Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

GENERASI MUDA DAN BUDAYA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Generasi Muda
Dosen Pengampu : Syarif Firmansyah, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 2

Suci Maelliya : 122010006


Ayeng : 122010044
Nila : 122010037

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


INSTITUTKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN REPUBLIK INDONESIA
IKIP PGRI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Generasi Muda dan Budaya” tepat
pada waktunya. Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Generasi Muda yang mana dosen pengampunya ialah Bapak Syarif
Firmansyah, M.Pd.
Penulisan makalah ini diharapkan bisa memberilan manfaat kepada teman-teman
mahasiswa serta masyrakat pada umumnya, untuk mengetahui tentang bagaimana genarasi
muda hidup dalam keberagaman budaya yang ada di negara Indonesia.
Penulis mengetahui bahwa pada penulisan makalah ini masi banyak kekurangan, baik dari
segi penulisannya maupun isinya. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
Bapak Syarif Firmansyah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini serta teman-teman
semua, agar kami bisa menjadikanhal tersebut pedoman untuk penulisan makalah berikutnya.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
A. Latar Belakang.........................................................................................................8
B. Rumusan Masalah....................................................................................................8
C. Tujuan......................................................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................9
A. Bangsa Yang Multikultural Sebagai Tantangan Kebudayaan Bangsa Indonesia....9
B. Kebudayaan Bangsa Indonesia................................................................................13
C. Kondisi Budaya Indonesia Pada Era Globalisasi.....................................................17
D. Hubungan Budaya Dan Generasi Muda..................................................................19
E. Peranan Pemuda Dalam Melestarikan Kebudayaan................................................22
BAB III PENUTUP...........................................................................................................27
A. Kesimpulan..............................................................................................................27
B. Daftar Pustaka..........................................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Generasi muda adalah kelompok, golongan, angkatan, kaum muda yang hidup
dalam jangka waktu tertentu dan mempunyai tugas untuk melanjutkan pembangunan
bangsanya. Oleh sebab itu generasi muda perlu untuk mempelajari kebudayaan yang
ada sejak lama, karena pada masa depan merekalah yang akan terus mengembangkan
budaya-budaya yang ada.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri
dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah
bahwa kemajemukan dapat memicu terjadinya konflik yang dengan susah payah dan
penuh pengorbanan telah dapat datasi, sehingga sekarang bangsa Indonesia dapat
tetap utuh sebagai suatu bangsa yang majemuk. Keberagaman inilah yang menjadi
identitas nasional bangsa Indonesia yang harus dipertahankan agar tidak luntur karena
kemajuan zaman yang sangat pesat pada saat ini. Kebudayaan daerah yang beraneka
ragam adalah salah satu kekayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia yang harus dijaga
dan dilestarikan oleh semua warga negara terutama generasi muda.
Kemajuan teknologi sebagai dampak dari globalisasi yang begitu pesat telah
membawa kebudayaan asing masuk ke dalam negara Indonesia dan akan
mempengaruhi seluruh warganegara terutama generasi muda. Begitu cepatnya
pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture
shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai
pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan
dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya
luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang
mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di
tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut
ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter
sosial dan budaya dari lingkungan sosial. Oleh karena itu, di dalam diri generasi muda
perlu benar-benar mengerti dan memahami nilai-nilai budaya yang ada pada suatu
kebudayaan di lingkungan masyarakat, karena dengan memahami nilai-nilai budaya
yang sebenarnya maka masuknya kebudayaan asing akan dapat disaring secara baik
oleh generasi muda. Melalui pemahaman nilai-nilai budaya yang kuat dikemudian
hari dapat menjadi dasar dari terbentuknya kebudayaan baru dengan harapan tidak
melupakan kebudayaan asli Indonesia.
Globalisasi yang terjadi sampai di zaman sekarang ini telah menempatkan
manusia pada dunia tanpa batas. Globalisasi yang disertai dengan revolusi dibidang
ICT (Information and Communication Technology) membawa pengaruh pada
lunturnya budaya asli Indonesia dan nasionalisme dikalangan generasi muda.
Berbagai kemudahan memperoleh informasi akibat akselerasi di bidang ICT telah

4
membuat generasi muda Indonesia teracuni dengan berbagai dampak negatif
globalisasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di lapangan yang menunjukan bahwa
munculnya budaya kekerasan, konsumerisme menjadi gaya hidup generasi muda,
lunturnya semangat gotong royong, kurangnya penghargaan terhadap budaya sendiri,
dan meninggalkan hasil produksi dalam negeri. Bahkan tidak jarang dari para generasi
muda sekarang ini malu dengan kebudayaan Indonesia karena dinilai kurang maju.
Hadirnya kebudayaan barat secara global membuat nilai-nilai budaya etnis
menemukan titik-singgung dalam membentuk budaya Indonesia yang baru. Meskipun
kebudayaan yang baru itu merupakan sistem dan nilai budaya yang baru, faktor nilai
budaya etnis (tertentu) akan terasa di dalam budaya yang sedang terbentuk. Melalui
kreativitas, nilai-nilai budaya etnis yang kuat dan lentur akan memberi kontribusi
yang penting didalam proses pembentukan kebudayaan baru tersebut. Proses
pembentukan kebudayaan Indonesia dengan demikian berlangsung tidak melalui
proses yang sentralistis. Beberapa sentra dan bagianbagian kebudayaan haruslah
ditumbuhkan dan dikembangkan guna memungkinkan nilai-nilai budaya etnis dapat
dipadukan dan menemukan titiksinggung dengan nilai-nilai budaya global. Nilai-nilai
budaya yang demikian yang akan membentuk sistem budaya dalam menghadapi
tantangan-tantangan kebudayaan di masa depan. Kebudayaan berubah seirama dengan
perubahan hidup masyarakat. Perubahan itu berasal dari pengalaman baru,
pengetahuan baru dan akibatnya dalam penyesuaian cara hidup dan kebiasaannya
kepada situasi baru.
Permasalahan yang ada di Indonesia bila dicemati saat ini adalah rendahnya
atau lemahnya kesadaran masyarakat akan budaya nasional terutama seni. Hal ini
disebabkan karena lemahnya perhatian dari pemerintah sendiri terhadap seni
khususnya seni tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah "puncakpuncak
dari kebudayaan daerah". Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan yang
makin dimantapkan, sehingga ketunggalan makin lebih dirasakan dari kebhinekaan.
Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang
sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional.
Dapat dikatakan kesenian tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan
nasional sekarang ini masih sangat dibutuhkan mengingat fungsinya sebagai ciri khas
dalam kebudayaan asli Indonesia. Sebagai salah satu unsur kebudayaan, kesenian
tidak hanya menyentuh dimensi keindahan semata-mata, akan tetapi senantiasa tidak
pernah terlepas dari masalah keseluruhan kebudayaan. Cara berpikir, suasana cita
rasa, diafragma pandangan duniawi, dan kebijakan mengelola kehidupan, kesemuanya
berkaitan dengan gugusan nilai, makna, moral, keyakinan, serta pengetahuan yang
menyeluruh dalam kebudayaan di mana kesenian itu hidup. Pada kesenian melekat
ciri-ciri khas suatu kebudayaan.
Kesenian merupakan unsur budaya yang dapat digolongkan ke dalam
kebutuhan integratif. Ia merupakan unsur pengintegrasi yang mengikat dan
mempersatukan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda ke dalam suatu desain
yang utuh dan menyeluruh, operasional serta dapat diterima sebagai sesuatu hal yang
bernilai. Kedudukan kesenian menjadi pengintegrasi yang mencerminkan konfigurasi

5
dari desain kesenian itu. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat terutama generasi
muda atau remaja tentang pentingnya menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam setiap kebudayaan daerah terutama kesenian tradisional yang merupakan
bagian dari identitas nasional harus ditumbuhkan dengan demikian mereka akan
menyadari bahwa Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan kebudayaan
khususnya kesenian tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia
sehingga timbul rasa cinta dan bangga terhadap budayanya sendiri.
Adanya globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi
kesenian tradisional, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap
kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya
akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa. Padahal
perasaan bangga dan cinta terhadap tanah air yang kemudian akan membuat para
pemuda Indonesia memiliki jiwa nasionalisme saat ini haruslah terus dipupuk. Agar
para pemuda khususnya para remaja di era zaman sekarang ataupun di masa depan
tidak terlalu mengelu-elukan kebudayaan yang ada di bangsa lain serta dapat
menularkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air itu pada generasi selanjutnya.
Apabila diperhatikan dengan seksama, ternyata kesenian tradisional yang sarat
akan nilai budaya juga memiliki fungsi dalam pembelajaran yakni sebagai penunjang.
Melalui kesenian tradisional suatu pembelajaran mampu masuk hingga kepelosok
daerah. Hal ini karena adanya nilai-nilai luhur budaya bangsa yang bisa diturunkan
dan dirasakan manfaatnya ketika mempelajari seni tradisional. Pada dasarnya seni
tradisional itu mengajarkan manusia menjadi lebih menghargai kebersamaan, gotong
royong, tepo seliro, harmonisasi, keindahan, musyawarah, keseimbangan antara
duniawi dengan akhirat, kesopanan, dan masih banyak nilai positif lain yang dapat
dijadikan pembelajaran bagi masyarakat luas. Peningkatan kesadaran masyarakat
akan adanya nilai-nilai luhur budaya bangsa yang ada pada kesenian tradisional
merupakan sarana untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air,
yang dapat dilakukan dengan senantiasa berusaha memelihara kesenian-kesenian
tradisional asli Indonesia. Sehingga, sebagai warga negara Indonesia kita masih
memiliki Identitas kebudayaan asli yang menjunjung tinggi nilai-nilai serta norma-
norma yang telah sejak dulu ada. Hal inilah yang bisa dijadikan salah satu sarat utama
dalam mewujudkan nasionalisme nasional bagi bangsa Indonesia.
Remaja merupakan bagian dari pemuda generasi penerus bangsa. Sebagai
penerus bangsa, pemuda diharapkan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Sehingga dapat mempertahankan identitas bangsa, khususnya dalam hal kesenian
tradisional. Pada bidang seni tradisional, pemuda memiliki peran yang cukup penting,
yaitu untuk menggali kesenian tradisional dan meningkatkan minat rakyat terhadap
seni tradisional itu sendiri. Sebab, tanpa adanya keinginan para remaja untuk terus
mempelajari dan meningkatkan minat terhadap kesenian tradisional, baik dalam hal
tarian, alat musik, lagu, dll, maka kesenian tradisional Indonesia akan menghilang.
Padahal seni tradisional merupakan bagian dari budaya Indonesia dan salah satu
kekayaan Indonesia.
Kurangnya kebutuhan untuk menghargai keindahan yang ada pada kesenian
tradisional, faktor ini merupakan salah satu faktor penentu timbulnya minat remaja

6
pada kesenian tradisional karena apabila mereka merasa membutuhkan serta
menghargai keindahan kesenian tradisional sebagai hiburan sekaligus ciri khas
budaya bangsa Indonesia maka mereka akan tertarik dan tumbuh minatnya pada seni
tradisional. Kesadaran akan kebutuhan inilah yang harusnya ada dalam diri seseorang
setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder manusia. Selanjutnya,
pandangan remaja terhadap kesenian tradisional, pandangan merupakan sudut
pandang atau dapat dikatakan sebagai pemikiran mereka tentang seni tradisional
kebanyakan dari para remaja menganggap seni tradisional sekarang ini sudah
ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan era zaman modern sekarang ini serta tidak
banyak lagi peminatnya bahkan pendapat mengenai kesenian tradisional yang masih
dibutuhkan atau tidak para remaja disini terkesan bingung untuk menilainya karena
mereka bernggapan sudah ada keseniankesenian modern yang lebih menghibur.
Kesenian tradisional juga dianggap para remaja sebagai profesi yang
kurang menjanjikan bagi masa depan para pelakunya karena peminatnya saat ini
sedikit dan kurang mendapat perhatian dari masyarakat serta permerintah. Hal ini
disebabkan karena kesenian tradisional bukanlah pertunjukan yang sering diadakan,
tidak seperti kesenian-kesenian yang sifatnya modern yang pelaku bahkan
penikmatnya sendiri saat ini semakin banyak dan materi yang dihasilkannya pun besar
dan dianggap mampu untuk menunjang kebutuhan para pelaku seninya sampai di
masa depan nantinya, kurangnya minat remaja pada kesenian tradisional di desa
Patoman ini juga turut dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dan keluarga. Hal ini
dikarenakan jarangnya masyarakat yang mengadakan pertunjukan seni tradisional,
kesenian tradisional baru diadakan hanya jika ada hari-hari besar tertentu saja.
Selanjutnya, faktor dari keluarga atau kedua orang tua yang mungkin tidak pernah
memperkenalkan anak-anaknya pada kesenian tradisional atau bahkan melarang para
anaknya yang memiliki minat pada kesenian tradisional untuk tidak ikut serta dalam
kegiatan seni karena dianggap sebagai profesi yang tidak memiliki masa depan seperti
yang telah dijelaskan di atas.
Hal tersebut merupakan konsekuensi dari adanya keberagaman dalam
masyarakat multikultural. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis
problematika yang terjadi dalam masyarakat multikultural.
1. Diskriminasi sosial timbul akibat adanya ketidakseimbangan kekuatan dalam
diri individu atau kelompok. Ada kelompok yang menganggap dirinya lebih
baik, hebat, dan kuat dari pada kelompok lain di masyarakat.Bentuk dari
diskriminasi sosial adalah sikap membeda-bedakan dan mengucilkan ras,
golongan, agama, jenis kelamin, suku bangsa, gender, kelas sosial, etnik, dan
kondisi fisik tertentu. Diskriminasi sosial tidak seharusnya terjadi, jika setiap
individu atau kelompok dalam masyarakat dapat saling menghargai dan
menjunjung tinggi hak serta kewajiban masing-masing.
2. Disintegrasi sosial atau yang disebut juga dengan disorganisasi sosial adalah
situasi yang menunjukkan pecahnya suatu kesatuan dalam masyarakat. Salah
satu faktor penyebab terjadinya disintegrasi sosial yaitu akibat adanya
konflik / pertentangan. Pihak-pihak yang berkonflik tidak menginginkan

7
adanya integrasi karena tidak tercapainya kesepakatan dan melemahnya
norma-norma sosial dalam masyarakat.
3. Stereotip adalah kesan atau juga dapat disebut dengan rasa curiga terhadap
individu, kebiasaan, dan budaya dalam masyarakat berdasarkan pendapat
subjektif yang belum tentu benar. Contoh yang sering terjadi di masyarakat
adalah menganggap orang Madura memiliki watak keras dan tegas, padahal
banyak juga orang Madura yang berwatak lembut dan penyabar.
4. Primordialisme adalah suatu sikap yang berpegang teguh pada segala sesuatu
yang melekat pada diri individu maupun kelompok yang dibawa sejak lahir.
Sebagai bentuk kesetiaan dan loyalitas, primordialisme selalu mengutamakan
kepentingan kelompoknya sendiri. Primordialisme dapat digunakan untuk
melestarikan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
5. Menurut Soejono Soekanto, konflik sosial merupakan suatu proses sosial
ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan
cara menentang pihak lawan yang terkadang disertai dengan ancaman atau
kekerasan. Salah satu faktor penyebab terjadinya konflik sosial adalah
perbedaan kepentingan yang terjadi di antara individu dan kelompok.
Perbedaan kepentingan tersebut menyangkut kepentingan ekonomi, politik,
sosial, dan budaya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang terpapar diatas, adapun rumusan malahnya sebagai
berikut :
1. Bagaimana bangsa Indonesia menghadapi tantangan bangsa yang
multikultural
2. Bagaimana kebudayaan bangsa Indonesia
3. Bagaimana kondisi budaya Indonesia di era globalisasi
4. Apa hubungan budaya dan generasi muda
5. Apa peranan generasi muda dalam pelestarian budaya

C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Sikap Indonesia dalam menghadapi tantangan bangsa yang multikultural
2. Kebudayaan bangsa Indonesia
3. Kondisi budaya bangsa Indonesia di era globalisasi
4. Hubungan budaya dengan generasi muda
5. Peranan generasi muda dalam melestarikan budaya

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bangsa Yang Multikultural Sebagai Tantangan Kebudayaan Bangsa


Indonesia
Bangsa Indonesia identik dengan masyarakat multikultural, karena
memiliki keberagaman budaya, adat istiadat, suku bangsa, kepercayaan,
bahasa, dan kebiasaan. Dalam masyarakat multikultural, setiap kelompok
harus dapat hidup berdampingan demi terwujudnya kerukuran dan
persatuan. Namun, dalam realitas kehidupan sehari-hari sering kali terjadi
pertentangan dan berbagai permasalahan sosial lainnya.
Bhikhu Parekh mengatakan bahwa masyarakat multikultural adalah ”suatu
masyarakat yang terdiri dari beberapa macam kumunitas budaya dengan segala
kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem
arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan” .
Tantangan multicultural yang terjadi terutama yang ada di Indonesia banyak yg
berkaitan dengan relasi agama dan ruang public. Dalam tantangan di bidang
agama, banyak sekali masyarakat yang kurang bisa menerima perbedaan-
perbedaan yang ada sehingga konflik mengenai agama masing-masing yang
dianut terus-terusan terjadi.
Berbagai kebudayaan itu berseiringan, saling melengkapi dan mengisi, tidak
berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel)
dalam percaturan sehari-hari. Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-suku
bangsa yang terdapat di Indonesia perlu dilihat, sebagai aset negara berkat
pemahaman akan lingkungan alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya
yang dimilikinya yang keseluruhannya perlu dapat didayagunakan bagi
pembangunan nasional, di pihak lain setiap suku bangsa juga memiliki hambatan
budayanya masing-masing, yang berbeda antara suku bangsa yang satu dengan
yang lainnya. Maka menjadi tugas negara lah untuk memahami selanjutnya
mengatasi hambatan-hambatan budaya masing-masing suku bangsa dan secara
aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya potensi-potensi budaya baru
sebagai kekuatan bangsa.
Kelangsungan dan berkembangnya kebudayaan lokal perlu dijaga dan
dihindarkan dari hambatan unsur-unsur budaya lokal yang bermanfaat bagi diri
sendiri , bahkan perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat menjadi bagian dari
kebudayaan bangsa, memperkaya unsur-unsur kebudayaan nasional. Meskipun
demikian sebagai kaum profesional Indonesia misi utama kita adalah
mentransformasikan kenyataan multikultural sebagai aset dan sumber kekuatan,

9
bangsa menjadikannya suatu sinergi nasional memperkukuh gerak konvergensi
keanekaragaman.
Oleh karena itu walaupun masyarakat multikultural harus dihargai potensi dan
haknya untuk mengembangkan diri sebagai pendukung kebudayaannya di atas
tanah kelahiran leluhurnya, namun pada saat yang sama mereka juga harus tetap
diberi ruang dan kesempatan untuk mampu melihat dirinya serta dilihat oleh
masyarakat lainnya, yang sama-sama merupakan Warga Negara Indonesia
sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan tanah leluhurnya, termasuk sebagai
bagian dari tanah air Indonesia. Dengan demikian membangun dirinya,
membangun tanah leluhurnya berarti juga membangun bangsa dan tanah air tanpa
merasakannya sebagai beban, namun karena ikatan bersamaan dan saling
kerjasama.

a. Perubahan sosial budaya


Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan
kontak dengan kebudayaan asing perubahan sosial budaya adalah sebuah
gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:

1. Tekanan kerja dalam masyarakat


2. Keefektifan komunikasi
3. Perubahan lingkungan alam
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan
masyarakat penemuan baru dan kontak dengan kebudayaan lain sebagai contoh,
Berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian dan kemudian
memancing inovasi inovasi baru lainnya dalam kebudayaan’ dan perubahan
kebudayaan dapat terjadi melalui proses sebagai berikut.

a) Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya
pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya’ penetrasi kebudayaan
dapat terjadi dengan dua cara.
 Penetrasi damai masuknya sebuah kebudayaan dengan Jalan Damai.
Misalnya masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam di
Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak
mengakibatkan konflik’ tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat
penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan akulturasi
asimilasi, atau sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan

10
sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli contohnya, bentuk bangunan candi Borobudur yang
merupakan perpaduan antara Kebudayaan asli Indonesia dan
kebudayaan India asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis adalah
bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya
sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli
 Penetrasi kekerasan masuknya sebuah kebudayaan dengan cara
memaksa dan merusak. Contohnya Masuknya kebudayaan barat ke
Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan
dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah
budaya dari Belanda yang menjajah dalam 350 tahun lamanya. Budaya
warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem
pemerintahan Indonesia.
b. Cara pandang terhadap kebudayaan

a) Gaya sebagai peradaban


Saat ini Kebanyakan orang memahami gagasan budaya yang
dikembangkan di Eropa pada abad 18 dan awal abad ke-19 gagasan
tentang budaya ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara
kekuatan Eropa dan jabatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap Kebudayaan sebagai peradaban sebagai
lawan kata lain alam. Menurut cara pikir ini, kebudayaan suatu dengan
kebudayaan lainnya dapat diperbandingkan salah satu kebudayaan
pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

b) Artefak tentang kebudayaan tingkat tinggi oleh Edgar Degas


Pada prakteknya kata kebudayaan merajuk pada benda-benda
dan aktivitas yang elit seperti misalnya memakai baju yang berkelas,
fine art atau mendengarkan musik klasik sementara kata
berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang
mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh Jika seorang berpendapat bahwa musik klasik adalah
musik yang berkelas elit dan bercita rasa seni sementara musik
tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan
zaman Maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
berkebudayaan.
Orang yang menggunakan kata kebudayaan dengan cara ini
tidak percaya pada kebudayaan lain yang eksis mereka percaya bahwa
kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di
seluruh dunia menurut cara pandang ini seorang yang memiliki
kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang berkebudayaan disebut
sebagai orang yang tidak berkebudayaan titik bukan sebagai orang dari

11
kebudayaan yang lain orang yang tidak berkebudayaan dikatakan lebih
alam dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari
kebudayaan tingkat tinggi untuk menekankan pemikiran manusia
alami. Sejak abad ke-18 beberapa kritik sosial telah menerima adanya
perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi
perbandingan itu beri kebudayaan dan tidak berkebudayaan dapat
menekan interprestasi perbaikan dan interprestasi pengalaman sebagai
perkembangan yang merusak dan tidak alami yang menggabungkan
dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini musik
tradisional dianggap mengekspresikan jalan hidup yang alami dan
musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini sebanyak ilmuan sosial menolak untuk
memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam yang konsep
monardik yang pernah berlaku titik mereka menganggap bahwa
kebudayaan yang sebelumnya dianggap tidak elit dan kebudayaan elit
adalah sama masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang
tidak dapat diperbandingkan pengamat sosial membedakan beberapa
Kebudayaan sebagai kultur populer atau populer yang berarti barang
atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang

c) Kebudayaan sebagai sudut pandang umum


Selama era romantis para cendekiawan di Jerman khususnya
mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme seperti misalnya
perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman dan perjuangan
nasionalis dari etnis minoritas melawan kekaisaran Australia hongaria
mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam sudut pandang
umum pemikiran ini menganggap suatu kebudayaan dengan budaya
lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing.
Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan titik
Meskipun begitu gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan
antara Kebudayaan dengan tidak berkebaya dan budayaan primitif
pada akhir abad ke-19 para ahli antropologi telah memakai kata
kebudayaan dengan definisi yang lebih luas detik bertolak dari teori
evolusi mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan
berevolusi bersama dan dari evolusi itu tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an sub kebudayaan kelompok dengan perilaku
yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya mulai dijadikan subjek
penelitian oleh para ahli sosiologi titik pada 4 ini Pulau terjadi
popularisasi ide kebudayaan perusahaan perbedaan dan bakat dalam
konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

d) Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi


Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa kebudayaan
adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan

12
evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu
masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

e) Kebudayaan diantara masyrakat


Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub kebudayaan
yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya
subkultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan
umur, ras, etnis, kelas, estetik, agama, pekerjaan, pandangan politik
dan gender ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika
berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaannya asli titik cara yang dipilih masyarakat tergantung pada
beberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan
minoritas, seberapa banyak imigran yang datang watak dari penduduk
asli, keefektifan dalam keintensifan komunikasi antara budaya, dan
tipe pemerintahan yang berkuasa tersebut adalah:

 Monokulturalisme pemerintah mengusahakan terjadinya Asimilasi


kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi
satu dan saling bekerja sama
 Lite culture sebuah model yang dikembangkan oleh basamtibi di
Jerman. Dalam molekultur kelompok minoritas dapat menjaga dan
mengembangkan kebudayaan sendiri tanpa bertentangan dengan
kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli
 Melting pot kebudayaan imigran atau asing berbaur dan bergabung
dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.

B. Kebudayaan Bangsa Indonesia

Di masa lalu Kebudayaan Nasional digambarkan sebagai puncak-puncak


kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Namun selanjutnya
Kebudayaan Nasional Indonesia Perlu diisi oleh nilai-nilai dan norma-norma
nasional sebagai pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di antara
seluruh rakyat Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai yang menjaga
kedaulatan negara dan integritas teritorial yang menyiratkan kecintaan dan
kebanggaan terhadap tanah air, serta kelestariannya, nilai-nilai tentang
kebersamaan, saling menghormati, saling mencintai dan saling menolong antara
sesama warga negara, untuk bersama-sama menjaga kedaulatan dan martabat
bangsa.
Gagasan tentang kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan
identitas sebagai suatu bangsa sudah dirancang saat bangsa kita belum merdeka
titik hampir dua dekade sesudah Budi Utomo Perhimpunan Indonesia telah

13
menanamkan kesadaran tentang identitas Indonesia dalam Manifesto politiknya
1925 yang dikemukakan dalam tiga hakikat yaitu:

1. Kedaulatan rakyat
2. Kemandirian dan
3. Persatuan Indonesia
Gagasan ini kemudian segera direspon dengan semangat tinggi oleh Sumpah
Pemuda pada tahun 1928.
Di awal masa Indonesia merdeka identitas nasional ditandai oleh
bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia diantaranya
adalah penghormatan terhadap sang saka merah putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa nasional, pembentukan TKR yang kemudian menjadi
TNI PNS, sistem pendidikan nasional, sistem hukum nasional, sistem
perekonomian nasional sistem pemerintahan dan sistem birokrasi nasional.
Dipihak lain kesadaran nasional dipupuk dengan menanamkan gagasan
nasionalisme dan patriotisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar
dari keyakinan akan perlunya memelihara dan mengembangkan harga diri
bangsa harkat dan martabat bangsa sebagai perjuangan mencari peradaban
sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi atau ketergantungan
ketertumbukan keter hinaan, terhadap bangsa asing atau kekuatan asing.
Secara internal manusia dan masyarakat memiliki intuisi dan aspirasi
untuk mencapai kemajuan secara internal, pengaruh dari luar selalu
mendorong masyarakat yang dinilai statis sekalipun untuk bereaksi terhadap
rangsangan-rancangan dari lingkungannya. Rancangan besar dari lingkungan
pada saat ini datang dari media massa, melalui pemberitaan maupun
pembentukan opini. Pengaruh internal dan khususnya eksternal ini merupakan
faktor strategis bagi terbentuknya suatu kebudayaan nasional. Sistem dan
media komunikasi menjadi sarana strategis yang dapat diberi peran strategis
pula untuk memupuk identitas nasional dan kesadaran nasional. Budaya
Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka
pada tahun 1945. Budaya Indonesia dapat juga diartikan bahwa Indonesia
memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang beragam seperti tarian
daerah, pakaian adat, dan rumah adat. Budaya Indonesia tidak hanya
mencakup budaya asli bumiputera, tetapi juga mencakup budaya-
budaya pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, dan
Eropa.
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan
cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya
upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai
bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang

14
berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-
Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk
pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin
lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Kebudayaan
nasional bisa juga berarti sifat wutuhnya bangsa, teristimewa mengenai
tingkatan atau derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin. Definisi yang
diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari pernyataannya: “yang khas
dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan
nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah
dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang
Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi,
“Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”.
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran
dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia
sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan
nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan
munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan
perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan
nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum diamendemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan
bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi
puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan
nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada
posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam
kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang
sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat
unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru
atau hasil invensi nasional.
Budaya Indonesia sangat berbeda dari budaya Barat karena ada
perbedaan dalam pengalaman, sistem keyakinan, hierarki, agama, pengertian
tentang waktu, hubungan spasial, dan banyak lagi. Apalagi dalam Indonesia
sendiri terdapat banyak budaya yang berbeda. Hal ini membuat Indonesia
menjadi negara yang kompleks, dan karena itu negara ini menarik. Pada
bagian ini kami mengusulkan beberapa do's and don'ts untuk orang barat
supaya bisa berpartisipasi secara sukses dan efisien di masyarakat Indonesia.

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan


masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas

15
kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia
berdasarkan jenisnya:
 Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-
temurun yang dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat
kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas
permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selain itu, upacara
adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang
mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, religius,
dilakukan secara turun-temurun serta menjadi
kekayaan kebudayaan nasional. Unsur-unsur dalam upacara adat
meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan
dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain:
Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan,
pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
 Rumah adat

 Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku


bangsa dan budaya Indonesia. Biasanya tarian berfungsi untuk
menyambut tamu, peringatan hari atau peristiwa tertentu atau bentuk
ritual keagamaan. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia:
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,
dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan
pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa
di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia
terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian
dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah.Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia
dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah,
seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan
prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung
dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok,
tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari
rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya,
tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan
tari kontemporer.
 Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan,
adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan
menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun
rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui
lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya
hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki

16
lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk
Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Hal itu
dikarenakan lagu daerah dibuat berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa
yang sesuai dengan daerahnya.
 Musik, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan
keragaman alat musiknya. Identitas musik Indonesia mulai terbentuk
ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad
ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional
Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi,
terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik
yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik
petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik
orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali.
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di
Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh
17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia
memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan
pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari
adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern
adalah pop dan dangdut.

C. Kondisi Budaya Indonesia Pada Era Globalisasi

Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan budaya karena
terdiri dari berbagai kebudayaan, hal tersebut yang menjadikan setiap daerah di
Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan keunikannya masing-
masing yang menjadi ciri khas suatu daerah.
Secara umum, budaya atau kebudayaan merupakan cara hidup yang
berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Menurut E.B Tylor (1832-1917), budaya adalah suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa arti dari kebudayaan
merupakan sebuah tradisi yang dilakukan secara turun temurun sehingga hal
tersebut menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah.
Kebudayaan Indonesia ini mengalami perubahan yang terus-menerus seiring
perkembangan zaman, perubahan yang terjadi dikarenakan faktor masyarakat
yang memang menginginkan adanya perubahan dan perubahaan kebudayaan
terjadi sangat cepat karena adanya unsur globalisasi yang masuk dalam
kebudayaan Indonesia. Perubahan itu dapat dilihat terjadinya pergeseran sistem
nilai budaya dan juga sikap dan pandangan yang telah berubah terhadap nilai-nilai
budaya Indonesia.

17
Kebudayaan tradisional Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dengan
dalam suatu lingkungan daerah dan kondisi suatu lingkungan alam daerah
tersebut. Dengan adanya globalisasi ini, nilai-nilai yang ada dalam kebudayaan
tradisional Indonesia ini secara perlahan telah memudar dikarenakan kemajuan
teknologi yang ada yang disebabkan pengaruh dampak teknologi di era global
pada sekarang ini.
Dengan seiring perkembangan zaman dan era globalisasi yang prosesnya
sangat cepat ini dapat menimbulkan adanya perubahan pola hidup masyarakat
menjadi lebih modern. Dengan perkembangan zaman dan globalisasi yang
berjalan sangat cepat, membuat kondisi kebudayaan Indonesia hilang secara
perlahan.
Menurut ( I.Made Gede Arimbawa, 2011:175), bahwa globalisasi budaya
merupakan suatu proses homogenisasi dunia dengan mengusung kemasan budaya
populer Amerika. Kondisi tersebut jelas dapat dilihat dan dinilai dari penekanan
konsumsi terhadap budaya Barat pada umumnya, sehingga muncul istilah
Westernisasi yang digunakan sebagai simbol terhadap sifat konsumerisme.
Dengan adanya globalisasi yang masuk dan menyebabkan pola hidup masyarakat
Indonesia berubah menjadi lebih modern, dampak lain yang diterima yaitu
merusak mental dan moral para generasi muda Indonesia. Selain itu, para
masyarakat juga menjadi lebih memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis
dibandingkan kebudayaan lama Indonesia atau bisa disebut juga budaya lokal.
Masyarakat sekarang berpendapat bahwa sudah jarang ditemui budaya gorong
royong dalam masyarakat Indonesia yang dahulu sering dilakukan, karena adanya
kemajuan yang sangat pesat di era globalisasi ini. Masyarakat yang dulunya
gotong royong untuk melakukan suatu pekerjaan pertanian, namun sebagian
masyarakat sekarang bisa menggunakan mesin canggih yang sudah tersedia.
Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut yaitu banyaknya pengaruh
kebudayaan yang bertolak belakang seperti para masyarakat yang memiliki sifat
agresif, dinamis, dan mementingkan diri sendiri.
Indonesia merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang kaya
akan kebudayaannya dengan memiliki keragaman yang cukup bervariasi, dapat
digunakan sebagai penambahan indahnya ke sana sebuah negara titik akan tetapi,
Mampukah Indonesia pada zaman sekarang tetap mempertahankan integritas
kebudayaannya. Apabila diulang kembali sebagai peristiwa yang terjadi banyak
kebudayaan Indonesia yang telah dicaplok oleh negara-negara lain. Hal ini dapat
membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya.
Sehingga akan menyebabkan kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil
dan mengakuinya. Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa
sekarang ini telah secepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi Kian
merosot. Sehingga menimbulkan beberapa opini yang tidak jelas, yang nantinya
akan melahirkan sebuah kebingungan di tengah-tengah berbagai perubahan yang
berlangsung begitu rumitnya dan membuat pusing bagi masyarakat sendiri. Dan
yang lebih memperhatikan lagi, banyak kesenian dan bahasa nusantara yang

18
dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam mati titik
sejumlah warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri telah
hilang entah kemana. Padahal warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi dalam
membantu keterpurukan bangsa Indonesia pada zaman sekarang.
Sungguh ironis memang Apabila ditelaah lebih jauh lagi titik akan tetapi, kita
tidak hanya mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, meski
mampu menerapkan dan memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar
kebudayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun akan tetap ada dan
senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik bangsa Indonesia yang tidak
akan pernah punah.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kebudayaan yang
sangat beranekaragam, keanekaragaman tersebutlah yang menjadikan Indonesia
memiliki daya tarik bagi bangsa lain. Indonesia sangat terkenal dengan
keanekaragaman budayanya.Tidak heran jika semua negara mengakui mengenal
Indonesia dari keanekaragaman dan keunikan budaya-budaya juga sebagai tata
cara hidup manusia yang dilakukan secara kelompok atau masyarakat yang
diwariskan dari leluhur turun temurun dari generasi ke generasi. Oleh karena itu
sebagai generasi muda yang bertanggung jawab untuk menjaga serta melestarikan
kebudayaan ini,kita di tuntut untuk saling menjaga dan bekerja sama agar
terciptanya lingkungan yang aman dan sejahtera.
Budaya merupakan identitas bangsa,terutama bangsa Indonesia untuk itu ada
kewajiban untuk menjaga nya.Dalam hal itu kita dituntu untuk saling menjaga
kelestarian alam dam budaya. Peranan generasi milenial sangat penting untuk
menjaga dan melestarikan budaya begitu pula generasi muda sebagagai generasi
penerus bangsa.Setiap daerah memiliki budaya masing masing, upaya menjaga
dan melestarikan budaya merupakan tanggung jawab orang-orang didalamnya,
yang dimana budaya tersebut merupakan hak masyarakat di daerah itu
sendiri,namun perlunya dukungan dan saling menghargai dari daerah luar.
Dapat kita ketahui bahwa negara Indonesia memiliki budaya, bahasa, suku,
agama, adat istiadat dan lain sebagainya, yang berbeda beda.Namun hal ini lah
yang menjadikan kita mengerti tentang pentingnya saling menghargai dan
toleransi sesama manusia.Seiring berjalannya waktu dapat kita lihat pada era
sekarang semakin berembang pesat nya teknologi,sehingga tidak sedikit pula yang
melupakan tentang keanekaragaman yang sudah ada.
Dalam era globalisasi informasi menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam
mempengaruhi pola pikir manusia. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, perlu
kesadaran akan pentingnya budaya lokal sebagai jati diri bangsa.
Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana
peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya
lokal. Oleh karena itu dapat disimpulakn bahwa generasi muda mendapatkan
peran penting untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.Bahkan dari hal terkecil
seperti permainan tradisional hingga lagu lagu daerah yang beragam dan memiliki
ciri khas nya masing masing yang unik.

19
D. Hubungan budaya dan generasi muda

Budaya merupakan aset terpenting yang dimiliki suatu Negara. Begitupun di


Negara ini (Indonesia) yang sangat terkenal dengan keanekaragaman budayanya.
Di Indonesia sendiri, Budaya termasuk bentuk eksistensi dikanca internasional,
dimana semua Negara mengakui dan mengenal Indonesia dari keanekaragaman
dan keunikan budaya-budaya juga sebagai tata cara hidup manusia yang
dilakukan secara kelompok atau masyarakat yang diwariskan dari leluhur turun
temurun dari generasi ke generasi.
Budaya merupakan identitas bangsa. Maka kemudian ada keharusan menjaga
dan melestarikan identitas bangsa ini. Upaya menjaga dan melesetarikan budaya
merupakan tanggung jawab orang-orang didalamnya. Peranan masyarakat
sangatlah penting dalam melestarikan budaya, termasuk generasi muda yang akan
menjadi penerus bangsa. Tidak hanya dalam kanca politik saja, aset bangsa ini
pun menjadi tanggung jawab besar bagi generasi muda, dilesatarikan atau
dihilangkan, itu semua ada ditangan generasi penerus bangsa.
Kemudian dapat dipahami bahwa generasi muda bangsa ini juga merupakan
asset bagi Negara. Tidak hanya masa depan budaya, namun masa depan bangsa ini
pun bergantung kepada generasi muda. Akan tetapi, dapat kita lihat dewasa ini,
banyak ketimpangan - ketimpangan yang dilakukan oleh generasi-generasi muda
dalam bertindak. Seperti dalam sebuah media online, diberitakan dari kota
Sumedang, bahwa sampai hari Jumat (5/12/14), korban minuman keras oplosan
terus berdatangan ke RSUD Sumedang, dan sudah mencapai 103 orang, sebagian
dari korban adalah remaja mulai dari usia 15 – 22 tahun. Tidak hanya di
Sumedang, berita duka pun datang dari Kabupaten Garut, Jawa Barat,
meninggalnya 10 orang setelah menenggak minuman keras oplosan, dan tidak
dipungkiri, korban meninggal adalah remaja-remaja yang masih berusia 17-25
tahun. Ini hanyalah salah satu bentuk ketimpangan generasi muda yang nampak ke
public. Lalu masih banyak lagi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di negri
ini, dan pelakunya tidak lain adalah generasi bangsa ini sendiri.
Budaya tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai perilaku masyarakat. Seperti
nilai-nilai dalam budaya lokal yaitu etika berbicara, perilaku anak muda terhadap
orang tua, mencium tangan orang tua dan lain sebagainya. Hal ini akan sangat
nampak dalam keseharian ketika budaya itu sendiri dihargai dan dilestarikan.
Sekarang kita bandingkan dengan kasus-kasus generasi muda dewasa ini,
minuman keras, seks bebas, life style dan lain sebagainya, jelas itu bukan
budaya/tradisi bangsa kita.
Hal ini kemudian menjadi tantangan bagi generasi muda, bagaimana bersikap
bijak dan bertanggung jawab terhadap budayanya sendiri. Generasi muda patutnya
bangga dan berusaha menghalau budaya-budaya luar yang mampu menggerus
kearifan budaya lokal Indonesia.
Ini juga menjadi PR bagi pemerintah, bagaimana mengembalikan kesadaran
dan perhatian generasi mudaya terhadap budaya bangsa ini. Bukan malah terus
dicekoki pengaruh-pengaruh dari luar, karena memang kasus diatas tidak bisa

20
sepenuhnya menyalahkan generasi yang melakukannya. Ada peran penting dari
pemerintah untuk menangani pola piker remaja dewasa ini.
Dukungan dari orang tua juga penting dalam menerapkan nilai-nilai budaya
lokal dalam keseharian anak-anaknya yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
Dan akan menumbuhkan kesadaran bagi mewujudkan tujuan bangsa yang
melestarikan budaya/tradisi di Indonesia.
Banyak strategi yang bisa dilakukan dalam menunjang kesadaran dalam diri
generasi muda di negri ini. Diantaranya menerapkan nilai-nilai budaya lokal
dalam kanca pendidikan, baik formal maupun non-formal. Kini saatnya
pemerintah terkait dalam hal ini. Memberikan ruang untuk kesadaran bersama
bisa. Dapan mengedapankan budaya sebagai bentuk mewujudakan tradisi seperti
memfasilitasi seni tradisional, bahasa, tarian tradisional dan sebagainya.
Dengan demikian, nilai-nilai kearifan budaya lokal tidak akan pudar dengan
berjalannya waktu dan dapat bersaing di era globalisasi ini. Karena dengan
menghargai budaya bangsa ini, dan menjaga nilai-nilai budaya lokal yang baik,
sedikit demi sedikit moral generasi muda bangsa akan membaik dan berhati-hati
terhadap pengaruh budaya luar yang merusak moral bangsa ini. Dengan kata lain,
saya pribadi mengajak kepada generasi muda penerus bangsa, mari perjuangkan
kebaikan dalam budaya negri ini sebagai bentuk cinta dan kasih saying terhadap
bangsa, mulai dari diri sendiri, keluarga, teman, dan masyarakat lainnya.
Bumi merupakan titik kebiasaan bagai telah menjadi dan membentuk
perilaku manusia tersebut diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
Budaya itu sendiri merupakan suatu produk dari akal budi manusia, itu setidaknya
apabila dilakukan pendekatan secara etimologi budaya dalam hal ini disebut
kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Menurut brownieslaw
malinouskai mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri
titik istilah untuk mendapatkan itu adalah kultural determinism
Telah dikemukakan di atas bahwa kebudayaan merupakan suatu yang
diturunkan dari generasi 1 ke generasi yang lain yang kemudian disebut
superoganik. Dalam pergiliran budaya antara generasi ini dibutuhkan adanya
generasi perantara yang sudah mampu melakukan pemahaman dari generasi tua
dan mampu mengkomunikasikan ke dalam bahasa yang ringan dan mudah
dimengerti oleh generasi selanjutnya dalam hal ini merupakan anak-anak.
Generasi perantara itu adalah pemuda.
Belakangan ini beberapa pemuda yang telah lama terlelap dalam budaya
hedonisme mulai menguap dan melihat dalam perhatiannya pada kebudayaan
nusantara titik tentunya perubahan ini sangat positif dan perlu disambut baik oleh
berbagai macam pihak titik dengan begitu, gayung pun bersambut. Apabila
perantara ini telah ada dan siap melakukan tugasnya maka bisa diibaratkan
neurotanisme dalam sel otak yang menghantarkan impuls sel saraf dalam otak
agar mendapat tanggapan berupa aksi titik Hal ini Tentunya tidak bisa hanya
dilakukan oleh beberapa pemuda saja melainkan diperlukan seluruh pemuda untuk
bersatu titik ingat kata-kata Bung Karno berikan aku 20 orang tua Niscaya akan

21
ku Gambarkan satu negara berikan aku 10 pemuda saja akan kugemparkan
seluruh dunia titik ini menunjukkan bahwa pemuda itu memiliki potensi yang
begitu luar biasa.
Potensi yang ada dalam Pemuda terutama pada pemuda yang bersatu bila
digunakan dengan baik untuk melestarikan kebudayaan nusantara niscaya
Indonesia bisa menjadi mercusuar bagi kebudayaan di seluruh dunia secara tidak
langsung menjadi mercusuar bagi seluruh kebudayaan di dunia akan mengingat
meningkatkan pendapatan negara kita seperti hubungan sebab akibat, budaya kita
luar biasa eloknya demikian juga dengan faktor pendukungnya mengakibatkan
turis tertarik kemudian mengunjungi Indonesia. k artinya devisa pun bertambah
titik luar biasa bukan manfaat dari melestarikan kebudayaan. Jadi apabila negara
menginginkan profit jangka panjang dan mengentaskan pengaturan di Indonesia
alternatif jawabannya adalah lestarikan budaya dengan menggunakan potensi yang
dimiliki Pemuda tentu tanpa melupakan peran serta golongan tua
Nggak lihat pemuda itu terlihat sekali sehabis terjadi klaim budaya dari negara
yang tidak tahu diri titik Kementerian Pemuda dan Olahraga beserta Kementerian
budaya dan pariwisata giat melakukan sosialisasi dan gerakan-gerakan persuasi
agar masyarakat mau melestarikan budayanya sendiri titik agaknya seperti itulah
yang menjadi latar belakang pemuda akhir-akhir ini terlebih terlihat melihat dalam
bidang budaya titik dalam ruang lingkup saja, misal di UGM khususnya UKM
yang bernafaskan kebudayaan lokal kebanjiran peminat. UKJGS misalnya,
peminatnya berhasil memecahkan rekor selama beberapa tahun terakhir ini yang
jumlah peminatnya mencapai 140-an personel. Lagi dalam kurun waktu yang
sama FIB UGM menyelenggarakan Nusantara yang diikuti beberapa Universitas
dari seluruh Indonesia titik pada ajang tersebut ditampilkan berbagai macam
kebudayaan daerah di mana Universitas itu berada titik semua kegiatan yang telah
disebutkan, semuanya diakomodir oleh pemuda titik begitu dahsyatnya potensi
yang dimiliki oleh pemuda.
Marilah teman-teman Pemuda sekalian, sesuatu yang besar Telah Menanti kita
jika Pemuda bersatu titik dengan upaya dan cucuran keringat kita lestarikan
budaya Nusantara kita bangunkan budaya kita ke seluruh jagat raya. Percayalah
bahwa Pemuda bisa. Sebagai seorang pemuda Indonesia sejati tentunya akan
merasa bangga dengan keragaman budaya yang memiliki atau dimiliki oleh
Indonesia. Rasa bangga saja tentunya belumlah cukup, berupa upaya dan
sumbangsih teman-teman Pemuda sekalian agar budaya Nusantara tetap Lestari
dan menjadi tuan rumah di rumah sendiri titik jangan sampai budaya kita yang
adil dan luhur diklaim lagi oleh negara-negara lain. Maka dari itu Pemuda
Indonesia, pedulilah dan lestarikanlah budayamu Karena budayamu itulah
identitasmu.

