Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“PENGAMALAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI”

DISUSUN OLEH:

SANTI

041784227

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA

ii
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas artikel tentang “Pengamalan Pancasila
Di Era Globalisasi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
artikel ini adalah untuk memenuhi tugas pada Pendidikan Kewarganegaraan. Selain
itu, artikel ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pancasila bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan artikel ini. Saya
menyadari, artikel yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan artikel ini.

Muara Jawa, 17 April 2020

Santi

iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................iii

Daftar Isi.....................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pancasila.........................................................................................................................3
B. Nasionalisme...................................................................................................................3
C. Globalisasi......................................................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

Peranan Pancasila Di Era Globalisasi..................................................................................6

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8

Daftar Pustaka.............................................................................................................................9

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia masa-masa ini adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. Hal ini
disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing yang banyak masuk di negara kita, akibatnya
banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menganggap bahwa budaya
asing merupakan budaya yang lebih modern dibanding budaya bangsa sendiri. Hal ini
berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi disebagian besar generasi
muda.
Hal ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi disebagian
besar generasi muda. Sejak dahulu dan sekarang ini serta masa yang akan datang peranan
pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan
nasional sangat diharapkan. Melalui organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan
generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalann
pembangunan nasional. Berbagai permasalahan yang timbul akibat rasa nasionalisme dan
kebangsaan yang memudar banyak terjadi belakangan ini, banyak generasi muda atau
pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi dan terlibat pada suatu kepentingan yang
hanya mementingkan diri pribadi atau sekelompok tertentu dengan mengatasnamakan rakyat
sebagai alasan dalam kegiatanya.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan bapak pendiri
bangsa ketika negara Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi, negara
Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar
negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi berbagai tantangan global
dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting
untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya
globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai
kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan
dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik
berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal
yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan
negara di dunia, sedangkan hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa
dan eksistensi kebudayaan Indonesia

B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa nilai-nilai pancasila?
2. Bagaimana pengamalan pancasila di era globalisasi?

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami pengamalan dan mafaat pancasila di era globalisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami nilai-nilai pancasila.
b. Mengetahui dan memahami pengamalan pancasila di era globalisasi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pancasila

Pancasila adalah dasar negara, ideologi bangsa dan falsafah serta pandangan hidup
bangsa, yang di dalamnya terkandung nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis. Selain
itu Pancasila sebagai ideologi terbuka setidaknya memiliki dua dimensi nilainilai, yaitu
nilai-nilai ideal dan aktual. Namun nilai-nilai itu kondisinya dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang dibawa globalisasi, sehingga berdampak terjadinya pergeseran peradapan, yang juga
membawa perubahan pemaknaan dan positioning Pancasila (Sultan Hamengku Buwono X,
Kongres Pancasila IV, UGM 2012). Pengaruh-pengaruh budaya asing akan bisa dihindari
jika kita generasi muda mampu menyaring budaya asing dengan menggunakan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar acuan dalm kehidupan kita.

Pancasila yang memiliki semboyan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, dengan pluralisme dan
multikulturalisme yang harus disatukan oleh “rasa bersama” dalam idiom nation-state
berikut semangat nasionalisme yang menyertainya. Sri Edi Swasono berpendapat,
nasionalisme menegaskan bahwa kepentingan nasional harus diutamakan, tanpa
mengabaikan tanggung jawab global. Dengan demikian Pancasila memiliki makna yang
berbeda akan tetapi tetap satu, banyak ragam Tetapi tetap mewujudkan persatuan. Seperti
halnya yang dituliskan oleh Empu Tantular: “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma
Mangrwa”. Menunjukan bahwa Pancasila merupakan alat persatuan dari keanegaraman yang
ada di negara Indonesia, multikultural dan juga pluralistik bangsa Indonesia. Tan Hana
Darma Mangrwa menurut Empu Tantular adalah tidak ada kewajiban yang mendua, artinya
hanya demi bangsa dan negara. Inilah wujud loyalitas yang diharapakan dari semboyan
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa”. Loyalitas pada bangsa dan Negara
Indonesia, rasa nasionalisme dan patriotism terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Selanjutnya Sri Edi Swasono mengatakan, bahwa bila pemuda-pemudi Indonesia tidak
mampu berwawasan Nusantara, tidak tahu tanah airnya sendiri, tidak tahu sabang merauke
dan keanekaragaman di dalamnya, maka ini merupakan cacat embrional bagi nasionalisme
Indonesia.

B. Nasionalisme

Paham nasionalisme muncul sekitar tahun 1779 dan mulai dominan di Eropa pada tahun
1830. Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 sangat besar pengaruhnya berkembangnya
gagasan nasionalisme tersebut. Sedangkan nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan
kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka
dan berdaulat. Sejak abad ke-19 dan ke-20, muncul benih-benih nasionalisme. Nasionalisme
berasal dari kata „nation‟ yang berarti bangsa. Terkadang kata “nasionalisme” itu sendiri

3
telah sering disalahartikan oleh masyarakat. Nasionalisme sering diartikan sebagai sebagai
paham chauvinisme yang berarti paham yang merendahkan bangsa lain dan menjunjung
tinggi bangsa sendiri dengan cara yang berlebihan. Persepsi yang salah tentang kata
“nasionalisme” perlu mendapat tanggapan dari masyarakat itu sendiri karena nasionalisme
dapat menghantarkan dan menjadikan suatu bangsa tersebut menjadi bangsa yang besar.
Seperti pepatah mengatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-
jasa pahlawannya”. Pepatah tersebut menjelaskan arti kata “nasionalisme” yang sebenarnya,
apapun tantangan dan hambatanya bangsa dan negara sendiri yang utama. Nasionalisme
yang benar mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengabaikan tanggung jawab global.

Di samping beberapa pendapat di atas tentang nasionalisme, berikut ini beberapa


pengertian nasionalisme dari beberapa tokoh. Menurut Ernest Renan, nasionalisme adalah
kehendak untuk bersatu dan bernegara. Sedangkan Otto Bauer mengatakan bahwa
nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan
senasib. Dari kedua pendapat tersebut bisa diambil suatu kesimpulan, di dalam nasionalisme
terkandung suatu makna kesatuan dan cinta tanah air, mencintai bangsa dan negara dengan
mewujudkan persatuan bangsa dari berbagai ragam perbedaan.

C. Globalisasi

Dilihat dari asal usul katanya, kata globalisasi diambil dari kata global yang maknanya
universal. Selama ini globalisasi belum memiliki makna yang baku, selama ini makna
globalisasi tergantung dari mana orang memandang. Akan tetapi secara umum globalisasi
adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi, budaya dan bentuk-bentuk interaksi yang lain. Globalisasi juga diartikan suatu
fenomena di mana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai
perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang
iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta
mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.

Merujuk pada UU No. 40/2009 tentang Kepemudaan, generasi muda atau pemuda
didefinisikan sebagai “Warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh)
tahun”. Sementara itu dalam konteks demografi dan antropologis, generasi muda dibagi ke
dalam usia persiapan masuk dunia kerja, atau usia produktif antara 15-40 tahun. Saat ini
terdapat 40.234.823 penduduk Indonesia masuk dalam kategori generasi muda. Sementara
dari sudut pandang sosial budaya. Generasi muda dari sudut pandang ini memiliki sifat
majemuk dengan aneka ragam etnis, agama, ekonomi, domisili, dan bahasa. Mereka
memiliki ciri ekosistem kehidupan yang terbagi ke dalam masyarakat nelayan, petani,
pertambangan, perdagangan, perkantoran dan sebagainya. Sedangkan pada Pasal 7 dan Pasal

4
8, pelayanan kepemudaan diarahkan untuk menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya
prestasi, dan semangat profesionalitas; dan meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda
dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan pada Pasal 8,
disebutkan bahwa strategi pelayanan kepemudaan adalah bela negara; kompetisi dan
apresiasi pemuda; peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai potensi dan
keahlian yang dimiliki; dan pemberian kesempatan yang sama untuk berekspresi,
beraktivitas, dan berorganisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda; pendampingan pemuda; perluasan
kesempatan memperoleh dan meningkatkan pendidikan serta keterampilan; dan penyiapan
kader pemuda dalam menjalankan fungsi advokasi dan mediasi yang dibutuhkan
lingkungannya. Dari beberapa landasan teori di atas maka di sini penulis akan mencoba
menganalisa sejauh mana peranan Pancasila dalam menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme di
kalangan generasi muda di era global.

5
BAB III

PEMBAHASAN
PERANAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Globalisasi adalah era dimana tiap orang memiliki kebebasan dalam bidang politik,
ekonomi maupun sosial budaya. Kebebasan tersebut sering disalah artikan oleh sebagian
orang. Tiap kali kebebasan tersebut tidak mencermikan nilai-nilai Pancasila yang sering
menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia untuk kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila seiring waktu ditinggalkan dan dilupakan dan
malah diganti oleh paham-paham barat seperti paham Liberal, Komunis maupun Sosialis
yang sangat berbeda bagi bangsa.(Nadiroh n.d.).

