Anda di halaman 1dari 30

TUGAS ANTROPOLOGI HUKUM

Eksistensi Kebudayaan Hukum


Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori
Dosen Pengampu : Emy Handayani, SH.MHum
Kelas : A

Dibuat oleh :
Calvin Agasta
11010113130720
Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
Semarang
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.. i
KATA PENGANTAR....... ii
ABSTRAK..... 1
BAB I PENDAHULUAN.. 3
a. Latar Belakang .. 3
b. Rumusan masalah . 4
c. Tujuan Penelitian .. 4
d. Manfaat Penelitian .... 5
e. Pendekatan Penelitian ... 5
BAB II KERANGKA TEORI .. 6
a. Nama dan Bahasa . 6
b. Lokasi Masyarakat Suku Bajo . 7
c. Demografi Masyarakat Suku Bajo ... 7
d. Mata Pencaharian . 8
BAB III EKSISTENSI HUKUM MASYARAKAT SUKU BAJO. 10
Hukum Yang Berlaku Sacara Universal bagi Masyarakat Suku Bajo Bokori 10
BAB IV HUBUNGAN ANTARA HUKUM DENGAN ASPEK
KEBUDAYAANDAN ORGANISASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT SUKU
BAJO BOKORI (Pendekatan Holistik )....... 14
a. Aspek Budaya . 14
b. Kaitan Antara Hukum dengan Aspek Kebudayaan dan Organisasi Sosial
dalam Masyarakat Bajo Bokori .. 22
BAB V PENUTUP . 25
a. Simpulan . 26
b. Saran ... 27
DAFTAR PUSAKA

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | i

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada yang maha kuasa, karena berkat campur
tanganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Penelitian dengan
judul Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori.
Adapun maksud daripada pembuatan Makalah Penelitian ini adalah
sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah Antropologi Hukum Kelas A
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Penulisan karya ilmiah ini tentu saja masih banyak kekurangan. Untuk itu
demi kesempurnaannya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif. Akhirnya, semoga Makalah Penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan Ilmu Hukum.

Semarang, 25 September 2016

Penulis

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | ii

ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan adat dan budaya yang beragam, serta
memiliki beberapa unsur kebudayaan sebagai indikator yang dapat berlaku bagi semua suku
bangsa yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contohnya adalah masyarakat suku Bajo.
Masyarakat suku bajo percaya bahwa laut merupakan kehidupan mereka. laut adalah
ombok lao, atau raja laut. Sehingga filosofi tersebut berakibat pada penggolongan manusia
dalam suku Bajo. Suku Bajo, dalam menempatkan orang membaginya ke dalam dua kelompok,
yaitu Sama dan Bagai. Sama adalah sebutan bagi mereka yang masih termasuk ke dalam suku
Bajo sementara Bagai adalah suku di luar Bajo. Penggolongan tersebut telah memperlihatkan
kehati-hatian dari suku Bajo untuk menerima orang baru. Mereka tidak mudah percaya sama
pendatang baru.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
Pendekatan Holistik yaitu gambaran penganalisaan data yang diperolah secara menyeluruh dari
Sosial dan Budaya , Agama yang akan menggambarkan perilaku masyarakat sampai
membentuk Hukum.
Hasil dari Penelitian ini dibuat sebagai bahan belajar pembaca dan memperluas
wawasan mengenai masyarakat suku Bajo, khususnya suku Bajo Desa Bokori, Kecamatan
Soropia,Kabupaten Konawe. Oleh karena itu sebaiknya makalah penelitian ini digunakan
sebagaimana fungsi seharusnya.

Kata Kunci : Indonesia, Masyarakat Suku Bajo, dan Pendekatan Holistik

contohnya
EKSISTENSI KEBUDAYAAN
HUKUM MASYARAKAT ADAT

suku Bajo.
Masyarakat

merupakan

suku

bajo

kehidupan mereka. laut adalah

Negara yang kaya akan adat dan

ombok

budaya

serta

Sehingga

unsur

berakibat

yang

masyarakat

percaya bahwa laut merupakan

SUKU BAJO BOKORI


Indonesia

adalah

beragam,

memiliki

beberapa

kebudayaan

sebagai

lao,

atau
filosofi

pada

raja

laut.

tersebut

penggolongan

indikator

manusia dalam suku Bajo. Suku

yang dapat berlaku bagi semua

Bajo, dalam menempatkan orang

suku

membaginya

bangsa

yang

ada

di

Indonesia. Sebagai salah satu

ke

dalam

dua

kelompok, yaitu Sama dan Bagai.


Sama

adalah

sebutan

bagi

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 1

mereka yang masih termasuk ke

Kata Kunci : Indonesia, Masyarakat

dalam suku Bajo sementara Bagai

Suku Bajo ,

adalah

Holistik.

suku

di

Penggolongan

luar

Bajo.

tersebut

telah

dan Pendekatan

memperlihatkan kehati-hatian dari


suku Bajo untuk menerima orang
baru.

Mereka

tidak

mudah

percaya sama pendatang baru.


Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan
Holistik

Pendekatan

yaitu

gambaran

penganalisaan data yang diperolah


secara menyeluruh dari Sosial dan
Budaya , Agama yang akan
menggambarkan

perilaku

masyarakat sampai membentuk


Hukum.
Hasil dari Penelitian ini
dibuat

sebagai

pembaca

dan

bahan

belajar

memperluas

wawasan mengenai masyarakat


suku Bajo, khususnya suku Bajo
Desa

Bokori,

Kecamatan

Soropia,Kabupaten Konawe. Oleh


karena itu sebaiknya makalah
penelitian

ini

digunakan

sebagaimana fungsi seharusnya.

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 2

Masyarakat

suku

bajo

percaya bahwa laut merupakan

BAB I

kehidupan mereka. laut adalah

PENDAHULUAN

ombok

A. Latar Belakang
Indonesia
merupakan

lao,

Sehingga

atau

raja

filosofi

berakibat

pada

laut.

tersebut

penggolongan

Negara yang kaya akan adat dan

manusia dalam suku Bajo. Suku

budaya

Bajo, dalam menempatkan orang

yang

beragam,

memiliki

beberapa

kebudayaan

sebagai

serta
unsur

indikator

membaginya

ke

dalam

dua

kelompok, yaitu Sama dan Bagai.

yang dapat berlaku bagi semua

Sama

suku

di

mereka yang masih termasuk ke

Indonesia. Sebagai salah satu

dalam suku Bajo sementara Bagai

contohnya

adalah

bangsa

yang

adalah

ada

masyarakat

adalah

suku

sebutan

di

Penggolongan

suku Bajo.

bagi

luar

Bajo.

tersebut

telah

sejarahnya,

memperlihatkan kehati-hatian dari

masyarakat suku Bajo merupakan

suku Bajo untuk menerima orang

suatu komunitas yang hidup di

baru.

atas perahu, dan biasa disebut

percaya sama pendatang baru.

Berdasarkan

dengan

manusia

Mereka

tidak

Masyarakat

perahu.

mudah

suku

bajo

suku bajo selalu

memiliki suatu filosofis Papu

membudayakan hal ini, sehingga

Manak Ita Lino Bake isi-isina,

kehidupan

kitanaja

Masyarakat

mereka

selalu

manusia

mamikira

Setelah

bhatingga kolekna mangelolana,

memanfaatkan satu daerah maka

artinya Tuhan telah memberikan

mereka

akan

dunia ini dengan segala isinya,

daerah

yang

berpindah

pindah.
berpidah
lain,

pada
barulah

kita

sebagai

manusia

yang

bagaimana

cara

dan

memikirkan

begitu seterusnya. Hal ini sudah

memperoleh

menjadi tradisi yang diwariskan

mempergunakannya.

oleh nenek moyang mereka.

laut

kemudian

dimanfaatkan,

dan

dan
hasilnya

Sehingga
merupakan

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 3

tempat meniti kehidupan dan

terdapat hukum adat yang

mempertahankan diri sambil terus

berlaku universal?
2. Bagaimana
hubungan

mewariskan budaya leluhur suku

hukum

Bajo.
Walaupun suku Bajo selalu
tinggal di daerah pinggiran laut
dan jauh dari pengaruh kehidupan
masyarakat

modern

pada

umumnya karena terpisah dari


komunitas masyarakat lainnya,
bukan berarti suku Bajo tidak
memiliki dan menjunjung tinggi
hukum dan adat mereka, seperti
yang terjadi pada masyarakat suku
Bajo di Desa Bokori, Kecamatan
Soropia,

Kabupaten

Konawe,

Provinsi

Sulawesi

Tenggara,

sebuah

desa

yang

di

huni

mayoritas suku Bajo.

dengan

kebudayaan
organisasi

atau

bidang

lain dalam

masyarakat

suku

Bajo

Desa Bokori, Kecamatan


Soropia,

Kabupaten

Konawe,

Provinsi

Sulawesi Tenggara?
C. Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ini selain
bertujuan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Antropologi
Hukum, juga bertujuan:
1. Untuk

mengetahui
yang

universal
Berdasarkan

dan

antropologi

hukum

B. Rumusan Masalah

aspek

berlaku
dalam

masyarakat Bajo Desa

uraian

latar

Bokori,

Kecamatan

maka

yang

Soropia,

Kabupaten

menjadi rumusan masalah dalam

Konawe,

Provinsi

belakang

diatas,

penelitian ini adalah :


1. Apakah
masyarakat

dalam
suku

Bajo

Desa Bokori, Kecamatan


Soropia,

Kabupaten

Konawe,

Provinsi

Sulawesi Tenggara masih

Sulawesi Tenggara.
2. Untuk
mengetahui
hubungan hukum dengan
aspek kebudayaan dan
organisasi atau bidang
antropologi lain dalam
masyarakat

suku Bajo

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 4

Desa Bokori, Kecamatan

menyeluruh

Soropia,

Kabupaten

Budaya , Agama yang akan

Konawe,

Provinsi

Sulawesi Tenggara.

dari

menggambarkan

Sosial

dan

perilaku

masyarakat sampai membentuk


Hukum.

D. Manfaat Penelitian
Secara akademik, penelitian
ini telah menambah referensi
pengetahuan dan teori tentang
antropologi

hukum.

Secara

praktis, penelitian ini bermanfaat


untuk memberikan rekomendasi
kepada berbagai pihak dalam
rangka

melakukan

pemberdayaan

bagi

upaya
komunitas

adat suku Bajo. Demikian pula


secara tidak langsung penelitian
ini

memberi

pemikiran
yang

sumbangan

kepada

pihak-pihak

berkepentingan

meningkatkan

dalam

kesejahteraan

komunitas adat suku Bajo, baik


pemerintah, swasta / dunia usaha,
dan civil society.
E. Pendekatan Penelitian
Analisis atau Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan
Pendekatan
gambaran
yang

Holistik

yaitu

penganalisaan

data

diperolah

secara

secara

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 5

Konon

BAB II
KERANGKA TEORI

mereka

A. NAMA DAN BAHASA


Bajo

berasal

dari

nama

seorang leluhur mereka. Yang


sangat hebat dalam melaut, dan
hebat juga dalam bercocok tanam.
Kemudian kampung Karang Bajo
adalah nama wilayah keturunan
dari Bajo.
Asal-usul
sesungguhnya
Sulawesi.

suku

Bajo

dari

pulau

Selain

menguasai

bahasa daerah setempat, mereka


juga

berkomunikasi

menggunakan

bahasa

dengan
Bajo,

serumpun dengan bahasa Bugis


Sulawesi Selatan. Di mana dua
atau tiga warga Bajo berkumpul,
mereka
menggunakan

diwajibkan
bahasa

Bajo.

Kecuali kalau berada di antara


atau bersama warga penduduk
setempat. Mereka adalah orang
pelaut yang tidak bisa hidup di
gunung. Bajo, identik dengan air
laut, perahu, dan permukiman

nenek

berasal

moyang

dari

Johor,

Malaysia.

Mereka

adalah

keturunan

orang-orang

Johor

yang

dititahkan

raja

untuk

mencari putrinya yang melarikan


diri.

