Disusun oleh:
(Kelompok 1)
1. Azrina Ayu (A1G020017)
2. Fitria Muji Pangestu (A1G020023)
3. Meitri Nersa Farama Wasa (A1G020041)
4. Iqbal Alrasyid (A1G020061)
5. Esi Apriani (A1G020088)
6. Resy Melinda (A1G020112)
7. Enjelita (A1G020119)
8. Suci Rahmadhani (A1G020120)
9. Riski Miftahurrahmah (A1G020123)
10. Teara Malinda (A1G020124)
Semester/Kelas: 3/C
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, marilah
kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga laporan hasil diskusi kelompok mata kuliah Konsep Dasar
Sosiologi,Antropologi dan Sejarah mengenai “Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Budaya
Lokal di Indonesia” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber.
Kami menyampaikan terimakasih kepada dosen mata kuliah “Konsep dasar
Sosiologi,Antropologi dan Sejarah” yaitu Bapak panut M.Pd yang telah membimbing kami
dalam menyelasaikan makalah kelompok ini. Kami juga menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah ikut serta berpartisipasi membantu kami, sehingga makalah ini bisa
rampung secepatnya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK
Sejarah berarti asal-usul atau silsilah yang merujuk pada kejadian yang terjadi di masa
lampau. Sedangkan, budaya adalah pikiran atau akal budi, merujuk pada adat istiadat, atau
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Selama manusia menggunakan
pikirannya, memiliki akal dan budi, ia pasti akan menorehkan sejarah dan membentuk budaya.
Ada 300 suku bangsa yang mendiami negeri seribu pulau ini, pastinya banyak ragam budaya
yang tercipta sepanjang sejarahnya. Berbicara tentang sejarah dan budaya Indonesia, berarti
berbicara mengenai keanekaragaman suku bangsa yang dimilikinya. Dimulai dari zaman purba,
di mana manusia-manusia Nusantara berpencar di seluruh kepulauan Nusantara, meninggalkan
jejak sejarah dan budaya dalam bentuk artefak.
Kemudian masuk masa Hindu-Budha, di mana manusia Indonesia telah mengenal baca-
tulis, meninggalkan jejak sejarah dan budaya dalam bentuk tulisan pada gulungan kitab-kitab
kuno dan pahatan batu, bahkan jejak itu begitu nyata dan besar dalam bentuk candi, seperti
Candi Borobudur yang merupakan candi Budha dan Candi Prambanan yang merupakan candi
Hindu.Lalu datanglah Islam yang menggeser kekuasaan kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia.
Bukan saja pada kekuasaan, namun juga pengaruhnya meliputi kepercayaan dan kebudayaan.
Muncullah berbagai kebudayaan bercorak Islam yang juga berbaur dengan kebudayaan setempat,
hingga kebudayaan Budha dan Hindu. Misalnya, wayang yang awalnya berasal dari kisah
Ramayana diubah menjadi bernafaskan Islam, bahkan menjadi medium dakwah oleh Walisongo
di Jawa.
Masa kerajaan Islam perlahan meredup seiring dengan kedatangan kaum kolonial seperti
Portugis, Belanda, Inggris, hingga Jepang. Sejak kedatangan mereka di tanah air, akulturasi pun
terjadi antara budaya lokal Nusantara dengan kebudayaan Barat. Kesenian Tanjidor, misalnya,
adalah salah satu hasil dari proses akulturasi tersebut. Kesenian khas Betawi ini awalnya berasal
dari kesenian Portugis.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang Barat. Kebudayaan
kebudayaan barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode baju yang dipakai
yang digunakan musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akal. Ini berarti bahwa kebudayaan bersangkut dengan Budi dan akal titik
tafsiran yang hampir bersamaan menurutnya adalah bahwa kata kebudayaan
berasal dari kata majemuk budi daya artinya daya dari tebu di kekuatan akal.
