledge oriented menuju certificate oriented semata. Mencari ilmu
hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah
saja, sedangkan semangat dan kualitas keilmuan menempati prioritas
berikutnya. 9

Adapun roblematika pendidikan agama islam di indonesia terdiri


dari tiga permasalahan yang dimana melahirkan beberapa problem
lainnya. Diantara problematika tersebut adalah sebagai berikut.
a. Struktural
Secara struktural lembaga-lembaga pendidikan islam negeri
berada langsung dibawah kontrol dan kendali kementerian agama,
termasuk pembiayaan dan pendanaannya. Problema yang timbul
adalah alokasi dana yang dikelola oleh kementerian agama selain
kecil juga dipergunakan untuk membiayai berbagai sektor di
lingkungan kementerian agama termasuk pembiayaan pendidikan.
Akibatnya alokasi pendanaan bagi lembaga pendidikan yang berada
dibawah kementerian agama sangat terbatas. Dampaknya
kekurangan fasilitas dan peralatan dan juga terbatasnya upaya-upaya
pengembangan dan peningkatan kegiatan-kegiatan non fisik.10

b. Kultural
Lembaga-lembaga pendidikan islam, terutama pesantren dan
madrasah banayk yang menganggapnya sebagai lembaga
pendidikan “kelas dua” sehingga persepsi ini mempengaruhi
masyarakat muslim untuk memasukkan anaknya ke lembaga
pendidikan tersebut. Pandangan yang menganggap lembaga
pendidikan islam tersebut sebagai lembaga pendidikan “kelas dua”

9
Abdul.
10
Putra Daulay, Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia by Prof. Dr. H. Haidar Putra
Daulay, MA.

10
juga mungkin ada kebenarannya. Indikasinya mungkin dapat dilihat
dari output-nya, gurunya, sarana dan fasilitas yang terbatas.
Dampaknya adalah jarangnya masyarakat muslim yang terdidik dan
berpenghasilan yang baik, serta memiliki kedudukan/jabatan,
memasukkan anaknya ke lembaga-lembaga penddidikan islam
tersebut.11

c. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam konteks manajemen pendidikan
islam diyakini sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup manusia ini, pada intinya bertujuan untuk
memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku,
serta meningkatkan kualitas menjadi lebih baik. 12Para pengelola dan
pelaksana pendidikan di lembaga pendidikan islam yang terdiri dari
guru dan tenaga administrasi perlu ditingkatkan. Tenaga guru dari
segi jumlah dan profesioanl masih kurang. 13

2.4 Tantangan Pendidikan Islam


Berbagai macam tantangan dan masalah yang dihadapi oleh dunia
pendidikan islam di tanah air. Dan semakin hari tantangan pendidikan islam
semakin kompelks. Berbagai tantangan tersebut antara lain :
a. Tantangan yang hadir dari luar ( tantangan global )
Tantangan globalisasi merupakan suatu kondisi kekinian sebagai
akibat dari modernisasi. Tantangan tersebut dibidang budaya, etika, dan
moral sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan informasi. Hal
tersebut akan mempengaruhi perubahan budaya peserta didik apabila
keadaan tersebut tidak di filter dengan baik yang semula menjadi hal
asing dan tabu, akhirnya menjadi hal yang biasa-biasa saja. Tantangan
globaalisasi yang muncul diantaranya adalah :

11
Putra Daulay.
12
Muhammad Suyuthy R, “Problematika Sumber Daya Manusia Dalam Manajemen Pendidikan
Islam,” n.d.
13
Putra Daulay, Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia by Prof. Dr. H. Haidar Putra
Daulay, MA.

11
1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan islam saat ini sedang ditantang konstribusinya
terhadap pembentukan peradaban dan budaya modern yang relavan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan iptek. Pada
dimensi ini, pendidikan islam mengalami kemunduran fungsi
karena pendidikan islam lebih berorientasi pada aspek moral
spiritual.
2. Demokratisasi
Demokrasi merupakan isu lain yang mempengaruhi
pendidikan islam di indonesia. Demokratisasi pendidikan membuka
ruang partisipasi publik untuk terlibat dalam pendidikan, walaupun
di satu sisi ini berpotensi melahirkan komersialisasi pendidikan.
3. Dekadensi moral
Revolusi teknologi berakibat pada pergeseran nilai dan
norma budaya. Dalam konteks ini Hasbi Indra menjelaskan bahwa
budaya islam, produk teknologi, internet dan juga kekerasan, yang
secara moral bertentangan dengan nilai islam. 14

b. Masalah dan tantangan otonomi pendidikan


Tantangan ini muncul seiring diberlakukannya kebijakan
pemerintah tentang otonomi daerah di indonesia yang akhirnya
berimplikasi pada dunia pendidikan dengan lahirnya otonomi
pendidikan. Pada satu sisi kebijakan tersebut membawa dampak positif
terhadap daerah-daerah, tetapi di sisi lain akan terjadi persaingan ketat
diantara satu lembaga pendidikan dengan lembaga penddidikan
lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk menunjang kebijakan pemerintah tersebut dan
sumber pendanaan yang kuat dan besar dari masing-masing lembaga

Pewangi Mawardi, “Tantangan Pendidikan Islam Di Era Globalisasi,” Jurnal PewanciThis Study
14

Departs from the Reality of Gender 1 (n.d.).

12
pendidikan. 15 Kelemahan pada salah satu komponen (SDM dan dana )
yang sangat berpengaruh pada komponen lainnya demikian pula
sebaliknya.Dari sekian komponen pendidikan tersebut yang paling
menentukan adalah komponen sumber daya manusia (SDM) yang
dalam hal ini adalah guru. Karena demikian penting dan menentukan
peran guru dalam keberhasilan pendidikan, seorang dapat berkata:
“andai kata tidak ada kurikulum, ruangan dan komponen lainnya,
namun masih ada guru kegiatan pendidikan akan tetap berjalan”. Itulah
sebabnya tidak mengherankan bahwa ketika Hirosima dan Nagasaki di
bom oleh Amerika Serikat, yang ditanyakan lebih dahulu oleh Kaisar
Jepang pada waktu itu adalah “berapa jumlah guru yang masih
tersisa”.16
Azyumardi Azra menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi
oleh pendidikan islam adalah tidak tersedianya sumber daya yang
memadai baik dari dosen maupun tenaga administrasinya. Terutama
kurang ada sikap pro aktif dari dosen dan pegawai. Hal ini disebabkan
karena SDM masih lemah dan mereka masih berfikir sangat tidak
kreatif, berfikir dengan cara juklak, juknis dan tidak berani membuat
terobosan-terobossan baru. 17
Adapun tantangan pendidikan islam lainnya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Adanyaa Sistem Pendekatan dan Orientasi yang Non Islami
Ditengah gelombang krisis nilai-nilai kultural pendidikan
berkat pengaruh ilmu dan teknologi ternyata berdampak pada
perubahan sosial. Pendekatan pendidikan islam memandang bahwa
kebenaran islam yang mutlak pasti mampu mengalahkan kebatilan
yang merajalela diluar kehidupan islam. Sesuai dengan firman
Allah SWT :

15
Ristianah Niken, “Prospek Pendidikan Islam,” Prospek Pendidikan Islam 3, no. 2 (2014): 50.
16
Ahdar and Musyarif, “Tantangan Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Era Globalisasi” 17
(2019).
17
Idris Muh, “Tantangan Pendidikan Islam” 7 (2013).

13
“ Dan katakanlah: “yang benar telah datang dan yang batil
telah lenyap. Sesungguhnya sesuatu yang batil itu adalah sesuatu
yang pasti akan lenyap” (QS.Al-Israa’ :81)

Ringkasnya, ayat ini menunjukkan bahwa jika datang


perkara yang hak, maka hancurlah perkara yang batil. Namun,
ketika melihat realita saat ini malah yang terjadi adalah sebaliknya
bahkan terkesan mencampuradukkan.Pendidikan islam masa kini
dihadapkan kepada tantangan yang jauh lebih berat dari tantangan
yang dihadapi pada massa permulaan penyebaran islam. Tantangan
tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealitas umat manusia yang
serba multi interes. Banyaknya pahaam-paham barat yang merasuki
dunia pendidikan islam seakan dikemas secara rapi dan
berkeyakinan bahwa itu berasal dari ajaran agaama islam padahal
tidak sama sekali dan bahkan mengghancurkan.

b. Pengaruh Sains dan Teknologi


Sebagaimana kita ketahui bahwa dampak positif dari
kemajuan teknologi masa kini adalah bersifat fisilitatif atau
memudahkan kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan
berbagai problema yang semakin rumit. Teknologi menawarkan
berbagai macam kesantaian dan kesenangan yang semakin luas
hingga memasuki ruang-ruang dan celah-celah kehidupan kita.
Dampak negatif dari teknologi modern telah mulai menampakkan
diri di depan mata. Pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya
mental spiritual jiwa yang sedang tumbuh berkembang dalam
berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya.
Tidak hanya nafsu mutmainnah yang dapat diperlemah oleh
rangsangan negatif dari teknologi dan informatika, melainkan juga
fungsi-fungsi kejiwaan lainnya seperti kecerdasan pikiran, ingatan,
kemauan, perasaan diperlemah. Kemampuan aktualnya dipermudah
dengan alat-alat teknologi-elektronis dan informatika seperti
komputer yang tentunya tidak bisa menginternalisasi dan

14
menstransformasikan nilai-nilai iman dan takwa ke dalam lubuk
hati manusia.

c. Penjajahan Baru Dalam Bidang Pendidikan dan Kebudayaan


Kecenderungan semakin tergesernya kebudayaan dan
tradisi masa lalu oleh kebudayaan dan tradisi baru yang selanjutnya
menimbulkan apa yang disebut sebagai new colonization in culture
( penjajahan baru dalam bidang kebudayaan ). Terjadinya
perubahan pola pikir, sikap, perilaku dalam berpakain, tempat
tinggal, pergaulan, pola konsumsi dan sebagainya telah
menimbulkan ketegangan dan benturan kebudayaan. Berbagai
kebudayaan dan tradisi
Yang selama ini berbasis pada agama, telah diganti dengan
kebudayaan dan tradisi yang selama ini berbasis pada paham
individualisme, hedonisme, materialisme, pragmatisme,
sekulerisme, dan atheisme. Demiikian pula peenyebaran informasi
yang sangat cepat tentang obat-obatan yang mengandung narkotika,
literatur porgografi, pengangguran,penggunaan senjata api, serta
alat-alat mikroelektronika untuk melakukan tindakan kejahatan.
Informasi-informasi seperti itu telah mendorong banyak orang
melakukan tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat. Inilah
akibat yang ditimbulkan oleh perubahan gaya hidup sebagai
implikasi dari adanya penjajahan baru dalam bidang pendidikan
dan kebudayaan.

2.5 Prospek Pendidikan Islam


Menurut KBBI prospek artinya kemungkinan atau
harapan,sementara menurut Krugman dan Maurice (2004) prospek adalah
peluang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya termasuk untuk mendapatkan keuntungan.

15
Meyakini pendidikan sebagai upaya yang paling mendasar dan
strategis sebagai wahana penyiapan sumber daya manusia dalam
pembangunan(dalam arti luas) tentu saja umat islam yang menjadi
mayoritas penduduk Indonesia terutama kaum cendekiawan harus
terpanggil untuk menjadi pelopor.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu jenis pendidikan
dalam meningkatkan SDM dan SDA karena Pendidikan Agama
mengintegrasikan iptek dan imtaq dan akhlak mulia.Inilah yang
dikehendaki oleh system pendidikan Nasional.Dengan demikian ,maka
pendidikan Agama Islam dan keagamaan mengintegrasikan materi agama
dan umum.
Disamping itu, pendidikan Agama Islam dan keagamaan dengan
membuka kotak saran dan kritikan konstruksif seluas-luasnya dari
berbagai masyarakat,golongan,dan organisasi untuk membangun dan
mengembangkan sepak terjang (propek) pergumulan pendidikan.Saran dan
kritikan yang bersifat konstruktif dari pakar pendidikan bahwa : 18
a. Gunakan tenaga-tenaga yang cakap ,berbakat dan memiliki komitmen
yang tinggi atau mencintai madrasah.optimalkan kerjanya melalui
bakat,ilmu dan keterampilan dengan tradisi kerja yang penuh disiplin
dan tanggung jawab.
b. Budayakan mereka (SDM) sebrutal apapun kesulitan dan tantangan
kerja dan sehebat apapun bahaya yang menghadang tanpa menyerah.
c. Gunakan konsep unggul yang dimaksud di atas dengan kesabaran dan
kepentingan madrasah di atas kepentingan pribadi dan kelompok
d. Tegakkan budaya disiplin kerja dan kebersamaan
e. Terus tingkatkan pembaruan teknologi dan system kerja semakin
efektif dan efisien.
Kaum muslimin merupakan komunitas terbesar kedua yang ada di
bumi ini. Tentu sebuah potensi yang sangat besar bila hal ini mampu
digarap dengan baik, dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sumber daya
manusia dan sumber daya alam jika dipadukan secara simultan, maka akan

18
Ahmad Halid, Prospek Pendidikan Agama Islam, n.d.

16
menjadi sebuah kekuatan besar di dunia ini. Semakin terbukanya
cakrawala pemikiran diantara sebagian intelektual muslim, salah satu
ditandai dengan semakin banyaknya pelajar/sarjana muslim yang belajar di
barat, merupakan angin segar bagi upaya menemukan kejayaan masa lalu
yang hilang.19

19
Abdul, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep pendidikan islam adalah rancangan mengenai cara ideal


dalam berinteraksi dengan fitrah manusia secara langsung atau tidak
langsung untuk memproses perubahan dalam diri menuju kondisi yang
lebih baik (kepribadian muslim).
Pendidikan islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun ruhaniyah,
menumbuhkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan
Allah, manusia dan alam semesta.
Dasar pendidikan islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam. Diatas kedua pilar inilah dibangun konsep
dasar pendidikan Islam. Tujuan pendidikan islam terkait erat dengan
tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah Allah Subhanahu wa ta'ala dan
sebagai Abdu Allah. Diantaranya adalah ‘Atiyah Al-Abrasyi, tujuan
pendidikan islam adalah :
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan ruh ilmiyah
d. Menyiapkan peserta didik dari segi profesional
e. Persiapan untuk mencari rezeki.
Dalam merealisasikan tujuan Pendidkan Islam tentu tidak luput
dari problem dan tantangan yang menghadang.Untuk itu perlu
ditingkatkan SDM dan SDA dengan mengintegrasikan pada iptek,imtaq
dan akhlak mulia.

18
3.2 Saran

Pendidikan islam memiliki peran yang sangat penting dalam


pembangunan karakter suatu bangsa karena dalam peendidikan islam
manusia diajarkan mengenai hal yang baik dan buruk maka sudah
sepantasnya pendidikan islam menjadi pendidikan yang wajib ada di
semua jenjang.Pendidikan islam menjadi pendidikan yang wajib ada
disemua jenjang pendidikan baik itu SD,SMP,SMA dan juga Perguruan
Tinggi. Sebaiknya dalam setiap mata pembelajaran di sekolah umum para
pengajar selalu mengaitkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai agama
sehingga siswa dapat lebih memahami fungsi dari mempelajari agama dan
korelasinya terhadap kehidupan sehari-hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Wahid. Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam. 1st ed. Semaraang, 2011.

Ahdar, and Musyarif. “Tantangan Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Era


Globalisasi” 17 (2019).

Halid, Ahmad. Prospek Pendidikan Agama Islam, n.d.

Idris Muh. “Tantangan Pendidikan Islam” 7 (2013).

Mawardi, Pewangi. “Tantangan Pendidikan Islam Di Era Globalisasi.” Jurnal


PewanciThis Study Departs from the Reality of Gender 1 (n.d.).

Niken, Ristianah. “Prospek Pendidikan Islam.” Prospek Pendidikan Islam 3, no. 2


(2014): 1–46.

Putra Daulay, Haidar. Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia by Prof. Dr.
H. Haidar Putra Daulay, MA. Edited by Nasution Sakholid. Pertama.
Medan: Perdana Publishing, 2012.

R, Muhammad Suyuthy. “Problematika Sumber Daya Manusia Dalam


Manajemen Pendidikan Islam,” n.d.

Rahmat, Hidayat. “Ilmu Pendidikan Islam.” edited by Wijaya Candra, Pertama.,


1:308. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendiddikan Indonesia (
LPPPI ), 2016.

20

Anda mungkin juga menyukai