Orang-orang

tersebut

diperintahkan mencari ke segala


penjuru negeri hingga pulau
Sulawesi. Menurut cerita, sang
puteri

memilih

Sulawesi,

menetap

sedangkan

di

orang-

orang yang mencarinya lambat


laun memilih tinggal dan tidak
lagi kembali ke Johor. Dan
konon menurut satu versi, sang
puteri yang menikah dengan
pangeran

Bugis

menempatkan

kemudian

rakyatnya

di

daerah yang sekarang bernama


Bajoe. dikenal sebagai pelaut
ulung

yang

hidup

matinya

berada diatas lautan. Orang Bajo


dikenal mudah menyesuaikan
diri

dengan

sekitarnya,

lingkungan

kendati

tradisinya

sendiri tetap berjalan.

dia atas air laut. Bajo artinya

Dari segi bahasa, kendati

mendayung perahu dengan alat

orang Bajo mempunyai satu

yang disebut bajo.

bahasa. Namun dialek mereka


terpengaruh

dengan

bahasa-

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 6

bahasa daerah tempat mereka

ini meskipun masih ada yang

bermukim. Seperti di kabupaten

meneruskan

Lembata,

mereka

hanya

tempat, sebagian lainnya memilih

berbahasa

Bajo

dengan

menetap di lokasi tertentu dengan

kaumnya, sementara itu mereka

pola hidup yang sangat sederhana.

berbahasa

bila

Salah satu lokasi menetap yang

atau

dipilih suku ini ada di Pulau

Lamaholot

bertemu

di

pasar

tradisi

berpindah

berinteraksi dengan penduduk

Bokori

luar kelompoknya. Dan bahasa

dipindahkan ke daratan Bajo yang

bajo

mengalami

berada di Kecamatan Soropia,

perbedaan yang sangat jauh

Kabupaten Konawe sekitar Tahun

sebagai akibat pengaruh bahasa-

1986.

sudah

yang

sekarang

Belum lagi budaya

bahasa lainnya.

masyarakat Suku Bajo, seperti


Dalam

masyarakat

suku

perkawinan dan acara selamatan.

Bajo, untuk penyebutan orang

Adat

yang lebih tua laki-laki disebut

Suku Bajo, saat malam pertama,

Puto,

untuk

biasanya pasangan suami istri

penyebutan orang yang lebih tua

baru, di lepas ke laut dengan

perempuan disebut Aya. Dan

perahu.

untuk orang atau pemuka adat

malam pertama di atas perahu. Ini

disebut Lolo Bajo.

merupakan tradisi yang sangat

sementara

MASYARAKAT SUKU
kala

masyarakat Bajo kerap berpindahpindah dari satu tempat ke temat


lainnya

mencari

kehidupan

seperti

Mereka

masyarakat

menghabiskan

unik.
C. DEMOGRAFI

B.LOKASI

BAJO
Dahulu

Perkawinan

sumber
masyarakat

gipsy atau nomaden. Namun saat

MASYARAKAT SUKU
BAJO
Suku

Bajo

(Bajau)

tersebar di beberapa daerah di


Sulawesi

Tenggara,

selain

di

pulau Kabaena populasi suku


Bajo terdapat

juga

di pulau

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 7

Bokori yang sekarang berada di

mereka

daratan Soropia.
Sejak lama, masyarakat

dengan komunitas lain.


D. MATA

suku

Bajo

telah

menempati

sedikit

menutup

diri

PENCAHARIAN

wilayah pesisir pulau Bokori ini,


Mata

hidup dengan kearifan dan budaya


mereka

sendiri.

Laut

adalah

tumpuan utama mereka dalam


memenuhi

kebutuhan

hidup

ratusan orang anggota komunitas


mereka dari tahun ke tahun.
Walaupun suku Bajo
tersebar

di

sekitarnya,

beberapa
tapi

hampir

pencaharian

utama

suku Bajo adalah mencari ikan


dengan cara yang masih terbilang
tradisional, seperti memancing,
memanah, dan menjaring ikan.
Ikan-ikan tersebut nantinya dijual
kepada penduduk sekitar pesisir

pulau

atau pulau terdekat. Kehidupan

tidak

Suku

Bajo

memang

terdapat perbedaan dengan suku-

terbilang

suku

lain,

Mendirikan pemukiman tetap pun

masyarakat Bajo di wilayah ini

mungkin tak terpikir oleh mereka

hidup berdampingan dalam satu

apabila

komunitas mereka dan menempati

Pemerintah setempat.

wilayah yang sedikit terpisah

Kegiatan

bajo

di

daerah

sangat

masih

tidak

dihimbau
melaut
adalah

oleh
untuk

dengan komunitas lain, meskipun

mencari

mereka

administrasi

utama mereka setiap harinya. Dari

pemerintahan dalam satu kesatuan

subuh mereka telah berangkat

dengan penduduk asli masyarakat

melaut untuk mencari ikan sampai

Kecamatan Soropia di desa ini.

pada siang hari, sehingga apabila

Rumah-rumah yang mereka huni

pagi hari pemukiman mereka

secara keseluruhan berada di atas

terlihat sepi, hanya anak-anak

laut sehingga membuat komunitas

yang

suku lain agak sulit melakukan

pemukiman

interaksi dengan mereka dalam

ramai ketika siang hari sampai

kehidupan sehari-hari. Belum bisa

sore hari, kerana mereka telah

dipastikan apa yang menyebabkan

kembali dari melaut.

secara

ikan

sederhana.

berada
ini

rutinitas

di

rumah.

nanti

terlihat

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 8

Beberapa suku Bajo bahkan


sudah mengenal teknik budidaya
produk laut tertentu, misalnya
lobster, ikan kerapu, udang, dan
lain

sebagainya.

menyebut

tempat

Mereka
budidaya

sebagai tambak terapung yang


biasanya terletak tak jauh dari
pemukiman.

Sebagian

kecil

masyarakat suku Bajo bahkan


sudah membuat rumah permanen
dengan menggunakan semen dan
berjendela kaca. Anak-anak Suku
Bajo juga sudah banyak yang
bersekolah,

bahkan

ada

yang

sampai perguruan tinggi. Hal ini


menunjukkan bahwa kesadaran
mereka
pendidikan

tentang
sudah

pentingnya
mulai

terbangun.

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 9

BAB III

diantara masyarakat adat tersebut,

EKSISTENSI HUKUM

maka diadakanlah Pasipupukang

MASYARAKAT SUKU
BAJO BOKORI
A.

Hukum Yang Berlaku


Sacara Universal bagi
Masyarakat Suku Bajo

Bokori
Masyarakat

suku

Bajo

untuk

penyelesaiannya.

Pasipupukang
dilakukan

ini

biasanya

dengan

tata

cara

sebagai berikut:
Apabila
terjadi
perkelahian

kasus

diantara

masyarakat

Bajo,

pertemuan

di

sesama

diadakanlah

suatu

tempat,

Kecamatan

Soropia,

misalnya dirumah tokoh adat atau

Kabupaten

Konawe,

Provinsi

di balai pertemuan di Desa.

Sulawesi

Tenggara

adalah

Bokori,

Pertemuan

ini

dinamakan

masyarakat yang terbuka akan

Pasipupukang, dengan dihadiri

segala

oleh kedua belah pihak yang

perubahan

dalam

kehidupan masyarakat. Namun,

berseteru,

bukan berarti masyarakat tersebut

masyarakat,

sudah tidak memiliki nilai-nilai

Pembicaraannya

tradisi serta hukum adat yang

dengan cara musyawarah untuk

dijunjung tinggi.
Dalam masyarakat

mencari titik terang. Sedangkan


suku

tokoh

adat,

kepala

tokoh
desa.

dilakukan

apabila kasus perkelahian tersebut

Bajo Desa Bokori, Kecamatan

melibatkan

Soropia,

Kabupaten

Konawe,

berasal dari kampong lain atau

Provinsi

Sulawesi

Tenggara,

dikenal

sebuah

tradisi

yang

pihak

masyarakat

lain

adat

penyelesaiannya

tetap

yang
lain,
sama

bernama Pasipupukang, yang

dengan diadakan pertemuan atau

artinya perkumpulan masyarakat

perkumpulan

suku Bajo atau tradisi berkumpul

namun, dihadiri oleh masing-

masyarakat Bajo untuk mencari

masing ketua atau tokoh adat dari

solusi-solusi dari permasalahan-

kedua

permasalahan

dilakukan musyawarah, apabila

yang

mereka

(Pasipupukang)

masyarakat

adat.

Lalu

hadapi. Apabila terdapat masalah


Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 10

ada kerugian yang ditimbulkan,

berlaku bagi seluruh masyarakat

maka ada namanya pemberian

Bajo secara keseluruhan.

Passala

atau

biasa

dikenal

Kedua, bersifat mengatur

dengan denda. Setelah dilakukan

dan

Pasipupukang,

namun

dalam suku Bajo Bokori bersifat

masalahnya tetap berlanjut dan

mengikat bagi semua masyarakat

tidak menemui titik terang, maka

suku bajo serta orang-orang diluar

diserahkan ke pihak kepolisian

suku

untuk ditindak lanjuti.


Untuk mengetahui apakah

wilayah suku Bajo. Misalnya,

dalam

masyarakat

suku

Bajo

Bokori memiliki hukum yang


berlaku

secara

universal

atau

tidak, sebelumnya perlu diketahui


apa itu yang dimaksud dengan
universal.
dari

Adapun

hukum

unsur-unsur

yang

bersifat

tertulis
2. Bersifat mengatur dan
mengikat
3. Mempunyai sanksi
4. Memiliki efek jera.
Yang

pertama

Bajo Bokori terdapat aturan tidak


tertulis yang mereka yakini secara
temurun

dengan

yang

Pemali

dikenal
dan

Pasipupukang. Hal ini ditaati dan

terdapat

perkelahian

di
di

wilayah Bajo yang melibatkan


orang-orang didaerah Bajo dan
orang

setempat.

Diberlakukan

aturan yang berlaku di daerah


Bajo,

dengan

diadakannya

musyawarah atau Pasipupukang


antara kedua belah pihak.
Selanjutnya,

mempunyai

sanksi. Ketika terjadi kasus atau


masalah di antara mereka, tidak
serta merta dibawa langsung ke
berwajib.

diselesaikan

mengenai

Aturan-aturan

yang

terjadi

pihak

aturan. Dalam masyarakat suku

turun

Bajo

ketika

universal disini adalah sebagai


berikut:
1. Aturan tertulis dan tidak

mengikat.

misalnya

secara

Namun,
adat

musyawarah,

dulu
kalau

sudah tidak ada titik temu barulah


dibawa ke pihak yang berwajib.
Namun mengenai sanksi yang
diberikan

ada

yang

namanya

Passala atau denda. Mengenai


efek jera dalam masyarakat suku
Bajo tidak terlalu berpengaruh

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 11

besar,

karena

dalam

setiap

Rp50.000, dan ditambah lagi pula

penyelesaian masalah dan kasus

untuk

yang terjadi selalu diselesaikan

perkawinan, akan terus terjadi

dengan system kekeluargaan dan

tawar-menawar

musyawarah.

kesepakatan

Misalnya

kalau

tentang

uang

biaya

pesta

sampai

ada

antara

dua

di

keluarga tersebut. Kalo dilihat

muda-mudinya itu, dalam mereka

lihat

menjalin hubungan jika tidak

matrelialistis,

direstui oleh salah satu orang tua

uang yang ada di upacara adat

calon pemelai wanita baik pria, itu

tersebut tidak terlalu penting,

mereka menyelesaikannya juga

karena yang mereka maksud ialah

dengan adat yang mereka yakini

adanya pertemuan kedua keluarga

dan dipimpin juga oleh kepala

untuk mengenal satu sama lain

adat

keharusan

untuk

berbicara

memberi

alasan

kenapa

melakukan

Pasipupukang

dengan cara:
Ningkolo (duduk) sebagai
simbol untuk mohon izin kepada
menyetujui

tersebut,

kenapa

pernikahan

agak

sebenarnya

tidak

disetujui,

sekaligus memberi toleransi.


Dan apabila ada seorang
gadis yang hamil di luar nikah,

Bajo

maka laki-laki yang menghamili

memilih adat ningkolo, karna

harus membayar denda sebesar

ningkolo

Rp

itu

suku

adatnya
tapi

pernikahannya

keluarga calon mempelai yang


tidak

upacara

seperti

memberi

10.000

kehormatan, kesopanan saat akan

berlakunya

meminta

instansi

izin

kekeluargaan.

dan

sifat

diikuti
hukum
agama

dengan
adat

dan
yang

Pada upacara ini

mengharuskan mereka buat nikah.

kepala adatnya yang akan menjadi

Bukan hanya itu saja, jika ada

penengah di antara dua keluarga

seorang pemuda dan gadis yang

tersebut.

ditemuin ngobrol di malam hari,

Dan

di

situ

calon

mempelai laki-laki menawarkan

mereka

diharuskan

untuk

jumlah uang sebagai mas kawin

menikah, ketatnya peraturan suku

untuk disetujui, jumlah nya itu

bajo dalam hal pergaulan pemuda

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 12

pemudi nya, itu wujud betapa


sakral

nya

nilai

sebuah

kehormatan keluarga.

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 13

di

BAB IV

darat

karena

banyak

tradisi dan ritual hidup yang

HUBUNGAN ANTARA
HUKUM DENGAN ASPEK
KEBUDAYAAN DAN

harus dilakukan di laut.


Sejak dulu, setiap bayi
orang Bajo harus dicelupkan

ORGANISASI SOSIAL

ke laut untuk mengakrabkan

DALAM MASYARAKAT

mereka dengan laut yang


dianggap sebagai saudara.

SUKU BAJO BOKORI

Nilai-nilai konservasi dalam


A. Aspek Budaya
Budaya dalam suku Bajo

Tradisi Suku Bajo


- Duata Sangal : Ritual

diantaranya:
1)
Rumah Bajo
Rumah

Panggung

yang berdiri diatas tonggak


tonggak kayu diatas laut
yang saling berhubungan.
Rumah orang orang bajo
sangat

jarang

dipenuhi

perabot

furniture

seperti

kursi meja kecuali memang

mengambil

beberapa

jenis ikan kecil yang


terancam

punah

dan

melepaskannya ke laut ,
ikan yang dilepas itu
diharapkan
mengundang

bisa
ikan-ikan

lainnya untuk berkumpul

mereka orang terpandang

dan hidup bersama.


- Parika : yaitu memberi

seperti kepala desa, pemilik

ruang bagi ikan untuk

warung

bertelur

atau

pedagang.

dan

Umumnya mereka duduk di

serta

lantai

penangkapan

kayu

yang

tidak

beranak
membatasi

terlalu rapat sehingga kita

berdasarkan

bisa melihat air laut dan

waktu

segala

disepakati oleh pemuka

kehidupannya

bawah sana.
Orang-orang

di
Bajo

enggan membangun rumah

adat

ketentuan

tertentu
dan

yang
tokoh

komunitas.

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 14

- Pamali

Daerah

bajo menggelar tarian di

yang

atas perahu disertai dengan

adat

membuang berbagai sesajen

Bajo untuk menangkap

di tengah laut. Tarian ini

ikan di suatu kawasan.

sebagai rangkaian prosesi

Biasanya disertai sanksi

tradisi Duata, sebuah tradisi

tertentu

pengobatan tradisional suku

terlarang
ditetapkan

ketua

bagi

yang

melanggar.
- Maduai Pinah : Ritual
yang

dilakukan

saat

nelayan Bajo akan turun


kembali melaut di lokasi
pamali.
2)

Dalam

masyarakat

keyakinan

Bajo,

Duata

adalah Dewa yang turun


dari langit dan menjelma
menjadi

sosok

manusia.

Tradisi Duata adalah puncak

Kategori Melaut dalam

dari

tradisi Bajo

pengobatan tradisional suku

Kegiatan melaut dibagi


dalam empat kategori , yakni :

segala

upaya

bajo, ini dilakukan jika ada


salah satu diantara mereka
mengalami sakit keras dan

1) Palilibu : melaut jarak

tak lagi dapat disembuhkan

dekat dalam sehari


2) Pongka : melaut agak

dengan cara lain termasuk

jauh dengan waktu 1-2


minggu
3) Sakai : Melaut jauh
dengan

lama

waktu

minimal sebulan
4) Lama : melaut sangat

5)

Bajo.

pengobatan medis.
6) Perkawinan
Dalam
masyarakat
suku bajo, terdapat beberapa
jenis perkawinan, yakni :
1. Perkawinan
yang
dilaksanakan

jauh hingga berbulan-

berdasarkan

bulan

peminangan (Massuro)
Perkawinan jenis

dan

biasanya

melintasi negeri asing.


Duata
Sejumlah
wanita
berpakaian adat khas suku

ini berlaku secara turuntemurun bagi masyarakat

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 15

Suku Bajo yang bersifat

bagi keluarga perempuan.

umum, baik dari golongan

Dahulu peristiwa semacam

bangsawan

maupun

ini bagi pihak perempuan

masyarakat

biasa.

yang disebut nggai ia

Perbedaannya hanya dari

selalu

tata cara pelaksanaannya.

menegakkan harga diri atau

Bagi golongan bangsawan

pakayya

dengan

cara

melalui proses yang panjang

membunuh

lelaki

yang

dengan

adat

melarikan

sedangkan

(anaknya).

upacara

tertentu,
masyarakat

awam

berdasarkan

kemampuan

berusaha

anak

untuk

gadisnya
Namun,

sekarang

ini

ketentuan

adat,

menurut
apabila

yang dilaksanakan secara

keduanya telah berada di

sederhana.
2. Perkawinan

rumah anggota adat atau


Silaiyang

( Kawin Lari)
Perkawian

yang

dilaksanakan

tidak

berdasarkan

peminangan

akan tetapi kedua belah


pihak melakukan mufakat
untuk lari rumah penghulu
atau kepala kampung untuk
mendapat perlindungan dan
selanjutnya

diurus

untuk

dinikahkan.
Dalam masyarakat
Suku

Bajo,

Silaiyang

peristiwa

(melarikan

diri

untuk dinikahkan) adalah


perbuatan
mengakibatkan

yang
pakayya

penghulu

(pemerintah)

maka ia tidak bisa diganggu


lagi. Penghulu atau anggota
adat harus berusaha dan
berkewajiban mengurus dan
menikahkannya.
Untuk

maksud

tersebut di atas diadakanlah


komunikasi kepada orang
tua

perempuan

dimintai

untuk

persetujuannya.

Tetapi sering juga terjadi


orang

tua

dan

keluarga

pihak perempuan tidak mau


memberi
karena

persetujuannya,
merasa

dipermalukan (adipakaiya).

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 16

Bahkan orang tua yang

- Seorang

dipermalukan

kawin dengan wanita dari

(dipakaiya)

itu menganggap

pria

dilarang

anaknya

keturunan ayah atau ibu

itu telah

(saudara kandung / anak

meninggal dunia dan tidak

dari saudara kandung).


- Seorang pria dilarang

yang

dilarikan

lagi diakui sebagai anaknya.


Apa bila hal ini terjadi maka
jalan lain yang ditempuh
adalah

pihak

penghulu

adat

atau

menikahkannya

dengan istilah Wali- Hakim.


3.
Perkawinan
yang
Dilarang
Sejak dahulu adat
yang

berlaku

masyarakat

dalam

Suku

kawin

dari

yang

menurunkan

(saudara

kandung

ayah/saudara

kandung ibu/saudara kakek


atau nenek baik dari ayah
maupun dari ibu).
4.
Perkawinan

Duduk

( Sitingkoloang )

Bajo

dua orang (laki-laki dan


yang

wanita

saudara

Perkawinan

melarang perkawinan antara


perempuan)

dengan

masih

memiliki hubungan darah


yang dekat, seperti :
- Seorang pria dilarang

ini

terjadi apabila salah satu


pihak, baik laki-laki atau
pihak

perempuan

pergi

kerumah orangtua laki-laki


atau

perempuan

guna

kawin dengan wanita yang

menyerahkan

menurunkannya (ibu/nenek)

kepada keluarga laki-laki

baik melalui ayah maupun

atau

ibu.

laki-laki

- Seorang

pria

dirinya

perempuan.Karena
atau

perempuan

dilarang

sangat cinta sehingga dia

kawin dengan wanita yang

memberanikan diri untuk

menurun

menyampaikan

(anak/cucu/cicit)

dirinya
termasuk

keturunan anak wanita.

kedatanganya
sangat
maksud

bahwa

dia

sayang.Untuk
ini

dari

pihak

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 17

orangtua memberikan saran

kegiatan

agar masing-masing pihak

nelayan.
Tantangan

dapat meluangkan waktunya


untuk

ini

masih

di

berlaku

kurangnya

akses

menuju

pendidikan, hak atas tempat


tinggal,

Upacara Sangal
Upacara Sangal yang
dilakukan

yang

cukup banyak, antara lain:

Masyarakat Bajo.
7)

sebagai

dihadapi oleh Suku Bajo

musyawarah

(sitummu).Perkawinan

mereka

saat

angka

kematian

pada ibu yang melahirkan

musim

dan

bayi,

kemiskinan,

paceklik ikan dan spesies

kelaparan, dan diskriminasi

laut lainnya. Pada upacara

di beberapa lokasi tertentu.

tersebut,

mereka

akan

Selain itu, perubahan alam

melepas

spesies

yang

pun

populasinya

tengah

tantangan

menurun di saat bersamaan.


populasi

berkurang,

penyu

melepas

salah

yang

satu

dihadapi

oleh suku pengembara laut

Misalnya: melepas penyu


saat

menjadi

8)

ini.
Tarian

tuna

Umumnya

tarian

saat tuna berkurang, dll.

tradisional masyarakat suku

Suku Bajo juga memiliki

Bajo hampir sama dengan

kearifan lokal dalam melaut

tarian

dan mengambil hasil laut..

bugis,buton,mandar

Di dalam masyarakat Bajo

toraja.Ada dua tarian yang

tumbuh

lumrah di kalangan Suku

suatu

terhadap

keyakinan

adanya

mantra

yang

peranan

penting

suatu
memberi
dalam

kehidupan

mereka,

keyakinan

tersebut

berkaitan

erat

dengan

suku
dan

Bajo yakni :
1. Tarian Manca
Tarian

Manca

adalah

salah satu tarian yang


sangat
dikalangan

populer
masyarakat

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 18

Bajo.Tarian ini dilakukan

(nyamboh)

pada

menyambung

tarian.

pernikahan yang resmi

Umumnya

manca

(Massuro).

dipentaskan

saat

ada

pesta

Biasanya

istilahnya

saat

tarian ini dibawakan oleh

pengantin

sepasang

diantar kerumah wanita

pamanca

laki-laki

(tukang manca) terdiri

(lekka).

dari

pengantin laki-laki tiba

dua

orang

yang

masing-masing

saling

membawa

peddah

(pedang).

Tarian

ini

Nah

dirumah

setelah

perempuan,di

depan pintu sudah berdiri


salah

satu

anggota

sudah merupakan turun

keluarga

temurun

nenek

dekat atau akrab dengan

mereka.Si

pengantin laki-laki atau

dari

moyang

yang

sudah

pamanca sudah terlatih

perempuan

sejak

disebut nyambo'. Kalau

kecil,sehingga

gerak badannya sangat

pengantin

lentur

disebut

sesuai

dengan

istilah

ini

laki-laki
nyambo'

lille

irama

sarroni/sulleh

sedangkan

pengantin

(seruling)

dan

perempuan

disebut

gandah

(gendang). Manca bagi

nyambo' dinde. Manca

masyarakat

diiringi

suku

bajo

dengan

alat

melambangkan

musik

kesatriaan sejati karena

(sarroni),goh (gong),dan

tarian

gandah (gendang).

sebagai
menjaga

ini

dianggap

bekal

untuk

diri.

Para

pamanca

saling

2. Sile'

seruling

kampoh

silat

kampung )
Silat

kampung

bergantian pabila salah

merupakan tradisi adat

satu dari sipamanca lelah

istiadat suku bajo. Ini

yang

bersinambungan dengan

lain

dapat

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 19

manca

artinya

semua

orangtuanya sebelum dia

jurus-jurus yang didapat


dari

silat

kampung

mempelajari silat.
9)

Religi
Pada awalnya, Suku

diterapkan dalam manca.


Silat kampung ini tidak
sembarangan
untuk

orang

mempelajarinya.

Syaratnya harus sudah


cukup

umur.

mempelajari

Untuk

silat

dibutuhkan
minggu

ini

empat
ini

sempurna.

sudah

Prinsipnya

silat adalah jalan hidup


yang meliputi berbagai
aspek kehidupan seorang

animisme dan agama Hindu.


Namun seiring ajaran agama
Islam masuk yang dibawa
oleh Sunan Prapen (cucu
Sunan

Giri),

banyak

masyarakat Bajo berpindah


agama. Begitu pula dengan
Masyarakat

suku

Bajo

Bokori sekarang beragama


Islam. Ini terbukti dengan
banyaknya

bangunan

Mesjid disekitar kampong

manusia.
Fungsi

dari

adalah

untuk

diri.

Ada

silat

sebuah
yang

menyatakan
orang

ini

menjaga

ungkapan

"Bukan

Bajo

yang

meninggal dibunuh tanpa


melawan".
setiap

Bajo memeluk kepercayaan

Makanya

pemuda

yang

Bajo serta masyarakatnya


semakin paham mengenai
ajaran

Islam

bahkan

kebudayaannya

sering

dikaitkan dan mempunyai


hubungan

dengan

agama Islam.
10) Sistem Pengetahuan
Masyarakat

ajaran

Bajo

Bokori

memiliki

berkeinginan untuk pergi

pengetahuan

alamiah-

meninggalkan kampung

kontekstual yang dibangun

halamannya

tidak

dari

diperkenankan

oleh

pengalaman

dan

atas

dasar
alamiah-

kontekstual sehari-hari. Hal


Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 20

ini

bermanfaat

menjalani

dalam
kehidupan

dapat menyatukan mereka


dalam

suatu

mereka sehari-hari sebagai

besar

masyarakat

nelayan.

meskipun asal dan tempat

Beberapa

pengetahuan

itu,

seperti

peredaran bulan, musim dan

tinggalnya

termasuk

ilmu

perbintangan

Bajo

berbada-beda

daerah.

peristiwa pasang surut air


laut,

komunitas

Dahulu,
Bajo

masyarakat

Bokori

kurang

secara

memperhatikan pendidikan.

sistem

Mereka hanya berorientasi

qamariah

di laut. Mereka menganggap

(yang dihitung berdasarkan

sekolah itu tidak penting,

peredaran

bulan

tetapi apa gunanya sekolah

dan

sampai ke jenjang yang

tradisional

dan

penanggalan

mengelilingi

bumi)

penanggalam

syamsiah

tinggi

kalau

toh

harus

ke

laut

untuk

(yang dihitung berdasarkan

kembali

peredaran

mencari ikan. Selain itu,

bumi

mengelilingi matahari).

mereka menganggap nenek

Pengetahuan
masyarakat
dilihat

moyang

Bajo

dari

sosial/budaya

Bokori

perspektif
antara

mengenal

hanya

bagaimana

caranya mencari ikan saja,


mereka

tidak

tahu

direfleksikan dalam sebuah

bagaimana

caranya

jika

pandangan

harus mencari rejeki selain

yang

lain

mereka

sejalan

dengan teori dan fenomena

melaut.

sosial

perkembangan

dalam

kehidupan

Namun,

sehari-hari, yaitu sama dan

masyarakat

bagai. Selain itu, orang Bajo

awalnya

dapat

pendidikan

diidentifikasi

bahasanya,

yaitu

dari
baong

sama (bahasa Bajo) yang

sekarang

seiring
zaman,

Bajo

yang

tertutup

akan
tersebut,

sudah

mulai

terbuka dengan perubahan

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 21

serta perkembangan yang

hukum dengan kebudayaan dan

ada

bidang

organisasi social merupakan tiga

pendidikan. Hal ini terbukti

hal yang saling berkaitan, atau

dengan banyaknya generasi

tidak ataukah juga saling berdiri

muda masyarakat Suku Bajo

sendiri tanpa ada hubungan atau

yang berhasil menempuh

keterkaitan

pendidikan bahkan sudah

unsur tersebut
Bicara tentang kebudayaan

terutama

di

ada yang sarjana, bidan,

ketigatiga

dalam masyarakat adat suku Bajo

tentara dan polisi.


11)

diantara

Bokori jika dikaitkan dengan

Organisasi Sosial
Dalam masyarakat

suku

hukum mempunyai kaitan yang

Bajo Bokori, ada persatuan

erat, namun dengan organisasi

pemuda Bajo yang namanya

social tidak terlalu mempunyai

Kekar

kaitan, karena tidak adanya fungsi

Bajo

yang

dilaksanakan setiap setahun

organisasi

sekali. Semua masyarakat

mengawasi

Bajo

penyelesaian

berkumpul

dan

social
serta

dalam
membantu

masalah

hukum

merayakannya di salah satu

yang terjadi. Organisasi social

daerah pilihan.
B.
Kaitan

hanya berperan dalam kegiatan-

Hukum

Antara

kegiatan atau hubungan-hubungan

Aspek

yang terjadi antara komunitas

dengan

Kebudayaan dan
Organisasi

Sosial

suku Bajo didaerah lain atau

dalam Masyarakat Bajo

komunitas masyarakat lain.


Dalam masyarakat

Bokori
Dalam

suku

proses

penyelenggaraan dan penegakan


hukum,

tidak

terlepas

dari

keterkaitan Antara hukum dengan


aspek kebudayaan serta organisasi
social. Namun, apakah dalam
masyarakat adat tertentu antara

Bajo

Bokori

adat

memiliki

hukum yang tidak tertulis yang


mereka

yakini

temurun.

Setiap

secara

turun-

penyelesaian

selalu melibatkan tokoh adat dan


pihak-pihak terkait tanpa adanya
peran

dari

organisasi

social.

Dimana tampak dalam setiap

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 22

penyelesaian

masalah

hukum

bendera

adat

yang terjadi di masyarakat selalu

menunjukkan

diselesaikan

dengan

Bajo

musyawarah

dan

cara

yang

tersebut

kedaulatan
masih

adat

mendarah

system

daging pada masyarakat adat Bajo

kekeluargaan seperti dalam tradisi

yang masih menggunakan adat

pasipupukang yang didalamnya

tersebut; mengandung juga asas

terdapat

kehormatan,

tradisi

Ningkolo

Passala. Budaya
dan

dan

musyawarah

kekeluargaan

dalam

dimana

penggunaan bendera adat tersebut


adalah sebagai jati diri yang

Pasipupukang yang membentuk

menunjukkan

eksistensi

harga

hukum

diri,

kebesaran

adat

dalam

masyarakat

kehidupan

adat

Bokori.
Selain

Suku

Bajo
unsur

bendera adat Bajo dapat dilihat


saat

adanya

perayaan

perkawinan, ataupun acara-acara


resepsi

lainnya.

Tidak

semua

masyarakat keturunan suku Bajo


menggunakan acara pengibaran
bendera adat Bajo ini, karena
terdapat tatacara tertentu yang
harus dipenuhi.
Penggunaan simbol bendera
adat Bajo itu sendiri memiliki
kandungan

asas

persatuan,

dalam hal ini mempersatukan


anggota masyarakat suku Bajo ke
dalam

tradisi

mengandung

masyarakat

Bajo;

kebangsaan,
itu,

kebudayaan dalam penggunaan


pada

dan

adat

mereka;

juga

asas

kedaulatan, dimana penggunaan

disini

penggunaan

asas
berarti
bendera

mencerminkan sifat patriotisme,


kepahlawanan, dan nasionalisme
yang tinggi untuk tetap setia
kepada adat istiadat Suku Bajo;
asas ketertiban, berarti bahwa
penggunaan bendera harus dapat
mewujudkan

ketertiban

dalam

penggunaannya; asas kepastian


hukum,

berarti

bahwa

penggunaan bendera harus dapat


memberikan
dalam

kepastian

hukum

penggunaannya;

asas

keseimbangan,
penggunaan
mencerminkan

berarti
bendera

bahwa
harus

keseimbangan

dalam hal pengadaan, penetapan,


dan

penggunaannya;

asas

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 23

keserasian

berarti

bahwa

penggunaan

bendera

harus

mencerminkan keserasian dalam


hal pengadaan, penetapan, dan
penggunaannya;

dan

asas

keselarasan

berarti

bahwa

penggunaan

bendera

harus

mencerminkan keselarasan dalam


hal pengadaan, penetapan, dan
penggunaannya. simbol persatuan,
kekeluargaan dan gotong-royong
masyarakat Bajo.
Dengan
adanya
kebudayaan

dan

aspek

kepercayaan

masyarakat adat suku Bajo Bokori


melalui

symbol

penggunaan

bendera adat Bajo tersebut dengan


nilai-nilai filosofis yang dimiliki
menunjukkan
besar

hukum

bahwa
adat

sebagian
dalam

masyarakat suku Bajo Bokori


lahir dari kebudayaan-kebudayaan
dalam masyarakat itu sendiri.

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 24

dalam

BAB V
PENUTUP

masyarakat

tersebut

A. Simpulan

serta

dengan

system musyawarah dan

1. Dalam masyarakat suku

kekeluargaan yang erat

Bajo,

Kecamatan

dalam

Soropia,

Kabupaten

penyelesaian

setiap
masalah.

Konawe masih terdapat

Selain

hukum

yang

adanya tradisi bendera

secara

symbol masyarakat adat

adat

berlaku

itu,

dengan

Universal, hal ini dapat

suku

dilihat dengan adanya

mengandung

hukum adat tidak tertulis

nilai-nilai dan asas-asas

serta

dalam kehidupan. Hal

yang

diyakini

Bajo

seluruh masyarakat adat

ini

Bajo

dengan

secara

turun-

temurun

oleh

sangat

yang
berbagai

berkaitan

hukum

yang

berlaku. Namun Antara

masyarakat

setempat,

hukum

seperti

misalnya

organisasi social yang

dalam

ada dalam masyarakat

Pasipupukang
setiap

penyelesaian

Bajo

dengan

Bokori

tidak

masalah hukum dengan

memiliki

tradisi

sangat erat. Setiap ada

Ningkolo

Passala/denda
sanksi

apabila

dan

sebagai

kaitan

permasalahan

yang
hanya

terjadi

melibatkan tokoh adat

kasus atau masalah.


2.
Hubungan
Antara

dan pihak bersangkutan

hukum masyarakat suku


Bajo

dengan

kebudayaan

aspek
masih

sangat erat, Dilihat dari


tradisi

pasipupukang

untuk

musyawarah

mencari

jalan

tanpa

ada

social

yang

keluar

organisasi
terlibat.

Artinya, antara hukum


dan

organisasi

social

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 25

berdiri sendiri tanpa ada


hubungan.
B. Saran
1. Makalah ini dibuat
sebagai bahan belajar
pembaca

khususnya

mahasiswa

dan

memperluas wawasan
mengenai masyarakat
suku Bajo, khususnya
suku

Bajo

Bokori,

Desa

Kecamatan

Soropia,Kabupaten
Konawe. Oleh karena
itu

sebaiknya

makalah

ini

digunakan
sebagaimana

fungsi

seharusnya.
2. Harus ada Pendirian
1 ( Satu ) Organisasi
Sosial apabila terjadi
suatu

permasalahan

yang terjadi di dalam


masyarakat

Bajo

Bokori

yang

didalamnya

terdiri

dari Para Tokoh Adat.

Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 26

DAFTAR PUSTAKA

rifan-lokal-suku-bajo-uas.html (Asal
usul Suku Bajo)

Undang Undang
Pasal 18B Undang undang dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Pasal 25 Undang undang dasar
Negara Republik Indonesia Tahun

http://ahmilanakwajo.blogspot.com/2
010/03/jenis-perkawinan-sukubajo.html (Jenis Perkawinan Suku
Bajo)

1945
Pasal 28 I Undang undang dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 52 Tahun 2014 tentang
pedoman pengakuan dan
perlindungan masyarakat Hukum
Adat.

Buku
Aslan, La Ode Muhamad dan Nadia,
La Ode Abdul Rajak. 2009. Potret
Masyarakat

Pesisir

Sulawesi

Tenggara. Kendari : Unhalu Press.

Internet
http://tipswisatamurah.blogspot.com/
2012/02/uniknya-tradisi-masyarakatbajo.html ( Tradisi Duata Masyarakat
Bajo dan Perahu Tradisional
Masyarakat Bajo )
http://unjpariwisata.blogspot.com/2012/05/kea
Eksistensi Kebudayaan Hukum Masyarakat Adat Suku Bajo Bokori | 27

Anda mungkin juga menyukai