Anda di halaman 1dari 15

Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam

Bermasyarakat Berbangsa Dan Bernegara (Wahdatul Ulum 5


Kriteria)
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK PADA MATA KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK V

Amelia Husna Nim 0309223039

Anisa Putri Marpaung Nim 0309223040

Salman Alfarisi Nim 0309223043

Lia Rismawati Nim 0309223062

DOSEN PENGAMPU:

Toni Nasution, M.Pd

PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2022-2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur ahamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul ”PENDIDIKAN
PANCASILA”.

penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang akan membuat makalah
ini dan membuat kami menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 5 November 2022

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Makalah ........................................................ 2

BAB II. URAIAN TEORI ......................................................................... 3

A. Hakikat Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan ................... 3


B. Pancasila Sebagai Paradigma Di Berbagai Bidang ....................... 5
C. Implementasi Pancasila Dalam Bermasyarakat ............................. 8
D. Lima Kriteria Berbasis Wahdatul Ulum ........................................ 9

BAB III. PENUTUP ................................................................................... 10

A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu
masa zaman dahulu terkait sejarah Indonesia sebelum proses dan setelah perumusan pancasila
sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan
ekstitensi bangsa indonesia. Adapun kerajaan dan masa kebangkitan seperti kerajaan kutai,
sriwijaya, majapahit, dan masa kebangkitan indonesia.1 Pancasila sebagai dasar Negara bangsa
Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang
waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga
berdirilah pancasila seperti sekarang ini di depan semua bangsa Indonesia.

Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik diinternal
para pencetus nya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasila masih hangat
diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan terutama kalangan Politik dan mahasiswa.
Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasila adalah mengenai awal
dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa
Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya terbentuk dari dua kelompok besar
yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang kedua
adalah kelompok Nasionalis.

Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam pembuatan rancangan dasar Negara kita
tercinta ini. Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara.
Sekarang pancasila pun dijadikan bahan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan didalam
kampus. Dimana di dalam kampus tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan pancasilan. Baik

1
Maulana Arafat Lubis, pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi pendidikan abad ke 21 ( Medan:
Akasha Sakti, 2018), hlm. 5

1
dalam prilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar di dalamnya. Serta molekul-molekul
yang menjadi bagiannya. Makalah ini dibuat sebagai catatan perjalanan Pancasila dari jaman ke
jaman, agar kita senantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar Negara
dan juga dapat digunakan untuk rnenjadi penengah bagi pihak yang sedang berbeda pendapat
tentang dasar Negara supaya ke depan kita tetap seperti semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal
Ika".Terutama hal tersebut dalam penerapan nya dalam kehidupan kita. Termasuk di lingkungan
kampus.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari hakikat pancasila sebagai paradigma pembangunan?


2. Bagaimana peran pancasila sebagai paradigma pembangunan dalam berbagai bidang?
3. Mengapa nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai implementasi dalam kehidupan
bermasyarakat?
4. Satu contoh kriteria dari pancasila yang berbasis wahdatul ulum!

C. Tujuan dan Manfaat

1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud hakikat pancasila sebagai paradigma
pembangunan.
2. Mengetahui peran pancasila sebagai paradigma dalam berbagai bidang.
3. Agar tahu alasan kenapa nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai implementasi dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Agar dapat mengetahui apa saja contoh-contoh kriteria dari pancasila yang berbasis
wahdatul ulum.

2
BAB II

URAIAN TEORI

A. Hakikat Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Pengertian Paradigma Istilah Paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu
pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis
tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia Ilmu Pengetahuan adalah Thomas S.
Khun dalam bukunya yang berjudul : The Structure of Scientific Revolution (1970 : 49). Intisari
pengertian paradigma adalah suatu asumsi - asumsi dasar dan asumsi asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum - hukum, metode, serta
penerapan.2

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan
bertingkah laku (konatif).3 Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan
praktek yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama,
khususnya, dalam disiplin intelektual Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di
Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigmayang berarti
suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk
"membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik).4

2
Nasution Toni, (2022). Pendididkan Pancasila Medan: Merdeka Kreasi, hlm.167

3
Abadi, M. J. (2013, November 25). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.

4
Jannah, N. (2015, November 18). Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan dalam Bermasyarakat Berbangsa
dan Bernegara.

3
Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai – nilai sila-sila Pancasila.

1. Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik

3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi

4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan sosial


Pancasila sebagai paradigma pembangunan budaya

5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan HANKAM

6. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pengembangan kehidupan beragama

Istilah paradigma berasal dari kata Inggris paradigm yang berarti model, pola, atau contoh.
Paradigma awalnya digunakan dalam ranah ilmu pengetahuan. Dalam buku Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (2019) karya Edi Rohani, dijelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari,
paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung pengertian sebagai sumber nilai,
kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu, termasuk dalam pembangunan
maupun proses pendidikan.

Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional


mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Oleh karena hakikat nilai sila-sila
Pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok sila-
sila Pancasila sekaligus sebagai pendukung pokok negara. Hal ini berdasarkan pada kenyataan
objektif bahwa Pancasila dasar negara dan negara adalah organisasi (persekutuan hidup) manusia.
Oleh karena itu negara dalam rangka mewujudkan tujuannya melalui pembangunan nasional untuk
mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar-dasar hakikat manusia
4
"monopluralis''. Unsur-unsur hakikat manusia "monopluralis" meliputi susunan kodrat manusia,
rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrati manusia makhluk individu dan makhluk sosial serta
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena pembangunan nasional sebagai upaya praksis untuk mewujudkan
tujuan tersebut, maka pembangunan harus mendasar-kan pada paradigma hakikat manusia
"monopluralis" tersebut.5

B. Pancasila Sebagai Paradigma Di Berbagai Bidang

Sebagai paradigma pembangunan mengandung arti bahwa dalam segala aspek


pembangunan nasional, harus berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila. Karena Pancasila mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai bidang seperti dalam
bidang hukum, ekonomi, sosial budaya, dan Politik. Sedangkan Pancasila sebagai paradigma pembangunan
dalam bidang ekonomi memiliki maksud bahwa setiap pengembangan ekonomi negara harus mendasarkan
pada moralitas sila-sila Pancasila.

1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

Pembangunan hukum bukan hanya memperhatikan nilai-nilai filosofis, tetapi dalam asas negara
hukum juga mempertimbangkan realitas dan kesadaran hukum masyarakat. Sistem hukum menurut
Pancasila merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem secara utuh dan timbal-balik melalui berbagai
pengaruh interaksi dengan sistem-sistem lainnya. Pancasila sebagai ideologi nasional memeberikan
ketentuan mendasar, diantaranya sebagai berikut :

a. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber perkembangan hukum


b. Makna dari sistem hukum berdasarkan keadilan
c. Fungsi dari sistem hukum adalah untuk menjaga dinamika kehidupan bangsa
d. Sistem hukum manjamin realisasi diri untuk warga negara dalam proses pembangunan

5
Ahmad Calam dan Sobirin, Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan
Bernegara, (Jurnal SAINTIKOM Vol.4,No.1/, 2008, h.148

5
Melalui hukum, manusia ingin mencapai keadilan agar tercipta ketertiban. Meski harus disadari
keadilan dan ketertiban yang hendak di capai dan dipertahankan melalui penyelenggaraan hukum dalam
proses sosial. Negara dapat disebut dengan negara hukum jika memiliki sistem hukum yang adil, dan dapat
di pertanggung jawabkan secara moral.

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi

Ekonomi merupakan kesatuan hubungan manusia dengan manusia dnegan produk. Ekonomi
memuat ruang etis karena pada akhirnya membentuk hubungan antar manusia ataupun antar kelompok
yang diperantara oleh hubungan antar manusia dan produk yang diidistribusikan, ditukarkan, dan
dikonsumsi.

Bung Hatta (dalam Rukiyati, 2013) pernah menuliskan wasiat yang menegaskan jika tidak ada
pengalaman lain yang utama bagi rakyat berdasarkna kemanusiaan dan keadilan. Isi wasiat tersebut
yaitu “apabila saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Jakarta, tempat diproklamasikan
Indonesia merdeka. Saya tidak ingin dikubur di makam pahlawan (Kalibata). Saya ingin dikubur di
tempat kuburan rakyat biasa, yang naisbnya saya perjuangkan seumur hidup saya”.

Sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 (BAB XIV), pasal 33), yang harus dilaksanakan
dan berpegang teguh secara konsisten, yaitu :

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.


2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4) Perekonomian nasional di selenggarakan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi keadilan, berklenajutan, kemandirian, serta menjaga kesimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi Nasional.

6
3. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Sosial-Budaya

Menurut Ki Hajar Dewantara, kultur atau kebudayaan itu sifatnya bermacam-macam. Akan tetapi
karena semuanya buah adab, maka semua kebudayaan selalu bersifat : tertib, indah, berfaedah, luhur,
memberi rasa damai, senang, bahagia, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut terdapat dan terlihat didalam
kehidupan manusia-manusia beradab.

Tiga aspek yang terkandung di dalam pengertian martabat manusia, yaitu:

 Martabat manusia diletakkan pada kedudukan subjek yang mampu menentukan pilihan dan
menentukan tindakan.
 Martabat manusia terletak dalam sosialitasnya. Semakin luas sosialitas manusia secara spesial
semakin bersifat mondial, mengatasi batasan-batasan geografis, dan secara temporal kesadaran
sosial mengatasi batasan masa kini.
 Martabat manusia adalah keutuhan nya. Manusia merupakan totalitas, manusia sebgaai totalitas
menentang segala bentuk yang mengandung reduksionisme.6

4. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Perkembangan baru yang berkaitan dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Dengan
kelima prinsipnya, Pancasila menjadi dasar negara Indonesia yang cukup integratif bagi kelompok-
kelompok politik yng heterogen dalam perkembangan sejarah Indonesia modern.

Mochtar Buchori (Rikuyati, 2013) pernah menyampaikan bahwa untuk mengatasi di bidang politik,
tidak ada jawaban lain kecuali bahwa kita harus mengembangkan sistem politik yang benar-benar
demokratis.

Demokratisasi merupakan upaya penting untuk terwujudnya otonomi daerah. Tanpa demokrasi,
rasanya mustahil untuk mewujudkan otonomi daerah. Suatu masyarakat menjadi demokratik jika
memenuhi nilai-nilai demokrasi. Ada empat inti dari nilai-nilai demokrasi, yaitu :

6
Ahmad Busrotun Nufus, Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, Madani Media, Malang, 2018,
h.90-95

7
 Kedaulatan rakyat
 Partisipasi
 Akuntabilitas
 Komitmen

C. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara


diupayakan agar tidak mengakibatkan perpecahan yang merugikan setiap orang bahkan dapat merugikan
Negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam
kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai Pancasila tersebut, masyarakat Indonesia tidak akan memiliki
pandangan atau pedoman untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam negara yang
memiliki budaya beragam.

Nilai-nilai pancasila terdapat dalam alenia ke 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, oleh karena
itu pancasila juga merupakan pokok kaidah negara yang fundamental. Pancasila merupakan norma dasar
bagi negara dan bangsa Indonesia. Hal ini berarti bahwa pancasila merupakan peraturan, hukum atau kaidah
yang sangat fundamental.Tujuan mencantumkan pancasila dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
adalah untuk dipergunakan sebagai dasar negara Rebublik Indonesia, yaitu landasan dalam mengatur
jalannya pemerintahan di Indonesia.

Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa, karena unsur-unsurnya telah berabad-abad lamanya
terdapat dalam kehidupan bangsa Indonesia.Oleh karena itu, pancasila adalah pandangan hidup atau
falsafah hidup bangsa yang sekaligus merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia.

Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pancasila mempunyai kedudukan sebagai dasar negara
republik Indonesia. Dalam pancasila terdapat nilainilai luhur bangsa Indonesia yang kemudian tertuang
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 negara republik Indonesia dan secara tegas dinyatakan
sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia artinya pancasila dipakai sebagai dasar untuk mengatur dan
menyelenggarakan tata pemerintahan negara Indonesia.Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut
sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah Negara (philosofische Gronslag) dari Negara, ideology Negara
atau staatsidee.

8
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan
Negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakansuatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan
Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan pengelenggaraan negar terutama segala peraturan
perundangundangan termasuk proses reformasi dalam segala bidanng dewasa ini, dijabarkan di derivasikan
dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila
merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara republik Indonesia
beserta seluruh unsure-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan Negara.

D. Lima Kriteria Berbasis Wahdatul Ulum

1. Pendidikan sebagai saringan atau filter dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan.
Pengetahuan yang dipelajari dalam pendidikan Islam harus mampu menunjukkan hal-hal yang
bersifat magic, mitos, animisme dan tradisi lokal berbau syirik.
2. Pendidikan sebagai benteng untuk melindungi peserta didik dari pengaruh kemewahan dunia, serta
ideologi, pemikiran filsafat atau teori-teori yang bertendensi anti Tuhan atau anti agama, termasuk
pandangan-pandangan yang merendahkan agama.
3. Pendidikan sebagai agen pengetahuan, di mana para guru/dosen menjadi motivator sekaligus
fasilitator bagi peserta didik untuk mempertemukan mereka dengan sumber-sumber pengetahuan.
4. Pendidikan sebagai laboratorium tempat peserta didik untuk berlatih, meneliti, dan bereksperimen
agar mereka memiliki skill khusus yang dapat diterapkan sebagai modal mewujudkan masa depan
kehidupan yang lebih sejahtera.
5. Pendidikan sebagai wadah yang mencetak generasi muda Islami yang dapat mengembangkan
gagasan dan tindakan dalam rangka merealisasikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan dapat diartikan sebagai Pancasila sebagai kerangka
pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah tujuan dari pembangunan. Oleh karena itu,
penggalian terhadap nilai-nilai Pancasila menjadi dasarsyarat utama dalam perencanaan program-
program pembangunan yang dilakukan. Kalian menyatakan bahwa landasan aksiologis (sumber nilai)
bagi sistem politik Indonesia terkandung dalam deklarasi bangsa Indonesia melalui pembukaan UUD
NRI tahun 1945 alinea ke empat. Konsepsi ini menunjukkan bahwa dasar politik Indonesia terdiri dari
keterjalinan bentuk bangunan kehidupan masyarakat yang bersatu (sila ke-lll), demokrasi(sila ke-IV),
berkadilan dan berkemakmuran (sila ke-V) serta negara yang memiliki dasar moral ketuhanan dan
kemanusiaan.

Pancasila sebagai filsafat negara Republik Indonesia. Beberapa hal yang perlu ada pada zaman
dahulu terkait sejarah Indonesia sebelum proses dan setelah perumusan Pancasila sebagai dasar negara.
Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan eksitensi bangsa Indonesia.
Dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai Pancasila merupakan suatu pangkal tolak balik dalam
bidang politik, sosial, ekonomi, hukum serta kebijakan internasional dewasa ini.

kemudian didalam Pancasila sendiri terdapat paradigma pembangunan diantaranya sebagai berikut
:

1. Pancasila sebagai paradigma dibidang Politik


2. Pancasila sebagai paradigma dibidang Ekonomi
3. Pancasila sebagai paradigma dibidang Sosial-Budaya
4. Pancasila sebagai paradigma dibidang Hukum

Dalam sila keempat Pancasila ini masyarakat Indonesia dapat mengimplementasikannya


dengan cara: memuliakan, menghargai dan menghormati orang lain tanpa membedakannya
sedikitpun, selalu bersikap jujur saat adanya pemilu, dan tidak saling menghina antar warga
negara.

10
B. Saran

Melalui tulisan ini menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini saja menggali ilmu
tentang pembelajaran. Berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui problematika pada
pembelajaran. Mengingat peran pendidik bagi siswa sangatlah dipandang penting untuk perkembangan
di negara Indonesia tercinta ini.

Tulisan ini masih banyak kekurangan dalam hal-hal penyajian nya maka dari itu harus giat belajar
agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat membangun, saya sangat menunggu
untuk perbaikan diri dari tulisan ini, akhir kata saya ucapkan terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, M. J. (2013, November 25). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.

Nasution Toni, (2022). Pendidikan Pancasila, Medan: Merdeka Kreasi, hlm.167

Jannah, N. (2015, November 18). Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan dalam

BermasyarakatBerbangsa dan Bernegara.

Maulana Arafat Lubis, pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi pendidikan abad ke 21


(Medan: Akasha Sakti, 2018), hlm.5

Ahmad Calam dan Sobirin, Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan dalam Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara, (Jurnal SAINTIKOM Vol.4,No.1/, 2008, h.148

Ahmad Busrotun Nufus, Buku Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, Madani
Media, Malang, 2018, h.90-95

Halimah Siti, Rancang Bangun Pendidikan Berbasi Paradigma Wahdah Al-‘Ulum, Depok: PT
RajaGrafindo Persada, h.17-19

12

Anda mungkin juga menyukai