Kekuatan akal manusia menghasilkan tiga wujud, yaitu ideal atau sistem
kebudayaankebudayaan,wujud kelakuan,dan wujud ideal berupa gagasan
konsep dan pikiran manusia. Wujud kelakuan berbentuk Kompleks aktivitas.
Sedangkan wujud kebendaan menghasilkan benda-benda kebudayaan.
E. B. Taylor
E. B. Taylor dalam bukunya Privinitive Culture memberikan pengertian
tentang kebudayaan sebagai berikut yaitu kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan kepercayaan kesenian moral hukum adat istiadat, dan
lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia
sebagai anggota masyarakat.
Ralph Linton
Ralph Linton seeprtindi kutip Soerjobo Soekanto berpendapat bahwa dalam
kebudayaan itu ada juga struktur normatif unsur-unsur normatif itu meliputi
hal-hal sebagai berikut.
a. Unsur-unsur yang menyangkut penilaian, misalnya apa yang baik dan
buruk, apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, apa yang
sesuai dengan keinginan dan apa yang tidak sesuai dengan keinginan.
b. Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya seperti
bagaimana orang harus berlaku.
c. Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan seperti misalnya harus
mengadakan upacara adat pada suatu kelahiran pertunangan, kawinan
dan lain-lainnya.
Bronislaw Malinowski (1884-1942)
Malinowski mendefinisikan kebudayaan sebagai penyelesaian manusia
terhadap lingkungan hidupnya serta usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sesuai dengan tradisi yang terbaik. Dalam hal ini,
Malinowski menekankan bahwa hubungan manusia dengan alam semesta
dapat digeneralisasikan secara lintas budaya.
4
Clifford Geertz (1926-2006)
Antropolog ternama dunia Clifford Geertz mengatakan kebudayaan
merupakan sistem keteraturan dari makna dan simbol-simbol. Simbol tersebut
kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar dapat mengontrol
perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu,
pengembangkan pengetahuan, hingga cara bersikap.
Roger M. Keesing (1935-1993)
Roger mendefinisikan makna kebudayaan melalui dua pendekatan, adaptif
dan ideasional. Kebudayaan menurut pendekatan adaptif merupakan kontes
pikiran dan perilaku. Sedangkan, menurut pendekatan ideasional kebudayaan
adalah semata-mata sebagai konteks pikiran..
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan
dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai:
5
3) Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya.
4) Pembeda antar manusia dan binatang.
5) Kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi
masyarakat.
Dalam teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Malinowski, dikenal tiga kebutuhan
yang dapat dipenuhi melalui kebudayaan suatu masyarakat:
1. Kebutuhan biologis
2. Kebutuhan instrumental
3. Kebutuhan integratif.
Adapun fungsi kebudayaan bagi masyarakat yang menurut Soerjono Soekanto
(2012:155) bagi manusia dan masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang harus
dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-
kekuatan lainnya didalam masyarakat dan anggota-anggota seperti kekuatan alam,
maupun kekuatan-kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik
baginya, selain itu manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang
spritual maupun material. Jadi, dalam kehidupan masyarakat ada sebagian yang hidupnya
tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan dikarenakan tidak adanya rasa kepuasan dalam
dirinya.
Menurut Soerjono Soekanto (2012:159) Berlakunya kaidah dalam sekelompok
manusia tergantung pada kekuatan Semua kebudayaan senantiasa bergerak karna ia
dinamis karena sebenarnya gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri, Gerak
atau dinamika manusia sesama manusia, atau dari satu daerah kebudayaan daerah lain,
baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti migrasi atau pengungsian dengan sebab-
sebab tertentu, Dinamika dalam membawa kebudayaan dari suatu masyarakat ke
masyarakat lain yang menyebabkan terjadinya akulturasi, Proses akulturasi kebudayaan
dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu,
Dimana ada kalanya kebudayaan yang dibwa dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat setempat ada kalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok individu yang
tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok individu di
sekeklilingnya sudah menjadi kebudayaan tersebut bagian dari kebudayaannya.
