Dosen Pengampu :
WENDHY YANUAR PRATHAMA, S.H., M.H.
DISUSUN OLEH :
ISMA’EL
22112025
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Eksistensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Menjawab Tantangan
Globalisasis”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PPKN.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu melalui
kesempatan yang baik ini kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada Bapak Wendhy Yanuar Prathama, S.H., M.H. Selaku dosen
Pengampu mata kuliah PPKN.
Tidak lepas dari kekurangan-kekurangan dalam penulisan ini, sehingga apa yang
tertulis dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena apabila ada kritik
maupun saran dari manapun datangnya akan penulis terima dengan ketulusan hati.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap agar makalah yang telah
penulis buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................. 3
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 19
4.2 Saran....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Sifat-sifat pada ideologi pancasila tidak kaku dan tidak tertutup, akan
tetapi reformatif, dinamis, dan terbuka. Keterbukaan ideologi Pancasila tersebut
bukan berarti mengubah nilai yang ada di dalamnya. Dengan kata lain,
Pancasila bisa hidup di berbagai zaman dan mampu mengatur kondisi dinamika
masyarakat yang sering mengalami perubahan terutama dalam menghadapi
dampak negatif dari perkembangan teknologi dan globalisasi. Kelangsungan
hidup negara dan bangsa Indonesia di era globalisasi, mengharuskan kita
melestarikan nilai nilai pancasila yang sekarang mulai luntur, agar generasi
penerus bangsa tetap dapat mengamalkan nilai-nilai pancasila serta nilai-nilai
yang luhur tetap terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang
masa.
LANDASAN TEORI
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dai bahasa Sansakerta: “panca” berarti lima dan “sila” berarti lima
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun
1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.
• Perikebangsaan
• Perikemanusiaan
• Periketuhanan
• Perikerakyatan
• Kesejahteraan rakyat
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada
sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama
berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.
2. Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945
dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya
Pancasila". Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:
Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, Kemanusiaan atau
internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial,
Ketuhanan yang berkebudayaan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh
Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme,
mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya.
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah
Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil yang
bertugas untuk:
• Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato
yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
• Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan
Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia
Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada
tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta. Setelah
6
Istilah ideologi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Perancis, yang
bernama Destutt de Tracy. Secara etimologis, kata “ideologi” berasal dari bahasa
Perancis, yaitu: Idéo, yang berarti ide, cita-cita, gagasan, pemahaman,
memandang, atau melihat. Logia atau logie, yang berarti logika atau alasan. Jadi,
secara bahasa arti ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk kepercayaan
dan pemahaman untuk mewujudkan cita-cita manusia. Secara umum, pengertian
Ideologi adalah kumpulan ide-ide dasar, gagasan, kepercayaan dan keyakinan
yang sistematik sesuai dengan arahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada juga yang menyatakan bahwa, definisi ideologi adalah sebagai visi
yang holistik, sebagai cara memandang semua hal secara umum dan serangkaian
arahan filosofis yang diterapkan oleh kelas penguasa kepada semua anggota
masyarakat. Istilah ideology terkait erat dengan berbagai bidang kehidupan
7
• Aspek globalisasi
Dalam perkembangannya, globalisasi mempengaruhi 3 aspek yaitu:
1. Aspek Ekonomi
Dapat dilihat dari meningkatnya perdagangan
internasional di mana kini segala transaksi jual beli antar negara
dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai macam e-
commerce seperti Tokopedia, Amazon, e-bay, dan lain-lain.
2. Aspek Sosial Budaya
Dapat dilihat dari proses masuknya nilai, norma, cara
hidup, hingga praktik kebudayaan secara terintegrasi dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini merujuk kepada berbagai perilaku
masyarakat yang tengah dipengaruhi oleh budaya global.
Contohnya seperti pengaruh tren musik dari Amerika Serikat,
kecantikan dan fashion ala Korea karena adanya pengaruh K-Pop,
dan lain-lain.
3. Aspek Politik
Era globalisasi membuat banyak terciptanya kerja sama
politik seperti World Trade Organization (WTO), world bank, dan
lain-lain. Aspek politik di era globalisasi juga dapat dilihat dari
maraknya kegiatan politik untuk mempromosikan nilai - nilai
universal secara luas atau global, yakni seperti masalah
lingkungan, kesetaran, hak asasi manusia, dan lain sebagainya.
• Ciri-ciri globalisasiCiri-ciri
Globalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terjadinya kemajuan dan perkembangan teknologi dalam
berbagai aspek, contohnya saja dengan kehadiran internet yang
memudahkan komunikasi antar satu sama lain menjadi lebih
efisien
10
Pada dasarnya, globalisasi bukanlah hal yang buruk dan memiliki banyak
manfaat, yaitu seperti semakin berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi yang tentu memudahkan proses interaksi dan pencarian wawasan
atau ilmu pengetahuan yang lebih efisien. Cara paling penting untuk menghadapi
era globalisasi adalah untuk mengatur cara berpikir agar tetap kritis dalam
menerima berbagai informasi dari media massa, sehingga tidak menghilangkan
nilai, budaya, dan adat istiadat yang kita miliki.