E. Peranan pemuda dalam melestarikan kebudayaan

Dalam memperingati Sumpah Pemuda tahun ini saya terfokus pada isu antara
Pemuda dan kebudayaan titik kebudayaan adalah hasil dari proses peradaban

22
manusia yang bermula dari ditemukannya alat-alat, barang-barang yang jadi
perlambang primitivisme dan dinyatakannya proses modernitas sesuai dengan
zamannya. Budaya awalnya dari kebiasaan merespon keadaan luar diri dan
lingkungan yang diadaptasi untuk bisa diterima secara seksama di lingkungannya.
Sebagai pemuda Indonesia yang baik dan mencintai negara kita seharusnya
kita menjaga dan melestarikan kebudayaan negara kita agar tidak pernah Seiring
dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya dunia modern. Melihat
gencarnya pengaruh Kebudayaan Barat yang masuk dan merusak moral bangsa di
Indonesia ini sudah saatnya di hari sumpah pemuda ini para pemuda Indonesia
merapatkan barisan untuk lebih memperhatikan kebudayaan kita yang kaya akan
kearifan lokal.
Jika kita melihat peta Indonesia, maka kita akan menyadari bahwa Indonesia
adalah negara yang mempunyai bentang wilayah sangat luas. Indonesia
merupakan negara yang terbagi dalam beragam pulau dengan luas
daratan mencapai 1.916.906,77 km2. Sementara jumlah pulau di Indonesia
mencapai 16.056 buah. Kita semua mengetahui bahwa Indonesia adalah negara
yang unik. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak
perbedaan budaya antara satu pulau dengan lainnya. menurut sensus BPS tahun
2010 ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau
tepatnya 1.340 suku bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Weh sampai
Pulau Rote. Masing-masing kelompok etnis mempunyai kebudayaan yang
berbeda. Mereka mempunyai perbedaan dalam cara dan gaya hidup, makanan dan
bahasa. Meskipun hidup di pulau yang sama, Bahasa Suku Sunda berbeda dari
bahasa Suku Jawa, Orang Jawa suka makanan yang cenderung manis sedangkan
Orang Bali menyukai makanan yang pedas. Padang terkenal dengan Rendangnya
sedangkan Makassar terkenal dengan Coto Makasar.
Semua perbedaan itu menjadi nilai lebih yang membuat Indonesia menjadi
negara yang mempunyai kekayaan budaya terbanyak di dunia. Kita sebagai warga
negara Indoensia sudah semestinyalah melestarikan budaya Indonesia.
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah, ketika kita melihat sekitar, banyak
generasi muda yang sudah tidak terlalu mengenali atau menyukai masakan khas
Indonesia. Mereka banyak yang menyukai makanan dari luar negeri. Banyak yang
tidak mengenali wayang tapi sangat familiar dengan musik dan seni dari luar
negeri. Kita memahami bahwa efek globalisasi dan kemajuan teknologi internet
sudah mengubah gaya hidup generasi muda sekarang.
Kita tidak menginginkan generasi muda kita kehilangan karakter-karakter baik
tersebut atau melupakan dari mana mereka berasal. Kita harus mendidik generasi
muda dengan karakter yang baik dan membuat mereka bangga akan Indonesia.
Kita mempunyai budaya yang sangat menarik dan luar biasa. Kita harus
menjaganya. Kita tidak perlu meniru dan hidup dengan budaya dan gaya hidup
bangsa lain yang seringkali tidak sesuai dengan kita. Maka dari itu marilah kita
mempedulikan budaya kita dan hidup dengannya.
Jika bangsa lain bisa mempromosikan budaya mereka, kenapa kita idak? Kita
sebagai warga Negara Indonesia terutama generasi muda harus mampu

23
mempromosikan budaya kita dengan cara yang lebih menarik dan unik, sehingga,
Budaya Indonesia diakui secara internasional dan mencegah negara lain untuk
mengakuinya. Sehingga, peristiwa dimana budaya kita (reog, batik) diakui oleh
negara lain tidak akan terjadi lagi. Kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi
internet untuk mempromosikan budaya kita. Kita bisa mengunggahnya melalui
media sosial yang sebagian besar orang sekarang sudah menggunakannya, seperti
facebook, tiktok, instagram dan lainnya untuk mensosialisasikan budaya kita.
Peran masyarakat dalam melestarikan budaya sudah sepatutnya dikembangkan
dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Pada kenyataannya teknologi
tidak selalu berdampak positif, adapula dampak negatif yang akan ditimbulkan.
Salah satu dampak negatif yang dapat ditimbulkan ialah semakin mengikisny a
kebudayaan daerah dikarenakan masyarakat itu sendiri yang mulai mengabaikan
bahkan melupakannya.
Generasi Muda saat ini tentunya sangat berperan terhadap kelangsungan budaya
yang sudah ada, mereka diharapkan mampu melestarikan bahkan
mengembangkan budaya yang sudah ada dengan bantuan teknologi yang semakin
berkembang dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penting bagi generasi muda
untuk mengetahui dampak buruk perkembangan teknologi sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kerusakan di masa yang akan datang.
Salah satu bentuk pelestarian budaya telah dilakukan oleh PC IMM Jakarta
Selatan dengan diadakannya Darul Arqam Madya (DAM) melalui Zoom Meeting.
Kondisi pandemic Covid-19 rupanya tak menyurutkan niat baik aktivis dalam
menebarkan kebaikan melalui ilmu pengetahuan. Darul Arqam Madya (DAM)
yang telah dilaksanakan pada tanggal 3-6 Desember 2020 ini mengangkat tema
"Paradigma Islam Transformatif dalam Bingkai Ijtihad Kemanusiaan".
Pada kegiatan Darul Arqam Madya (DAM) kemarin kita dikenalkan dengan
Antropologi dan Sosiologi Masyarakat Indonesia. Abdul Halim Sani selaku
pemateri memaparkan bagaimana perbedaan budaya antara masyarakat kota dan
desa. Pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi kita dalam menentukan cara
melestarikan kebudayaan yang tepat agar sesuai dengan sasaran yang kita tuju.

Pada masyarakat perkotaan pemanfaatan teknologi tentunya sangat tinggi


karena mereka menggunakannya sebagai salah satu kebutuhan hidup untuk
berkerja, belajar bahkan ada juga yang hanya untuk bersenang-senang. Upaya
yang dapat kita lakukan untuk melestarikan kebudayaan adalah memperbayak
perluasan literasi melalui website atau video yang mengenalkan kebudayaan
Indonesia. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung berlebih dalam
menggunakan teknologi. Masyarakat perdesaan masih banyak yang menganggap
teknologi sebagai sesuatu yang hanya dipergunakan seperlunya bahkan ada yang
tidak menggunakannnya sama sekali. Salah satu upaya pelestarian budaya yang
dapat kita lakukan bisa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pengenalan budaya
secara langsung melalui Lembaga pendidikan ataupun pada masyarakat sekitar.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dengan keberagaman yang
luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh hingga Papua, Indonesia

24
memiliki beragam kebudayaan yang tercermin dalam adat istiadat, seni, tradisi,
bahasa, makanan, dan masih banyak lagi. Setiap daerah di Indonesia memiliki
kekhasan budaya yang unik, seperti tarian, musik, pakaian adat, upacara adat, dan
perayaan lokal yang berbeda-beda. Bagaimana cara melestarikan budaya bangsa
Indonesia ini? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud
RI) menyebut ada tiga cara yang bisa dilakukan, yakni tidak terpengaruh budaya
asing, memperkenalkan budaya ke negara lain, dan mengajarkannya.
Setiap pulau di Indonesia memiliki keberagaman budaya yang mengagumkan.
Misalnya, Bali yang terkenal dengan keindahan seni tari dan upacara keagamaan,
atau suku-suku di Nusa Tenggara Timur dengan tradisi unik seperti upacara adat
dan pembuatan tenun ikat. Begitu juga dengan suku-suku di Papua yang
mempertahankan kebudayaan mereka yang kaya dan beragam.
Budaya Indonesia juga tercermin dalam keberagaman bahasa dan kuliner. Ada
lebih dari 700 bahasa yang digunakan di Indonesia, dan setiap daerah memiliki
hidangan khas yang mencerminkan keunikan budayanya, seperti rendang dari
Sumatera Barat, soto dari Jawa, atau pepes dari Jawa Barat. Semua ini menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman budaya.
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam
melestarikan budaya Indonesia yakni sebagai berikut :

1. Tidak Terpengaruh dengan Budaya Asing

Tidak terpengaruh oleh budaya asing merupakan bagian penting dari


bagaimana cara melestarikan budaya bangsa Indonesia. Melestarikan
budaya berarti menjaga keaslian, nilai, dan tradisi yang telah ada selama
berabad-abad. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan
menjaga keseimbangan antara pengaruh budaya asing dan melestarikan
identitas budaya lokal. Interaksi dengan budaya asing bisa membawa
masukan yang berharga, namun menjaga nilai-nilai inti budaya lokal tetap
kuat dan tidak tergerus oleh pengaruh luar adalah kunci. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengenali, menghormati, dan mengadopsi unsur-
unsur yang sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri, tanpa kehilangan
identitas.
Generasi muda dapat diberi pemahaman tentang nilai-nilai budaya,
tradisi, dan sejarah leluhur mereka, sehingga mereka memahami dan
merasa bangga akan keunikan yang dimiliki oleh budaya lokal. Dengan
pengetahuan ini, mereka dapat mempertahankan identitas budaya sambil
terbuka terhadap perubahan zaman. Melalui kegiatan komunitas, festival
budaya, pendanaan bagi pelaku seni, dan program edukasi, mereka dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung pelestarian budaya lokal. Selain
itu, kebijakan yang mendukung pelestarian budaya juga perlu diperkuat
untuk menjaga keberlangsungan warisan budaya yang ada.

2. Memperkenalkan Budaya ke Negara Lain

25
Memperkenalkan budaya ke negara lain merupakan salah satu
bagaimana cara melestarikan budaya bangsa Indonesia. Proses ini
memungkinkan budaya lokal untuk diperkenalkan ke lingkungan global,
memperluas pemahaman orang tentang kekayaan budaya yang dimiliki
suatu bangsa Ini dapat membuka mata dunia terhadap kekayaan tradisi,
seni, dan praktik lokal. Misalnya, melalui festival budaya, pertunjukan seni
tradisional, atau pameran yang memperkenalkan tarian, musik, atau
kuliner khas Indonesia kepada masyarakat internasional.
Mau memperkenalkan budaya ke negara lain, ini memberikan
kesempatan bagi generasi muda untuk mempelajari dan menghargai
warisan nenek moyang mereka. Hal ini memastikan bahwa nilai-nilai
budaya yang berharga tidak terlupakan atau terpinggirkan dalam arus
globalisasi yang terus berkembang. Melalui pendidikan lintas budaya, anak
muda dapat menyaksikan keberagaman, mempelajari nilai-nilai etika, dan
menghargai keunikan budaya mereka sendiri.
Memperkenalkan budaya ke negara lain juga dapat memperkuat
hubungan antarbangsa. Kolaborasi budaya dapat menjadi dasar bagi kerja
sama lintas batas, mempererat ikatan antarnegara, dan membangun
hubungan yang lebih kuat antarbangsa. Misalnya, kerjasama budaya antara
negara-negara dalam bentuk festival budaya bersama atau pertukaran
seniman dapat menciptakan pengertian yang lebih dalam antarbudaya dan
mendorong kerja sama lintas negara dalam berbagai bidang lainnya.

3. Mengajarkan Budaya ke Orang Lain.


Mengajarkan budaya kepada orang lain adalah salah satu bagaimana
cara melestarikan budaya bangsa. Proses ini tidak hanya memastikan
bahwa nilai-nilai, tradisi, dan keunikan budaya tetap hidup, tetapi juga
memperluas pemahaman tentang kekayaan budaya yang dimiliki bangsa di
mata dunia. Ketika mau mengajarkan budaya kepada orang lain, ini secara
tidak langsung mewariskan pengetahuan dan kearifan lokal kepada
generasi yang lebih muda.

Pentingnya mengajarkan budaya tercermin dalam upaya melestarikan


tradisi lisan, seni, tarian, musik, dan berbagai aspek budaya lainnya.
Mengajarkan generasi muda tentang tradisi leluhur, bahasa daerah, adat
istiadat, dan ritual keagamaan adalah langkah penting. Selain itu,
mengenalkan mereka pada cerita-cerita lokal, mitos, dan legenda yang
menceritakan sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Melalui pengajaran budaya kepada orang lain, ini memicu minat dan
rasa ingin tahu terhadap warisan budaya . Mengajarkan dengan cara yang
menarik, seperti melalui pendekatan kreatif seperti drama, seni rupa, atau

26
penelusuran sejarah lokal, memungkinkan untuk mempertahankan minat
orang lain terhadap budaya kita.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari keseluruhan isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa Generasi muda
adalah kelompok, golongan, angkatan, kaum muda yang hidup dalam jangka waktu
tertentu dan mempunyai tugas untuk melanjutkan pembangunan bangsanya.
Permasalahan yang ada di Indonesia bila dicemati saat ini adalah rendahnya
atau lemahnya kesadaran masyarakat akan budaya nasional terutama seni. Hal ini
disebabkan karena lemahnya perhatian dari pemerintah sendiri terhadap seni
khususnya seni tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah "puncakpuncak
dari kebudayaan daerah". Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan yang
makin dimantapkan, sehingga ketunggalan makin lebih dirasakan dari kebhinekaan.
Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang
sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional.
Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan generasi muda sebagai bentuk
upaya dalam pelestarian negara yakni dengan cara, tidak mudah terpengaruh dengan
budaya asing, mengenalkan budaya Indonesia ke negara lain, serta mengajarkan
budaya kepada orang lain.

B. Daftar Pustaka

27
Nurmalisa, Yunisca.2017.Pendidikan Generasi Muda. Bandar Lampung: Media
Akademi
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
https://www.kompasiana.com/
https://www.liputan6.com/

28

Anda mungkin juga menyukai