Dianjukan untuk memenuhi salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Semester 4 Tahun Ajaran 2018/2019.
Guru :
Oleh :
1. Abas Basuni 8. Deirlan Satria
2. Aghitsna Nur I 9. Fauzan Pratma
3. Agil Fathul 10. Fikra Aditya
4. Ahmad sulaeman 11. Gifariani Marshalia
5. Anggy Yulistriana 12. Kitto Levi
6. Archia Nurul Z 13. Linda Aulia
7. Asep Riyan 14. Luthfiany F
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Makalah ini adalah salah satu tugas dengan judul makalah yaitu “ Masa Kejayaan Islam “.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Cucu selaku guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Semoga bantuan yang bapak berikan mendapat
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu.Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua, serta yang membacanya.
Terima Kasih.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
BAB II PENUTUP………………………………………………………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa berkembang pesatnya kebudayaan islam, ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga
pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaan
islam. Lembaga-lembaga pendidikan, sekolah-sekolah dan universitas-universitas nampak dominan
pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya kaum muslimin. berbagai ilmu
pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan pengembangan
berbagai macam aspek budaya kaum muslimin.
Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap tantangan dari pola budaya yang telah
berkembang dari bangsa-bangsa baru yang memeluk agama islam, akan tetapi sekarang harus merupakan
jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudyaan islam sendiri yang tumbuh sangat pesat.
kebudayaan islam telah berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan dan bahkan menjadi
puncak kebudayaan umat manusia pada zaman itu. kebudayaan islam pada masa ini, bukan saja mendatang
kesejahteraan bagi kam muslimin, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya,
mendatangkan rahmat lil'aalamin.
Dalam perkembangan kebudayaan islam, nampak adanya dua faktor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor
intern atau pembawaan dari ajaran islam itu sendiri, dan faktor ekstern, aitu berupa rangsangan dan tantangan
dari luar. Tetapi sebenarnya pengaruh dari luar tersebut, hanyalah berupa sekedar sebagai rangsangan atau
tantangan saja, agar potensi pembawaan dari ajaran islam itu sendiri bisa tumbuh dan berkembang. yang paling
menentukan adalah jiwa dan semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam penghayatan dan
pengalaman ajaran islam sebagaimana terangkum dalam Al-Quran.
B.Rumusan Masalah
3. Siapa saja tokoh tokoh islam yang berperan dalam masa kejayaan
PEMBAHASAN
Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan tinjauan tentang
unit sejarah. Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat. Masyarakat Muslim telah
ada sejak Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan seruannya. Malah jumlah mereka sedikit atau
banyak tidak menjadi soal. Disamping itu, meskipun mereka belum berdaulat, tetapi sudah terikat
dalam satu organisasi yang memiliki corak tersendiri. Sedangkan pihak kedua melihat bahwa niat
sejarah itu adalah Negara, sehingga sejarah Islam muai dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.
Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian periodisasi sejarah (kebudayaan) Islam
yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan sejarah Islam pada periode
pertama atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang menyebutkan sebagai periode
praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum disebutkan secara tegas dalam periode
klasik tersebut.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Nourouzzaman as-Shiddiqi yang menyatakan bahwa waktu
sekarang ini para sejarawan cenderung mengambil masyarakat sebagai unit sejarah. Jika unit sejarah
itu tertumpu pada Negara, maka hal itu mengandung kelemahan. Artinya, batas Negara tidak selalu
tetap. Dia telah membagi perjalanan sejarah Islam ke dalam tiga bagian besar beserta cirri-ciri sebagai
berikut:
1. Periode klasik, yang dimulai sejak Rasulallah SAW. Menyampaikan seruannya sampai masa
runtuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 656 H/1258 M. Cirinya ialah tanpa menutup mata
terhadap adanya dinasti-dinasti kecil, Dinasti Umaiyah Barat yang berkedudukan diAndalusia dan
interengum (masa peralihan pemerintahan) Dinasti Fatimah di Mesir, masih ada satu kekuasaan
politik yang kuat dan disegani. Dalam periode klasik inilah umat Islam mencapai prestasi-prestasi
puncak di bidang kebudayaan.
2. Periode pertengahan yang dimulai sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah sampai abad ke-11
H/17 M. Ciri-cirinya ialah kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan. Osmanli
Turki, Mamluk Mesir, Umaiyah Barat di Andalusia, Mamluk India, dan berdirinya kerajaan-
kerajaan Muslim yang berdaulat sendiri-sendiri.
3. Periode modern, yaitu sejak abad ke-12 H/18 M sampai sekarang. Dalam periode ini umat
Islam sudah tidak memiliki kekuatan politik yang disegani. Dinasti Turki Osmanli yang pernah
menggedor pintu Wina sudah mendapat julukan The Sick Man of Europa. Bukan saja Turki sudah
tidak mampu memperluas wilayah dibagi-bagi antara Inggris, Perancis dan Rusia. Wilayah Turki
Barat seperti sepotong kue yang menjadi rebutan antara kekuasaan-kekuasaan besar Barat. Bekas
jajahan setiap Negara Barat inilah yang kemudian melahirkan Negara-negara baru setelah Perang
Dunia I.
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebutPeriode Klasik. Pada
kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah
Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.
Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan
Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini
meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan,
ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah terjadi
tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor internal antara lain:
konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
Islam sebagai rahmat seluruh alam,
Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan
duniawi dan ukhrawi.
Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat
penting di bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat
dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang
ilmu, terutama filsafat.
Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali.
Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di
bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah. Selain faktor tersebut di atas, kejayaan
Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada
pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut :
1. Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayatdalam al-Qur’ān yang
menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.
2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus
menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi
ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan
mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid
(kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika,
geografi), dan lain-lain.
4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan. Dari
gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat
berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan, antara lain:
Ilmu Filsafat
1. Al-Kindi (809‒873 M),
2. Al Farabi (wafat tahun 916 M),
3. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
4. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
5. Ibnu Shina (980‒1037 M),
6. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
7. Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
Bidang Kedokteran
1. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
2. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
3. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
4. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
Bidang Matematika
1. Umar Al-Farukhan,
2. Al-Khawarizmi.
Bidang Astronomi
1. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
2. Al-Gattani/Al-Betagnius
3. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
4. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
Ilmu Tafsir
1.Ibnu Jarir ath Tabary,
2. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
3. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
4. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
Ilmu Hadis
1. Imam Bukhori (194‒256 H),
2. Imam Muslim (wafat 231 H),
3. Ibnu Majah (wafat 273 H),
4. Abu Daud (wafat 275 H),
5. At-Tarmidzi, dan lain-lain.
Al-Ghazali (450-505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada
tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang
zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-
Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai
dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan
tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa- jasa
beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut :
AI-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di
Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya
di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika.
Beliau berpendapat bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama
membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia
disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).
AI-Farabi (872-950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi
Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-
Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar-
Royu Ahlul al-Mad3nah wa aI-Fad3lah (pemikiran tentang penduduk negara utama).
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://thinkingagainblog.wordpress.com/2016/06/16/makalah-pai-bab-5-masa-kejayaan-islam-yang-
dinantikan-kembali/
http://www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-masa-kejayaan-islam.html