Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

QUR’AN & HADIST


“Ruang Lingkup Pendidikan Islam ”

OLEH

KELOMPOK 1

Muhammad Saleh (20 31 013)

Siti Murni (20 31 017)

Nur Aprilyanti Syam (20 31 025)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD

SEMESTER V
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ruang Lingkup
Pendidikan Islam" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Qur’an & Hadist.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa saja
yang berhubungan dengan pendidikan islam, bagi para pembaca dan juga
bagi kami.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Maros, 23 September 2022

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................... 1

Daftar Isi ........................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan........................................................................... 3

A. Latar Belakang....................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................... 3

BAB II Pembahasan........................................................................... 4

A. Historis dan Filosofis Pendidikan Islam................................ 4


B. Tujuan Pendidikan Islam....................................................... 4
C. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam................................. 5

BAB III Penutup................................................................................ 12

A. Kesimpulan............................................................................ 12
B. Saran ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu


generasi baru dengan segala crri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan
generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya
dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah. Melalui proses
tarbiyah inilah, Allah SWT telah menampilkan peribadi muslim yang merupakan
uswah dan qudwah melalui Muhammad SAW. Peribadinya merupakan
manifestasi dan jelmaan dari segala nilai dan norma ajaran Al-Quran dan sunah
Rasulullah.

Asyyahid Sayyid Qutb telah merumuskan tiga faktor pendidikan bagi


anak. Pertama, Al-Quran sebagai sumber pembentukan yang satu-satunya. Natijah
dari keaslian sumber ini ialah lahirnya generasi yang serba murni hati, akal,
tasawwuf dan perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Quran
dengan maksud untuk melaksanakan perintah Allah dengan serta merta sebaik
sahaja didengar dan difahami. Dan ketiga, pengislaman yang sama sekali
mengakhiri kejahilan silam dan memisahkan dari kejahilan sekitarnya.

Makalah ini akan menguraikan ruang lingkup pendidikan hal- hal yang
meliput: historis dan filosofis Pendidikan Islam, tujuan, kurikulum, proses belajar-
mengajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya dan
evaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Historis dan Filosofis pendidikan Islam ?
2. Apa saja tujuan pendidikan Islam ?
3. Bagaimana Ruang lingkup pendidikan Islam ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Historis dan Filosofis pendidikan Isla


2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan pendididkan Islam
3. Untuk mengerti bagaiana Ruang lingkup pendidikan Islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Historis dan Filosofis Pendidikan Islam


Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam
ke Indonesia. Pada tahap awal Pendidikan Islam dimulai dari kontak-kontak
pribadi maupun kolektif antara mubaligh (pendidik) dengan peserta didiknya,
setelah komunitas muslim daerah terbentuk di suatu daerah tersebut tentu mereka
membangun tempat peribadatan dalam hal ini masjid. Masjid merupakan lembaga
pendidikan Islam yang pertama muncul di samping rumah tempat kediaman
ulama atau muibaligh.

Setelah itu muncullah lembaga-lembaga pendidikan lainnya seperti


pesantren, mushola ataupun surau. Nama – nama tersebut walaupun berbeda,
tetapi hakikatnya sama yakni sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan
keagamaan. Perbedaan nama itu adalah dipengaruhi oleh perbedaan tempat.
Perkataan pesantren popular di masyarakat Jawa, Rangkang, Dayah di Aceh, dan
Surau di Sumatera Barat.

Inti dari materi pendidikan pada masa awal tersebut adalah ilmu-ilmu
keagamaan yang dikonsentrasikan dengan membaca kitab-kitab klasik. Kitab-
kitab klasik adalh menjadi ukuran bagi tinggi rendahnya ilmu kegamaan
seseorang.

Sesuai dengan gencarnya pembaharuan pemikiran Islam yang


dicanangakan oleh Pembaharu Muslim di berbagai Negara- Mesir, India, Turki-
sampai juga gaung pembaharuan itu ke Indonesia. Salah satu aspeknya adalah
munculnya pembaharuan Pendidikan Islam.

Di awal abad dua puluh muncullah ide-ide pembaharuan opendidikan di


Indonesia, ide ini muncul disebabkan sudah mulai banyak orang yang tidak puas
dengan system pendidikan yang berlaku saat itu. Karenanya ada beberapa sisi
yang perlu diperbaharui, yakni dari segi isi (materi), metode, system dan
manajemen.

Dari perjalanan histories tersebut terlihat adanya dinamika dalam dunia


pendidikan Islam di Indonesia. Ada 3 lembaga pendidikan yang telah muncul
sejak awal awal ke 20. Pertama Pesantren, kedua Sekolah, ketiga madrasah.

Pesantren telah mengalami dinamika hingga sekarang, sejak dari pesantren


Tradisional sampai ke pesantren Modern, sekolah sejak dari tidak diajarkannya
pelajaran agama disekolah, pada zaman colonial Belanda , sampai dimasukkannya
Pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri dan swasta setelah Indonesia
merdeka. Madrasah yang pada mulanya penekanannya dalam bidang-bidang ilmu
agama dan hanya berkiprah dilingkungan Departemen Agama saja, sampai kepada

4
ditetapkannya madrasah sebagai sekolah yang berciri khas agama Islam, yang
kedudukannya sama dengan sekolah.

B. Tujuan Pendidikan Islam


Dasar dan tujuan pendidikan Islam yaitu landasan yang menjadi fondamen
serta sumber dari segala kegiatan Pendidikan Islam itu dilakukan. Maksudnya
pendidikan Islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam
hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam ialah al-qur’an dan al Hadits.
Sedangkan tujuan pendidikan Islam yaitu arah kemana anak didik ini akan
dibawa. Secara ringkas, Tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk anak
didik menjadi manusia (dewasa) muslim yang taqwa kepada Allah swt atau secara
ringkas, kepribadian muslim.

Visi pendidikan Islam di sekolah” terbentuknya sosok anak didik yang


mempunyai karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan
ketaqwaan serta nilai-niali akhlaq atau budi pekertiyang kokoh yang tercermin
dalam keseluruhan sikap dan prilaku sehari-hari, untuk selanjutnya memberi corak
bagi pembentukan kekuatan bangsa”.

Menurut Imam Ghazali, Tujuan Pendidikan yaitu pembentukan insani


paripurna , baik di dunia maupun di akhirat.Dengan mengamalkan fadhilah
melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Tujuan-tujuan individual yang ingin
dicapai oleh Pendidikian Islam secara keseluruhan berkisar pada pembinaan
pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan pada segi spiritual, jasmani,
emosi, intelektual dan sosial. Dan hakikatnya adalah pengabdian kepada Allah
swt.  “ Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelummu, melainkan kami
mewahyukan kepadanya, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Aku. Maka
mengabdillah kalian kepada-ku. (Surah Al-Anbiya ayat 25) 

C. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam


a.       Ruang lingkup pendidikan Islam
Adapun segi-segi dan pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam sekaligus
menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
         Perbuatan pendidik itu sendiri
yaitu sikap atau tindakan menuntun, pembimbing, memberikan
pertolongan dari seorang pendidik Islam. seperti diruangan, berlangsungnya
proses pembelajaran itu yang disebut perbuatan mendidik itu sendiri.guruharu bisa
mendidik anak didiknya agar mempunyai jiwa islami.