Paham-paham tersebut tidaklah sama dengan tujuan bangsa Indonesia yang tertera
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (Indonesia n.d.). Di era globalisasi ini peran
Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa
Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak
terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat
(Ginting 2017). Dalam era Globalisasi, budaya Barat dapat masuk dengan mudah tanpa
adanya batas dan pemisah antara budaya Barat yang positif maupun negatif. Karena tak
adanya pemisah, bangsa Indonesia harus dapat dengan cermat memilih dan melilah budaya-
budaya baru yang masuk agar tidak terbawa arus globalisasi.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan sebagai perilaku kehidupan dan berbangsa
dan bernegara, artinya pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan hidup/cara hidup
bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara untuk mencapai cita-cita nasional (Kemasyarakatan 2016). Dalam Pancasila, sila
pertama sampai sila kelima adalah buir-butir nilai luhur bangsa Indonesia. Seperti sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, menerangkan bahwa tiap orang pasti memiliki Tuhan yang
dipercaya dalam hati dan selalu mengagungkan Tuhan dengan cara bertakwa dan beribadah
sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Sila dalam Pancasila yang lainpun menerangkan
nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia. Tak hanya itu Pancasila juga merupakan kepribadian
bangsa Indonesia yang luhur dan juga Pancasila adalah merupakan tonggak atau dasar
pendirian bangsa ini. Perjuangan akhir bangsa indonesia setelah melawan penjajah adalah
Proklamasi dan Pancasila.

Pancasila dalam pengertian ini sering disebut way of life.artinya Pancasila dipergunakan
sebagai petunjuk hidup sehari hari (Kemasyarakatan 2016). Pancasila digunakan sebagai
petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala
bidang .berarti bahwa semua tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila .Keseluruhan sila di dalam

6
Pancasila merupakan satu kesatuan organis.Pancasila harus dihayati adalah Pancasila
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan
nilai-nilai religius sebagai keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan hidup yang
diyakinin oleh bangsa Indonesia mampu memecahkan masalah yang dihadapi secara tepat.
Dengan pandangan hidup yang jelas ,bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan
pedoman hidup yang jelas, bagaimana mengenal serta memecahkan berbagai masalah
politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan dan lain sebagainya dalam
gerak masyarakat yang semakin maju. Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila
terkandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan serta dasar pikiran yang terdalam
dan mengenal wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itulah Pancasila harus
menjadi pemersatu bangsa yang tidak boleh mematikan keanekaragaman yangm ada sebagai
Bhineka Tunggal Ika. Dengan demkian Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang
memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari-hari dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar Filsafat Negara, nilai-
nilainya telah ada pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan hidup, yaitu berupa
nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan serta sebagai kausa materialis Pancasila
(Heryansyah et al. n.d.). Maka antara Pancasila dengan bangsa Indonesia tidak dapat
dipindahkan sehingga Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia. Setelah bangsa
Indonesia mendirikan negara, maka oleh pembentuk negara Pancasila disahkan menjadi
Dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai suatu bangsa dan negara, Indonesia memiliki
cita-cita yang dianggap paling sesuai dan benar, sehingga segala cita-cita, gagasan-gagasan,
ide-ide tertuang dalam Pancasila. Maka, dalam pengertian inilah Pancasila berkedudukan
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, sekaligus sebagai asas persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara Indonesia.

7
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan
nilai-nilai religius sebagai keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan hidup yang
diyakinin oleh bangsa Indonesia mampu memecahkan masalah yang dihadapi secara tepat.
Dengan pandangan hidup yang jelas ,bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan
pedoman hidup yang jelas. Maka, dalam pengertian inilah Pancasila berkedudukan sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia, sekaligus sebagai asas persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk
tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi
batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing
dapat masuk dengan mudah ke dunia masyarakat.

B. Saran

Di era globalisasi ini bangsa Indonesia perlu melakukan berbagai perbaikan di segala
bidang bidang.seperti social dan budaya,politik,hukum serta bidang ekonomi.hal ini perlu
dilakukan perubahan agar nantinya bisa menjadi lebih baik lagi.

Kita juga sebagai bangsa Indonesia perlu menanamkan nilai-nilai UUD 1945 dan
pancasila agar bangsa kita tetap maju dan semakin maju dan ciri khas dari bangsa tersebut
tetap terjaga meskipun pengaruh era Globalisasi tidak dapat dihindarkan. Saya yakin bahwa
bangsa ini akan memiliki kehidupan yang lebih baik jika berpegang teguh pada pedoman
yang ada, walaupun jaman dan teknologi semakin canggih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul Ittihad. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Hamengkubuwono, Sultan X. (2012). Kongres Pancasila IV. Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada.

Otto Bauer, (2001). Die Nationalitaten frage und Die Soziale Deokratie. Jakarta:
Rineka Cipta.

Renan, Ernest. Apakah bangsa itu? (Quest Cequ’une Nation) Alih Bahasa Prof. Mr.
Sunarto. Bandung: Alumni, 1994.

Swasono, Sri Edi. (2010).Pembuat Kebijakan Harus Nasionalis. Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai