Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN

ANTROPOLOGI HUKUM
DENGAN ILMU LAINNYA
PART 2
Pertemuan 10
Ratih Pratiwi Syurkawi
3. Antropologi Hukum dan Psikologi Sosial
• Antropologi Hukum dan Psikologi Sosial Ilmu jiwa sosial atau ilmu jiwa
masyarakat mempelajari perilaku manusia sebagai mahluk masyarakat,
bagaimana prilaku seseorang dalam masyarakat, hilangnya ikatanikatan
tradisi karena pengaruh masyarakat, pengaruh individu atas masyarakat,
peranan seorang pemimpin atau suatu organisasi, kegairahan bekerja,
masalah waktu senggang dan lain sebagainya, Jadi titik perhatiannya
ditujukan terhadap bagaimana pergaulan antara orang yang satu dan orang
yang lain, antara individu dan masyarakat, bagaimana sikap perilaku dan
watak pembawaannya dalam melakukan kegiatan sosial, budaya, ekonomi,
politik dan hukum.
LANJUTAN
• Kebanyakan para ahli jiwa sosial tertarik mempelajari apakah yang menjadi
motivasi (alasan yang mendorong) seseorang ikut campur menyelesaikan
perkara orang lain, yang bukan anggota kerabatnya, bagaimana persepsinya
(pandangannya) terhadap adat istiadat setempat. Apakah seorang hakim yang
mengadili suatu perkara tidak dipengaruhi oleh keluarga dan kerabat si
tertuduh. Bagaimana dan bentuk masyarakat atau susunan masyarakat yang
meliputi pribadi tersangka itu tidak saling pengaruh mempengaruhi. Apakah
masyarakat adat bersangkutan masih sering mengadakan upacara adat?
Bagaimana jika hakim desa (dorps-rechter) menghadapi dan menyelesaikan
perkara perselisihan yang datang dari lingkungan masyarakat
(kerabat/tetangga), dan bagaimana pula jika salah satu terperkara itu berasal
dari luar kelompok masyarakat mereka; samakah sistem pelayanan hakim
atas perkara tersebut
• Oleh karena antropologi hukum juga mempelajari perilaku manusia dengan
mengutamakan penelitian kasus perselisihan yang terjadi, dengan norma-
norma hukum dan perilaku hukum berdasarkan kenyataan yang sungguh
berlaku. Maka dengan memiliki ilmu jiwa masyarakat karya studi
antropologi hukum akan menjadi lebih mudah studinya. Dengan demikian
psikologi sosial merupakan ilmu pembantu bagi antropologi hukum. Dengan
demikian ilmu jiwa sosial dalam proses melakukan studi antropologi hukum,
di samping ilmu pengetahuan lainnya merupakan ilmu-ilmu pembantu untuk
memudahkan dan melancarkan jalannya studi kasus.
Psikologi

Bidang psikologi lebih mempelajari dalam sisi internal manusia seperti persepsi,
Motivasi, sikap, konsep diri, dan juga yang lain-lainnya. Sedangkan antropologi,
khususnya
Antropologi budaya lebih condong ke pemahaman yang bersifat faktor eksternal seperti
Lingkungan fisik dan lingkungan keluarga. Hubungan antropologi dengan psikologi dapat
Dilihat dari berbagai segi, diantaranya adalah :
1) menyelidiki jiwa manusia yang membentuk penggambaran tingkah laku. Prilaku
manusia
Sama-sama menjadi objek kajian bagi dua bidang ilmu ini.
 2) tanda-tanda perkembangan manusia secara fisik dan budaya. Psikologi dan antropologi
Mengkaji tanda-tanda perkembangan kebudayaan manusia mengikuti berbagai penemuan.
Keterkaitan dua bidang ilmu ini sangat tinggi karena akan sulit memahami kebudayaan
suatu
Bangsa jika tidak dikupas dari sikap prilaku individu, proses-proses mentalnya hingga
Pemahaman kognisinya
Antropologi Hukum dan Religi
• Religi atau keagamaan mengandung arti adanya hubungan manusia dengan kekuasaan yang
berada diluar kekuasaannya manusia. Adanya hubungan manusia dengan kekuasaan yang
ghaib dikarenakan manusia mempunyai kepercayaan atau keyakinan terhadap kekuasaan yang
luar biasa di alam sekelilingnya. H.M Yamin menyatakan sampai tahun 1931 van vollenhoven
hanya menyangka, bahwa beberapa tatanan hukum adat, seperti hak lingkungan desa dan
negara adalah penjelmaan pikiran atau kepercayaan luhur, sedangkan hukum adat itu berasal
dari zaman jahiliyah purbakala
Agama
Ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari tentang manusia yang menyangkut
agama dengan pendekatan budaya, atau disebut juga Antropologi religi. Meskipun ada yang
berpendapat ada perbadaan pengertian antara Antropolog iAgama dengan Antropologi
Religi, namun keduanya mengandung arti adanya hubungan antara manusia dengan
kekuasaan yang ghaib. Keduanya juga menyangkut adanya buah pikiran sikap dan perilaku
manusia dalam hubungannya dengan kekuasaan yang tidak nyata. Dalam hubungannya
dengan Antropologi, agama ikut mempengaruhi, bahkan membentuk stuktur sosial, budaya,
ekonomi, politik dan kebijakan umum. Dengan pendekatan ini kajian studi agama dapat
dikaji secara komprehensif melalui pemahaman atasmakna terdalam dalam kehidupan
beragama di masyarakat. Kemudian dapat terlihat bahwa ada korelasi antara agama dengan
berbagai elemen kehidupan manusia/masyarakat.
• Baru dalam tahun 1931 beliau berkata, bahwa hukum adat itu berdasarkan kepercayaan
istimewa kepada kesaktian (Hm. Yamin, 1960: 66). Adanya agama dan kepercayaan yang
bermacam itu mempengaruhi perilaku-perilaku hukum dan peristiwa-peristiwa hukum yang
terjadi di dalam masyarakat. Memang sedikit yang menjalankan agamanya dengan penuh
taqwa, dengan demikian pentingnya pengetahuan agama dalam studi Antropologi hukum pada
masyarkat pedesaan, ialah sebagai sumber bahan untuk memahami perilaku hukum anggota
masyarakat.
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
• dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang
essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan
seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama
mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk
golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama
bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah,
dan sebagainya.
A. Komponen-komponen Agama
• Pertama, emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu
menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya. Kedua, sistem
keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan
akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti,
roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya. Ketiga, upacara keagamaan
yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek
Moyang. Keempat, tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil,
Klenteng. Kelima, umat, yakni pengikut salah satu agama yang merupakan
kesatuan social
b. Agama dan Masyarakat
• Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan
demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi
interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam,
Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang
pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran
Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaankepercayaan asli
lainnya.
Antropologi HukumIslam
berlakunya hukum Islam telah dipengaruhi pula oleh dinamika
sosial-budaya dan politik hukum dalam masyarakat Islam itu
sendiri.
Bagi sebagian besar muslim, Islam difahami bukan sematamata merupakan agama yang
mengajarkan tentang kesadaran
untuk tunduk kepada Tuhan yang diwujudkan dalam kegiatan
ritual semata, akan tetapi mengajarkan pula pedoman hidup untuk
saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia. Islam
merupakan agama wahyu karena di dalamnya syarat dengan
muatan-muatan norma-norma hukum berdasar kepada kehendak
Tuhan, agar manusia dapat menjunjung tinggi persamaan derajat
kemanusiaannya.

Anda mungkin juga menyukai