Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“SUKU BUGIS”

Tugas Mata Kuliah Antropologi

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Asmarani Pujawanti 2010121076

A.Saskia Alika Julianti 2010121065

Julian Angelina 2010121064

Jhoavicha Verel Nanda K.A 2010121067

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan Puji
Syukur atas kehadirat-Nya yang lebih melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat meyelesaikan makalah mengenai suku
bugis ini dengan baik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Makalah
ini dibuat agar kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai suku-suku yang
terdapat di Indonesia, dalam makalah ini kita dapat mempelajari kebudayaan-
kebudayaan di Indonesia, akan tetapi dalam makalah ini kami hanya menjelaskan
mengenai kebudayaan yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan lebih tepatnya
Suku Bugis.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki masalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang
suku bugis ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar,9 November 2020

i
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Suku Bugis ............................................................................................ 3
B. Sistem Religi dan Kepercayaan Suku Bugis ........................................................... 3
❖ Sistem Kepercayaan Agama Islam ..................................................................... 3
❖ Sistem Kepercayaan To Lotang .......................................................................... 3
C. Sejarah Suku Bugis ................................................................................................. 4
D. Nilai Budaya Suku Bugis ........................................................................................ 6
1. Adat Istiadat Suku Bugis..................................................................................... 6
2. Rumah Adat Suku Bugis ..................................................................................... 6
3. Baju Adat Suku Bugis ......................................................................................... 8
4. Kebudayaan Suku Bugis ................................................................................... 10
5. Bahasa Suku Bugis ........................................................................................... 11
6. Kesenian Suku Bugis ........................................................................................ 12
E. Keadaan Geografis dan Demografis ..................................................................... 14
BAB III............................................................................................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan
yang memiliki bermacam-
macam suku, kebudayaan dan bangsa. Kebudayaan yang beraneka
ragam tersebut tentu dapat terjadi karena perbedaan suku yang sangat
terlihat pada setiap wilayah dan daerah di Indonesia. Kebudayaan ini
tentu saja harus kita pelihara dan lestarikan keberadaannya, ini
merupakan bekal untuk generasi yang akan datang agar mereka juga
bisa mengetahui dan melihat keindahan, keunikkan dan keaslian dari
kebudayaan tersebut. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin
memberitahu tentang salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia.
Khususnya kebudayaan yang berada di
daerah Sulawesi Selatan yaitu “SUKU BUGIS”.
Suku Bugis adalah salah satu suku yang berdomisili di
Sulawesi Selatan. Ciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan
adat-istiadat, Diperkirakan populasi orang Bugis mencapai angka enam
juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi
Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua,
Kalimantan.
Suku Bugis hidup dari berburu, menangkap ikan, bertani,
beternak dan kerajinan. Mereka yang tinggal dipegunungan hidup dari
bercocok tanam, sedang yang dipesisir hidup sebagai nelayan. Mereka
dikenal sebagai pedagang barang kelontong, juga terkenal sebagai
pelaut yang sering merantau & menyebar ke seluruh Indonesia. Pakaian
tradisional mereka bernama Wajo Ponco, yang diperkirakan muncul
dari pengaruh Melayu. Sekarang baju ini hanyak untuk upacara-upacara,
tarian dan penjemputan secara adat. Bahasa mereka adalah bahasa Ugi

1
yang terbagi dalam beberapa dialek, seperti Luwu, Wajo, Bira, Selayar,
Palaka, Sindenneng dan Sawito.
Di kalangan orang Bugis masih hidup diantara aturan-aturan
yang dianggap luhur dan keramat yang dinamakan Panngaderreng atau
panngadakkang. Diartikan sebagai keseluruhan norma yang meliputi
bagaimana seseorang harus bertingkah-laku terhadap sesama manusia
dan terhadap pranata sosialnya secara timbal balik (etika)

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi/pengertian suku bugis ?
2. Seperti apa sistem kepercayaan dan kemasyarakatan suku bugis ?
3. Bagaimana sejarah suku bugis yang pernah ada ?
4. Nilai budaya apa saja yang terkandung dalam suku bugis

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa pengertian dari suku bugis itu sendiri
2. Dapat mengetahui seperti apa sistem kepercayaan dan
kemasyarakatan dalam suku bugis
3. Dapat memahami sejarah yang pernah ada dalam suku bugis
4. Dapat melihat nilai budaya apa saja yang terkandung didalam suku
bugis

D. Manfaat
Berdasarkan permasalahan diatas, maka manfaat dari disusunya
makalah ini adalah menambah wasawan pembaca tentang beraneka
ragamnya suku dan budaya yang ada di Indonesia, khususnya suku
bugis. Pembaca dapat mengetahui bagaimana sejarah dan asal kata suku
bugis serta mengenal tingkahlaku dan kebudayaan yang ada di suku
bugis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Bugis


Suku bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal
Sulawesi Selatan. Ciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan
adat istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang
merantau ke Ulawesi Selatan sejak abad-15. Kini orang-orang bugis
menyebar diberbagai Provinsi Indonesia, sperti Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan dan lainnya. Orang bugis juga
banyak yang merantau ke luar negeri.
Suku Bugis memiliki jiwa merantau. Selain merantau ke
wilayah lain di dalam negeri, banyak dari mereka juga merantau ke
negara lain, misalnya Malaysia dan Singapura. Suku Bugis yang
merantau tersebut kemudian menetap dan beranak pinak di negara
tujuan.

B. Sistem Religi dan Kepercayaan Suku Bugis


❖ Sistem Kepercayaan Agama Islam
Kepercayaan suku bugis yang banyak dianut sejak abad-17
adalah islam. Islam dibawa oleh para pesyiar dari daerah
Minangkabau. Para pesyiar tersebut membagi wilayah
penyebaran agama Islam menjadi tiga wilayah. Di wilayah
Gowa dan Tallo, penyiar yang ditugaskan adalah Abdul
Makmur. Di wilayah Luwu, yang diperintahkan untuk
menyiarkan ajaran Islam adalah Suleiman. Untuk wilayah
Bulukumba, Nurdin Ariyani yang ditugaskan untuk bersyiar.
❖ Sistem Kepercayaan To Lotang
Selain islam, kepercayaan suku bugis lainnya adalah sistem
kepercayaan To Lotang. Sistem kepercayan To Lotang

3
memiliki penganut sebanyak 15 ribu jiwa. Masyarakat yang
menganut sistem kepercayaan To Lotang tinggal di wilayah
Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng
Rappang.
Sistem kepercayaan To Lotang didirikan oleh La Panaungi.
Kepercayaan ini ada karena pendirinya mendapatkan ilham
dari Sawerigading. Sawerigading adalah jenis kepercayaan
yang memuja Dewata SawwaE.
Kitab suci bagi penganut sistem kepercayaan ini adalah La
Galigo. Isi yang terkandung dalam kitab tersebut diamalkan
turun-menurun secara lisan dari seorang uwak atau tokoh
agama kepada para pengikutnya. To Lotang menurut bahasa
Bugis artinya adalah 'orang selatan'. Zaman dulu,
masyarakat ini sering mengungsi dari satu daerah ke daerah
lain di Sulawesi Selatan. Setelah berkali-kali mengungsi,
pada 1609, masyarakat dengan sistem kepercayaan ini
menetap di Amparita berkat perintah dari Raja Sidendreng.

C. Sejarah Suku Bugis


Orang bugis memiliki berbagai ciri yang sangat menarik.
Mereka adalah contoh yang jarang terdapat di wilayah nusantara.
Mereka mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali
tidak mengandung pengaruh India. Dan tanpa mendirikan kota
sebagai pusat aktivitas mereka.
Orang bugis juga memiliki kesastraan baik itu lisan maupun
tulisan. Berbagai sastra tulis berkembang seiring dengan tradisi
sastra lisan, hingga kini masih tetap dibaca dan disalin ulang.
Perpaduan antara tradisi sastra lisan dan tulis itu kemudian
menghasilkan salah satu Epos Sastra Terbesar didunia Yakni La
Galigo yang naskahnya lebih panjang dari Epos Mahabharata.

4
Selanjutnya sejak abad ke 17 Masehi, Setelah menganut
agama islam Orang bugis bersama orang aceh dan minang kabau
dari Sumatra, Orang melayu di Sumatra, Dayak di Kalimantan,
Orang Sunda dijawa Barat, Madura di jawa timur dicap sebagai
Orang nusantara yang paling kuat identitas Keislamannya.
Bagi orang bugis menjadikan islam sebagai Integral dan
esensial dari adat istiadat budaya mereka. Meskipun demikian pada
saat yang sama berbagai kepercayaan peninggalan pra-islam tetap
mereka pertahankan sampai abad ke 20 salah satu peninggalan dari
jaman pra islam itu yang mungkin paling menarik adalah Tradisi
Para Bissu (Pendeta Waria).
Bagi suku-suku lain disekitarnya orang bugis dikenal
sebagai orang yang berkarakter keras dan sangat menjunjung tinggi
kehormatan. Bila perlu demi kehormatan mereka orang bugis
bersedia melakukan tindak kekerasan walaupun nyawa taruhannya.
Namun demikian dibalik sifat keras tersebut orang bugis juga
dikenal sebagai orang yang ramah dan sangat menghargai orang lain
serta sangat tinggi rasa kesetiakawanannya.
Orang eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah
bugis adalah orang Potugis. Para pedagang eropa itu mula-mula
mendarat dipesisir barat sulawesi selatan pada tahun 1530. akan
tetapi pedangan portugis yang berpangkalan dimalaka baru menjalin

5
hubungan kerjasama dalam bidang perdagangan secara teratur pada
tahun 1559.

