Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan

Indonesia di Kalangan Remaja

Nama : Febyanti Anggraini


Kelas : 2PA11
Dosen pengampu : Tasha Ekaputri Permatasari
KATA PENGANTAR

Atas rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kemauan yangkeras di sertai bantuan dari
berbagai pihak maka dapatlah di susun paper ini dengan judul: “Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap
Kebudayaan Indonesia Di Kalangan Remaja” sebagai pemahaman tambahan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen pengampu Psikologi Perkembangan 2 Ibu
Tasha Ekaputri Permatasari dengan bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 11 Oktober 2021

Penulis
I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................................I

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................................II

BAB I.............................................................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................................2

1.3 Manfaat dan Tujuan......................................................................................................................................2

BAB II............................................................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN...............................................................................................................................................................3

2.1 Definisi Kebudayaan......................................................................................................................................3

2.2 Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia............................................................................................4

2.3 Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di kalangan remaja.....................................6

2.4 Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing..........................................................................................7

BAB III............................................................................................................................................................................ 9

PENUTUP....................................................................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................................9

3.2 Saran.............................................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................................10

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.
Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsaIndonesia merupakan kebudayaan yang majemuk pul dan
sangat kayaragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan
ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memilikikeanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap
budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan
mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati
diri sebuah bangsa.Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses
pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikutbercampur di dalamnya. Dilihat
dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat karena penemuan-penemuan
baru di segala bidang.Penemuan-penemuan baru di dunia teknologi misalnya yang di dominasikan
oleh negara-negara barat, membuat kita takjub sehingga kita hanya dapatmenggelengkan kepala
serta dapat menikmati dan memakainya sebagaibangsa Indonesia.Selain penemuan-penemuan baru
tersebut yang telah membudaya ada juga fenomena lain di era globalisasi yang terjadi di Indonesia
khususnya dikalangan remaja, di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat. Salah satu
contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kitasaksikan baik di media elektronik,
cetak maupun secara langsung seperticara berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya
masyarakat kitakhusus kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat kegolongan
bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang lebih tinggi. Dari
perilaku dan gayanya itulah di lihatsebagai contoh dan layak di tiru karena di anggap lebih maju
dan modern.Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpaselektif sesuai
dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaanyang mereka miliki. Para remaja merasa
gengsi kalau tidak mengikutiperkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran
agama dan budayanya. Dan kini nilai-nilai kebudayaan kita semakin terkikis karena di sebabkan
oleh pengaruh budaya Asing yang masuk ke Negara kita. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan,
mau apa jadinya generasi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan
anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena
tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiridan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
1
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan
budaya bangsa, makaPembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upayapengembangan
kesenian yang mampu melahirkan “nilai tambah kultural”. Seni-seni lokal dan nasional perlu tetap
dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan
nafasbaru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadappembaharuan dan
pengayaan karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal
sosial kultural” masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja dampak positif dan negatif serta apa akibat pengaruh masuknya budaya asing ke
Indonesia khususnya di kalangan remaja?
2. Bagaimana cara untuk mengantisipasi dampak negatif masuknyabudaya asing ke Indonesia
yang banyak merusak adat kebiasaan dandapat menimbulkan perilaku yang menyimpang
dimasyarakat?
3. Apa saja faktor-faktor utama penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia?
4. Pengaruh budaya asing terhadap eksistensi jati diri bangsa Indonesia?

1.3 Manfaat dan Tujuan


Banyak sekali manfaat yang dapat diambil sepertimengetahui hal-hal yang belum diketahui
sebelumnya tentang pengaruhkebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia di kalangan
remaja. Serta bertujuan, diantaranya untuk:
 Memberikan informasi kepada para remaja, tentang dampak masuknya kebudayaan Asing di
Indonesia.
 Menyadarkan para remaja akan bahaya yang mengancam negri kita dari dalam maupun luar.
 Mengetahui cara penanggulangan dari masalah krisis budaya
 Memberikan gambaran kepada para remaja tentang pengaruhmasuknya kebudayaan Asing
di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagaimengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimilikibersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi kegenerasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dankarya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian takterpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderungmenganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusahaberkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikanperbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketikaberkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya:
“ Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yangdipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan ataskeistimewaannya sendiri.”
"Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkandunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka
yangkoheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville
J.Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimilikioleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
3
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turuntemurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandungpengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalahsarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenaikebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuandan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia,sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakanoleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatanhidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang ke
semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.2 Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia


Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalamwaktu yang lama. Letak strategis
Indonesia yang berada pasa jalur 2 pusatperdagangan internasional pada masa lampau, India dan
Cina, memberipengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya pencampuran antara dua
budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan asli setempat. Selain dari pengaruhbudaya
asing pada masalampau, perkembanganpesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses
akulturasi budaya terutatama pengaruh budaya barat. Dengan kemajuan teknologi modern
mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain.Membawa perubahan sampai ke tigkat dasar
kehidupan manusia di Indonesia. Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai
kehidupanmasyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dinegara ini, di
tambah dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan energi, dan bahan industri strategis yang
kian langka, serta kesenjanganpenguasaan teknologi semakin lebar berisiko pada pergeseran
perbedaan dankepentingan di masyarakat. Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan
mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat
seakan menjadi cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku dantindakan seseorang. Hembusan

4
pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuandalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal
belum tentu sesuai dengankebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini
terusmengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan terjadikebudayaan masyarakat
nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara perlahan mengalami kepunahan karena tidak
mampu bersaing denganbudaya moden dalam bentuk pergaulan masyarakat.Pada awalnya pintu
masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalahmelalui kegiatan penjajahan para orang Asing di
Indonesia. Tidak hanyamengambil hasil rempah-rempah dan menjajah pada umunya tetapi mereka
juga menanamkan budaya mereka untuk mencampuri kebudayaan Indonesia.Berbeda dengan masa
penjajahan, pada zaman sekarang pintu masukkebudayaan Asing itu melalui kemajuan teknologi
dan informasi. Oleh Siauddin Sardar menyebut masa kini sebagai terjadinya revolusi
informasiseperti diulas dalam bukunya Tantangan Dunia Islam di abad 21. Dalam revolusi
informasi tersebut, intervensi informasi sulit dibendung olehkarena arusnya tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Setiap saat info masuk sudah dapat memasuki setiap kantor dan rumah tangga
sekalipun melaluimedia massa cetak dan elektronik seperti surat kabar, televisi dan
internet.Revolusi informasi salah satu cirinya adalah keterbukaan dan kebebasan informasi sungguh
sesuatu sulit dielakkan karena selain memberikan dampak positif seperti adanya informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi sekaligus dampak negatif seperti pergaulan
bebas, pakaian yang memperlihatkan aurat, pola hidup individual dan hedonis. Julukan yang sering
dipakai untuk menggambarkan peradaban Barat dan masyarakat-masyarakat komponen nya dewasa
ini adalah peradaban “teknologis”. Gambaran-gambaran optimistik tentang teknologi informasidan
perananya yang bermanfaat, memajukan gagasan bahwa komputer tidak pernah salah; ia bisa
menyelesaikan semua problem masyrakat; ia bahkan dianggap sebagai “jampi jampi ajaib” yang
bisa menyediakan informasi bagi semua orang. Kebanyakan para remaja di negri ini telah dibodohi
olehgambaran indah dan berlebihan tentang teknologi dan komunikasi ini.Sejumlah kecil negara
sekarang dipandang sudah sampai ke tingkatmodern, sedangkan jumlah besarnya masih dalam
proses ke arah itu.Moderenisasi kini telah bergema di dunia. Negara-negara modern merasabangga
karena modernisasinya telah berhasil, sedangkan negara-negara yangsedang berkembang dengan
penuh gairah menyertai gerak modernisasi itu.Meskipun demikian, perkembangan teknologi di
bidang informasi tersebut,selain memberikan kebebasan untuk mengakses informasi sebanyak-
banyaknya akan tetapi tetap ada ruang bagi masyarakat untuk melakukanpilihan-pilihan secara
selektif sesuai kepentingan, kebutuhan masyarakat.Disinilah peran semua pihak untuk terlibat
dalam pemberdayaan masyarakatagar mampu memilih dan memilah informasi siaran televisi atau

5
konten informasi di internet agar tidak terjebak dengan informasi kebudayaan asingyang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang dianutnya.

2.3 Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di kalangan


remaja
Indonesia di kenal sebagai negara multi etnis dan agama, dari situlahIndonesia memiliki ragam
Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budayatersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi.
Pada kondisi saat inikebudayaan Indonesia kini kian memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan
semakin berkembangnya teknologi yang akhirnya dapatmemberikan dampak negatif terhadap
kebudayaan asli Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media elektronik, kebudayaan barat
dapat dengan mudah masuk ke Indonesia, sehingga mulai mengubah pola pikir dan prilaku
masyarakat Indonesia. Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya memilikidampak
positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif misalnya, kreatifitas, inovasi
pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi, hidup disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain.
Nasmun dalamkarya tulis lebih fokus pada dampak negatif kebudayaan asing terhadapkebudayaan
Indonesia khususnya di kalangan remaja. Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap
masyarakatIndonesia khususnya kalangan remaja sudah sampai tahap memprihatinkankarena ada
kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaanbangsanya sendiri. Budaya ikut-ikutan
atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Para remaja tidak ingin ingin dikatakan kuno,
kampungan kalautidak mengikuti cara berpakaian ala barat karena dinilai modern, tren
danmengikuti perkembangan zaman meski memperlihatkan auratnya yangdilarangan oleh ajaran
agama maupun bertentangan dengan adat istiadatmasyarakat secara turun temurun.Selain cara
berpakaian dan mode, pergaulan bebas dan cara berhura-hura di kalangan remaja yang di lihat
sebagi prilaku yang menyimpang baiksecara agama maupun sosial juga menjadi masalah bagi
kebudayaan diIndonesia. Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutantanpa
selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adatkebiasaan yang mereka miliki.Para
remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi.
Sehingga para remaja merasa gengsi kalautidak mengikuti perkembangan zaman meskipun
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para
remajalebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri.

6
2.4 Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing
Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaanIndonesia, khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruhnegatif diperlukan pelibatan semua pihak terutama
pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang tua
di rumah.

 Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategismelalui penataan ulang sistem
pendidikan terutama mengenaipengaturan kurikulum. Tentu saja ini kurang memadai
waktunya untukmengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga
memerluikanpenambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebutdalam
bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah sepertikegiatan pengajian atau kajian-
kajian tematik menurut pandangan agama.Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem
pendidikan danmendorong kreatifitas guru bidang studi. Misalnya, matapelajaran geografi,
guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan
nasional yangdipelopori atau dimpin oleh ulama atau pejuang Islam sepertiPengeran
Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya.

 Peranan Tokoh Agama dan Budaya


Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui program kerja organisasi keagamaan
seperti Nahdlatul Ulama , Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada
pembinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu juga
peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang
program kerja yangdiminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan
budaya hura-hura yang datang dari budaya asing. Kalau hal ini dapat diperankan secara
maksimal oleh para tokoh agama dan budayawan, maka pola pembinaan generasi muda
dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih
terarah dan terukur, baik dari kegiatan-kegiatan internalsekolah seperti pada proses belajar-
mengajar maupun di luar sekolahseperti remaja masjid, kesenian dan budaya.

 Peranan Orang Tua dan Keluarga


Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Oleh karena itu,
lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota
7
keluarga terutama anak-anaknya. Orang tua harus bisa mengambil porsi lebih banyak
diantara porsiyang lainnya.Peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-
anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung
mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul.

8
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwapengaruh-pengaruh kebudayaan
asing turut dalam perkembangan budayaIndonesia khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan dan
alam fikiran dikalangan remaja yang dapat merusak ekosistem generasi muda ke depannya.

3.2 Saran
Sebagai generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh globalisasi
sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anutdan adat kebiasaan di negerinya. Serta menanamkan
nilai-nilai pancasila dan melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa
memiliki semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk dalam negeri.

9
DAFTAR PUSTAKA
Sidi Gazalba, Islam & Perubahan Sosiobudaya. Jakarta : Pustaka AlHusna, 1983

Zianuddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21. Bandung : Mizan, 1988.

Kun Maryati, Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X.Jakarta :Erlangga, 2001.

Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : Pustaka Setia.

Elida, Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa.

Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai