Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KESENIAN

TENTANG
SENI BUDAYA DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah

“Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”

Dosen Pembimbing :

Pradiat atmoko, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Yoga Danu Tri Pamungkas


NIM : 1952000034
Kelas : 4D

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2021

I
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita haturkan kehadirat Allah SWT,karena sampai saat ini masih
memberikan rahmat nikmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Seni dan
Budaya Indonesi” dapat terselasaikan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
berhasil merubah corak hidup jahiliyah pada tatanan kehidupan bernafaskan islam yang
risalahnya sebagai suri tauladan bagi umat manusia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu kritik, saran dan pendapat dari
pembaca kami sangat harapkan. Maksud dan tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk
memenuhi tugas Ujian Akhir semester mata kuliah Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
serta memperluas pengetahuan bagi penulis dan para pembaca umumnya.

Penulis

Yoga Danu

I
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................................................I
Daftar Isi..........................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
D.Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
SENI.................................................................................................................................................3
A. Arti Seni............................................................................................................................3
B. Macam – Macam Seni......................................................................................................4
C. Sifat Dasar Seni................................................................................................................8
D. Struktur Seni.....................................................................................................................8
E. Nilai Seni..........................................................................................................................9
F. Pengertian Ekspresi.........................................................................................................10
G. Apresiasi Seni.................................................................................................................10
H. Fungsi dan Tujuan Seni..................................................................................................11
BUDAYA......................................................................................................................................14
A.  Definisi Budaya..............................................................................................................14
B.  Pengertian Kebudayaan..................................................................................................15
C.  Sejarah Kebudayaan Indonesia.......................................................................................16
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
D. Cara pandang terhadap kebudayaan................................................................................17
E.  Penetrasi kebudayaan......................................................................................................17
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................18
A.    Kesimpulan.....................................................................................................................18
B.     Saran ..............................................................................................................................18
C. Daftar pustaka ................................................................................................................19

II
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.
Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku
bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di setiap seni budaya tersebut terdapat
nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni dan kebudayaan mulai ditinggalkan,
bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan seni dan kebudayaannya sebagai jati diri
sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia secara
perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia
yang suka meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya Indonesia tersebut banyak cara yang
dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat
seni budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang
terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin
lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia
telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja,
adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan seni budayanya kini terhapus
semua oleh yang namanya kemajuan zaman.
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita
sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan
baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan
saksikan melalui layar televisi, koran, internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-
geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan
orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat
kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju
dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita
saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya seni dan kebudayaan
orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-

1
norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja
yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Seni dan Kebudayan-kebudayaan Barat
tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan
lawan jenis.
B.   Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan penulis uraikan dalam penulisan makalah tentang seni dan budaya
indonesia yaitu:
1.      Apa pengertian dari seni dan budaya?
2.      Bagaimana sejarah seni dan budaya di Indonesia?
3.      Apa macam-macam Seni Dan Budaya Indonesia?
4.      Apa fungsi Seni Dan Budaya Di Indonesia?
5.      Apa sudut pandang seni dan budaya Indonesia
C.   Tujuan Penulisan
Tujuan Penulis membuat makalah tentang seni dan budaya di Indonesia adalah untuk
memenuhi dan melengkapi tugas yang di berikan di mata Kuliah Seni Budaya. Selain itu tujuan
penulisan makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca dan agar masyarakat mau
melestarikan seni dan kebudayaan di Indonesia yang telah di warisi leluhur kita terdahulu kelak
dikemudian hari.
D.   Manfaat Penulisan
Penulis membuat makalah tentang seni dan budaya Indonesia ini manfaatnya yaitu agar kita
dapat mengenal seni dan kebudayaan kita lebih dalam, dapat menambah pengetahuan kita serta
melestarikan semua kebudayaan yang ada di Negara kita.

1
BAB II
PEMBAHASAN SENI
A.   Arti Seni
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga
dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. 
Seni adalah suatu cara dari diri kita sendiri untuk mengekspresikan sesuatu, yang mungkin
tidak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata dan bisa dengan musik, bisa dengan lukisan, bisa
dengan tarian sesuai dengan cirikhasnya.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani” yang artinya
“Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART” (artivisial)
yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.