         Anak didik


Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik, psikologi, sosial, dan religius dalam mengarungi
kehidupan di dunia dan akhirat kelak. Definisi itu memberi arti bahwa peserta
didik merupakan individu yang belum dewasa, yang karenanya memerlukan orang

5
lain agar bisa tumbuh dewasa. Anak kandung adalah peserta didik dalam keluarga,
murid adalah peserta didik di sekolah, anak-anak penduduk adalah peserta didik
masyarakat sekitarnya.
Sifat-sifat dan kode etik peserta didik merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Al-Ghozali, yng dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman,
merumuskan sebelas pokok kode etik peserta didik, yaitu:
1.      Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.
2.      Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrowi
3.      Bersikap tawadlu
4.      Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran
5.      Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah)
6.      Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang
mudah (konkret) menuju pelajaran yang sukar (abstrak) atau dari ilmu yang
fardlu ain menuju ilnu kifayah
7.      Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu lainnya.
8.      Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang di pelajari
9.      Memprioritaskan ilmu diniyyah yang terkait dengan kewajiban sebagai
mahluk Allah.
10.  Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan
11.  Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik sebagaimana tunduknya
orang sakit terhadap dokternya.
Peserta didik Yaitu pihak yang merupakan obyek terpenting dalam
pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan
atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik ke arah tujuan pendidikan
Islam yang kita cita-citakan. Dalm pendidikan Islam anak didik itu sering kali
disebut dengan istilah yangbermacam-macam, antara lain:santri, talib,
muta’alim,tilmiz.
         Dasar dan tujuan pendidikan Islam
Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan
pendidikan Islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan Islam harus
berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau sumber
pendidikan Islam yaitu arah ke mana anak didik ini akan di bawa, secara ringkas,
tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia
(dewasa) muslim yang takwa kepada Allah secara ringkas kepribadian muslim.
Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk
merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Dalam Islam dasar
operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap
aktifitas yang bernuansa keIslaman. Dengan agama maka semua aktifitas menjadi
bermakna, mewarnai dasar lain, yang bernilai ubudiyah.

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta


mengarahkan usaha  yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha,
agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting
lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.

6
Adapun tujuan pendidikan Islam itu sendiri adalah sebagai berikut:
1.      Terbentuknya insan kamil(manusia paripurna) yang mempunyai wajah-
wajah qur’ani.
2.       Terciptanya insan insan kaffah

         Pendidikan
Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini
mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau
tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam. Pendidikan
ini sering di sebut muallim, muhadzib, ustad, kyai, dan sebagainya.
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif(rasa), kognitif(cipta), maupun
psikomotorik(karsa).
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya.
Agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi
tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melakukan tugas
sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk individu yang mandiri.
Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang
bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena
sukses atau tidaknya anak sangat tergantung pengasuhan, perhatian, dan
pendidikannya. Kesuksesan anak kandung merupakan cerminsn atas kesuksesan
orang tua juga.
Pendidikan merupakan suatu proses yang kontinyu. Ia merupakan pengulangan
yang perlahan tetapi pasti dan terus-menerus sehingga sampai pada bentuk yang
diinginkan.
Jadi dari pengertian tersebut kita bisa simpulkan bahwa pendidik
merupakan subjek dari pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan peserta
didiknya dan memberikan pengajaran berupa ahlak, tingkah laku, agar peserta
didik mempunyai tingkah laku yang terarah sesuai apa yang diperintahkan oleh
Allah.
         Materi  atau kurikulum pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama
Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis)
untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam
materi pendidikan ini sering kali disebut dengan istilah maddatut tarbiyah.
Dalam ilmu pendidikan Islam, kurikulum merupakan komponen yang
amat penting, karena merupakan bahan-bahan ilmu pengetahuan yang di proses
didalam sistem kependidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari bahan
masukan yang mengandung fungsi sebagai alat pencapaian tujuan (inpu
instrumental) pendidikan Islam.
Mengingat dasar dan watak atau sifatnya, kurikulum pendidikan Islam
dipandang sebagai cermin idealitas Islami yang tersusun dalam bentuk program
yang berbentuk kurikulum itu. Kita dapat mengetahui tentang cita-cita apakah
yang hendak diwujudkan oleh proses kependidikan, dengan memperhatikan

7
program yang berbentuk kurikulum itu, oleh karena itu kita dapat mengetahui
tentang cita-cita apakah yang hendak diwujudkan oleh proses kependidikan Islam
itu. Dengan kata lain, produk (hasil) dari proses kependidikan Islam yang dicita-
citakan berwujud manusia yang bagaimana dan yang berkemampuan apa? Dan
pertanyaan ini terjawab dalam kurikulum itu.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Prof. Dr. Mohammad Fadlil
Al-Jamali menyatakan bahwa: semua jenis ilmu yang terkandung didalam Al-
qur’an harus diajarkan kepada manusia didik. Ilmu-ilmu tersebut meliputi ilmu
Agama, Sejarah, ilmu Falaq, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu
pertanian, biologi, ilmu hitung, ilmu hukum, dan perundang-undangan, ilmu
kemasyarakatan (sosiologi), ilmu ekonomi, balaghoh, serta bahasa Arab, ilmu
pembelaan negara, dan segala ilmu yang dapat mengembangkan kehidupan umat
manusia dan yang mempertinggi derajatnya. Ahli didik Islam semuanya
menyadari bahwa kurikulum pendidikan Islam harus mencerminkan idealitas Al-
qur’an yang tidak memilah-milah jenis disiplinilmu, menjadi ilmu agama terpisah
dari ilmu-ilmu duniawi yang lazim disebutkan oleh umat Islam khususnya
diIndonesia ilmu-ilmu pengetahuan umum. Mereka menegaskan bahwa
kesempurnaan manusia itu tidak akan terwujud kecuali dengan menserasikan
antara agama dan ilmu pengetahuan.

Menurut At Al-Taumi  prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang pada waktu


menyusun kurikulum ada tujuh macam, yaitu :
1. Prinsip pertama adalah pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk
ajaran dan nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum termasuk
tujuan, kandungan, cara-cara perlakuan dan hubungan yang berlaku dalam
lembaga pendidikan harus berdasar pada agama dan ahlak Islam dan
bertujuan untuk membina pribadi yang mukmin.

2. Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan


kandungan kurikulum. Kalau tujuannya harus meliputi segala aspek pribadi
pelajar maka kandungannya harus meliputi juga segala yang berguna untuk
membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina akidah akal dan
jasmaniyah.

3. Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang relatif antara tujuan dan


kandungan kurikulum. Kalau ia memberi perhatian besar pada
perkembangan aspek spiritual dan ilmu syariat, tidaklah ia membolehkan
aspek spiritual itu melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan,
juga tidak boleh ilmu syariat melampaui ilmu, seni, dan kegiatan lain yang
tidak harus diadakan untuk individu dan masyarakat.

4. Prinsip keempat adalah berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, dan


kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial dimana
pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan,
kemahiran dan pengalaman dan sikapnya

8
5. Prinsip kelima adalah pemeliharaan perbedaan individual diantara pelajar
dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga
memelihara perbedaan dan kelainan diantara alam sekitar dan masyarakat.
6. Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang
menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum, motode
mengajar pendidikan Islam mencela keras sifat meniru (taqlid) cara
membabibuta danmembeku pada yang kuno yang diwarisi dan mengikut
lantas selidik.

7. Prinsip ketujuh adalah prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman


dan aktifitas yang terkandung dalam kurikulum. Begitu juga dengan
pertautan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid, kebutuhan
masyarakat, tuntutan zaman tempat dimana murid itu berada. Begitu juga
dengan perkembangnan yang logis yang tidak melupakan kebutuhan, bakat,
dan minat murid.

         Metode dan Alat-alat pendidikan Islam


Metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti melalui, dan hodos
yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam bahasa arab metode di sebut thoriqah
yang artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.
Sedangkan menuruut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-
cita.
Selanjutnya yang dimaksud metode pendidikan Islam di sini adalah jalan,
atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi
pendidikan Islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim.
Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam. Dengan demikian maka alat ini mencakup apa
saja yang dapat digunakan termasuk didalamnya metode pendidikan Islam.
contohnya seperti sajadah buat sholat, dll.
Metode dan alat pendidikan Islam yaitu cara dan segala apa saja yang
dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa
pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian musli yang di ridhoi
oleh Allah. Oleh karena itu metode dan alat pendidikan ini harus searah dengan
Al-qur’an dan As-sunah atau dengan kata lain tidak boleh bertentangan dengan
Al-qur’an dan As-sunah.
Metode dan alat pendidikan Islam mempunyai peranan penting sebab
merupakan jembatan yang menghyubungkan pendidik dengan anak didik menuju
ketujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknyakepribadian muslim.
Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam ini dipengaruhi oleh seluruh
faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan Islam ini. Apabila timbul
permasalahan didalam pendidikan Islam, maka kita harus dapat
mengklasifikasikan masalah yang kita hadapi itu ke dalam faktor yang ada.
Apabila seluruh faktor telah dipandang baik terkecuali faktor metode alat
ini maka kita pun harus pandai memerinci dan mengklasifikasikan ke dalam
klasifikasi masalah metode pendidikan Islam yang lebih kecil dan terperinci lagi.

9
Misalnya dalam segi apa dan masalah metode dari atau alat apa? Memang
masalah metode ini sangat penting, karena itulah Rosulullah menganjurkan
kepada pendidik untuk bersikap  tepat sesuai dengan kemampuan dan
perkembangan peserta didik.

         Evaluasi pendidikan


Dari segi bahasa evaluasi berarti penilaian atau penaksiran. Karena itu
evaluasi pendidikan Islam berarti penilaian atau penaksiran terhadap pelaksanaan
pendidikan Islam untuk diketahui sampai seberapa jauh tujuan yang telah
ditetapkan itu dapat dicapai.
Menurut terminologi yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan
evaluasi atau penelitian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidikan
Islam umumnya tidak dapat dicapai sekaligus, melainkan melalui proses atau
pentahapan tertentu. Oleh karena itu mencapai atau penilaian pada tahap atau fase
dari pendidikan Islam tersebut. Apabila tujuan pada tahap atau fase ini telah
tercapai kemudian dapat dilanjutkan, pelaksanaan pendidikan tahap berikutnya
dan berakhir kepribadian muslim.
Dari pernyataan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa evaluasi pendidikan
sangatlah penting bagi pengajaran, dikarenakan agar bisa mengetahui kekurangan
pendidikan selama pengajaran berlangsung, dan bisa di benahi agar kualitas
pendidikan itu bisa semakin meningkat.

         Lingkungan sekitar atau milieu pendidikan Islam


Yang dimaksud lingkungan sekitar atau milieu ialah sesuatu yang berada
di luar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya.
Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa
yang dimaksud lingkungan sekitar ialah meliputi semua kondisi dalam dunia ini
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia,
pertumbuhan, perkembangan kecuali gen-gen. Dan bahkan gen-gen dapat pula
dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
Pendapat lain mengatakan bahwa didalam lingkungan itu tidak hanya
terdapat sejumlah faktor pada suatu saat, melainkan terdapat pula faktor-faktor
lainyang banyak jumlahnya, yang secara potensial dapat mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi secara aktual hanya faktor-faktor
yang ada di sekeliling anak tersebut yang secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan dan tingkah laku anak.
Alam sekitar merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor pendidikan
yang ada. Dengan demikian alam sekitar merupakan faktor penting pula bagi
pelaksanaan pendidikan. Namun demikian faktor alam sekitar jelas berbeda
apabila dibandingkan dengan faktor pendidik. Kedua faktor pendidikan ini diakui
ada persamaannya yaitu keduanya mempunyai pengaruh pada pertumbuhan,
perkembangan dan tingkah laku anak. Disamping itu diakui pula ada
perbedaannya. Penagruh alam sekitar hanya merupakan penagaruh belaka, tidak
tersimpul unsur tanggung jawab didalamnya. Anak didik akan untung apabila

10
kebetulan mendapat pengaruh yang baik, sebaliknya anak didik akan rugi apabila
kebetulan mendapatkan pengaruh yang kurang baik
Memang alam sekitar berpengaruh besar pada anak didik, meliputi alam
sekitar yang baik atau yang tidak baik. Lebih-lebih alam sekitar yang kurang baik
mudah mempengaruhi anak didik. Mengingat alam sekitar tidak bertanggung
jawab mempengaruhi anak didik, maka sudah sepantasnyalah jika pendidik
bersikap bijaksana dalam bersikap dan menghadapi alam sekitar tersebut.
Sedangkan faktor pendidikan secara sadar dan bertanggungjawab
menuntun dan membimbing anak ketujuan pendidikan yang diharapkan.
Mengingat adanya perbedaan tanggungjawab pengaruh pendidikan
terhadap anak didik tersebut maka para ahli didik umumnya memisahkan dalam
membahas pendidik dan alam sekitar sebagai faktor pendidikan. Namun demikian
kelima faktor pendidikan tersebut salaing berhubungan dan saling berpengaruh.
Karena itu mungkinlah tiap-tiap faktor itu berdiri sendiri. Seolah-olah faktor
pendidikan tersebut merupakan suatu “ gestalt”. Ialah suatu keseluruhan yang
berarti, dan apabila salah satu bagian dari keseluruhan itu dihilangkan, maka akan
tidak berarti bagian-bagian tersebut.
Dari uraian diatas, kita bisa simpulkan bahwa lingkungan juga salah satu
faktor yang  sangat penting bagi pendidikan, dikarenakan lingkungan bisa
mempengaruhi perilaku peserta didik, apabila lingkungannya menunjang untuk
mengarah kebaikan, maka peserta didik menjadi baik pula, dan apabila sebaliknya
maka juga terjadi dengan sebaliknya. Dan ruang lingkup Lingkungan sekitar atau
milieu pendidikan Islam bisa berupa lingkungan sekitar tempat tinggal, keluarga,
teman. dll. 

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

komponen ruang lingkup Pendidikan Islam hendaknya dapat terlaksana


seiring sejalan sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam. Semua faktor pendidikan
Islam sangat penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai manusia yang
cerdas dan berpegang teguh pada keimanan dan ketaqwaan di era sekarang yang
penuah dengan perubahan dan multi cultural. Kerja sama semua pihak baik dari
guru sebagai pendidik, peserta didik dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk
mempersiapkan diri menghadapi segaal kemungkinan kondisi individu atau
social.

Dalam Pendidiakan Islam, semua unsur yang ada pada ruang lingkupnya kembali
dan bersumber kepada Alquran dan Hadits dengan kajian yang objektif, kondusif,
jujur dan komprehensif. Terakhir, sebagi renungan dan motivasi saya ingin
menyampaikan Hadits Qudsi Allah Ta’ala berkata ” AKU heran dengan orang
yang pandai lisannya, tetapi bodoh hatinya. AKU heran dengan orang yang
bersuci dengan air tetapi tidak suci hatinya. AKU heran dengan orang yang sibuk
dengan aib manusia lain sehingga lalai dengan aib sendiri dan sadar bahwa Allah
mengetahui (gerak-geriknya).

B. Saran

Demi kesumpurnaan makalah ini, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan


saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan
penulisan ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/42744801/
Ruang_Lingkup_Pembelajaran_Al_Quran_Hadist#:~:text=B.%20Ruang
%20lingkup%20mata%20pelajaran,makna%20kandungannya%20serta
%20pengamalannya%20melalui

 https://www.abdimadrasah.com/2014/04/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-
pelajaran-quran-hadits.html

 https://ainunnajib1994.blogspot.com/2016/02/makalah-ruang-lingkup-
pendidikan-islam.html

13

Anda mungkin juga menyukai