Mempelajari budaya asing menjadi salah satu hal yang penting untuk
dilakukan dan dipelajari, namun harus tetap disaring untuk mencegah hilang atau
pudarnya budaya lokal yang dimiliki. Beberapa upaya menghadapi globalisasi
dapat dicontohkan dengan tetap mencintai produk dalam negeri,
mengembangkan usaha mikro, meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya
nasional, dan lain sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
12
13
Sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat saat kini sudah banyak
yang menyimpang dari nilai-nilai moral pancasila. Penyimpangan ini dapat
15
dilihat secara nyata dan dominan terjadi pada generasi milenial sekarang
yang suka
16
Akibat dari konflik sosial salah satunya adalah memudarnya jati diri
bangsa. Jati diri (human character) adalah suatu sifat, watak, rasa, akal,
kehendak, semangat, roh kesadaran dan kekuatan yang terdapat dalam jiwa
manusia sebagai hasil dari proses belajar tentang nilai-nilai budaya yang luas
dan yang muncul dalam perilaku tindakan. Untuk mengatasi memudarnya jati
diri bangsa adalah dengan menumbuhkan jati diri yang berbasis kepada budaya
dan kepribadian bangsa. Jati diri yang telah tersusun harus berbasis kepada
budaya dan kepribadian bangsa Indonesia meliputi sifat-sifat: religius, humanis,
naturalis, terbuka, demokratis, integrasi yang harmonis, nasionalisme,
patriotisme, berkomitmen terhadap kebenaran, jujur, adil, profesional,
berwawasan IPTEK, mandiri, etis, moralis, taat hukum, berjiwa sosial, berjiwa
kultural, berjiwa seni, dan berjiwa estetika.
B
AB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Frederikus Fios, dkk. 2018. Character Building: Butir-butir Percikan Nilai Pancasila.
Jakara: Binus University. 978-602-1138-52-6. Via: https://binus.ac.id/character-
build
Hatta, Mohammad (2015). Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977). Jakarta:
Kompas. hlm. 309. ISBN 9789797099671.
Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.
Schindehuette, Matti Justus (2006). Zivilreligion als Verantwortung der Gesellschaft.
Religion als politischer Faktor innerhalb der Entwicklung der Pancasila
Indonesiens. Hamburg: Universitas. hlm. 151.
"Jadi Hari Libur Nasional, Inilah Keppres Penetapan 1 Juni Sebagai Hari Lahir
Pancasila" Diarsipkan 2017-10-22 di Wayback Machine., Sekretariat Kabinet
Republik Indonesia.
Asmorini, Puji A. 2017. Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi
Masyarakat di Era Globalisasi. 10.24269/v2.n1.2017.59-72.
Jalius, Ilza M. 1711013040. Ancaman Globalisasi terhadap Ideologi Pancasila. Via:
https://www.academia.edu/34524886/Ancaman_Globalisasi_terhadap_Ideologi_
Pancasila
Welianto, Ari. 2020. Pengaruh Globalisasi bagi Negara. PT. Kompas Cyber Media.
Via: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/12/170000569/pengaruh-
globalisasi-bagi-negara?page=2
. Globalisasi. PT Tokopedia. Via: https://kamus.tokopedia.com/g/globalisasi/.
Endah Dwi Inahari. 2019. Peran Pancasila Dalam Kehidupan Sosial dan Budaya.
Madiun: Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya. Via: https://osf.io/xeg6s
Hudi, Ilham. 2020. Tantangan Globalisasi Terhadap Kearifan Lokal. Riau: Universitas
Muhammadiyah Riau.
Tilaar, HAR. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, dalam
Perspektif Abad 21. Jakarta: Penerbit Tera Indonesia. Magelang., 1998.
ISBN/ISSN: 979-95428-1-2
Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. ISBN 9796861666.
24
Haryono. 2015. Cara Kita Mengatasi Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya. Via:
https://haryonogaf.wordpress.com/2015/01/07/carakitamengatasiglobalisasidibid
angsosialdanbudaya/
Ruslan, Idrus. 2015. Penguatan Ketahanan Budaya Dalam Menghadapi Derasnya Arus
Budaya Asing. DOI: 10.24042/tps.v11i1.838.
Tampake, Tony. 2016. Tantangan Globalisasi terhadap Nilai-nilai Keindonesiaan.
Universitas Kristen Satya Wacana.
Yuniar, Cinka (2020). Pancasila dan Perannya dalam Menghadapi Arus Globalisasi.
Via: http://lpmedentsundip.com/pancasila-dan-perannya-dalam-menghadapi-
arus-globalisasi/