D. Nilai Budaya Suku Bugis


1. Adat Istiadat Suku Bugis
Ade dalam bahasa Indonesia yaitu adat istiadat. Bagi masyarakat
bugis, ada 4 jenis adat yaitu:
a. Ade Maraja, yaitu dipakai dikalangan Raja atau para
pemimpin
b. Ade Puraondro, yaitu adat yang sudah dipakai sejak lama
dimasyarakat secara turun temurun.
c. Ade Assamaturukeng, yaitu peraturan yang ditentukan
melalui kesepakatan.
d. Ade Abiasang, yaitu adat yang dipakai dari dulu sampai
sekarang dan sudah diterapkan dalam masyarakat.
2. Rumah Adat Suku Bugis

Rumah adat suku Bugis dapat di bedakan berdasarkan status


sosial orang yang menempatinya, beberapa di antaranya :
❖ Saoraja (Sallasa) berarti rumah besar yang di tempati oleh
keturunan raja (kaum bangsawan).

6
❖ Bola adalah rumah yang di tempati oleh rakyat biasa.

Tipologi kedua rumah ini adalah sama-sama rumah panggung,


lantainya mempunyai jarak tertentu dengan tanah, bentuk
denahnya sama yaitu empat persegi panjang.

Perbedaannya adalah saoraja dalam ukuran yang


lebih luas begitu juga dengan tiang penyangganya, atap
berbentuk prisma sebagai penutup bubungan yang biasa di sebut
timpak laja yang bertingkattingkat antara tiga sampai lima sesuai
dengan kedudukan penghuninya.

Rumah bugis sebenarnya tahan gempa dan banjir.


Karena Rumah bugis yang sebenarnya menggunakan parelepang
(fattoppo dan fadongko) yang tidak disambung. Karena struktur
kayu yang tidak disambung dapat meredam getaran hingga
getaran yang frekuensinya tinggi. Namun sekarang mencari
kayu yang sangat panjang sangatlah sulit, sehingga parelepang
diganti dengan pattolo (ukurannya lebih kecil).

Rumah Bugis Tradisional merupakan contoh model


rumah Asia tenggara yaitu rumah panggung dari kayu, yang
atapnya berlereng dua dan kerangkanya berbentuk huruf ”H”
terdiri dari tiang dan balok yang dirakit tanpa pasak atau paku,
Tianglah yang menopang lantai dan atap sedangkan dinding
hanya diikat pada tiang luar. Karakteristik fisik itu, yang
membuat model rumah itu mudah dibongkar atau malah
dipindahkan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pemukiman orang bugis sering kali berpindah dan tidak terpusat
pada suatu pemukiman permanen.

7
3. Baju Adat Suku Bugis

• Pakaian adat Bugis wanita


Pakain adat wanita yang terkenal adalah baju bodo.
Baju bodo adalah baju adat pertama yang dikenal oleh
masyrarakat Sulawesi selatan. Cara pemakaian baju bodo,
jenis baju bodo dan bentuknya sudah dijelaskan dlam sebuah
kitab yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan sudah
dilestariakn secara turun temurun dari dulu.
Bahan untuk pembuatan baju bodo adalah kain muslin. Kain
muslin adalah kain yang terbuat dari kain hasil pintalan kapas
yang dijalin dengan kain katun.
Selain itu, pengguna baju bodo juga tidak bisa
sembarang orang, ada ketentuan yang harus dipatuhi dan
diikuti. Dalam kitab Patuntung, ada aturan yang
menyebutkan penggunaan warna khusus bagi tingkatan usia

8
wanita yang akan mengenakan baju bodo. Berikut adalah
aturan warna yang akan digunakan:
Warna jingga dipakai oleh perempuan umur
kurang dari 10 tahun.
Warna jingga dan merah darah dipakai oleh
perempuan umur 10 hingga 14 tahun.
Warna merah darah dipakai oleh untuk 17
hingga 25 tahun.
Warna putih dipakai oleh para inang dan
dukun.
Warna hijau dipakai oleh puteri bangsawan.
Warna ungu dipakai oleh para janda.
• Pakaian adat Bugis Pria
Pakaian adat wanita adalah baju bodo, untuk pria
menggunakan pakaian adat baju bella dada. Baju bella dada
terbuat dari kain lipa sabbe atau lipa garusuk. Baju bella dada
memiliki model berbentuk jas tutup dan berlengan panjang
lengkap dengan kerah dan kancing. Baju bella dada
dilengkapi dengan paroci (celana), lipa garusuk (kain
sarung), dan passapu (tutup kepala seperti peci yang terbuat
dari anyaman daun lontar dengan hiasan mbring atau benang
emas). Selain aksesoris tersbut, masih ada aksesoris yang lain
seperti:
Gelang yang digunakan adalah gelang motif
naga yang terbuat dari emas. Gelang ini disebut
dengan gelang ponto naga.
Sapu tangan, menggunakan hiasan khusus. Sapu
tangan ini disebut dengan nama passapu ambara.
Keris, sarung yang digunakan keris adalah
sarung yang terbuat dari bahan emas. Keris ini
disebut dengan pasattimpo atau tatarapareng.

9
4. Kebudayaan Suku Bugis
Upacara perkawinan dalam suku Bugis disebut Mappabotting
sementara itu istilah perkawinan dalam suku bugis disebut siala
yang mempunyai arti saling mengambil satu sama lain.
Perkawinan adalah ikatan timbal balik antara dua manusia
berlainan jenis kelamin untuk menjalin sebuah hubungan
kekeluargaan. Istilah perkawinan dalam suku Bugis juga bisa
disebut mabinne berarti menanam benih, maksudnya menanam
benih dalam kehidupan rumah tangga.

a. Perkawinan ideal menurut adat Bugis Makassar adalah


:
Assialang marola
yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat
kesatu, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu.
Assialana memang
yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat
kedua, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu.
Ripanddeppe’ mabelae

10
yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat
ketiga, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu.

b. Perkawinan yang dilarang atau sumbang (salimara’)


adalah perkawinan antara :
Anak dengan ibu atau ayah.
Saudara sekandung.
Menantu dan mertua.
Paman atau bibi dengan kemenakannya.
Kakek atau nenek dengan cucu
c. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelum
perkawinan adalah
Mappuce-puce
yaitu kunjungan dari keluarga si laki-laki kepada
keluarga si gadis untuk mengadakan peminangan.
Massuro
yaitu kunjungan dari utusan pihak keluarga laki-laki
kepada keluarga si gadis untuk membicarakan waktu
pernikahan, jenis sunreng (mas kawin), dan
sebagainya.
Maduppa
yaitu pemberitahuan kepada seluruh kaum kerabat
mengenai perkawinan yang akan datang.

5. Bahasa Suku Bugis


Bahasa Bugis adalah bahasa yang digunakan etnik Bugis
di SulawesiSelatan, yang tersebar di kabupaten sebahagia
Kabupaten Maros, sebagian Kabupaten Pangkep, Kabupaten
Barru, Kota Pare-pare, Kabupaten Pinrang, Sebagian kabupaten
Enrekang Sebagian di Majene, KabupatenLuwu, Kabupaten

11
Sidenrengrappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo,
Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan
Kabupaten Bantaeng. Masyarakat Bugis memiliki penulisan
tradisional memakai aksara Lontara.

Pada dasarnya, suku kaum ini kebanyakannya beragama


Islam Dari segi aspek budaya.Etnik Bugis mempunyai bahasa
tersendiri dikenali sebagai Bahasa Bugis(Juga dikenali sebagai
Ugi). Konsonan di dalam Ugi pula di kenali sebagaiLontara yang
berdasarkan tulisan Brahmi. Orang Bugis mengucapkan bahasa
Ugi dan telah memiliki kesusasteraan tertulis sejak berabad-abad
lamanya dalam bentuk lontar. Huruf yang dipakai adalah aksara
lontara, sebuah sistem huruf yang berasal dari Sanskerta. Seperti
halnya dengan wujud-wujud kebudayaan lainnya.
Penciptaantulisan pun diciptakan karena adanya kebutuhan
manusia untuk mengabdikan hasil-hasil pemikiran mereka.
6. Kesenian Suku Bugis
a. Alat Musik Tradisional
• Sinrili adalah alat musik gesek yang meyerupai biola .
bahan untuk membuat alat music tersebut terdiri atas
kayu dan pohon Nangka, kulit kambing dan tiga buah
senar yang terbuat dari kuningan..

12
• Kecapi adalah salah satu musik petik tradisonal
Sulawesi Selatan kuhususnya Suku Bugis Kecapti
biasanya ditampilkan sebagai music pengiring pada
acara penjemputan para tamu pada pesta perkawinan,
hajatan,bahkan hiburan pada hari ulang tahun.
• Gendang adalah salah satu alat musik perkusi yang
mempunyai dua bentuk dasar, yakni bulat panjang dan
bundar mirip seperti rebana.
• `Suling. Suling bugis terdiri dari berbagai bentuk yaitu:
▪ Suling Ponco adalah suling pendek yang
memiliki enam lubang nada.
▪ Suling Lampe adalah suling Panjang yang
memiliki lima lubang nada.
▪ Suling Lontarak adalah suling yang memiliki
empat lubang nada.
b. Tarian Suku Bugis
• Tari Paduppa Bosara yang mengambarkan bahwa
orang bugis kedatangan atau dapat dikatakan sebagai
tari selamat datang dari Suku Bugis.
• Tari Pakarenna merupakan tarian khas Sulawesi
Selatan, Nama Pakarena sendiri di ambil dari bahasa
setempat, yaitu karena yang artinya main.
• Tari Ma’Badong hanya diadakan pada saat upacara
kematian. Penari membuat lingkaran dengan
mengaitkan jari-jari kelingking, Penarinya bisa pria
atau bisa wanita. Mereka biasanya berpakaian serba
hitam, namun terkadang memakai pakaian bebas
karena tarian ini terbuka untuk umum.
• Tari Kipas. Tari kipas merupakan tarian yang
memrtunjukan dalam memainkan kipas dengan
gemulai alunan lagu

13
E. Keadaan Geografis dan Demografis
Orang bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka
adalah pribumi yang telah didatangi titisan langsung dari dunia atas
yang turun (manurung) atau dari dunia bawah yang naik (tompo)
untuk membawa norma dan aturan social ke bumi.
Teknologi dan peralatan hidup
1. Perahu Pinisi

Perahu Pinisi termasuk alat transportasi laut tradisional


masyarakat Bugisyang sudah terkenal sejak berabad-abad yang
lalu. Menurut cerita di dalamnaskah Lontarak I Babad La
Lagaligo, Perahu Pinisi sudah ada sekitar abad ke-14M. Menurut
naskah tersebut, Perahu Pinisi pertama kali dibuat
olehSawerigading, Putra Mahkota Kerajaan Luwu. Bahan untuk
membuat perahu tersebut diambil dari pohon welengreng (pohon
dewata) yang terkenal sangatkokoh dan tidak mudah rapuh.
Namun, sebelum pohon itu ditebang, terlebihdahulu
dilaksanakan upacara khusus agar penunggunya bersedia pindah
ke pohon lainnya. Sawerigading membuat perahu tersebut untuk
berlayar menuju negeriTiongkok hendak meminang Putri
Tiongkok yang bernama We Cudai

2. Sepeda dan Bendi

14
Sepeda ataupun Dokar, koleksi Perangkat pertanian Tadisional
ini adalah bukti sejarah peradaban bahwa sejak jaman dahulu
bangsa indonesia khususnya masyarakat Sulawesi Selatan telah
dikenali sebagai masyarakat yang bercocok tanam. Mereka
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama
tanaman padi sebagai bahan makanan pokok

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa, suku
bugis adalah suku yang tergolong kedalam suku-suku deutoran melayu.
Identitas warga negara sebagai suku bugis dapat diketaui dengan
melihat dari berbadai adat sukunya, diantaranya cara berbicaranya, pakaian
adat sukunya, rumah adat sukunya, keseniannyanya, dan makanan khas,
serta kebudayaan yang terdapat di Suku Bugis.

B. Saran
Sebagai salah satu warisan budaya nusantara, sudah menjadi
kewajiban kita untuk merawat dan melestarikan kebudayaan suku bugis
dengan cara menghormati dan menghargai budaya mereka, penyaringan
budaya luar,tumbuhkan kecintaan sejak dini terhadap budaya lokal.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36168656/MAKALH_SUKU_BUGIS

https://www.gurupendidikan.co.id/suku-bugis/

https://slideplayer.info/amp/12890978/

https://www.adatindonesia.org/pakaian-adat-suku-bugis/

https://solata-sejarahbudaya.blogspot.com/2015/11/rumah-adat-suku-
bugis.html

https://zonetugaskuliahku.blogspot.com/2017/04/makalah-identitas-
suku-bugis.html

17

Anda mungkin juga menyukai