 Arti Seni Menurut berbagai Sumber


Bangsa Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam budaya (BHINEKA
TUNGGAL IKA), yang sekaligus merupakan ciri khas dan asset dari bangsa Indonesia,
memang sebagian besar dari generasi muda sudah banyak sekali jenis-jenis kebudayaan di
miliki bangsa terlupakan dari ingatan generasi bangsa Indonesia, tidak banyak orang yang
perduli dengan keberadaan budaya, apakah akan berkembang atau menciut, dan pemberian
apresiasi kepada pecinta seni dan budaya pun tidak banyak, seolah-olah keinginan untuk
mengembangkan budaya tidak ada dalam benak sangpenerus bangsa. 
Tidak seharusnya juga kita melupakan dikarenakan perkembangan zaman dan
pengaruh dari budaya barat yang memang sangat berbeda jauh dengan akar budaya yang
tertanam sejak Indonesia Merdeka.
Para pengolah seni bukan tidak mau mewariskan budaya-budaya yang memang turun
temurun dari leluhur pewaris budaya, tetapi keinginan dari sang penerus yang memang sudah
enggan karena beranggapan bahwa seni nenekmoyangnya yang ada di Indonesia, sudah tidak
level lagi dengan pergaulan yang hampir kebablasan akibat pengaruh perubahan zaman.
Jika kita menengok kemasa yang lalu dimana kebudayaan indonesia yang sangat
dibanggakan dan di cintai, serta apresiasi mereka (masyarakat dan penggerak seni), seiring
dan berdampingan demi terlaksanannya pementasan budaya, sangat membanggakan sekali
dan sangat jauh berbeda sekali dengan kebaradaannya sekarang yang semakin terpojok dan
tertinggal. 
Berbeda-beda tapi satu tujuan “Bhineka Tunggal Ika” dengan beraneka ragam seni dan
budaya tapi tetap Bangsa Indonesia, apakah memang kebudayaan turun temurun ini akan
hilang diterjang badai zaman yang tidak menentu, dan kapankah kebangkitan kebudayaan
Indonesia akan kembali di banggakan oleh seluruh rakyat Indonesia, dan menjadi tameng
Indonesia kepada bangsa lain bahwa bangsa Indonesia memang layak untuk diperhitungkan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan
kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a) Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena
kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
b) Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu.

1
c) Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan
manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
d) Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan
dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e) Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas
itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan “dunia
besar”.

B.   Macam – Macam Seni


Di zaman sekarang ini seni memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK.
Kita tidak bisa terlepas dari yang namanya seni, tanpa adanya seni hidup kita tidak akan indah,
karena seni merupakan hal pendukung terbentuknya keindahan. Misalnya saja rumah, tanpa
adanya rasa keindahan, maka rumah yang kita huni sekarang ini akan bermodel kuno. Begitu
juga dengan tekhnologi yang sekarang ini berkembang, pasti didukung dengan adanya seni.
Contohnya adalah motor, motor zaman dulu dengan yang sekarang pasti mempunyai model
yang berbeda. Pastinya yang sekarang lebih bagus dari pada yang dulu. berikutu ni adalah
macam macam seni yang akan saya jelaskan secara umum :
a.    Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan
tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan
ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan
memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan
memahami dan berkarya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta
kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi in pada
dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang
kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman
melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif
mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan
ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni
rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai
dasar perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat
mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan
multimedia. berhubungan dengan unsur cabang kesenian.
b.    Seni Musik
Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni,
melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah
vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat
musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling,
gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat
musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr,
seksopon, dan terompet.Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik
meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik

1
mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan
seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan
memahami dan membuat notasi, kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun
mahir dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan
membuat multimedia. Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium
dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta
paduan bunyi yang menjurus kepada eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi
maupun harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki
aliran klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan
musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-kembang
sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang
berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni
secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media
ungkap menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke
dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab
itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna
musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik
semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik
dengan penghayat musiknya.
c.  Seni Teater
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya
teater, kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di
bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas
panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni
teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan
khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan
membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual
yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis
teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara
dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting,
pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian
penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.
d.    Seni Tari
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan
diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan
maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,
kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir
dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan
memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan
memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan
kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari
dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan
memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk

1
penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi
budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau
standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah
satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya
kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang
begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari
sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya
daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian
tersebut berasal.
Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang
sakral maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman
prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan
tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni tari memerlukan media gerak.
Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki
makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka
gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang
diungkapkan manusia untuk dinikmati.Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan
dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran
fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara
dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari
mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang
dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam
setiap upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya
mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari
jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini,
kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional,
dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh
sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat
memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.
e.    Kerajinan Tangan
Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan
dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir,
renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan
pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan
kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang
apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan
memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian
yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan
multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi.
Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya
seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali.

1
f.     Seni Berwawasan Teknologi
Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi
berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru.Salah satu
reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang
seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah
munculnya cabang seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema),
audio-visual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang
berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan
pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan
teknologi menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian
dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru
sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat
canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke
dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi.
Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam
menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah
ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.
Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas merupakan kekuatan dasar yang
sangat efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang
belajar kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan meningkatkan dan
mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan suara untuk tetap tumbuh dan berkembang
menurut tingkat dan reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan
dengan pendekatan psikologis.
Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan
multidimensional mampu menjangkau secara luas atas beberapa hal yakni.

1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar,


2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya
3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta,
4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.

Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar


pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat
menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model
profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari
yang berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di depan umum maupun d lingkup
pendidikan formal yang dimiliki.
Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator
yang dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan
seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai
pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang
dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh

1
profesionalisme sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja
mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin
bertumpu pada landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi
simulasi yang mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan
konsep profesional dapat menciptakan kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan
penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan memenuhi
kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam
menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya
digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau
ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa indikator profesional dalam bentuk
keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini.

1. Menekankan kepada produk/hasil,


2. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,
3. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,
4. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,
5. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya,
6. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep
profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni.
7. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol
pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam performa
profesionalisme yang diidamkan.
8. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.

C.   Sifat Dasar Seni


Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a.   Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta
karya baru.
b.  Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan
karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c.   Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus
memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya
ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami dan
mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d.  Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh
seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan
oleh waktu.
e.   Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah hingga jaman
modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai
dengan perkembangan masyarakatnya.
D.   Struktur Seni
The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur- unsur
yang membangun karya seni sebagai berikut :
a.   Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu
kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis,

1
8
warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni
tari adalah wirama, wirasa dan wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b.  Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya seni
dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) danjudul karya.
Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan, yakni berupa: objek
alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alegori. Namun tidak semua
karya memiliki tema melainkan kritik.
c.   Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni
melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik berkarya. Tana
medium tak ada karya seni.
d.  Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman
dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri bentuk luar yang
melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni yang
merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai sesuatu.
E.   Nilai Seni
Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting yang
bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai
keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu
ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat dalam
bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami
dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang bersifat kasat mata
maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari
nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang
kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya
(publik seni).
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan,
3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang
menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,yakni:
 keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual),
 keindahan dalam arti estetis murni,
 keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat
keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda
lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi
tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan lebih penting
menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau
memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir
atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih
mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang
negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.

1
9
F.    Pengertian Ekspresi
Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya
seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa
adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan
lakon.
G.  Fungsi dan Tujuan Seni
a.  Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang
berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan
yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan
Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
b.  Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian
tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan bantuan
karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster,
lagu anak-anak, alat peraga IPA.
c.  Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan,
gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu
seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang
mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d.  Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan,
Sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang tanpa
dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e.   Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak
untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer, dan
seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para
seniman dan komunitasnya.
f.   Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman
harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau seni
terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan
rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g.  Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui
terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi musik
telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan
psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan
bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang
sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam
pikiran.

1
10
H.  Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni
lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi
estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.
Effendi.S.E, mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan
pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermatikelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan apresiasi meliputi :
a.  Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia,
baik tradisi, maupun moderen Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan
meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b.  Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni
yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masingbidang
seni.
c.  Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan
pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d.  Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang
diapresiasi.
e.   Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.
f.   Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1).
pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik. Pendekatan
aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macamkegiatan seni.
Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisiperiodisasi dan asal
usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan caramemahami permasalahan di dalam
seni. Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebua
pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan
yang berbeda.

