Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MASA KEMAJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia

Hani Hadiati Pujawardani M.Pd

KELOMPOK 2 :

ILHAM SAPUTRA : 21030802221083

SYIFA FADILLA : 21030802221094

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim.
Assalaamu`alaikum, Wr, Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, milik Allah semata, pencipta langit dan bumi, pembuat
gelap dan terang, karena limpahan rahmat, karunia, dan hidayahNyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan tidak lupa pula kami khaturkan salawat
dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari jalan kesesatan menuju jalan yang lurus yaitu addiinul Islam.
Adapun masalah yang kami angkat dalam makalah ini yaitu yang berkaitan dengan
MASA KEMAJUAN PENDIDIKAN ISLAM.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, kami mengharapkan
kritik dan saran positif dari pihak pembaca guna menambah pengetahuan dan wawasan kami
tentang sejarah masa kemajuan Islam , baik yang berkaitan dengan perkembangan lembaga-
lembaga serta faktor-faktor yang mempengaruhinya maupun bentuk-bentuk kemajuan
pendidikan Islam pada saat itu.

Wassalaamu’alaikum, Wr, Wb.

Bandung, 26 oktober 2023

Ilham dan syifa

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II...................................................................................................................................

PEMBAHASAN..................................................................................................................

MASA KEMAJUAN PENDIDIKAN ISLAM..................................................................

1. Perkembangan lembaga pendidikan islam.............................................................3

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejayaan Pendidikan Islam............................7

3. Bentuk-Bentuk Kemajuan Pendidikan Islam Di Masa Lalu ...............................10

BAB III...............................................................................................................................

PENUTUP..........................................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan berkembang


luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta
universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga
pendidikan, sekolah-sekolah dan universitas-universitas tersebut nampak sangat dominan
pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya kaum muslimin. Berbagai
ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan
pembentukan dan pengembangan berbagai macam aspek budaya kaum muslimin.
Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap tantangan dari
pola budaya yang telah berkembang dari bangsa-bangsa baru yang memeluk agama Islam,
akan tetapi sekarang harus merupakan jawaban terhadap tantangan perkembangan dan
kemajuan kebudayaan Islam sendiri yang tumbuh sangat pesat. Kebudayaan Islam telah
berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan bahkan menjadi puncak
kebudayaan umat manusia pada zaman itu. Kebudayaan Islam pada masa ini, bukan saja
mendatangkan kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan
bagi umat manusia pada umumnya, mendatangkan rahmatan lil’aalamin.
Dalam perkembangan kebudayaan Islam, nampak adanya dua faktor yang saling
mempengaruhi, yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dan faktor
ekstern, yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari luar. Tetapi sebenarnya pengaruh dari
luar tersebut, hanyalah berupa sekedar sebagai rangsangan atau tantangan saja, agar potensi
pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri bisa tumbuh dan berkembang. Yang paling
menentukan adalah jiwa dan semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam
penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sebagaimana terangkum dalam Al-Qur’an. Tetapi
manakala umat Islam telah kehilangan semangat dan jiwa Al-Qur’an, dan sudah tidak
memperhatikan atau mengabaikan penghayatan dan pengalamannya, maka akan berhenti dan
mandeglah perkembangan kebudayaan Islam sebagaimana yang nampak pada masa
kemunduran kebudayaan Islam. Tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Islam adalah sebagai akibat dari berpadunya unsurunsur pembawaan ajaran-
ajaran Islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar. Kemudian potensi pembawaan
Islam tidak merasa cukup hanya menerima pengaruh dari luar saja, tetapi bahkan kemudian

1
mengembangkannya lebih jauh, sehingga nampak adanya unsur – unsur Islami yang
dominan.
Akhirnya berkembanglah berbagai bidang ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan islam?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pendidikan islam ?
3. Bagaimana bentuk-bentuk kemajuan pendidikan islam masa lalu
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui Bagaimana perkembangan pendidikan islam

2. Dapat mengetahui Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pendidikan


islam

3. Dapat mengetahui Bagaimana bentuk-bentuk kemajuan pendidikan islam masa lalu

2
BAB II

PEMBAHASAN

MASA KEMAJUAN PENDIDIKAN ISLAM

1. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam

Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenal sebagai lembaga
pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga–lembaga
pendidikan Islam yang bersifat non formal. Lembaga-lembaga ini berkembang terus dan
bahkan bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk-bentuk lembaga pendidikan
non formal yang semakin luas. Diantara lembaga – lembaga pendidikan Islam yang
bercorak non formal tersebut adalah :
a. Kuttab Sebagai Lembaga Pendidikan Dasar
Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau
tempat menulis. Jadi katab adalah tempat belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah
yang mula-mula belajar menulis huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu Abdu
Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya
mempelajarinya di negeri Hirah.
Sewaktu agama Islam diturunkan Allah sudah ada di antara para sahabat yang
pandai tulis dan membaca.ayat alquran yang pertama diturunkan adalah memerintahkan
untuk membaca dan memberikan gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis
merupakan sarana utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pandangan
islam.
Karna tulis baca semakin terasa perlu maka khuttab sebagai tempat belajar tulis
membaca terutama bagi anak-anak berkembang dengan pesat. Pada mulanya kuttab
dilaksanakan dirumah-rumah, guru-guru yang bersangkutan dan diajarkan adalah menulis
dan membaca.
Kemudian pada akhir abad pertama hijriah mulai timbul jenis kuttab yang
disamping memberikan pelajaran menulis dan membaca juga mengajarkan membaca
alquran dan pokok-pokok ajaran agama. Selanjutnya berkembang kuttab tersebut manjadi
lembaga pandidikan dasar yang bersifat formal yang mengajarkan ilmu bacaan, hitungan,
tulisan, dan tempat para remaja belajara dasar-dasar ilmu agama fiqih, hadis, dan bahasa.

3
b. Pendidikan Rendah Di Istana
Timbulnya pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para pejabat adalah
berdasarkan pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar
mampu melaksanakan tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek karena itu mereka
memanggil guru-guru khusus pada anak-anak mereka.
Pendidikan di istanberbeda dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada
umumnya. Istana, orang tua yang membuat rencana pembelajaran agar selaras dengan
anaknya dan tujuan yang dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana
disebut mu’addib, karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan,
pengetahuan-pengetahuan orang-orang terdahulu kepada anak pejabat c. Toko-toko kitab
Pada permulaan daulat abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan
islam sudah tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan maka berdirilah tokotoko kitab. Saudagar-saudagar
buku itu bukanlah semata-semata mencari keuntungan akan tetapi kebanyakan mereka
sastrawa-sastrawan yang telah memilih usaha sebagai pedagang kita agar mereka dapat
kesempatan yang baik untuk membaca, menelaah dan bergaul dengan para ulama dan
para pujangga.
Dengan demikian toko-toko kitab berkembang fungsinya sebagai tempat
berkumpulnya para ulama dan ahli ilmu untuk berdiskusi, berdebad dalam berbagai
masalah ilmiah. Jadi segalikus sebagi lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. d. Rumah-rumah para ulama
Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untu memberikan
pelajaran namun pada zaman kejayaan perkembanga ilmu pengetahuan, kebudayaan islam
banyak juga rumah para ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu
pengetahuan di antaranya : Rumah Ibnu Sina, Algazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi,
Ya’kub Ibnu Killis, Wazir khalifah Al Aziz dan lain-lain.
c. Majelis Atau Salon Kesusastraan
Majlis maksudnya adalah suatu majelis khusus yang diadakan khalifah untuk
membahas macam-macan ilmu pengetahuan. Majelis ini bermula sejak khalifah al
rasyidin. Pada harun alrasid (170-193 hijriyah) majlis sastra ini mengalami kemajuan
yang luar bisaa karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai
kecerdasan sehingga khalifah aktif didalamnya. Di samping itu pada masa tersebut dunia
islam diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masanya sering di adakan

