Anda di halaman 1dari 6

ARTKEL TENTANG TEORI PASANG SURUT

Nama kelompok : ilham saputra dan syifa fadilla


Prodi : Pendidikan Agama Islam

siilham2508@gmail.com
syifafadilla81@gmail.com

A. Teori Pembentukan Pasang Surut

Permukaan lautan biasa mengalami siklus perubahan muka air dalam satu hari. Ada lautan yang
mengalami satu siklus pasang dan surut, dan ada juga tempat yang mengalami dua siklus pasang surut.
Perubahan muka air, naik maupun turunya muka air, terjadi dalam waktu dan rentang yang berbeda di
setiap bagian laut. Perubahan naik dan turunnya muka laut ini sering dikenal dengan pasang surut 1,
selanjutnya akan disingkat sebagai pasut.

Pasut terjadi karena adanya gaya tarik menarik, interaksi gravitasi, antara Bumi-Bulan- Matahari. Pasut
karena gravitasi ini juga biasa disebut sebagai pasut astronomis, atau pasut

karena benda-benda angkasa. Meskipun di luar angkasa terdapat banyak planet, bintang dan benda
angkasa lainnya, namun karena Matahari dan Bulan dekat dengan Bumi, maka kedua benda angkasa ini
sangat mempengaruhi Bumi.

Sebagai mana Bumi, yang memiliki gravitasi, Bulan dan Matahari juga memiliki gravitasi.
Gravitasi kedua benda angkasa ini berlawanan arah dengan gravitasi Bumi. Gravitasi Bumi menarik
massa menuju pusat Bumi. Sedangkan, Gravitasi Bulan menarik massa menuju pusat Bulan, dan
gravitasi Matahari menarik massa ke pusat Matahari.

Telah diketahui bahwa sebagian besar massa bumi adalah air/lautan. Massa ini tetap bertahan
dipermukaan Bumi, tidak meninggalkan Bumi, kerena adanya gravitasi Bumi. Massa air ini, selain
dipengaruhi gravitasi Bumi, juga dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari. Sehingga apabila
massa air tersebut tepat berhadapan dengan Bulan atau Matahari, maka permukaannya akan naik ke
atas, menuju ke arah Bulan dan Matahari

Mekanisme naiknya permukaan air karena tarikan/gravitasi Bulan. Tarikan mengarah ke pusat Bulan.
Bidang oval berwarna magenta diilustrasikan sebagai permukaan air yang ada di Bumi. Titik hitam
merupakan titik yang membelakangi Bulan dan memiliki gaya sentrifugal maksimum. Keteranga: Moon
berarti Bulan; Tidal bulge due to gravity berarti gundukan pasut karena gravitasi; Moon’s gravitational
pull berarti tarikan gravitasi Bulan.

Fenomena tarikan Bulan yang menyebabkan pasut ini dapat anda amati dengan jelas ketika malam
bulan purnama. Pada saat malam Bulan purnama, ketika tepat bulan berada di secara tegak lurus tepat
berada dipermukaan air, terjadilah kenaikan muka laut yang besar atau pasang besar. Sebaliknya,
ketika bulan masih belum muncul atau telah terbenam, maka permukaan air akan turun atau surut.
B. Teori Pasang Surut Klasik

Mengenai peristiwa pasut, terdapat bebagai teori yang menjelaskan bagaimana proses terjadinya
pasut. Di subbab sebelumnya, telah dijelaskan sedikit mengenai sumber gaya penggerak yang
menyebabkan pasut yaitu gravitasi benda-benda angkasa (Bumi- Bulan- Matahari). Interaksi dari ketiga
gaya gravitasi ini menyebabkan pasut berbeda di setiap waktu dan tempatnya. Bahkan di tempat yang
sama sekalipun, kenikan dan penurunan muka laut dapat berbeda di setiap waktunya
Biasanya pasang tertinggi terjadi pada saat bulan mati (awal kalender bulan2) dan pada saat bulan
purnama (tanggal 15 kalender bulan).

Pengamatan muka laut di empat kota yang berbeda yaitu Liverpool-Inggris (paling atas), Vancouver-
Kanada (ke dua dari atas), Labuan-Malaysia (ke dua dari bawah), dan Hon Dau-Vietnam (paling
bawah). Di kota yang sama, tinggi muka lautnya berubah-ubah disetiap waktunya.

Untuk memahami bagaimana pasut terbentuk di samudera, maka mari tinjau sistem Bumi- Bulan.
Dalam tinjauan ini, Matahari tidak ikut dibahas sebagai usaha untuk menyederhanakan masalah.
Karena, pada dasarnya, ketika mengetahui mekanisme pembentukan pasut pada sistem ini maka kita
juga akan dengan mudah memahami pembentukan pasut pada sistem Bumi-Matahari.

C. Pasang Surut di Sistem Bumi-Bulan

Ditunjukkan bahwa terbentuk dua gundukan/tumpukan massa air. Pertama, tumpukan massa air
yang mengarah ke Bulan, dan yang kedua adalah tumpukan massa air yang menjauhi arah
garvitasi/tarikan Bulan dan Bumi. Tumpukan yang kedua terjadi karena gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal adalah gaya yang timbul pada benda yang mengalamai rotasi pada sumbu putar. Gaya yang
berlawanan arah dari gaya sentrifugal adalah gaya sentripetal atau gaya yang aranya menuju sumbu
putar. Contohnya dapat diamatai pada wahana fantasi.
Pada saat pengunjung berputar pada sumbu, gaya yang menyebabkan pengunjung tidak keluar dari
putaran adalah gaya sentripetal yang disebabkan karena keberadaan tali baja. Sedangkan pada saat tali
baja terputus, maka pengunjung akan terlempar/bergerak menjauhi sumbu putar. Gaya yang
menyebabkan pengunjung terlempar sumbu putar adalah gaya sentrifugal.

Wahana Fantasi, pengunjung mendapatkan keamanan karena adanya gaya sentripetal yang
menyebabkan mereka tidak terlempar ke luar sumbu putar. Gaya sentripetal ini ada karena keberadaan
tali baja yang menghubungkan sumbu putar dengan dudukan pengunjung.

Pada kasus perputaran Bumi dan Bulan, sebenarnya Bulan bukan berputar mengelilingi Bumi. Bulan
dan Bumi berputar bersama mengelilingi sumbu putar yang sama. Sumbu putar bersama ini merupakan
titik berat sistem Bumi-Bulan3. Anggap saja Bumi dan Bulan sebagai satu bagian yang terhubung oleh
gravitasi, maka titik berat sistem Bumi-Bulan terletak di bagian dalam bumi, namun bukan di pusat
Bumi,Pada titik putar, gaya sentrifugalnya adalah nol. Gaya sentirifugal paling besar terdapat pada
bagian Bumi yang jaraknya jauh dari sumbu putar, yaitu pada bagian/sisi yang membelakangi
Bulan,Oleh sebab itu, di titik ini, gaya gravitasi Bumi dan Bulan dikalahkan oleh gaya sentrifugal
sehinga terjadi penumpukan massa air yang mengarah ke luar sumbu putar karena gaya sentrifugal,

Gaya total yang terbentuk dari interaksi gravitasi Bumi-Bulan dan gaya setrifugal di berbagai
posisi di permukaan Bumi berbeda satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan tinggi pasut di
posis Bumi yang berbeda juga akan memberikan hasil yang berbeda pula. Dari penjelasan ini maka
sekarang dapat dipahami mengapa terbentuk dua tumpukan massa air yang aranya saling berlawanan,
tidak mengarah ke bulan semua.
Pusat massa, titik berat, sistem Bumi-Bulan berada di Bumi yang ditandai dengan dengan tanda positif.
Titik berat ini merupakan sumbu putar sistem Bumi dan Bulan. Dengan kata lain, Bumi dan Bulan
berputar mengelilingi titik tersebut.

Resultan gaya yang diterima oleh massa air akibat interaksi gravitasi Bumi-Bulan dan gaya
sentrifugal karena adanya putaran bersama terhadap sumbu putar yang terletak di Bumi.
Tanda adalah arah gaya yang disebabkan oleh interaksi gravitasi Bumi-Bulan, adalah arah gaya
sentrifugal yang mengarah ke luar sumbu putar, dan adalah resultan gaya pembangkit pasut.

Selain Bumi dan Bulan berputar bersama pada sumbu putar bersama, Bumi sendiri juga berputar pada
poros Bumi. Berputarnya Bumi pada porosnya sendiri ini kemudan disebut sebagai rotasi Bumi.
Adanya rotasi ini menyebabkan fase Bulan menjadi terlambat 50 menit setiap harinya. Artinya, waktu
yang diperlukan agar bulan tepat berada tegak lurus diposisi Bumi yang sama adalah 24 jam 50 menit,
Hal inilah yang kemudian juga menyebabkan pasut Bulan juga terlambat 50 menit setiap harinya.
Hari Bulan lebih panjang dari pada hari Matahari. Satu hari Bulan lamanya 24 jam 50 menit, jadi akan
terjadi pasang dan surut setiap 12, 42 jam.

D. Pasang Surut di Sistem Bumi Matahari

Ilustrasi sistem Bumi-Bulan dapat digunakan untuk mempelajari bagaimana proses pembentukan
gelombang pasut di sistem Bumi-Matahari. Dimana, pada sistem Bumi- Matahari, Bumi dan Matahari
berputar bersama pada sumbu putar yang terdapat di Matahari. Sama halnya seperti sumbu putar pada
sistem Bumi-Bulan, sumbu putar sistem Bumi- Matahari merupakan titik berat sistem ini. Karena
massa Matahari sangat besar jika dibandingkan massa Bumi, maka titik berat sistem ini terletak pada
(sangat dekat) pusat Matahari. Oleh sebab itu dapat dianggap Bumi berputar mengelilingi Matahari.

Jarak Matahari yang jauh dari Bumi menyebabkan pengaruh gravitasi Matahari sangat kecil jika
dibandingkan dengan pengaruh Bulan terhadap Bumi. Karena jarak yang jauh ini, gaya tarik yang
disebabkan oleh matahari adalah 0,46 kali atau hampir setengah kali gaya tarik bulan (Bowden, 1993).
Apabila gaya pembangkit dari Matahari dan Bulan dijumlahkan dan dipresentaseka maka presentasi
kontribusi Matahari adalah 30% dan presentasi kontribusi Bulan adalah 70%. Oleh sebab itu, kenaikan
muka laut yang disebabkan oleh Matahari lebih kecil dibandingkan dengan yang disebabkan oleh
Bulan.

Sama halnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2, gaya tarik Matahari dan gaya sentrifugal yang
terbentuk pada sistem ini akan menyebabkan penumpukan massa air di kedua sisi Bumi. Pasut yang
diakibatkan Matahari ini dapat diamati ketika siang hari yaitu ketika Matahari tepat berhadapan dengan
permukaan Bumi, dan malam hari ketika permukaan Bumi membelakangi Matahari.

E. Pasang Surut di Sistem Bumi-Bulan-Matahari

Dua keadaan pasut dalam satu siklus pasut. Permukaan air di Bumi digambarkan dengan warna biru.
Pasang besar akan terjadi pada saat fase Bulan Baru, ketika Bulan berada di antara Bumi- Matahari, dan
saat fase bulan purnama yaitu pada saat bulan pada saat Bumi berada di antara Bulan- Matahari. Pasang
kecil akan terjadi pada fase seper-empat awal dan akhir, ketika sistem Matahari- Bumi-Bulan tidak
berada pada satu garis dan membentuk sudut 90°.

Interaksi dua sistem, sistem Bumi-Bulan dan sistem Bumi-Matahari, menyebabkan pola pasut
bervariasi setiap harinya. Pada waktu tertentu, pasut yang disebabkan oleh masing- masing sistem ini
dapat saling menguatkan sehingga menyebabkan rentang pasut hariannya

menjadi besar. Sebaliknya, pada saat yang lain, pasut kedua sistem ini dapat saling melemahkan
sehingga rentang pasut menjadi kecil. Rentang pasut 4 terbesar terjadi pada saat fase bulan baru dan
fase bulan purnama. Sedangkan, rentang terkecilnya terjadi pada fase seper-empat awal dan akhir
bulan.

Pada saat pasang besar maka rentang pasang dan surut juga besar. Sebaliknya, pada pasang kecil maka
rentang pasang dan surutnya juga kecil. Keadaa pada saat pasang besar ini disebut sebagai pasang
purnama/perbani. Sedangkan keadaan pasang kecil disebut sebagai pasang mati.

Dalam satu bulan terdapat 2 kali pasang perbani dan 2 kali pasang mati. Pada gambar ini, pasang
perbani terjadi pada tanggal 15 dan 30 Mei 1980, yang mana rentang pasutnya maksimum. Sedangkan,
pasang mati terjadi pada tanggal 8 dan 22 Mei 1980, yang mana rentang pasutnya minimum.

Sampai di sini dapat dipahami bahwa, pasut yang terjadi di laut setidaknya disebabkan oleh komponen
Matahari dan komponen Bulan. Ada dua komponen Bulan yang utama dalam pembentukan pasut yaitu
komponen harian tunggal yang disebut O1 dan komponen harian ganda M2. Sedangkan komponen
Matahari yang membentuk pasut adalah komponen harian tunggal dan harian ganda.

F. Teori Pasang Surut Dinamik

Teori klasik atau sering juga disebut sebagai teori kesetimbangan pasut (equilibirium tide) telah
memberikan gambaran yang jelas bagaimana pasut di Samudera dapat terbentuk. Namun, teori ini
tidak dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena pasut yang terjadi di perairan dangkal seperi
estuaria. Di perairan dangkal dan estuaria, gelombang pasut akan
mengalami banyak perubahan. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengaruh
pendangkalan, pemantulan gelombang pasut8, dan pengaruh penyempitan.

Teori yang menjelaskan mengenai tingkah laku pasut di perairan dangkal yang telah mengalami
berbagai perubahan karena interaksi dengan pantai dan dasar perairan disebut sebagai Teori Pasut
Dinamik. Dengan teori ini, dapat dijelaskan bagaimana pasut di suatu tempat dapat berbeda dengan
pasut di tepat lain. Bahkan, teori ini juga dapat menjelaskan kenapa pasut di perairan tertentu memiliki
kekhasannya masing-masing. Karena kekhasan ini, maka proses-proses fisiki yang terjadi juga berbeda
antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Contonya, pasut di Laut Jawa dan Selat Karimata
umumnya memiliki siklus satu kali sehari, sedangkan di laut-laut Indonesia bagian memiliki siklus dua
kali sehari.

Bagian-bagian gelombang pasut. adalah rata-rata kedalaman perairan diukur dari datum9.

Sebagai gelombang, pasut tentu saja memiliki sifat-sifat umum gelombang. Sifat-sifat tersebut
menjelaskan sifat gelombang pasut yang terjadi dua kali sehari, dimana dalam satu harinya terbentuk
dua gelombang. Meskipun demikian, tinggi kedua gelombang tersebut berbeda. Pasang tinggi biasa
disebut sebagai Higher High Water disingkat HHW yang berarti puncak air yang tertinggi. Pasang
rendah disebut sebagai Lower High Water disingkat LHW yang artinya puncak air yang terendah.
Surut terendah disebut sebagai Lower Low Water disingkat LLW, sedangkan surut tertinggi disebut
Higher Low Water disingkat HLW. Waktu pasang adalah saat ketinggian air berubah dari surut
terendah menuju pasang tertinggi. Sebaliknya, waktu surut adalah saat ketinggian air turun dari pasang
ke surut terendah.
Gelombang pasut merupakan gelombang yang sangat panjang. Panjang gelombang pasut menurut teori
klasik adalah setengah keliling Bumi. Namun menurut teori dinamik, panjang gelombang pasut
berbeda-beda tergantung kedalaman perairan yang dilewatinya. Perubahan panjang gelombang pasut
akan diberikan pada subbab setelah ini. Gelombang pasut juga disebut sebagai gelombang perairan
dangkal Dimana, suatu gelombang dapat dianggap sebagai gelombang perairan dangkal apabila
kedalaman perairan kurang dari 1/20 panjang gelombang (Trujillo, 2000). Menurut teori klasik,
panjang gelombang pasut adalah
sepanjang keliling Bumi dibagi dua. Jika panjang keliling Bumi kira-kira 40 km, maka panjang
gelombang pasut adalah 20 km. Sebagaimana yang umum dimaklumi, rata-rata kedalaman laut adalah
3000 m. Jadi, perbandingan atara kedalam laut dan panjang gelombang pasut adalah 0,3 km/20 km
atau 0,3/20 yang artinya lebih kecil dari 1/20. Oleh sebab itu, secara umum gelombang pasut disebut
sebagai gelombang perairan dangkal. Namun meskipun demikian, menurut teori pasut dinami,
gelombang pasut dapat berubah sebagai gelombang transisi atau bahkan menjadi gelombang perairan
dalam pada kondisi-kondisi tertentu.

Cepat rambat gelombang pasut sebagai gelombang perairan dangkal adalah c gh .


Dimana c adalah cepat rambat gelombang pasut, g adalah percepatan gravitasi Bumi, dan h adalah
kedalaman perairan. Rumusan tersebut menjelaskan bahwa cepat rambat gelombang pasut sangat
bergantung pada kedalaman. Gelombang pasut akan merambat cepat pada perairan yang dalam,
dan sebaliknya akan bergerak lambat pada perairan dangkal.

Dalam subbab ini akan dibahas beberapa proses fisis dinamika pasut di perairan dangkal terutama
di estuari. Pengetahuan mengenai dinamika pasut diperairan dangkal akan sangat membantu dalam
memahami bagaimana tingkah laku pasut di estuari.

G. Pengaruh Bentuk Pantai Sebagai Batas Lautan

Sebagai mana telah diketahui bersama, estuari merupakan perairan semi tertutup dimana salah satu
bagian ujung terbukanya berhugungan dengan laut. pasut yang ada di estuari berasal dari pasut yang
ada di lautan. Pada saat masuk ke estuari, pasut akan berinteraksi dengan bentuk pantai, membentur
pantai, sehingga terjadi pemantulan gelombang pasut.

Pemantulan gelombang ini dapat menyebabkan peristiwa resonansi gelombang pasut. Peristiwa
resonansi ini menyebabkan gelombang pasut di estuari menjadi tinggi dari pada gelombang pasut
yang ada di laut. Teluk Fundy, Kanada, adalah salah satu estuari yang
memiliki tinggi gelombang pasut yang besar, Di estuari ini, tinggi gelombang pasut dapat mencapai
14-16 meter atau setara dengan bangunan berlantai tiga.

Resonansi gelombang pasut terjadi pada salah satu atau lebih dari komponen pasut, tergantung
periode dan frekuensinya. Komponen pasut yang sama atau berdekatan dengan frekuensi alami
estuari akan mengalami resonansi sehingga tinggi komponen gelombang tersebut akan membesar
ke arah dalam estuari,

Pada peristiwa resonansi, gelombang yang mengalami resonansi akan memiliki ketinggian dua kali
lebih besar dari pada gelombang aslinya. Di Teluk Fundy, tinggi gelombang M2 yang masuk dari
laut adalah 3 meter. Kejadian resonansi akan menyebabkan tinggi gelombang menjadi 6 meter
pada bagian dalam teluk. Kenyataanya, tinggi gelombang di dalam teluk adalah 16 meter! Bila
dicermati, tinggi tersebut 2,5 kali dari tinggi gelombang yang dapat dihasilkan oleh mekanisme
resonansi. Tentu saja, di teluk ini tidak hanya mekanisme resonansi saja yang terjadi, namun ada
mekanisme lain. Mekanisme tersebut dijelaskan pada subbab berikutnya.

Daftar Pustaka

Bowden, K.F. 1993. Physical Oceanography of Coastal Water. Ellis Horwood Limited.
Chichester. Inggris.

Trujillo, A. 2002. Introduction of Oceanography. Thomson Learning. AS

Van Rijn, L.C. 2010. Tidal phenomena in Scheldt Estuary. Deltares.


Belanda. http://www.leovanrijn-sediment.com/page3.html

Yanagi, T. 1999. Coastal Oceanography. Terra Scientific Publishing


Company.
Tokyo.Jepang

Anda mungkin juga menyukai