1 11
BUDAYA
A.   Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai
yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan
“kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

B.   Pengertian Kebudayaan


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

1
12
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa
yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan.
Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran
ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan
berasaskan peradaban.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda- benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem,
pertama sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana merupakan
suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai modal
peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.
Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman
ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki fungsi
berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang hasil-hasil seninya
disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku dalam konteks
kemasyarakatan. Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil
karya putera Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu
sehingga sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga
dengan karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia bermodalkan
berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap
masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari
kebudayaan.
Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :
 Rumah adat
Daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai contoh ciri khas rumah adat
di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di Sumatera dan rumah adat Hooi
berbentuk panggung.

1
13
 Alat musik
Di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah lainnya. Jika dilihat dari
perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di
berbagai wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik seperti
Grantang, Tifa dan Sampe.
 Seni Tari
seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.
 Kriya ragam hias
Dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam dari daerah tertentu,
dibuat di atas media kain, dan kayu.
 Properti Kesenian
Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni
teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki.
Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media
wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan
topeng untuk pendukung.
 Pakaian Daerah.
Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya.
 Benda Seni.
Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan
bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota
Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah
Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek
wisata.Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel
dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai pelindung menolak
bala, nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai nilai kepahlawanan yakni
rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri Kediri
dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain hal-hal
tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan dan sistem
kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari kebudayaan.
 Adat Istiadat.
Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing seperti suku Toraja memiliki
kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut Rambu
Tuka. Di Bali adalah adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat,
khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di
Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh
melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya
pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan
kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar daun
telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaranlubang daun telinga
semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.

C.   Sejarah Kebudayaan Indonesia


Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah
ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang

1
14
berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral
daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa (dari cina),
kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran
agama Hindu dan Budhha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan
yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5
Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung
abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi
perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya).
Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari
daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk
lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti
inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia
semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab
yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
D.   Cara pandang terhadap kebudayaan
a.     Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa
pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”.
Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan;
salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang “elit”
seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik,
sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui,
dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang
berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni,
sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan
zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah “berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya ada
kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi
tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang
memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang “berkebudayaan” disebut sebagai
orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang
yang “tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,” dan para pengamat seringkali
mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan
pemikiran “manusia alami” (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak
berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai

1
15
perkembangan yang merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat
dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas
pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup yang alami” (natural way of life), dan
musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara
kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap
bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak elit” dan “kebudayaan elit” adalah
sama – masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture)
atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh
banyak orang.
b.      Kebudayaan sebagai “sudut pandang umum”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli
terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan
Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-
Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”.
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan
kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu,
gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak
berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan
definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap
manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda
dari kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada
abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan – perbedaan dan bakat dalam
konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
c.       Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah
produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan
kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
E.    Penetrasi kebudayaan
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
a.      Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut
tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.
Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya
masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau
Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan
baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi
Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan
India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan

16
baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b.    Penetrasi Kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan
sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam
masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang
menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia
antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

1
17
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa seni adalah barang/atau karya dari
sebuah kegiatan, sedangkan Budaya adalah cara hidup suatu bangsa atau umat yang tidak lagi
dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk
mengatur kehidupan berasaskan peradaban.

B.   SARAN
Penulis hanya bisa memberi saran kepada pembaca bahwasahnya seni dan budaya masih
sangatlah dibutuhkan karna hidup tanpa seni tak akan indah dan hidup tanpa mengenal budaya
sering kali terjerumus kearah yang menjurangkan kehidupan.
Di dalam makalah ini mungkin ada kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulispun
meminta agar kiranya pembaca juga memberi keritik dan saranya agar kiranya makalah ini bisa
menjadi lebih sempurna lagi.
 

1
Daftar Pustaka
1.      http://www.scribd.com 18
2.      http://guruvalah.20m.com

Anda mungkin juga menyukai