4
pelombaan antar ahli-ahli syair, perdebatan antar fuqaha, dan diskusi diantara para sarjana
berbagi macan ilmu pengetahuan, juga diadakan sayembara diantara ahli kesenian dan
pujangga.
d. Badiah (Padang Pasir, Dusun Tempat Tinggal Badwi).
Di badiah-badiah tempat tinggal orang-orang arab dipadang mereka, tetap
memperthankan keaslian, kemurnian bahasa arab. oleh karena itu khalifah mengirim
anak-anaknya ke badiah-badiah untuk mempelajari bahasa arab yang fasih lagi murni dan
syair-syair dari sumbernya yang asli. Banyak ulama dan ahli ilmu pengetahuan lainnya
yang pergi ke badiah-badiah denga tujuan untuk mempelajari bahasa dan kesusastraan
arab yang asli dan murni di antaranya:
a. Al Khalid Bin Ahmad (160 H) dia pergi kebadiah Hijaz, najd, dan tihamah.
b. Bajar Bin Burd (167 H) ia belajar kepada 80 orang Syekh di Banil Aqil.
c. Al Kasai (182 H) ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta
untuk menulis tentang arab
d. Imam Syafi’i (204 H) ia belajar di hudzail selama 17 tahun. Badiah-badiah
tersebut lalu menjadi sumber ilmu pengetahuan dan berfungsi sebagai
lembaga pendidikan islam. g. Rumah Sakit.
Rumah sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-
orang sakit tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan
pengobatan. Mereka mengadakan berbagai penelitian dan percobaan dalam bidang
kedokteran dan obat-obatan sehingga berkembang dalam kedokteran dan farmasi. Dengan
demikian rumah sakit dalam dunia islam juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan. h.
Perpustakaan
Buku merupakan sumber informasi berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada dan
telah dikembangkan oleh para ahlinya. Buku adalah sarana utama dalam usaha
pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan.
Berkembangnya perpustakaan yang sifatnya umum yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau merupakan wakap dari para ulama dan sarjana.
Perpustakaan-perpustakaan pada masa jayanya dunia islam menjadi aspek budaya
yang penting dan sekaligus sebagai tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan
adapun macam-macam perpustakaan dimasa kejayaan pendidikan islam yaitu :
1. Perpustakaan yang paling terkenal di Bagdad
Selama kepemimpinan almakmur (tahun 813-833) adalah BaytAl Hikmal
didirikan oleh khalifah harun Arasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu

5
agama islam dan bahasa arab dan ilmu umum yang terjemahkan dari
bahasa yunani, Persia, India, qibty dan arami .
2. Perpustakaan di marv, Persia timur al maqrizi menyebutkan perpustakaan
yang didirikan disamping madrasah al-fadhiliyah mempunyai buku
sejumlah 100.000 buah.hal ini terjadi pada masa orang-orang belum
mengenal percetakan.
3. Perpustakaan Al Haidariyah di Najaf (irak) di sebelah makam Ali bin Abi
thalib
4. Perpustakaan madrasah nizamiyah bagdad menurut salabi perpustakaan
dimadrasah ini memuat 6000 judul.
5. Perpustakaan Darul Hikmah di kairo didirikan oleh al hakim biamrillah al
fathimy tahun 395 H. Para pendukungnya yang kaya menyediakan
tinta,kertas,meja-mejadan ruan belajar bagi para ilmuan dan pelajar.
6. Perpustakaan universitas kordova dispanyol didirikan oleh Abdurrahman
Al Nasyir.
7. Perpustakaan sabur didirikan pada tahun 383 H oleh Abu nasr sabur bin
addssyir dalam perpustakaan ini kurang lebih ada 10400 jilid buku.
8. Perpustakaan khalifah Dinasti Fathimiyyah kedua, Al-Aziz (975-996).
Adapun ilmu-ilmu kuno yaitu ilmu alam dan filsafat hellenistik yang ada
di perpustakaan ini berjumlah 18000 buku.
e. Masjid
Semenjak berdirinya di zaman Nabi Muhammad masjid telah menjadi pusat
kegiatan dan informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin, masjid menjadi
tempat musyawarah, mengadili perkara, menyampaikan penerangan agama, dan
tempat menyelenggarakan pendidikan.
Kemudian pada masa khalifah umayyah berkembang fungsinya menjadi tempat
pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan.
Pada masa bani Abbas dan masa perkembangan kebudayaan islam, masjid-
masjid yang didirikan oleh para pengusaha dilengkapi dengan sarana dan fasilitas
pendidikan fungsinya tempat pendidikan anak-anak, tempat mengaji dari ulama-ulama
tempat diskusi dan munazarah dalam berbagai ilmu pengetahuan dan dilengkapi dengan
perpustakaan.
Demikianlah masjid selalu fungsi utamanya sebagai tempat komunikasi dengan
tuhan juga sebagai lembaga pendidikan islam. j. Ribath (Khaniqah)
6
Ialah kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk
mempertahankan negara dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah
utara negeri Syam (Syiria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai tempat
tinggal orang-orang sufi dan tempat penginapan alim ulama dan pelajar yang datang dari
luar negeri untuk belajar hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemajuan Pendidikan Islam
1. Berdirinya sekolah-sekolah
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar
masjid adalah bahwa:
a) Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu
pengetahuan. Yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang
ramai, sering satu sama lain saling mengganggu, di samping mengganggu,
orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan demikian mendorong
untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut keluar lingkaran masjid dan
didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang kuliah atau kelas-kelas
tersendiri.dengan demikian kegiatan pengajaran dari khalaqoh-khalaqoh tidak
saling mengganggu satu sama lain.
b) Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengeneai agama
maupun umum maka diperlukan semakin banyak khalaqahkhalaqah (lingkaran
pengajaran ),yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid.
Di samping itu terdapat faktor-faktor lainnya, yang mendorong bagi para penguasa dan
pemegang pemerintahan pada masa itu untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai
bangunan yang terpisah dari masjid antara lain:
a) Pada masa Turki mulai berpengaruh dalam pemrintahan bani abbasiyah, dan
untuk memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan, mereka berusaha
menarik hati kaum muslimin pada umumnya dengan jalan memperhatikan
pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum.
b) Mereka mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan
segala sarana dan fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping
dengan harapan untuk mendapatkan simpati dari umumnya dan juga berharap
mendapat ampunan pahala dari tuhan.
c) Para pembesar Negara pada masa itu dengan kekuasaannya telah berhasil
mengumpulkan harta kekayaan yang banyak. Mereka kuatir kalau nantinya

7
kekayaan tersebut tidak bisa diwariskan kepada anak-anaknya kaerna diambil
oleh sultan, anak-anak mereka hidup terlantar dan hidup dalam kemiskinan.
Di samping itu, didirikannya madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya dengan
usaha untuk mempertahankan dan mengembangakan aliran keagamaan dari para
pembesar Negara yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka
mempersyaratkan harus diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran
keagamaan tersebut akan berkembanga dalam masyarakat.
Adapun lembaga pendidikan formal :
a. Madrasah Nizamiah didirikan oleh Nizam Al Mulk, perdana menteri
saljuk pada madrasah besar, diantaranya Baghdad, Balkh, Naidabur,
Harat, Asfahan, Basran, Marw, dan Masul. Tetapi madrasah Nizamiah
Baghdad adalah madrasah terbesar dan terpenting. Tujuan Nizam Al
Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu adalah memperkuat
pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab keagamaan
pemerintahan. Guru-guru madrasah ini diantaranya Abu Ishaq As
Syiraji (guru tetap), Abu Nasr As Sabagh, Abul Qasim Al’alawi, Abu
Abdullah Al-thabari, Abu Hamid Al Ghazali, Radliyudin Al Kazwaeni
dan Al Fairuz Abadi. Rencana pengajaran adalah ilmu syari’ah dan
ilmu fiqh dalam 4 madzhab.
b. Madrasah nuruddin zinki, didirikan oleh nuruddin zinki di damaskus.
Madrasah yang didirikan yaitu madrasah An Nuriyah Al Qubra di
Damaskus (563 H). Gedung madrasah terdiri dari iwan (aula tempat
kuliah), masjid, tempat istirahat untuk guru, asrama, tempat tinggal
pesuruh madrasah, kamar kecil dan lapangan. Ilmu-ilmu yang di ajarkan
yaitu ilmu al qur’an, syari’ah, bahasa arab, kedokteran, dan ilmu pasti.
c. Perguruan Tinggi
1. Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan pada masa harun Al-Rasyid
(170-193 H). kemudian di perbesar oleh khalifah Al-ma’mun (198-
218). Pada Baitul Hikmah bukan saja di ajarkan ilmu-ilmu agama
islam, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, kimia,
falaq, dan lain-lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah salam, yang
menguraikan teori-teori ilmu pasti dalam al Maj’sthi (almageste)
kitab karangan bathlimus (ptolemee). Kemudian guru besar al
khawarizmi, ahli ilmu pasti, ahli falaq, dan pencipta ilmu aljabar.
8
Guru besar Muhammad bin musa bin syakir, seorang ahli ilmu ukur,
ilmu bintang dan falaq. Di Baitul Hikmah dikumpulkan buku-buku
ilmu pengetahuan dalam bermacam-macam bahasa seperti bahasa
Arab, Yunani, Suryani, Persia, India, dan Qibtia.
2. Darul Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah Al Fathimi
dipinggir sungai nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di
Baghdad.ilmu yang di ajarkan diantaranya: ilmu agama, falaq,
kedokteran, dan berhitung
2. Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan,pada masa
pemerintahan bani abbas bangsa-bangsa non arab banyak yang masuk islam.
3. Pengaruh Persia: bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu
filsafat dan sastra.
4. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan ekonomi.
5. Pengaruh yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu
terutama filsafat,dan juga tidak bisa dilupakan gerakan raksasa untuk menerjemahkan
ilmu-ilmu yunani dan buku-bukunya kedalam bahasa arab.
Gerakan terjemahan berlangsung dalam 3 fase: fase Pertama: khalifah al mansur
hingga harun arsyid pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya
dalam bifang astronomi, dan manriq pada fase kedua: mulai berlangsung pada masa
khalifah al ma’mun hingga tahun 300 H.
Pengaruh dari kebudayaan yang sudah maju terutama melalui gerakan terjemahan,
membawa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, dan juga ilmu pengetahuan agama,
pengaruh gerakan terjemah terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan umum
terutama di bidang astronomi kedokteran filsafat, kimia dan sejarah dalam bidang
astronomi terkenal nama al fazari sebagai astronomi islam yang pertama kali
menyusun astrolob. Al Fargani dari Eropa yang dikenal dengan nama Al-Faragnus
menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan dalam bahasa latin oleh Gerard
Cremona dan Johannes hispalensis. Dalam kedokteran dikenal nama Al Razi dan Ibnu
Sina. Dalam bidang optikal Abu Ali Al Hasan Ibnu Al-Haythami yang di Eropa
dikenal dengan Al Hazem. Dalam bidang kimia terkenal nama Jabir Ibnu Hayan di
matematika terkenal nama Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Di dalam bidang
sejarah terkenal nama Al Mas’ud.

9
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain Al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu
Rusyd.
Sehingga pada masa 150 tahun hampir semua ilmu yang pernah wujud di dunia pada
waktu itu sudah ada dalam bahasa Arab. Sehigga bahasa Arab menjadi satu-satunya
bahasa dunia yang harus kita ketahui kalau kita ingin bergerak pada bidang apapun,
pada waktu itu.
3.Bentuk-Bentuk Kemajuan Pendidikan Islam Di Masa Lalu

Harun Nasution mengklasifikasikan sejarah Islam pada tiga masa yang mana
periode pertama disebut dengan periode klasik dimulai tahun 650 hingga 1250 M.,sejak
lahirnya islam sampai hancurnya pemerintahan Baghdad, sedangkan pada periode kedua
disebut dengan periode pertengahan yaitu dari hancurnya baghdad sampai timbulnya ide-
ide baru di Mesir yaitu sejak tahun 1250 hingga 1800 M. Dan terakhir periode modern
yaitu mulai tahun 1800 M. hingga sekarang.
Dan adapun bentuk-bentuk pendidikan islam masa klasik atau masa lalu yaitu antara lain:
a. Kurikulum
kurikulum dalam lembaga pendidikan islam dimasa klasik pada mulanya berkisar
pada bidang study tertentu. Namun seiring perkembangan social dan cultural, materi
kurikulum semakin luas. Pada masa Nabi di Madinah, materi pelajaran berkisar pada
belajar menulis, membaca Al-Quran, keimanan, ibadah, akhlak, dasar ekonomi, dasar
politik, dan kesatuan.
Setelah wilayah Islam semakin luas, Islam harus bersentuhan dengan budaya
masyarakat non Islam yang menyebabkan permaslahan social semakin kompleks.
Problem social tersebut pada akhirnya berpengaruh besar terhadap kehidupan keagamaan
dan intelektual Islam, termasuk ilmu helenistik yang terjalin kontak dengan Islam.
Perkembangan kehidupan inteleketual dan kehidupan keagamaan dalam Islam membawa
situasi lain bagi kurikulum pendidikan Islam. Maka, diajarkanlah ilmu-ilmu baru seperti
tafsir, hadist, fikih, tata bahasa, sastra, matematika, teologi, filsafat, astronomi, dan
kedokteran.
Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat
rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan syair. Dalam berbagai kasus-
kasus lain dikhususkan untuk membaca al-Quran dan mengajaarkan sebagian prinsip-
prinsip pokok agama. Sedangkan untuk anakanak amir dan penguasa, kurikulum tingkat
rendahsedikiy berbeda. Di istanaistana bisanya ditegaskan pentingnya pengajaran

10
khitabah, ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok
seperti al-Quran, syair, dan fikih.
b. Metode Pengajaran

Metode pengajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses
belajar mengajar untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru
kepada anak didiknya. Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan
pemilihan ilmu oleh murid, sehingga murid dapat menyerap apa yang disampaikan
gurunya.
Metode pengajaran yang dipakai pada masa Masa Abbasiyah dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Metode lisan
Metode ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan dapat berupa diskusi.
Dikte (imla) adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik
dan aman sehingga pelajar mempunyai catatan yang dapat membantunya terutama
bagi yang daya ingatnya tidak kuat. Metode ceramah (al asma`), yaitu guru
membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid
mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan kepada murid untuk
menulis dan bertanya. Metode qira`ah (membaca) biasanya digunakan untuk
membaca. Sedangkan diskusi merupakan metode pengajaran dalam pendidikan Islam
dengan cara perdebatan.
1. Metode hafalan
Metode ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang
sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Dalam proses selanjutnya, murid
mengeluarkan kembali pelajaran yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia
dapat merespon, mematahkan lawan, atau memunculkan ide baru.
2. Metode tulisan
Metode ini merupkan metode pengkopian karya-karya ulama. Metode ini
di samping bermanfaat bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya
bagi penggandaan jumlah buku karena pada masa itu belum ada mesin cetak.
c. Kehidupan Murid

Ciri utama kehidupan murid dalam pendidikan tingkat dasar adalah :


1. Diharuskannya belajar membaca dan menulis.

11
2. Bahan pengajarannya menggunakan syair-syair dan bukan al Qur`an karena
dikhawatirkan mereka membuat kesalahan yang akan menodai al Qur`an.
3. Murid-murid diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an.
4. Pada sekolah dasar tidak ditentukan lamanya belajar dan tergantung pada
kemampuan anak-anak.
5. Hubungan guru dan murid sebagai hubungan orang tua dan anak.
Pada pendidikan tingkat tinggi murid-murid bebas memilih guru yang mereka
sukai yang dianggapnya paling baik. Di antara ciri khas pendidikan di masa Masa
Abbasiyah adalah teacher oriented , yaitu kualitas suatu oendidikan tergantung pada guru.
Pelajar bebas mengikuti suatu pelajaran yang dikehendaki dan bisa belajar dimana saja,
misdalnya di perpustakaan, toko buku, rumah ulama atau tempat terbuka. Pelajar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelajar tidak tetap, yang terdiri dari para pekerja yang
mengikuti pelajaran untuk menunjang profesi dan pelajar tetap, yaitu pelajar yan g
mempunyai tujuan utama untuk belajar dan menghabiskan sebagian hidupnya untuk
belajar.
Setiap pelajar membuat daftar guru-guru yang mengajar yang disebut Mu`jam
al Masyakhah. Daftar tersebut digunakan sebagi bukti bahwa mereka telah belajar kepada
guru-guru yang terkenal dan dapat mengetahui kualitas hadits yang mereka terima dari
seorang guru.
d. Rihlah Ilmiyah
Yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu. Dengan adanya
sistem ini pendidikan di masa Masa Abbasiyah tidak hanya di batasi dengan dinding kelas
(school without wall) tetapi memberikan kebebasan kepada murid untuk belajar kepada
guru-guru yang mereka kehendaki. Guru-guru juga melakukan perjalanan dan pindah dari
satru tempat ke tempat lain untuk mengajar sekaligus belajar, sehingga sistem rihlah
ilmiyah disebut dengan learning society (masyarakat belajar).
Kebebasan perjalanan di berbagai daerah Islam menyebabkan pertukaran
pemikiran (culture contact) terus berlangsung antar masyarakat Islam sehingga dinamika
sosial dan peradaban Islam terus berlangsung. Syalabi, mengutip dari Nicholson
menjelaskan bahwa melakukan perjalanan ilmiah laksana lebah mencari bunga ke tempat
yang jauh kemudian mereka kembali ke kota kelahirannya dengan membawa madu yang
manis.

12
e. Wakaf

Lembaga wakaf menjadi sumber keuangan bagi lembaga pendidikan Islam.


adanya sistem wakaf dalam Islam disebabkan oleh sistem ekonomi Islam yang
menganggap bahwa ekonomi berhubungan erat dengan akidah dan syari`ah Islam
sehingga aktifitas ekonomi memppunyai tujuan ibadah dan kemaslahatan bersama. Oleh
karena itu di saat ekonomi Islam mencapai kemajuan, umat Islam tidak segan-segan
membelanjakan uangnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat Islam seperti halnya
untuk pelaksanaan pendidikan Islam. Dengan dipelopori penguasa Islam yang cinta ilmu
seperti Harun al Rasyid dan al Ma`mun maka berdirilah lembaga-lembaga pendidikan
untuk keilmuan.
Menurut Syalabi, bahwa khalifah al Ma`mun adalah orang yang pertama kali
memberikan pendapatnya tentang pembentukan badan wakaf.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan lembaga-lembaga


pendidikan Islam non formal diantaranya; kuttab, pendidikan rendah di istana, toko-toko
kitab, rumah para ulama, majelis atau salon kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun
tempat tinggal badwi), rumah sakit, perpustakaan, masjid, dan ribath. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam; adanya lembaga-lembaga formal
seperti sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah, terjadinya asimilasi antara bangsa arab
dengan bangsa lain yang lebih dahulu maju, dan pengaruhpengaruh dari Persia, India dan
pengaruh Hellenisme di masa Abbasiyah . Dari perkembangan lembaga-lembaga serta
faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu sendiri maka lahirlah
bentuk-bentuk kejayaan pendidikan islam pada masa klasik diantaranya; Kurikulum,
metode pengajaran, kehidupan murid, rihlah ilmiyah, dan wakaf.

DAPTAR PUSTAKA

13
Asrohah, Hanun. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Suwendi.
2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.Jakata: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairini. 2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai