Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENDIDIKAN ISLAM DI KERAJAAN TURKI USMANI (II)”


Makalah ini di buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan
Islam
Dosen Pengampu: Basri M.Ag

Disusun Oleh : Sephia Kurnia Putri


Npm : 2101010072
Semester :4
Kelas :G

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO LAMPUNG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang dan tidak lupa puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun makalah yang berjudul tentang PENDIDIKAN ISLAM DI
KERAJAAN TURKI USMANI (II), ini telah penulis usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai sumber, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada sumber yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Ilmu Allah ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Metro, 24 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidikan Islam............................................................................4
B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Usmani II...................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa Sultan Usman orang Turki telah menguasai daerah yang sangat
luas antara Kaukasus dan kota Cina menguasai daerah daerah sekitar laut tengah
dan berabad-abad lamanya ‫܃‬urki merupakan faktor penting dalam perhitungan ahli
ahli politik di Eropa Barat. Masa Pertengahan dalam Periodesasi Sejarah Islam
merujuk pada masa eksistensi tiga kerajaan besar yakni Kerajaan Usmani di
Turki, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Tiga kerajaan
pada masa pertengahan ini memberikan gambaran adanya pergeseran dominasi
non arab pasca dominasi arab pada masa klasik. Masa Pertengahan memiliki ciri
yang berbeda dengan masa klasik. Pada masa ini umat Islam tidak berada dalam
satu kesatuan politik. Umat islam terpecah belah dengan banyaknya penguasa
dinasti yang mulai eksis sejak kemunduran Kekhalifahan Abbasiyah. Kerajaan
Usmani, Kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal, merupakan kekuasaan dinasti
yang terbesar pada masa pertengahan. Ciri yang lain dari masa pertengahan dapat
dilihat melalui perkembangan ilmu pengetahuan. pada masa pertengahan
perkembangan ilmu pengetahuan dinilai tidak sebanding dengan kemajuan ilmu
pengetahuan pada masa klasik. Umat Islam masa pertengahan lebih banyak taklid
kepada ulama-ulama masa klasik.

Pada zaman pertengahan yang diawali dengan runtuhnya Abbasiyah di


Bagdad, akibat serangan tentara Mongol yang di pimpin oleh Hulagu Khan, pada
tahun 1258 hingga akhirnya kekuatan politik islam mengalami kemunduran yang
sangat drastis. Wilayah kekuasaan tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil,
shingga antara yang satu sama lainnya saling memerangi, beberapa peninggalan
budaya dan peradaban islam banyak yang hancur. Namun kemalangan tidak
cukup sampai disitu, kemudian Timur Lenk menghancurkan pusat-pusat
kekuasaan islam yang lain. Namun tidak harus menunggu dengan waktu yang
cukup lama, kemudian keadaan politik islam secara keseluruhan berangsur

1
membaik dan pulih bersamaan dengan munculnya tiga kerajaan besar yaitu:
Kerajaan Turki Usmani di Turki (1300-1922), Kerajaan Safawi di Persia (1501-
1732) dan Kerajaan Moghul di India (1526-1857). Dari tiga kerajaan yang telah
disebutkan di atas yang paling lama berdirinya adalah kerajaan Turki Usmani.
Jatuhnya Abbasiyah Ibu Kota Bani Umayyah ke tangan bangsa Mongol pada
tahun 1258 M, telah membawa perubahan besar dalam sejarah dunia Islam.
Perubahan itu tidak hanya dari aspek politik, namun juga dari aspek sosial dan
pendidikan. Kondisi ini berjalan terus hingga munculnya tiga kerajaan besar
dalamn periode pertengahan dunia Islam yang mulai memasuki masa kejayaannya
pada tahun 1500-1700 M. ketiga kerajaan itu adalah kerajaan itu adalah kerajaan
Usmani di Turki, safawiah di Persia dan Mughal di India. Ketiga kerajaan ini
mampu memainkan peranan dalam melanjutkan Imperium Islam terus berlanjut
dari Bagdad keluar jazirah Arab. Perjalaan, sejarah ini pula mengantarkan dunia
Islam mengalami transformasi ilmu jazirah arab ke wilayah nnon Arab seperti
turki, Persia badan india. Namun demikian kegiatan pendidikan di masa ini
tidaklah sebanding dengan apa yang telah dihasilkan di masa Abbasiyah. Akan
tetapi tapak-tapak perjalanan itu tentunya turut membawa dinamika perjalanan
sejarah pendidikan Islam.

Umat islam mengalami puncak keemasan pada pemerintahan abbasiyah. Pada


masa itu bermunculan para pemikir islam kenamaan yang sampai sekarang
pemikirannya masih diperbincangkan dan dijadikan dasar pijakan bagi pemikiran
di masa mendatang,baik dalam bidang keagamaan maupun umum. Pengajuan
islam ini tercipta berkat usaha dari berbagai komponen masyarakat, baik ilmuwan,
birokrat, agamawan, militer, dan ekonom maupun masyarakat umum. Keadaan
politik umat islam secara keseluruhan baru mengalami pengajuan kembali setelah
muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu utsmani di turki, mughal di
india, dan safawi di Persia. Selain pembelajaran umum, pendidikan agama Islam
juga menjadi hal penting dalam pendidikan sekarang. Perkembangan pendidikan
yang terjadi pada masa Turki Usmani, menjadi suatu perkembangan yang
mempengaruhi pendidikan dunia, bahkan perkembangan yang sudah dikatakan
modern berdampak pada masyarakat dan menjadi hal penting serta dirasa penting

2
untuk dibahas. Oleh karena itu penulis akan membahas dalam artikelnya yang
berjudul “Turki: Menuju Sistem Pendidikan Modern dalam sebuah Masyarakat
Demokrasi”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah


sebagai berikut:
 
1. Apakah yang dimaksud dengan Pendidikan islam?

2. Bagaimana perkembangan Pendidikan Islam di Turki Usmani?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi lebih dalam Pendidikan Islam

2. Untuk mengetahui perkembangan Pendidikan Islam Turki Usmani

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Islam


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara. Kemudian, pendidikan juga merupakan sarana
yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa.
Pendidikan merupakan proses transformasi dan internalisasi ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui penumbuhan dan
pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan
kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. (sada, 2015) Pendidikan Islam
adalah “Pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya.1

Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa maka kita
harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa
tersebut. Kata pendidikan yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa
Arabnya adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja "Rabba". Kata, pengajaran dalam
bahasa Arabnya adalah "Ta'lim" dengan kata kerjanya "’Allama" pendidikan dan
pengajaran dalam bahasa Arabnya "Tarbiyah wa ta'lim" sedangkan pendidikan
Islam dalam bahasa Arabnya adalah Tarbiyah Islamiyah. Pengertian pendidikan
seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zamannya Nabi. Tetapi
usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi yang menyampaikan ajaran,
memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan
menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan
pribadi mu slim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang. 2
Orang Arab Mekah yang tadinya penyembah berhala, musyrik, kafir, kasar, dan
sombong maka dengan usaha dan kegiatan Nabi mengislamkan mereka, lalu
1
Permana dan Ahyani, “Implementasi Pendidikan Islam Dan Pendidikan Multikultural Pada
Peserta Didik.”
2
Azis, “Ilmu Pendidikan Islam.”

4
tingkah laku mereka berubah menjadi penyembah Allah Tuhan yang maha Esa,
mu'min, muslim, lemah lembut dan hormat kepada orang lain. Mereka telah
berkepribadian muslim.

B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Usmani II


Dinasti Turki Usmani berasal dari suku Qayigh Aghuz yang di pimpin oleh
Sulaeman Syah. Upaya menghindari serangan Mongol yang sedang berusaha
menguasai dunia Islam. Sulaeman Syah dan sukunya meminta perlindungan
kepada Jalaludin (Dinasti Khawarizmi Syah) di Transoxiana. Jalaludin meminta
agar Sulaeman dan anggota sukunya tinggal di Asia kecil. Kerajaan usmani
merupakan kerajaan paling awal berdiri sekaligus kerajaan yang terkuat diantara
ketiganya. Sebagaimana disebutkan oleh Zainal Abidin bahwa masa kerajaan
Turki Usmani dapat di bagi dalam 5 fase yaitu; Pertama masa pembentukan
kerjaan sampai berakhirnya gangguan dari timur lenk (1299-1430 M) Kedua masa
kejayaan dan kemenangan puncak dengan takluknya Konsatatinopel (1403-1566
M). Ketiga, masa Negara Islam kesatuan yang selalu ditandai dengan
kelumpuhannya oleh Negara Turki Usmani (1695-1839 M), keempat, masa
perubahan sampai keruntuhannya abad ke-20, Masa pertama dan kedua dapat
disebut fase kemajuan Turki Usmani, fase ketiga dan Keempat adalah fase turki
Usmani mengalami masa kemunduran dan fase kelima masa pembaharuandunia
Islam. Menurut Mahmud Yunus, Setelah Mesir jauh dibawah kekuasaan Usmani
turki Sultan Salim memerintahkan supaya kitab-kitab diperpustakaan mesir
dipindahkan ke istambul. Menurut penulis hal ini menandakan bahwa sumber-
sumber rujukan pendidikan Islam diTurki Usmani adalah Sultan Orkhan (W. 1359
M) Dimasa ini banyak perpustakaan yang berisi kitab-kitab ilmu agama. Tiap-tiap
orang bebas membaca dan mempelajarinya, Bahkan banyak ulama dan ahli
sejarah serta ahli syair yang muncul dimasa ini. Namun mereka tidak terpengaruh
oleh dunia Islam pada masa Harun al-Rasyid dan Al Makmun Dinasti Abbasiyah)
di Bagdad. Sehingga pengaruh pendidikan Islam yang ada dimasa Abbasiyah
tidak begitu kuat, demikan pula kegiatan ilmiah eropa (Andalusia), Kedua zama
kemajuan Islam era Harun Al Rasyid dan Al makun, kegiatan ilmiah berkembang

5
pada filsafat, sementara Mesir banyak mengkaji ilmuilmu fiqh, dan Turki Usmani
lebih banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang ada di Mesir. Setelah sultan salim
yang menjadi pelopor usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan
Islam wafat, ia digantikan oleh Sultan Sulaiman al-Qanuny (1520-1566 M).
Dimasa Sultan Sulaiman al-Qanuny dibangun beberapa Masalah. Dimasa ini
muncul beberapa ulama seperti Abdul Baqi seorang penulis sastra terkenal,
Fazuli, nedim dan Syaikh Ghalik. Dari catatan sejarah di atas menunjukkan bahwa
pendidikan Islam sehingga Islam berjalan dengan baik, ditandai dengan
munculnya ulama-ulama dimasa itu. Namun kajian ilmu fighi, ilmu kalam, tafsir
dan hadist tidak mengalami perkembangan yang berarti.3 Menurut Fayyad
Mahmud, para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu paham atau
taqlid pada mashab tertentu dan menjauhi mashab yang lain. Ulama dimasa ini
umumnya hanya menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah
(semacam catatan) terhadap karya-karya sebelumnya. Beberapa ulama fiqh juga
muncul pada masa kerajaan usmani seperti syaikh hasan bin Ali ahud al syaba’I
(W. 1756 M), Iman Syamsuddin Ramli (W. 1559 M) dan Syaikh Ibnu Hajar al
Haitamy (W. 1567 M). Dimasa kekuasaan turki usmani dan pertentangan tajam
antara pendidikan sistem madrasah dan sistem khalaqa turki masa itu terdapat
beberapa tempat khusus pengejaran tasawuf yang disebut methehikhana
kurikulum pendidikan sistem khalaqa hampir seluruhnya mengajarkan buku-buku
tentang sufi seperti maksanawinya rumi, dimana menurut lembagalembaga
pendidikan ortodoks isinya banyak dikuasai oleh ajaran pantheisme yang jauh
berbeda dengan ajaran lembaga pendidikan ortodoks banyak mengajarkan
dualisme spiritual yang berlarut-larut lembaga pendidikan ortodoks banyak
mengajarkan kajian-kajian hukum Islam (syariat), sementara sistem khalaqa
banyk mengajarkan jalan mendekatkan diri kepada Allah swt dengan mencontoh
hidup seorang sufi. Sistem pengajaran yang dikembangkan pada Turki usmani
adalah menghapal matang-matang meskipun murid-murid tidak mengerti
maksudnya seperti menghapal matan al jarmiah, matan ragrib, matan alfiah, matan
sultan dll. Murid-murid setelah menghapal matan-matan itu barulah mempelajari

3
Juwari, “Sejarah Pendidikan Islam dari Klasik, Pertengahan, dan Modern.”

6
syarah dan hasiahnya, olah karena itu pelajarannya bertambah berat dan
bertambah sulit untuk dihapalkan. Metode hafalan yang diterapkan pada usmani
menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran khusus pendidikan Islam pada masa itu
diarahkan pada pembentukan, penguasaan kognitif, sehingga ulama-ulama yang
mendukung bukan ulama yang mengeluarkan ijtihad, tetapi ulama yang
mendukung satu mashab, yaitu mashab syafi’i dalam fiqhi seperti Syaiq ibnu
Hajar al haitami dan imam ramli.4

Kerajaan Turki Usmani ini berdiri 1929 Masehi berdirinya Kerajaan Turki
Usmani ini atas prakarsa bangsa Turki dari kabilah Agus suku nomanik di Asia
kecil yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara kerajinan. Pendidikan
Islam pada masa kerajaan Turki Usmani perlu kita ketahui bahwa pendidikan pada
masa kerajaan Turki Usmani tidak lepas dari halnya kebudayaan serta politik pada
masa itu kebudayaan pada masa kerajaan Turki Usmani dikenal sangat bervariasi
karena menggabungkan dari kebudayaan tiga negara yaitu Persia, Bizantium dan
Arab adapun kebudayaan yang diambil dari budaya Persia yaitu terdiri dari ajaran
etika serta tata krama dalam istana raja-raja. Kemudian dari budaya Bizantium
ajaran yang diambil yaitu terdiri dari organisasi pemerintahan dan kemiliteran,
dan yang ketiga yaitu dari budaya Arab ajaran yang diambil berupa prinsip
ekonomi, sosial, kemasyarakatan, serta keilmuan kemudian dalam bidang politik
Turki Usmani di dalamnya mencakup tentang kemiliteran serta pemerintahan.
Pada awal kekuasaan Turki Usmani para pemimpin dikenal sebagai orang-orang
yang kuat sehingga Kerajaan Turki Usmani dapat melakukan ekspansi secara
cepat dan luas, namun menurut penulis bagian dalam bukunya Sejarah Peradaban
Islam beliau mengatakan bahwa kemajuan Turki Usmani bukan semata-mata
karena keunggulan pemimpinnya saja namun juga dari hal lain yaitu kemiliteran.
Kekuatan militer Turki Usmani ini mulai terorganisir dengan baik dan tidak
terjadi konflik dengan Eropa di bawah kekuasaan Sultan Orkan. Selanjutnya yaitu
mengenai kurikulum dan metode, dalam pendidikan Turki Usmani pada zaman
pertengahan kurikulum yang digunakan di Sekolah Madrasah tidak menggunakan
kurikulum resmi akan tetapi pembelajaran di Madrasah hanya di titikberatkan
4
Badwi, “Sejarah Pendidikan Islam Di Kerjaan Turki Usmani.”

7
pada pendidikan agama saja. Kemudian pada tahun 1864 Turki Usmani
membentuk komisi Sekolah Dasar Muslim, kurikulum mulai disusun lebih baik
pada masa itu. Pada jenjang Sekolah Dasar mulai diajarkan beberapa tambahan
mata pelajaran seperti Kaligrafi, Kewarganegaraan, Geografi dan Aritmatika,
selanjutnya pada pendidikan Madrasah dan pendidikan tinggi yang terdiri dari
Sekolah Pengetahuan Umum dan Sekolah Sastra disitu pun juga terdapat beberapa
tambahan mata pelajaran umum yaitu seperti bahasa Prancis, Ilmu Bumi, Ilmu
Ukur, Sejarah, Ilmu Politik, serta Bahasa Arab. Sekolah Pengetahuan Umum
mendidik siswa untuk menjadi pegawai administrasi, sedangkan pada Sekolah
Sastra sebagai persiapan penerjemah-penerjemah untuk kepentingan pemerintah.
Selanjutnya mengenai metode pendidikan Islam, adapun metode pendidikan Islam
pada masa awal Turki Usmani yaitu dengan menghafal Matan seperti menghafal
Matan Al-Jurumiyah dan lain-lain kemudian pada masa pembaharuan terdapat
perubahan metode pengajaran yaitu para siswa diberikan kebebasan dalam
berpikir serta berdiskusi dan pada masa itu banyak siswa pergi ke luar negeri
untuk menuntut ilmu dan sekembalinya mereka membawa banyak perubahan serta
ide-ide.

Sultan Mahmud II ini beliau berkuasa di sekitar akhir abad ke-18 dan masuk
di awal-awal abad ke-19 beliau ini merupakan Sultan ke-33 Usmani dan beliau
dijuluki oleh sebagian rakyatnya orang-orang Turki sebagai Sultan kafir karena
sejak masa dahulu mereka itu membentuk suatu pasukan yang bernama Inkisyari
(Jenissari), Inkisyari ini kebanyakan dari mereka itu didominasi oleh budak-budak
perang yang kemudian diasuh oleh Sultan kemudian dilatih perang sampai mereka
nanti berjuang untuk Kerajaan Usmani, maka setelah kerajaan semakin dipimpin
oleh Mahmud II, Inkisyari Ini akhirnya dibubarkan, tentu saja pembubarannya
membuat masyarakat bingung menapa dibubarkan padahal dengan pasukan
Inkisyari ini bagian Turki bisa berkembang sedemikian besar, ternyata pasukan
Inkisyari ini mulai masuk ke dalam unsur-unsur yang buruk kemudian mulai ingin
memiliki nafsu untuk berkuasa bahkan dia juga melakukan pemberontakan dan
bahkan ingin membunuh Sultan maka akhirnya hal ini membuat Mahmud II
berinisiatif untuk menghapus sistem Inkisyari kemudian Mahmud II membuat

8
pasukan baru yang lebih baik sistem ini adalah sistem wajib militer yang pelatih-
pelatihnya dan guru-gurunya diambil dari negara sekitar Eropa Prancis dan lain
sebagainya dan kemudian Selain itu Mahmud 2 bekerja sama dengan Muhammad
Ali Pasha yang sudah membuat lebih dahulu pasukan militer maka sebagian guru-
guru dan tenaga pengajar diambil dari Mesir. Salah satu hal menarik dari beliau
Mahmud II ini, beliau dijuluki Sultan kafir karena beliau sedikit-sedikit mulai
mengikuti penampilan orang-orang Eropa, Selain itu beliau juga membuat
perpustakaan dan juga tempat penerjemahan di wilayah Turki Usmani. Beliau
juga membentuk diplomat-diplomat atau kedutaan besar di wilayah Eropa, beliau
juga melakukan perjanjian damai dengan beberapa negara antara lain dengan
Inggris kemudian dengan Rusia meskipun tadinya Rusia tidak mau tetapi akhirnya
Rusia menerima karena Rusia saat itu sedang ada konflik dengan Prancis sehingga
mereka memutuskan untuk melakukan perjanjian damai yang akhirnya hubungan
Turki dan Rusia menjadi baik. Kemudian Sultan Mahmud II terlibat konflik
dengan Muhammad Ali Pasha karena Muhammad Ali Pasha sudah melakukan
pembaharuan keadaan politik dan juga militer di Mesir, hal ini sangat kuat
sehingga nantinya bisa menjadi Kerajaan Turki Usmani maka yang terjadi
selanjutnya terjadi pemberontakan, yaitu pemberontakan Wahabi di hijaz yang
dipelopori oleh Muhammad Kyai Abdul Wahab yang kemudian membuat gerakan
keagamaan yang menyebar di wilayah Hijaz dan semakin luas dan kuat dan sudah
tidak mampu lagi dikontrol oleh kerajaan Turki Usmani, maka dari itu kemudian
Sultan Mahmud II mengirim Muhammad Ali Pasha untuk menyerang kekuatan
Wahabi dan akhirnya setelah perjuangan sekian puluh tahun orang-orang Wahabi
berhasil dikalahkan kemudian terjadi juga pemberontakan di wilayah Yunani.

Pendidikann Islam umumnya belum diarahkan pada pengembangan ilmu-ilmu


alam sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan islan pada masa usmani ini
berbeda dengan masa abbasiya bagdah dan Andalusia. Modernisasi pendidikan
pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II membangunan Kurikulum di
Madrasah yang ada di Turki dengan diberlakukannya kurikulum pengetahuan
umum yang menurutnya madrasah tradisional sudah tidak sesuai lagi di
berlakukan yang menganut kurikulum agama melihat perkembangan zaman dan

9
kemajuan ilmu-ilmu di Barat. Daulah Turki Usmani sebagaimana juga halnya
dengan dunia Islam di zaman itu, madrasah adalah satu-satunya lembaga
pendidikan umum yang ada. Madrasah hanya mengajarkan pengetahuan agama,
pengetahuan umum tidak diajarkan. Pada sisi lain, orang tua kurang minat
memasukkan anak-anak mereka ke madrasah, lebih mengutamakan mengirim
anak-anak mereka belajar keterampilan secara praktis di perusahaan-perusahaan
insdustri tangan. Kebiasaan tersebut menambah jumlah buta huruf di daulah Turki
Usmani. Untuk menanggulangi masalah tersebut, Sultan Mahmud II
mengeluarkan perintah supaya anak umur dewasa jangan dihalangi masuk
madrasah, ia melakukan perubahan kurikulum di madrasah dengan menambah
pengetahuan umum (Harun Nasution, 1996: 94). Sultan Mahmud II dengan serius
memodifikasi kurikulum dengan memasukkan Bahasa Perancis, Arab, pada setiap
kelas hingga pendidikan tinggi sekalipun disamping histori Nabi, dan para sahabat
serta ulama terkenal dan pelajaran akhlak dibentuk secara khusus (Benjamin C.
Fortna, 2002: 209). Pada tahun 1876 sekolah yang paling terkenal yang diadakan
oleh sultan adalah Galatasaray. Institusi ini banyak menghasilkan tokoh yang
memberi pengaruh besar terhadap nasib bangsa Turki. Kurikulumnya terdiri dari
bahasa Latin, sejarah geografi, matematika, sains, menggambar, dan kaligrafi
serta bahasa Turki, Persia dan Arab. Pimpinan sekolah dan hampir semua gurunya
adalah orang Prancis, dan bahasa pengantar dalam proses belajar mengajarnya
sebagian besar adalah bahasa Prancis. Pada sekolah ini juga diberikan bea siswa
(Szyliowies, 178) Pada Masa Attartuk kurikulum yang semula memasukkan
ilmuilmu modern, kemudian digabung ilmu pengetahuan modern dengan ilmu
pengetahuan agama, namun pada tahapan Turki Modern Kurikulum Agama
pernah di hapuskan dari sekolah-sekolah, sehingga ilmu pengetahuan agama
hanya ada di Madrasah. Disamping itu, Sultan Mahmud II mendirikan dua
sekolah pengetahuan umum, yakni Mekteb-i Ulum-u Edebiye (sekolah sastra) dan
Mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan umum). Siswa yang diterima di sekolah
tersebut adalah tamatan madrasah yang mempunyai prestasi tinggi (Harun
Nasution, 1996: 94). Pada masa modern, Pendidikan Turki sebelum Attartuk
mengambil bentuk pada pembangunan infrastruktur pada sekolah-sekolah secara

10
besar-besaran, yang mana sekolah-sekolah umum dan madrasah mengalami
pemisahan diantara keduanya. Pendirian sekolah umum mengalami peningkatan.
Sedang pada pendirian Madrasah berjalan tidak selejit perkembangan pada
sekolah umum. Sekolah-sekolah yang berdiri diantaranya: Sekolah Tinggi Hukum
(1878), Sekolah Tinggi Keuangan (1878), Sekolah Tinggi Kesenian (1879),
Sekolah Tinggi Dagang (1882), Sekolah Tinggi Tekhnik (1888), Sekolah Dokter
Hewan (1889), Sekolah Tinggi Polisi (1891), Universitas Istambul juga didirikan
tahun 1900. Pada masa modern ini sekolah mengambil tiga bentuk yaitu sekolah
modern yaitu ilmu-ilmu pengetahuan umum, sekolah asing yaitu ilmu-ilmu yang
menggunakan bahasa pengantar asing dan Madrasah yaitu ilmu-ilmu yang
mengantarkan pada ilmu pengetahuan agama. Sayangnya masa ini pembaharuan
pendidikan terhadap ketiga bentuk ini mempunyai daya meniru apa adanya yang
datang dari luar dan tidak mempunyai daya kreatif, karena ilmu pengetahuan
modern yang diterapkan di Turki hanya meniru barat dan ilmu pengetahuan
agamapun berjalan apa adanya (Solihah Titin Sumanti, 2016: 117). Kondisi
pendidikan di era Turki Modern setelah Attartuk mengambil bentuk tentang
pemberdayaan kelembagaan, Dari segi kelembagaan, pembangunan Sekolah
umum digalakkan sedang Madrasah diposisi tempat, bahkan sekolah-sekolah
asing juga berkembang dengan pengantar bahasa Asing yang diutamakan untuk
bagian penerjemahan (Solihah Titin Sumanti, 2016: 117).5

Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra dan seni saja
juga berkembang, meminjam istilah Ibnu Rusyd, Ilmuilmu Naqli dan Ilmu Aqli.
Ilmu-ilmu Naqli seperti Tafsir, Teologi, Hadis, Fiqih, Ushul Fiqh dan lain-lain
dan juga berkembang ilmu-ilmu Aqli seperti Astronomi, Matematika, Kimia,
Bahasa, Sejarah, Ilmu Alam, Geografi, Kedokteran dan lain sebagainya.
Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh besar dalam sejarah ilmu
pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul antara lain Ibnu Malik At-Thai seorang
pengarang buku nahwu yang sangat terkenal Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang
sejarah muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun serta tokoh-tokoh besar lainnya

5
Adam dan Syukur, “Sejarah Perkembangan dan Kemunduran 3 Kerajaan Islam di Abad Modern
(1700-1800an).”

11
yang memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan
selanjutnya (Saryadi Al-Faqier. Masa Bani Abbasiyah II (Masa Jaya/ Khalifah
Harun Al- Rasyid).6

Sejak awal Turki Utsmani berdaulat, tahun 1300 M, umat Islam sedang dalam
kondisi terpuruk fisik maupun mental diatas puing-puing peradaban yang telah
dibangun sejak masa Rasulullah. Masa kejayaan baru saja usai berlalu, dalam
keadaan ‘lemah’ umat menemukan ‘pencerahan’ dan jalan kembali dengan
menekuni sufisme yang subur pada masa itu. Sultan mengutamakan pendidikan
militer sebagai langkah strategis dalam menjunjang misiekspansi kekuasaan dan
penyebaran Islam. Sementara madrasah-madrasah yang telah ada lebih banyak
diisi dengan kegiatan tarekat-tarekat. Pelajaran pun terbatas materi agama dengan
sistem studi tekstual dan hafalan, bukan pemahaman apalagi telaah kritis. Hal ini
telah mengurung umat Islam dalam suasana jumud, tidak mengoptimalkan potensi
akal dan tertinggal jauh dari Eropa, yang justru bangkit dengan mengembangkan
curiousity-nya, hingga menghasilkan berbagai penemuan dan inovasi baru.
Kesadaran akan pentingnya pembaruan muncul kemudian pada masa Sultan
Mahmud II, 1808.

Zaman pemerintahan Awrangzeb muncul seorang sejarawan bernama Abu


Fadl dengan karyawanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan
sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya, ketenangan ini
menunjukkanbahwa kegiatan pengetahuan tidak hanya diarahkan pada studi
keIslaman tetapi juga studi sejarah dan sastra , walaupun ini terjadi pada masa-
masa tertentu. Menarik pula untuk diketahui di masa pemerintahan Mughal ini,
ajaran tasawuf juga dikembangkan dalam dunia pendidikan. Di Madrasah-
madrasah yang bergabung pada khalaqah-khalaqah dan zawiyah-zawiyah sufi,
karya-karya sufi dimasukkan kedalam kurikulim formal, karya-karya al-
Suhrawardi (pendiri ordo Suhrawadiyah), ibn al Arabi dan kemudian juga karya-
karya jami’ ajarkan. Dari keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa pada
masa kerajan Mughal kegitiatan pendidikan tidk hanya difokuskan pada ilmu fiqh,

6
Lazim, “Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Kejayaan.”

12
hadist, tafsir, tasawuf atau ilmu naqli yang lainnya, namun juga ada uapnya
mengembangkan ilmu sejarah sastra, seni dan sebagainya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan pada masa kerajaan Turki Usmani kurang mendapatkan
perhatian dibandingkan dengan kekuatan politik kekuasaan salah satunya yang
banyak mendapatkan perrhatian adalah kemajuan di bidang sufi tetapi itupun
hanya dijadikan sebagai kompensasi bagi para penguasa Turki Usmani untuk
sekedar keluar dari kerumitan permasalahan kenegaraan yang tidak dapat
diselesaikan. Puncak kemajuan Islam dalam bidang pendidikan ilmu
pengetahuan terjadi pada masa Abbasiyah. Ketika dinasti Abbasiyah hancur
oleh tentara Mongol yang idpimpin Hulughul Khan, pendidikan dan ilmu
pengetahuan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia pun
mengalami kemunduran. Bahkan kondisi ini tidak bisa diatasi oleh tiga
kerajaan besar Islam pascca Baghdad, yaitu kerajaan Utsmani di Turki,
Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Kerajaan Utsmani
sebagai kerajaan yang mampu bertahan lama dari dua kerajaan besar lainnya
hanya mampu mengembangkan sistem kemiliternya, sehingga konsentrasi
mereka lebih banyak pada masalah kemiliteran dan perluasan wilayah.
Sementara untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan kurang mendapat
perhatian serius. Namun demikian, ulama-ulama, buku-buku dan perpustakaan
yang dihasilkan pada masa tidak sedikit. Tercatat tidak kurang dari 16 ulama
kenamaan yang muncul kepermukaan 26 perpustakaan dan 29.844 buah buku
yang dihasilkan pada zaman Turki Utsmani.

Sejak awal Turki Utsmani berdaulat, tahun 1300 M, umat Islam sedang
dalam kondisi terpuruk fisik maupun mental diatas puing-puing peradaban
yang telah dibangun sejak masa Rasulullah. Masa kejayaan baru saja usai
berlalu, dalam keadaan ‘lemah’ umat menemukan ‘pencerahan’ dan jalan

14
kembali dengan menekuni sufisme yang subur pada masa itu. Sultan
mengutamakan pendidikan militer sebagai langkah strategis dalam
menjunjang misiekspansi kekuasaan dan penyebaran Islam. Sementara
madrasah-madrasah yang telah ada lebih banyak diisi dengan kegiatan tarekat-
tarekat. Pelajaran pun terbatas materi agama dengan sistem studi tekstual dan
hafalan, bukan pemahaman apalagi telaah kritis. Hal ini telah mengurung umat
Islam dalam suasana jumud, tidak mengoptimalkan potensi akal dan tertinggal
jauh dari Eropa, yang justru bangkit dengan mengembangkan curiousity-nya,
hingga menghasilkan berbagai penemuan dan inovasi baru. Kesadaran akan
pentingnya pembaruan muncul kemudian pada masa Sultan Mahmud II, 1808.
Dan sepanjang sejarah Ottoman merupakan konstribusi nilai historis yang bisa
diambil hikmahnya dari berbagai sudut pandang. Mulai dari pendidikan agama
diasingkan dari sistem perundangan pemerintahan, kemudian pendidikan
Islam itu hilang dengan maraknya model pendidikan Barat bahkan pendidikan
Islam bersama dengan syariat Islam yang umum muncul di masyarakat
Muslim dihapuskan. Tampak terlihat bahwa Turki mengikuti Barat secara
menyeluruh. Kemoderenan Turki juga berdampak ke luar negeri Turki
merupakan penggagas awal dari modernisasi pendidikan Islam itu sendiri
yang kemudian mendapat sambutan dari Mesir dan India, hingga kemudian
berdampak ke beberapa negara Islam lainnya seperti Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azis, R. (2019). Ilmu Pendidikan Islam.

Permana, D., & Ahyani, H. (2020). Implementasi Pendidikan Islam Dan


Pendidikan Multikultural Pada Peserta Didik. Jurnal tawadhu, 4(1), 995-1006.
Juwari, J. (2022). Sejarah Pendidikan Islam dari Klasik, Pertengahan, dan
Modern. Taklimuna: Journal of Education and Teaching, 1(2), 47-64.
Badwi, A. (2018). Sejarah Pendidikan Islam Di Kerjaan Turki
Usmani. Ash-Shahabah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 4(1), 92-97.
Adam, A., & Syukur, S. (2022). Sejarah Perkembangan dan Kemunduran
3 Kerajaan Islam di Abad Modern (1700-1800an). Al-Tadabbur, 8(1), 35-47.
Lazim, A. (2020). Sistem Pendidikan Islam Pada Masa
Kejayaan. TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM, 2(2), 75-84.

16

Anda mungkin juga menyukai