6
2.3 PENYEBAB KEBERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA
Ada dual hal yang menyebabkan terjadinya keberagaman budaya di Indonesia, yaitu
sebagai berikut:
1) Faktor geografis negara kepulauan
Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara
fisik terpisahpisah. Keadaan ini menghambat hubungan antar masyarakat dari
pulau yang berbeda-beda.Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan
budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan
masing-masing sehingga membuat kebudayaan menjadi sangat beragam antar
pulau-pulau di Indonesia.
2) Faktor kondisi alam.
Keberagaman bangsa Indonesia, selain diakibatkan oleh jumlah suku
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di seluruh
wilayah Indonesia juga dipengaruhi kondisi perbedaan geografis atau faktor
alam.Suku Sunda yang tinggal di daerah Jawa Barat, karena kondisi alamnya
yang mendukung pertanian memiliki ciri khas keragaman budaya agraris. Tentu
ini berbeda dengan suku Bajau yang tinggal di perairan yang sangat dekat dengan
laut.
Keragaman suku bangsa dan budaya terjadi karena letak wilayah
Indonesia yang terdiri atas wilayah kepulauan. Bahkan ada beberapa pulau yang
letaknya terpencil dan tidak dapat berhubungan dengan daerah lain. Wilayah yang
terpisah-pisah itu menyebabkan berbagai perbedaan dan hal itu menimbulkan
keragaman suku bangsa dan budayaTentunya, setiap suku bangsa mempunyai ciri
atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut
penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia
terdapat 1.128 suku bangsa.
Berbagai perbedaan antar suku bangsa itulah yang membentuk
keanekaragaman di Indonesia. Beberapa suku bangsa di Indonesia berdasarkan
asal daerah tempat tinggal antara lain di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo
Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu. Di Pulau Jawa terdapat suku Jawa,
Sunda, Badui, Samin, sedangkan di Kalimantan terdapat suku Dayak. Di Sulawesi
7
terdapat suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat
suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate. Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara
lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor. Sedangkan di Papua terdapat suku
Asmat, dan suku Dani.
8
2) Kedatangan Islam di Indonesia
Meskipun merupakan kerajaan Hindu-Buddha, Islam berpengaruh bagi kalangan
elit penguasa Majapahit. Kemungkinan Islam sudah ada di Asia Tenggara maritim
dari awal era Islam ketika pedagang Muslim datang ke Nusantara, membuat
permukiman di daerah pesisir, menikah dengan perempuan setempat dan dihormati
karena kekayaan mereka yang diperoleh melalui perdagangan. Beberapa penguasa
lokal kemungkinan tertarik dengan agama baru ini dan dianggapnya menguntungkan
untuk menganut sebuah keyakinan yang sama seperti sebagian besar pedagang.
Pendirian kerajaan Islam merupakan langkah logis berikutnya. Diduga rakyat dari
raja-raja lokal ini mengikutinya dengan masuk Islam.
Prasasti pada batu nisan menunjukkan bahwa pada awal abad ke-13 terdapat
sebuah kerajaan Islam di bagian utara Sumatera yang disebut Pasai atau Samudera.
Kerajaan ini dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara. Dari Sumatra
Utara, pengaruh Islam kemudian menyebar ke arah timur melalui perdagangan. Di
pesisir pantai utara Jawa berbagai kota Islam muncul selama abad ke-14. Meskipun
demikian, tidaklah mungkin kalau beberapa bangsawan Jawa dari Majapahit di Jawa
Timur memeluk agama Islam karena perdagangan. Mereka mungkin merasa statusnya
jauh lebih tinggi dibanding dengan kelas sosial pedagang. Kemungkinan besar
bangsawan Jawa ini dipengaruhi oleh para ulama Sufi dan orang-orang suci atau wali
yang mengaku memiliki kekuatan supranatural (karomah).
3) Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia
Cerita tentang kekayaan Malaka telah sampai di Eropa dan menggoda bangsa
Portugis, yang memiliki teknologi navigasi yang maju, untuk berlayar ke bagian
dunia ini agar bisa memiliki pengaruh lebih besar pada jaringan perdagangan rempah-
rempah dunia (dan yang membuat keuntungan mereka lebih tinggi). Pada 1511
Malaka ditaklukkan oleh armada Portugis di bawah pimpinan Afonso de
Albuquerque. Meskipun demikian, penaklukan ini memiliki konsekuensi yang luas
untuk jalur perdagangan. Malaka, yang dulu merupakan pelabuhan kaya, dengan
cepat hancur saat di bawah kekuasaan Portugis (Portugis yang tidak pernah berhasil
memonopoli perdagangan Asia). Setelah penaklukan Malaka, para pedagang segera
mulai menghindari Malaka dan pergi membawa bisnis mereka ke beberapa pelabuhan
9
lain. Johor (Malaysia), Aceh (Sumatra) dan Banten (Jawa) adalah negara yang mulai
mendominasi perdagangan rempah karena pergeseran jalur-jalur perdagangan setelah
Malaka jatuh ke dalam tangan para Portugis.
Belanda juga tertarik untuk membangun cengkeraman yang kuat pada jaringan
perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Ekspedisi pertama mereka mencapai
Banten pada tahun 1596 tapi disertai dengan permusuhan antara orang Belanda dan
penduduk pribumi. Namun setelah tiba kembali di Belanda, ekspedisi ini masih tetap
menunjukkan keuntungan besar yang memperlihatkan bahwa ekspedisi ke kawasan
Asia Tenggara sebenarnya menghasilkan banyak uang juga. Namun saking
banyaknya ekspedisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan Belanda (ke
Nusantara), menimbulkan dampak negatif pada keuntungan mereka. Persaingan
memperebutkan rempah-rempah mendongkrak kenaikan harganya di Nusantara
sementara peningkatan pasokan rempah-rempah di Eropa menyebabkan penurunan
harga di Eropa. Hal ini membuat pemerintah Belanda memutuskan untuk
menggabungkan perusahaan pesaingnya menjadi satu badan usaha yang disebut
Serikat Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oost Indische Compagnie, disingkat
VOC). VOC ini menerima kekuasaan berdaulat yang besar untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah Asia serta menyingkirkan pesaing Eropa lainnya.
VOC memutuskan untuk memiliki kantor pusatnya tidak di Maluku (pusatnya
penghasil rempah-rempah) tetapi lebih strategis dekat Selat Malaka dan Selat Sunda.
Pilihannya jatuh pada daerah yang sekarang dikenal sebagai Jakarta. Pada tahun 1619
Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen mendirikan Batavia di atas puing kota
Jayakarta yang dihancurkan karena sikapnya yang memusuhi Belanda. Batavia
menawarkan prospek dagang yang bagus, sehingga menyebabkan timbulnya imigrasi
banyak orang (terutama orang Cina) ke kota yang berkembang dengan pesat ini.
Budaya adalah cara hidup berkembang yang dimiliki oleh orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak
yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya
10
asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang
datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Budaya asing yang masuk ke indonesia membawa dampak yang sangat besar dalam
kehidupan generasi muda saat ini Namun, tidak semua budaya asing membawa dampak
positif bagi generasi muda saat ini,untuk itu kita sebagai generasi muda harus dapat
memilah-milah budaya asing yang masuk ke indonesia. Budaya juga terbentuk dari
beberapa unsur yang rumit,termasuk sistem budaya, politik, cara berpakaian dan
sebagiannya.
1) Cara Berkomunikasi
Tidak dipungkiri, perkembangan dari zaman ke zaman yang begitu pesat
menyebabkan perubahan dalam cara berkomunikasi. Dari sinyal asap, merpati pos,
telepon kabel, dan hingga kini telepon genggam atau ponsel dengan menggunakan
sistem teknologi yang canggih sehingga masyarakat tidak lagi hanya bertukar pesan
melainkan juga dapat membagikan fitur foto dan video
2) Cara berpakaian
Pada zaman dahulu masyarakat memanfaatkan kulit hewan atau kayu seiring
berjalannya waktu mulai Beberapa peneliti pun menemukan benda-benda tekstil yang
sudah ada sejak zaman purbakala. salah satunya jarum jahit buatan tangan yang
diperkirakan berumur 40 ribu tahun. Selain jarum, juga ditemukan serat rami yang
dicelup dan berada di sebuah goa prasejarah yang kisaran berumur 36 ribu tahun.
Pakaian kemudian mengalami perkembangan dari masa ke masa. Setelah mengenal
kain, kemudian muncul beberapa bagian pada pakaian, di antaranya
kancing,saku,kerah,ritsleting.
3) Pendidikan
Misalnya Salah satu pengaruh peradaban Belanda atas struktur budaya Indonesia
adalah pendidikan. Sistem pendidikan Belanda bersaing dengan sistem pendidikan
lokal Indonesia yang umumnya berupa pecantrikan dan mandala. Juga, sekolah-
sekolah Belanda mulai menyaingi pesantren, lembaga pendidikan yang banyak
dipengaruhi Islam. Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat
11
ini, merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke
dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas peserta didik duduk
dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri di muka kelas selaku
narasumber utama belajar.
4) Etika di masyarakat
Masuknya budaya asing ke Indonesia juga mempengaruhi perilaku indvidu yaitu
mulai hilangnya nilai budaya lokal seperti contoh menghormati orang tua, kebiasaan
memberi salam kepada orang tua,menundukan kepala ketika melewati orang yang
lebih tua dan sebagainya. Oleh karena itu,apabila tidak dibentengi dengan sikap
komitmen yang tinggi budaya asing yang buruk akan mempengaruhi jiwa remaja
dengan cepat dan bisa merusak.
5) Kesenjangan sosial
Pada zaman dahulu masyarakat cenderung hidup dengan sederhana dengan
masukanya budaya asing membuat persaingan di kalangan masyarakat. Hal ini akan
memacu persaingan baik dalam bidang pendidikan, teknologi, gaya hidup yang ingin
lebih dari dari satu sama lain.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Andrew. (2021, september 28). 18 Contoh Warisan Budaya Indonesia yang Diakui Dunia.
Retrieved oktober 28, 2021, from 18 Contoh Warisan Budaya Indonesia yang Diakui
Dunia: https://www.gramedia.com/best-seller/warisan-budaya-indonesia-yang-diakui-
dunia/
Rukmini, D. (2021, maret 25). Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan Sosial: Internal dan
Eksternal. Retrieved oktober 27, 2021, from Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan
Sosial: Internal dan Eksternal: https://tirto.id/apa-saja-faktor-penyebab-perubahan-sosial-
internal-dan-eksternal-gbvj
Update, B. (2021, juli 13). Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam
Budaya. Retrieved oktober 27, 2021, from Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia dalam Budaya: https://kumparan.com/berita-update/faktor-penyebab-
keberagaman-masyarakat-indonesia-dalam-budaya-1w7kkB2yFSk
Studio Belajar. 2020. Kebudayaan. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2021 melalui link
https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/
Gischa, s. (2020, 02 02). sejarah pakaian dari hewan hingga kain. Retrieved oktober 28, 2021,
from sejarah pakaian dari hewan hingga kain:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/02/160000069/sejarah-pakaian-dari-kulit-
hewan-hingga-kain
Handika, r. m. (2017, juni 02). pengaruh budaya asing di indonesia. Retrieved oktober 28, 2021,
from pengaruh budaya asing di indonesia: https://beritabojonegoro.com/read/11412-
pengaruh-budaya-asing-terhadap-budaya-indonesia-dikalangan-remaja.html
Mudjiono, r. (2016, 08 17). PENGARUH BUDAYA ASING. Retrieved oktober 28, 2021, from
PENGARUH BUDAYA ASING:
https://kesbangpol.riau.go.id/media.php?p=detail_artikel&id=207
14
15