Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEMUNDURAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia

Dosen Pengampu:
Hani Hadiati Pujawardani, M.Pd

Disusun Oleh:

Siti Sofiyah 21030802211163

Syifa Aulia 21030802211158

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya yang telah
memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Pendidikan Islam Pada Masa Kemunduran” dengan lancar dan tepat
waktu. Tanpa pertolongan dan karunia-Nya tentu saja kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengaan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa'atnya di akhirat kelak.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. Oleh karena itu,
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan penting
dalam proses pembuatan makalah ini baik keluarga,teman-teman dan dosen,
khususnya Ibu Hani Hadiati Pujawardani, M.Pd selaku dosen mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam Indonesia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai bentuk penugasan.
Alhamdulillah makalah ini selesai dengan mengambil dari beberapa
referensi dan tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari dosen agar makalah ini nantinya dapat
diperbaiki kembali. Kemudian, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga bermanfaat.

Bandung, 30 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... iii
A. Latar Belakang...................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah................................................................................. iii
C. Tujuan Penulisan................................................................................. iii
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 1
1. Latar belakang sosial politik................................................................ 1
2. Faktor-faktor kemunduran................................................................... 3
3. Profil kemunduran pendidikan islam................................................... 4
BAB III PENUTUP......................................................................................... 7
A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Saran.................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam secara khusus tidak dapat disamakan dengan makna
pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan diyakini oleh penganut
agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan yang bersumber dari pokok ajaran
Islam (al-Quran) dan al-Hadits sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai
dirintis sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami
pasang dan surut seiring dengan perjalanan panjangnya melintasi ruang dan waktu
hingga masa sekarang.Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah
pada masanya itu melaksanakan proses pendidikan.

Puncak kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang luasnya


lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal di berbagai
pusat kebudayaan Islam. Hal ini dipengaruhi oleh jiwa dan semangat kaum
muslimin pada waktu itu yang sangat dalam penghayatan dan pengamalannya
terhadap ajaran Islam.

Namun pendidikan Islam yang pernah mengalami masa puncak tersebut,


lambat laun mulai mengalami kemerosotan jika dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Peristiwa ini belangsung sejak jatuhnya kota Baghdad di bagian
Timur dan kota Cordova di bagian Barat yang keduanya adalah menjadi pusat
pendidikan Islam pada waktu itu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga
menjadi sebab kemunduran pendidikan Islam.

Dengan demikian, dalam sebuah lembaga pendidikan pasti terjadi


pertumbuhan dan perkembangan, dan ini sama halnya dengan pendidikan Islam.
Dalam pendidikan Islam ada beberapa masa yaitu masa perintisan, masa kejayaan,
masa kemunduran, dan ada pula masa pembaharuan. Maka dalam makalah ini,
penulis akan menjelaskan beberapa bagian penting yang terkait dengan masa

iii
kemunduran yang terjadi sekitar abad 13-18 Masehi, yaitu; latar belakang sosial
politik, faktor-faktor penyebab, kebangkitan pendidikan barat, profil pendidikan
Islam, dan ulama terkenal pada masa kemunduran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa rumusan masalah
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang sosial politik pendidikan islam pada masa
kemunduran?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran pendidikan islam?
3. Bagaimana Profil kemunduran pendidikan islam?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang sosial politik pendidikan islam pada
masa kemunduran
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran
pendidikan islam
3. Untuk mengetahui profil kemunduran pendidikan islam

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. Latar Belakang Sosial Politik Kemunduran Pendidikan Islam


Tampilnya dinasti Abbasiyah yang menggantikan dinasti Umayyah dalam
peradaban Islam membawa corak baru dalam budaya Islam dan terutama dalam
bidang pendidikan Islam. Pada periode pertama dinasti Abasiyah (132 H/750 M-
232 H/847 M), dunia pendidikan Islam mengalami masa kejayaannya (lahirnya
sekolah-sekolah yang tak terhitung banyaknya yang tersebar dari kota-kota
sampai desa-desa) dan sekaligus pada periode kedua dinasti Abasiyah (847 M-
942 M) menjadi awal kemunduran intelektual Islam dan terlihat nyata pada
periode kelima (akhir dinasti abasiyah 1258 M) (Nizar, 2009). Hal ini sesuai
dengan siklus sejarah yang bersifat faktual yang dijelaskan oleh Ibnu Khaldun
dalam Muqaddimahnya, yaitu ada generasi perintis, generasi penerus, generasi
penikmat, dan generasi penghancur.

Beberapa hal yang melatar belakangi dinasti tersebut mundur/hancur,


tentunya juga berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan Islam di dunia.
Adapun beberapa hal yang menjadi akar kehancurannya yaitu; adanya faktor
internal (konflik dalam keluarga Istana, dominasi militer, keuangan, berdirinya
dinasti-dinasti kecil, luasnya wilayah, dan fanatisme keagamaan/aliran-aliran)
dan faktor ekternal (terjadinya perang salib dan serangan tentara Mongol).
Sedangkan Islam di bagian Barat telah mengalami kemajuan dan kesuksesan
selama kurang lebih delapan abad. Spanyol dengan pusat ibu kotanya di Cordova
telah menjadi kiblat ilmu pengetahuan yang menyaingi Baghdad. Perkembangan
ilmu pengetahuan di Spanyol juga mengalami kemacetan bahkan kemunduran
sebagaimana kota Baghdad karena beberapa faktor:

1. Adanya konflik kekeluargaan karena tidak jelasnya sistem peralihan


kekuasaan diantara ahli waris.

2. Lemahnya figur dan kharismatik para khalifah pengganti.

3. perselisihan di kalangan umat Islam sendiri.

4. Konflik Islam dengan Kristen di dalam negeri karena kebijakan


pemerintah tidak melakukan islamisasi secara sempurna.

1
5. munculnya kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut kekuasaan (Nizar,
2009)

Dalam posisi yang lemah tersebut kemudian dimanfaatkan oleh orang


Kristen Spanyol untuk menyerang dan menghancurkan Islam. Hancurnya
kekuasaan Islam di Baghdad dan Cordova adalah sebagai faktor utama yang
melatar belakangi kemunduran pendidikan Islam.

Jatuhnya kota baghdad pada tahum 1258 M ke tangan bangsa mongol tidak
hanya mengakhiri khilafah Abbasiyah,tetapi juga merupakan awal dari dari masa
kemunduran politik dan peradaban islam. Hal ini di karenkan baghdad sebagau
pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan itu ikut lenyap dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang di
pimpin Hulagu Khan (Zuhairi dkk., 1997: 111).

2. Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Islam

Dalam sejarah kehancuran total yang dihadapi kota-kota pendidikan dan


kebudayaan Islam yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi pendidikan Islam
dan melemahnya pemikiran Islam yaitu disebabkan:

1). Berlebihannya filsafat Islam yang bersifat sufistik

Dalam buku “Sejarah Pendidikan Islam” editor Samsul Nizar (2009) yang
mengutip dari Zuhairini dkk, menjelaskan tentang 2 pola intelektual yang saling
berlomba mengembangkan diri dan memiliki pengaruh yang besar dalam
pengembangan pola pendidikan umat Islam yang muncul dalam sejarah panjang
dunia Islam. Dari pola pikir yang bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri
pada wahyu yang kemudian berkembang menjadi pola sufistik dan
mengembangkan pola pendidikan sufi. Pola ini sangat memperhatikan aspek-
aspek batiniyah dan akhlak (budi pekerti). Sedangkan pola pemikiran rasional
mementingkan akal pikiran yang menimbulkan pola pendidikan empiris rasional.
Pola yang kedua ini sangat memperhatikan intelektual dan penguasaan materi.

2
2). Sedikitnya kurikulum Islam

Dalam buku “Sejarah Pendidikan Islam” editor Samsul Nizar (2009) yang
mengutip dari Mahmud Yunus, menjelaskan tentang sedikitnya materi kurikulum
dan mata pelajaran umum yang ada di madrasah-madrasah, seperti menafikan
perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman dan hanya terbatas pada ilmu-ilmu
keagamaan yang ditambah dengan sedikit gramatikal dan bahasa sebagai alat
yang diperlukan. Dengan penyempitan kurikulum yang ada juga sudah mulai
meninggalkan ilmu-ilmu keagamaan yang murni (tafsir hadits, fiqih, usul fiqih,
ilmu kalam, dan teologi Islam). Sedangkan ilmu-ilmu keagamaan yang ada adalah
yang tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menyucikan diri dan
ditambah dengan pendidikan sufi (Nizar, 2009).

3). Tertutupnya pintu ijtihad

Ini disebabkan dengan runtuhnya kota-kota pendidikan Islam, sehingga


pelaksanaan pendidikan Islam banyak dilaksanakan dirumah-rumah para ulama
yang pada akhirnya madrasah-madrasah kurang berfungsi. Namun demikian,
pendidikan di madrasah masih terus dilakukan akan tetapi dengan mata
pelajaran yang beraliran sufi dan sehingga para ulama banyak yang
meninggalkan ijtihad. Selain itu, hal ini akan mengakibakan semakin
ditinggalkannya pendidikan intelektual yang mengakibatkan semakin statis
kebudayaan Islam karena daya intelektual generasi penerus tidak mampu
mengadakan kreasi-kreasi budaya yang baru, bahkan ketidak mampuan untuk
mengatasi persoalan-persoalan baru yang muncul (Nizar, 2009)

4. Kebangkitan (Aufklarung) Pendidikan Barat

Kebangkitan Barat dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan ditandai


dengan zaman Renainssance (lahir kembali), setelah mereka mengalami zaman
pertengahan yang telah dikungkung oleh dominasi dogma-dogma Gereja.
Keadaan seperti itu mengakibatkan perkembangan pendidikan menjadi mandek

3
dan mengalami kegelapan. Oleh sebab itu di dalam kegelapan itu mereka
merenung mencari alternatif, sehingga teringat suatu zaman yang berpendikan
maju, pemikiran tidak dikungkung yaitu zaman Yunani kuno (Ahmad Tafsir, 1990)

Kebangkitan Barat yang telah mencapai kedudukan setara dengan


kebudayaan-kebudayaan besar terjadi pada abad ke-16. Masa ini adalah proses
tranformasi yang sangat penting yang akan memungkinkan Barat akan
menguasai dunia secara keseluruhan. Perkembangan ini telah disiapkan Barat
sejak dari 300 tahun. Sebagai masyarakat agraris konvensional, Eropa telah
mentransformasikan diri dari lapisan atas hingga lapisan bawah, dan menata
ulang seluruh sektor ekonomi, sosial, agama, pendidikan, politik, dan intelektual
secara keseluruhan (Amstrong, 2003)

Kebangkitan Eropa ini barang tentu sangat didukung oleh kemajuan


dibidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pada masa ini telah ditandai dengan
banyaknya temuan dibidang sains dan munculnya beberapa tokoh ilmuwan,
seperti Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johanes Kepler (1571-1630), Galileo
Galilei (1564-1643), dan lain sebagainya (Ahmad Tafsir, 1990)

Kebangkitan kembali Barat dalam segala sektor, khususnya ilmu


pengetahuan tidak lepas dari pengaruh pemerintahan Islam. Islam yang pada
masa kejayaan telah menganut pola pemikiran yang rasional, mementingkan akal
pemikiran, yang dapat menimbulkan pola pendidikan empiris rasional, serta
memperhatikan pendidikan intelektual dan penguasaan material sedikit demi
sedikit telah berpindah ke Barat.

Perpindahan ilmu pengetahuan ini melalui daerah-daerah yang terjadi


kontak langsung antara Islam dan Barat yaitu melalui Andalusia, pulau Silsilia
(Italia), dan perang Salib. Di Andalusia saat Spanyol jatuh ke tangan kekuasaan
raja Alfonso VII pada tahun 1236 M, orang Spanyol Kristen, sebagai kata Hitti
telah terpesona pada peradaban Islam yang gemilang, serta sadar atas

4
kerendahan mereka dalam seni, sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan serta
mereka segera mencontoh Arab dalam cara hidup. Di pulau Silsilia saat
penguasaan bani Aghlab berakhir, Constatin African mendirikan sekolah tinggi
kedokteran yang menjadi sekolah tinggi kedokteran pertama di Eropa sebagai
pengembang llmu kedokteran Islam. Banyak buku-buku kedokteran yang
diterjemahkan ke dalam bahasa latin, seperti karangan Hunain bin Ishaq, Ali
Abbas, dan ar-Razi (Sunanto, 2003)

3. Profil Pendidikan Islam pada Masa Kemunduran

Kehancuran total yang dialami oleh baghdad sebagau pusat pendidikan dan
kebudayaan islam pada saat itu menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan
kebudayaan islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku
ilmu pengetahuan dari pusat pendidikan Islam itu menyebabkan pula
kemunduran pendidikan di seluruh dunia islam, terutama dalam bidang
intelektual dan material, tetapi dalam kehidupan batin dan spiritual
(Zuhairi,2000: 111)

Adapun untuk lebih jelasnya,mengenai kondisi pendidikan islam pada masa


kemunduran ini adalah sebagai berikut.

1. Kurangnya perhatian para pemimpin


Kurangnya perhatian para pemimpin (khalifah) terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan kesejahteraan ulama sehingga perkembangan
interlektual agak tersendat-sendat. Para pemimpin terlalu sibuk
memikirkan pemerintahan (Zuhairi, 2000: 110)
2. Terbakarnya perpustakaan dan lembaga pendidikan
Terbakarnya perpustakaan dan lembaga pendidikan yang ada
menyebabkan banyaknya khazanah intelektual islam yang hilang dan
hangus terbakar (Abudin Nata, 2004)
3. Pengaruh bangsa eropa yang mencapai kejayaan

5
Suasana gelap dan mencekam yang dialami oleh dunia islam benar-
benar memprihatinkan. Pada saat yang bersamaan, bangsa eropa justru
sedang mencapai kejayaan sebagai pengaruh dari berkembangnya
paham Renaisains dan sibuk melakukan misi penjajahan ke negara-
negara islam. Oleh karena itu, banyak umat islam yang frustasi dan
berusaha menjauhi kehidupan duniawi, termasuk meninggalkan
kehidupan intelektual. Mereka lebih memilih menutup diri dan
menjalani kehidupan sebagai seorang sufi. Akhirnya, perkembangan
ilmu pendidikan menjadi mandeg.
Dampak Kemunduran Pemdidikan Islam
1. Kehidupan Sufi berkembang pesat
Berkembangnya kehidupan sufisme berdampak pada perubahan
madrasah menjadi Zawiyat-zawiyat untuk mengadakan riyadhah di
bawah bimbingan dan otoritas seorang syekh, yang akhirnya
berkembang menjadi lembaga tarekat. Di madrasah-madrasah yang
masih tersisa itu, hampir seluruh kurikulum diisi dengan karya-karya
sufistik (Nizar, 2009).
2. Berkembangnya praktik bid'ah dan khufarat
Berkembangnga praktik bid'ah dan khufarat di tandai dengan
banyaknya umat islam yang mengultuskan posisi seorang syekh
dalam satu tarekat, sampai-sampai ada yang berdo'a di kuburan
seorang syekh.
3. Berkembangnya taklid buta di kalangan umat
Dalam bidang fiqh, yang terjadi adalah berkembangnya taklid buta di
kalangan umat. Dengan sikap hidup yang statis itu, tidak ada
penemuan baru dalam bidang fiqh. Semua yang sudah ada dalam
kitab-kitab lama dianggap sebagai sesuatu yang
baku,mantap,benar,dan harus diikuti serta dilaksanakan

6
sebagaimana adanya sehingga memunculkan pendapat bahwa
"pintu ijtihad sudah tertutup" (Zauhari, 2000)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab utama
dari mundurnya dunia pendidikan islam ditandai dengan runtuhnya
Baghdad selaku ibu kota Daulah Abbasyiah le tangan bangsa
Mongol. Hal itu menyebabkan seluruh dunia islam juga mengalami
kemunduran. Hal ini dikarenakan Baghdad pada saat itu berfungsi
sebagai kiblat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kemudian,kondisi itu menyebabkan banyak umat islam frustasi
sehingga memilih menjalani kehidupan sebagai seorang sufi dan
berusaha meninggalkan kehidupan intelektual. Mereka yang semula
bersifat kritis dan dinamis, kontras berubah menjadi statis. Dari sikap
itu, berkembang menjadi taklid buta kepada ulama karena bagi
mereka pintu ijtihad telah tertutup.
Akan tetapi, di belahan bumi lain bangsa eropa justru sedang
mengalami kemajuan pesat yang di akibatkan oleh berkembangnya
paham Renaisains. Mereka berhasil keluar dari dominasi doktrin
gereka yang terjadu pada masa Scholastik (Abad Pertengahan). Oleh
karena itu,jika umat islam ingin maju, umat islam harus kembali
pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah. Selain utu, umat islam juga harus
bersikap kritis dan merdeka.
Kemunduran dalam intelektual itu telihat dalam suatu pernyataan
“pintu ijtihad telah tertutup” dan ajaran menyatakan bahwa “dunia
adalah penjara bagi kaum muslimin”. Penutupan pintu ijtihad ini
telah menyumbat pemikiran yang orisinal dan bebas serta
membawa pada kemancetan umum pada aspek ilmu hukum dan
intelektual. Dalam bidang fiqih yang berkembang adalah tradisi
taklid buta dan menganggap kitab-kitab fiqih lama sebagai sesuatu
yang sudah baku dan harus diikuti dengan apa adanya. Kebiasaan

7
menulis dengan penulisan karya-karya asli tidak lagi ditemukan.
Tradisi yang berkembang adalah hanya memberi komentar-
komentar dari buku-buku lama. Tidak seperti halnya yang terjadi
sebelumnya, misalnya Fakhruddin al-Razi menulis sebuah komentar
tentang karangan Ibn Sina, akan tetapi dia tetap membuat karya
yang independen.
Kemunduran pendidikan ini Nampak jelas dengan sedikitnya materi
kurikulum dan mata pelajaran. Selain itu juga menyempitnya bidang
ilmu pengetahuan umum dan terbatasnya ilmu-ilmu agama.
Kemudian waktu yang diperlukan dalam menempuh studi juga relatif
singkat, sehingga mengakibatkan kurangnya pendalaman materi
pelajaran yang diterima. Hal ini menjadikan perkembangan ilmu
pengetahuan mandek dan mengalami kemorosotan. Madrasah-
madrasah yang berkembang diwarnai oleh khalaqah-khalaqah dan
zawiat-zawiat sufi, karya-karya sufi dimasukkan ke dalam kurikulum
yang formal, dan kurikulum akademis terdiri dari hampir seluruh
buku-buku tentang sufi.
Pada masa kejayaan kerajaan Turki, walaupun mereka sangat kuat
dalam bidang politik dan kemiliteran akan tetapi dalam ilmu
pengetahuan tidak begitu menonjol, kecuali bidang arsitektur.
Sufisme pada masa itu sangat digemari mayarakat dan sangat
berkembang pesat. Keadaan frustasi yang merata karena hancurnya
tatanan kehidupan intelektual dan material akibat konflik internal
dan serangan tentara mongol yang membabi buta dan
menyebabkan mereka bersifat fatalistik dan kembali kepada Tuhan.
Pada masa itu lapangan ilmu pengetahuan menyempit. Madrasah
adalah satu-satunya lembaga pendidikan umum dan di dalamnya
hanya mengajarkan pendidikan keagamaan (Abudin Nata, 2004)

8
Pada masa pemerintahan Mahmud II, Turki mengadakan reformasi
dalam bidang pendidikan. Hal ini dipicu karena kemajuan militer
Turki tidak diimbangi dengan sains sehingga saat berperang dengan
musuh lamanya Eropa, pihak Turki mengalami kekalahan saat kontak
senjata. Sultan Mahmud II mengubah pola madrasah tradisional
disesuaikan dengan zamanya (abad 19), dan mengikis buta aksara.
Dalam kurikulum baru dimasukkan pelajaran umum dengan memulai
sosialisasi kepada masyarakat. Dia mendirikan sekolah militer,
sekolah teknik, sekolah kedokteran, dan sekolah pembedahan.
Selain mendirikan sekoslah modern sultan Mahmud II juga banyak
mengirimkan pelajar ke Eropa. Akan tetapi dengan waktu yang
sangat singkat ini, Turki tidak bisa mengejar ketertinggalanya dengan
Eropa yang telah bangkit lebih dahulu dengan persiapan kurang
lebih 300 tahun.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Merujuk pada pembahasan makalah di atas,maka penulis menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tampilnya dinasti Abbasiyah yang menggantikan dinasti Umayyah dalam
peradaban Islam membawa corak baru dalam budaya Islam dan terutama
dalam bidang pendidikan Islam. Pada periode pertama dinasti Abasiyah
(132 H/750 M-232 H/847 M), dunia pendidikan Islam mengalami masa
kejayaannya (lahirnya sekolah-sekolah yang tak terhitung banyaknya yang
tersebar dari kota-kota sampai desa-desa) dan sekaligus pada periode
kedua dinasti Abasiyah (847 M-942 M) menjadi awal kemunduran
intelektual Islam dan terlihat nyata pada periode kelima (akhir dinasti
abasiyah 1258 M).

2. Dalam sejarah kehancuran total yang dihadapi kota-kota pendidikan dan


kebudayaan Islam yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi pendidikan
Islam dan melemahnya pemikiran Islam yaitu disebabkan: berlebihannya
filsafat Islam yang bersifat sufistik, Sedikitnya kurikulum islam,
tertutupnya pintu ijtihad.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah sejarah pendidikan islam di Indonesia
tentang pendidikan islam pada masa kemunduran, penulis mengharapkan
pembaca dapat mengetahui lebih jauh, lebih banyak dan lebih lengkap tentang
pembahasan pendidikan islam pada masa kemunduran islam.
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya supaya lebih baik
dari yang sebelum-sebelumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata. (2004). SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM. PT Raja Grafindo


Persada.
Ahmad Tafsir. (1990). Filsafat Islam. Rosdakarya.
Amstrong, kAREN. (2003). ISLAM Sejarah Singkat. Jendela.
Nizar, S. (2009). Pendidikan Islam: Menelusuri Sejarah Pendidikan Islam:
Menelusuri Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia. Kencana
Prenada Media.
Sunanto, M. (2003). SEJARAH ISLAM KLASIK. Prenata Media.
Zauhari. (2000). Sejarah pendidikan islam. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai