Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU PENYIMPANGAN

“LGBT”

Disusun oleh;

Aghitsna Nur I
Archia Nurul Z
Deirlan Satria
Fauzan Pratama
Kitto Levi
Linda Aulia
Rama Mahda P
Stanley Setiawan\

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


NEGERI 2 CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, yang bertema “ Ancaman Terhadap Kehidupan NKRI dalam bidang Sosial
Budaya “ .

Makalah ini adalah salah satu tugas dengan judul makalah yaitu “Perilaku Penyimpangan
LGBT “. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bp.
Nana Supriana selaku guru pengganti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Semoga bantuan yang bapak berikan mendapat balasan yang lebih besar.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu.Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua, serta yang membacanya.

Terima Kasih.

Cimahi, 23 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Pengertian LGBT……………………………………………………………………
B. Pandangan Psikiater terhadap LGBT………………………………………………
C. Pandangan Agama dan Ham terhadap LGBT……………………………………………..
D. Pengaruh LGBT bagi masyarakat Indonesia
E. Tindakan Masyarakat dalam menyikapi LGBT

BAB II PENUTUP………………………………………………………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia, akhir-
akhir ini semakin ramai dipersoalkan. Tidak hanya di media massa dan jejaring sosial,
perbincangan seputar kelompok ini juga dilakukan di forum diskusi secara serius oleh
berbagai organisasi sosial dan agama, majelis agama-agama, komisi-komisi negara, kampus,
dan legislatif. Semuanya bertujuan untuk meletakkan persoalan LGBT ini pada tempat yang
sebenarnya. Perilaku dan fenomena LGBT sudah lama terjadi di Indonesia maupun di
belahan bumi lain.

Hal ini tentu nya menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan, baik itu
dikalangan politik, lembaga ataupun kalangan masyarakat. Bagi masyarakat Indonesia yang
masih setia pada norma dan tradisi agama, sangat wajar kalau mereka menentang. Lebih dari
itu, alasan mereka tidak saja norma agama, melainkan juga dikhawatirkan akan
mempengaruhi pertumbuhan remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri,
sehingga akan membawa mereka ke gaya hidup yang dianggap menyalahi adat dan
kepantasan sosial.Sedangkan bagi pejuang pembela hak asasi manusia, LGBT itu hak
seseorang yang mesti dihargai. Maka tak bisa dihindari munculnya pro-kontra baik mereka
yang membahas dari sisi psikologis ilmiah, analisis teologi, maupun kebijakan publik yang
mesti diambil pemerintah.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka dari itu penulis mencoba untuk membahas
lebih dalam bagaimana pengaruh LGBT tersebut terhadap masyarakat. Sehingga ini menjadi
kajian yang akan dapat menjadi pertimbangan bagi para pembaca dalam menyikapi fenomena
yang ada saat ini.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu LGBT


2. Bagaimana pandangan Psikiater, Agama dan HAM pada LGBT
3. Apa pengaruh LGBT bagi masyarakat Indonesia
4. Bagaimna dampak, hukuman dan cara mengatasi pelaku LGBT ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui apa itu LGBT


2. Mengetahui pengaruh LGBT dari pandangan Psikiater, Agama dan HAM
3. Mengetahui dampak, hukuman dan cara mengatasi pelaku LGBT

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian LGBT

LGBT atau GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender".
Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.Akronim ini dibuat
dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan identitas
seksualitas dan gender".Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang
tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender.Maka dari itu,
seringkali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan
identitas seksual mereka juga terwakili (contoh."LGBTQ" atau "GLBTQ", tercatat semenjak
tahun 1996).Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga
diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan
gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.

B. Pandangan Psikater dan Psikolog terhadap LGBT

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PP


PDSKJI) mengeluarkan pernyataan sikap atas berkembangnya isu Lesbian, Gay, Biseksual
dan Transgender (LGB-T) di Indonesia.Menurut Undang-undang No.18 tahun 2014 tentang
Kesehatan Jiwa dan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ)-III, LGBT
merupakan istilah yang berkembang di masyarakat yang tidak dikenal dalam ilmu psikiatri.
Sedangkan orientasi seksual antara lain meliputi heteroseksual, homoseksual dan biseksual.

Homoseksual merupakan kecenderungan ketertarikan secara seksual kepada jenis


kelamin yang sama. Homoseksual meliputi lesbian dan gay.Sedangkan biseksual adalah
kecenderungan ketertarikan secara seksual kepada kedua jenis kelamin. Transseksualisme
merupakan gangguan identitas kelamin berupa suatu hasrat untuk hidup dan diterima sebagai
anggota dari kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan tidak enak atau tidak
sesuai dengan anatomi seksualnya.Dia juga menginginkan untuk memeroleh terapi hormonal
dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang
diinginkan.
Pakar Psikolog menyatakan LGBT bisa disembuhkan. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi perilaku LGBT. Misalnya faktor biologis.Penelitian menyatakan bahwa
homoseksual (gay dan lesbi) dan transgender disebabkan karena muncul dorongan dari dalam
tubuh yang bersifat genetik. Penyimpangan genetik ini bisa diterapi dan disebuhkan dengan
baik dengan cara medis maupun religi. Di samping itu, ada juga pengaruh lingkungan,
keluarga, dan pengetahuan agama yang lemah.Dari pemilihan subjek dan objek inilah
kemudian bisa ditentukan pendekatan seperti apa yang paling efektif dilakukan agar kaum
dan pendukung LGBT menyadari kekeliruan yang mereka lakukan. Tidak hanya
menggunakan instrumen hak asasi manusia yang universal semata tanpa memerhatikan nilai-
nilai sosial, budaya dan agama yang hidup di masyarakat.Demikian pula sebaliknya.

C. Pandangan Agama dan HAM tentang LGBT

Dari sisi agama, semua agama melarang adanya LGBT, Dalam Islam LGBT sangat di
haramkan karena itu sudah tercantum dalam Al-Quran surat Al Aruf ayat 80 :84 yang dimana
ayat ini mengisahkan tentang jaman nya nabi Luth yang pada masa itunabi Luth mengusir
orang orang yang tidak taat kepada ajaran Allah SWT, mereka yang melakukan hubungan
sesama jenis sehingga Allah membinasakan mereka dengan menghujani mereka dengan batu.

Selain itu diperjanjian baru surat Roma bab 1 ayat 26 27 bahwamereka menyatakan
bahwa merekayang melakukan hubungan sexsesama jenis akan mendapatkan gajaran yg
setimpal degan dosanya, Sedangkan ”Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Allah
merancang agar hubungan seks dilakukan hanya di antara pria dan wanita, dan hanya dalam
ikatan perkawinan. (Kejadian 1:27, 28; Imamat 18:22; Amsal 5:18, 19) Alkitab mengutuk
percabulan, yang mencakup perilaku homoseksual maupun heteroseksual terlarang.”*—
Galatia 5:19-21.

D. Pengaruh LGBT terhadap masyarakat Indonesia


Melihat betapa cepatnya pertumbuhan organisasi, tingginya aktivitas serta semakin
beraninya promosi yang mereka lakukan, sangatlah wajar bila disikapi secara serius. Jangan
sampai keberadaan LGBT yang oleh mayoritas masyarakat dianggap menyimpang itu,
memancing reaksi mereka untuk bersikap dengan cara mereka sendiri. Sebab masyarakat
punya logika berfikir dan cara bertindak sendiri, manakala hal-hal yang dianggap
menyimpang tidak disikapi oleh pemerintah dengan tegas.

Mayoritas masyarakat tidak setuju pada LGBT. Namun, dari dulu masyarakat juga
sudah tahu adanya praktik LGBT, tapi tidak membuatnya heboh karena LGBT dilakukan
secara terbatas, diam-diam, tidak show off dan melakukan kampanye, serta tidak memiliki
jaringan dengan komunitas LGBT negara lain.Dengan hadirnya media sosial berbasis
internet, dunia memang terasa semakin plural dan warna-warni.Mereka yang merasa sebagai
kelompok minoritas yang terkucilkan, kesepian dan tertindas, sangat aktif dan efektif
menggunakan fasilitas media sosial untuk memperkenalkan diri, mencari  teman seideologi,
dan senasib.

Sikap Majelis Agama tetap menolak segala bentuk propaganda, promosi, dan
dukungan terhadap upaya legislasi serta perkembangan LGBT di Indonesia.
serta melarang segala bentuk dukungan dana yang diperuntukkan bagi kampanye dan
sosialisasi serta dukungan terhadap aktivitas LGBT di Indonesia yang dilakukan oleh pihak
mana pun, termasuk oleh organisasi internasional dan perusahaan internasional. Juga
mewaspadai gerakan atau intervensi pihak mana pun dengan dalih apapun, termasuk dalih
hak asasi dan dalih demokrasi untuk mendukungLGBT.

E. Tindakan masyarakat dalam menyikapi LGBT di Indonesia

Gerakan LGBT, begitu cepat menjadi gosip nasional berkat media sosial dan kondisi
masyarakat kita yang tengah memasuki tahapan puber demokrasi, serta gagap menghadapi
gelombang modal asing serta budaya yang menyertai.Sekarang ini masyarakat mudah sekali
melontarkan hate speech lewat media sosial, yang hanya dalam hitungan menit bisa tersebar
ke ratusan ribu followers. Orang mudah melakukan labelisasi yang berimplikasi pada
terciptanya segregasi sosial.Ketika seseorang atau kelompok sudah diberi label sesat dan
menyimpang, seakan mereka sah untuk dimusuhi atau diusir karena telah melawan agama
dan Tuhan. Dan mereka yang memusuhi kelompok kecil yang menyimpang ini seakan sudah
berada di jalan  kebajikan, padahal mereka hanya berhenti pada memusuhi,  tanpa berupaya
melakukan dialog dan upaya menyelesaikan problem yang tengah dihadapi.

Sekarang ini banyak forum pelatihan parenting bagi pasangan orangtua dan suami-
isteri yang disajikan oleh para ahli.Ini penting diikuti untuk menambah wawasan dan
bertukar pengalaman dalam membesarkan anak-anak.Karena kesibukannya, banyak orangtua
yang mengalami kesulitan dan kebingungan menghadapi anak-anaknya, karena oleh anaknya
mereka sekedar dianggap orang tua yang menyediakan fasilitas materi, tetapi bukan teman
curhat yang mengasyikkan dan terpercaya.Orangtua sekarang mesti belajar menjadi
pendengar dan teman diskusi yang baik. Semakin tambah usia anak, semakin melebar
pergaulannya, dan semakin sulit bagi orangtua untuk memahami dunia mereka. Kecuali
orangtua yang juga menjadi teman berbagi rasa dan pikiran.

Adapun negara mesti memberi perlindungan pada warga negara yang oleh sebagian
masyarakat  dianggap berperilaku menyimpang, atau mereka yang dianggap mengikuti ajaran
sesat. Bagaimana pun, mereka adalah sesama manusia dan warga negara yang berhak
mendapatkan perlindungan hukum dan rasa aman. Kalaupun LGBT dipandang sebagai
kelainan, kita mesti bersimpati dan berempati bagaimana membantu menyembuhkan. Jika
LGBT sebagai pilihan sadar dan gaya hidup karena berbagai alasan yang melatarbelakangi,
maka masing-masing pihak yang pro dan kontra mesti duduk dan bicara baik-baik bagaimana
menemukan formula solusi win-win.Sebagai warga negara kaum LGBT pantas untuk
dilindungi dari tindakan kekerasan dan sesegera mungkin untuk disembuhkan dan
direhabilitasi.

Terhadap isu LGBT ini, masing-masing pihak yang pro-kontra mesti memahami
posisi dan argumen masing-masing.Andaikan pro LGBT tetap aktif agresif melakukan
kampanye, mesti siap menghadapi respons balik dari yang kontra mengingat Indonesia
bukanlah Barat.Tetapi yang pasti, tidak bijak kalau sampai terjadi pengusiran dan tindakan
fisik terhadap LGBT sebagaimana yang menimpa kelompok minoritas yang dianggap sesat.
BAB III

KESIMPULAN

1. Dilihat dari berbagai sudut pandang lembaga seperti ahli psikiater dan psikolog begitu
juga dari sudut pandang ke agamaan dan HAM masalah LGBT ini sangat besar pengaruh
nya terhadap masyarakat dan memang semuanya berpendapat sama bahwa LGBT adalah
hal yang tidak bisa di terima atau di akui ke legalitasan nya di lingkungan masyarakat
mengingat bangsa indonesia merupakan bangsa yang beragama , memiliki budaya, norma
dan aturan yang berbeda dengan negara yang lain khususnya bangsa barat.
2. Menghadapi fenomena LGBT, sikap orangtua dan keluarga sebaikya lebih bijak, peduli,
dan mau belajar bagaimana mendidik dan mendampingi anak-anaknya agar tumbuh
secara sehat baik fisik, mental, maupum spiritualnya.

3. Sebagai masyarakat bangsa yang berketuhanan, yang menolak perilaku LGBT hidup dan
tumbuh subur di negara ini. Pelaku LGBT tidak boleh mempromosikan orientasi seksual
yang menyimpang itu kepada orang lain untuk mempengaruhi dan menerimanya sebagai
sebuah kewajaran. Cukup menjadi hak diri pribadi seorang, atau paling jauh sampai batas
komunitasnya saja.

4. Masyarakat harus menyikapi perilaku LGBT lah yang harus dijadikan musuh bersama
sekaligus dicarikan cara menyelesaikannya. Tidak cukup dengan menyalahkan apalagi
sampai mengisolasi mereka. Sebab perilaku orientasi seks menyimpang bukan bawaan
lahir terlebih lagi dihukum sebagai takdir ilahi. Ada beragam faktor penyebab
menjadikan seseorang yang tadinya laki-laki tetapi cenderung bersikap dan
berkepribadian perempuan, atau sebaliknya. Seseorang yang awalnya mempunyai
orientasi seksnya normal, tetapi berubah karena banyak sebab.

5. Walaupun begitu Pelaku LGBT perlu dilindungi hak untuk hidup, bebas dari rasa takut,
bisa bekerja, berpendapat, berkelompok dan beragama. Negara berkewajiban
memberikan jaminan terhadap hak-hak tersebut.
6. Bahwa perilaku LGBT bisa menghambat pertumbuhan ekonomi suatu Negara, karena
kaum LGBT tidak dapat menghasilkan keturunan sedangkan kondisi masyarakat dan
perekonomian semakin berkembang..

7. Inilah saatnya peran tokoh-tokoh agama dan ormas agama lebih berperan aktif
membendung pengaruh buruk tersebut dengan menanamkan nilai-nilai agama dan nilai-
nilai luhur bangsa kepada generasi muda secara massif. Jadi, para tokoh agama, ormas
agama jangan berpangku tangan harus proaktif.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.liputan6.com/tag/lgbt

https://id.wikipedia.org/wiki/LGBT

http://aceh.tribunnews.com/2016/02/24/semua-agama-haramkan-lgbt?page=3

https://www.google.com/search?
q=jurnal+tentang+lgbt&revid=885872386&sa=X&ved=0ahUKEwjM7rfWmr3LAhVWBI4KHa
2SDngQ1QIIaCgE&biw=1280&bih=673

http://www.e-jurnal.com/2015/08/realitas-lesbian-gay-biseksual-dan.html

http://www.academia.edu/5661698/Pelanggaran_Hak_Asasi_Manusia_Terhadap_Kaum_Homos
eksual_Biseksual_dan_Transgender_di_Indonesia

http://www.suara.com/news/2015/07/06/060400/berapa-jumlah-gay-lesbian-di-indonesia

http://www.bintang.com/tag/lgbt

https://www.google.com/search?q=pendapat+KPAI+terhadap+lgbt&ie=utf-8&oe=utf-
8#q=pandangan+HAM+terhadap+LGBT

http://www.academia.edu/5661698/Pelanggaran_Hak_Asasi_Manusia_Terhadap_Kaum_Homos
eksual_Biseksual_dan_Transgender_di_Indonesia

http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1102011149

https://www.selasar.com/ekonomi/lgbt-dan-kegagalan-sebuah-bangsa

http://www.arrahmah.com/kajian-islam/wabah-lesbian-gay-biseksual-
transgenderwaspadalah.html#sthash.Q8gRcma9.dpuf

Anda mungkin juga menyukai