Anda di halaman 1dari 16

1

DINAMIKA DAN TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA SERTA


PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI TINGKAT KESADARAN NILAI-
NILAI PANCASILA PARA ELIT POLITIK, PENGUSAHA DAN WARGA
NEGARA KHUSUSNYA GENERASI MUDA SAAT INI

DOSEN PENGAMPU: Aldi Roza s.Sos, M.Si


MATA KULIAH: Pancasila

DISUSUN OLEH: NURUL ADELIA FITRI


NIM: 2204113379

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan
tepat pada waktunya. Ada pun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Selain itu juga, laporan ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Adi Roza
s.Sos, M.Si sebagai dosen pengampuh yang membawa mata kuliah Pancasila
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini. Kemudian, saya menyadari bahwa laporan yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 22 Februari 2023

Nurul Adelia Fitri


ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 2
II. PERMASALAHAN
2.1 Dinamika dan Tantangan .......................................................... 3
2.2 Persepsi Mahasiswa ................................................................... 5
III. PEMBAHASAN
3.1 Tingkat Kesadaran Nilai-nilai Pancasila ................................... 8
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat
diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai
dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa
dan negara. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa Indonesia
tak ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai suku
bangsa dapat dipersatukan oleh pancasila. Itu sebabnya sering kali Pancasila
dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara Indonesia.Sebagai dasar negara Republik Indonesia pancasila nilai-
nilainya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Nilai-nilai
tersebut meliputi nilai budaya, adat-istiadat dan religiusitas yang
diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa Indonesia
melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup
Pancasila dapat diperuntukan kepada negara, masyarakat dan pribadi bangsa
Indonesia. Dengan perkataan lain pancasila itu sebagai norma hukum dan dasar
negara Republik Indonesia, sebagai social etis bangsa Indonesia dan sebagai
pegangan moral rakyat atau negara Republik Iindonesia. Lahirnya pancasila itu
dalam penanaman pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritzu zumbi
Tyoosakai” atau badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang
ditetapkan oleh sidangnya yang pertama pada tanggal 28 s/d 1 Juni 1945 di
Jakarta. Yang di ucapkannya dalam sidang, dipimpin oleh ketuanya Radjiman
Wedyodiningrat. Dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno pada tahun 1945 di Jakarta.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui arti pancasila itu secara umum, dan
anggapan pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam pembukaan undang-
undang dasar Repulik Indonesia 1945 menurut presiden. Ir. Soekarno.
Pendidikan Pancasila menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (Ibda, 2012). Nilai pancasila
tersebut terdiri dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
2

kerakyatan, dan nilai keadilan. Secara hierarki piramidal pun nilai-nilai pancasila
ini saling menjiwai dan dijiwai antar sila-silanya, seperti sila pertama menjiwai
sila kedua, sila kedua menjiwai sila ketiga dan dijiwai sila pertama, begiitu juga
seterusnya. Pancasila juga mengandung nilai kausa material artinya ada hubungan
sebab akibat dalam penerapan nilai-nilanya. Sebagai contoh nilai ketuhanan
mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta, jika hubungannya dengan
tuhan baik maka hubungannya dengan sesama manusia pun akan baik pula dalam
hal ini tentang nilai kemanusiaan. Artinya antara nilai ketuhanan dan nilai
kemanusiaan memiliki hubungan timbal balik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdaasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
a. Bagaimana Dinamika dan Tantangan Nilai-nilai Pancasila?
b. Bagaimana Persepsi Mahasiswa terhadap Nilai-nilai Pancasila?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
dinamika dan tantangan Pendidikan Pancasila serta persepsi mahasiswa terhadap
nilai-nilai Pancasila. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar
dapat menerapkan atau mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
kita sehari-hari.
3

II. PERMASALAHAN

2.1 Dinamika dan Tantangan


Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno;
sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus
Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar negara. Pancasila
sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada
kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi
asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat
(Ormas).
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari
kebudayaan dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum
bangsa Indonesia merdeka. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki
nilai luhur yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa
yang terdapat pada sila pertama Pancasila menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia
menempatkan Tuhan pada kedudukan yang paling tinggi dan hal ini bukanlah
suatu nilai yang tiba-tiba muncul.
Tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran pendidikan pancasila
pada era revolusi saat ini peserta didik yang sudah terlepas dari ponsel pintar, saat
ini mereka dengan mudah mendapatkan informasi dari luar melalui internet yang
terkadang informasi tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Namun hal
tersebut juga dapat diatasi dengan cara memanfaatkan perkembangan informasi
serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjadi media dalam penanaman
dan penguatan Pancasila di era revolusi. Guru dan dosen dituntut untuk dapat
lebih kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran Pendidikan Pancasila
melalui media pembelajaran, seperti membuat game serta film animasi yang
mangajarkan nilai-nilai Pancasila dan sekaligus dapat pula membentuk karakter
peserta didik.
4

Dengan lima dasar ini lah yang menjadi landasan kita dalam menghadapi
kehidupan tantangan Ideologi Pancasila dari berbagai terjangan ideologi dunia dan
kebudayaan global. Seperti tantangan menghadapi atheisme, Individualisme, dan
kapitalisme. Pancasila menghadapi tantangan dalam sikap prilaku kehidupan yang
menyimpang dari norma-norma masyarakat umum, tantangan terbesar dalam pada
masa sekarang ini adalah tantangan narkoba dan terorisme (Direktorat Jendral
Pembelajaran dan kemahasiswaan Kemenristek dikti, 2016: 125-126).
5

2.2 Persepsi Mahasiswa Mengenai Tingkat Kesadaran Nilai-nilai Pancasila


a. Ade Agustia Ningrum, Pendidikan Masyarakat/FKIP

Pancasila itu merupakan suatu dasar atau pedoman kehidupan berbangsa


dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai mahasiswa kita harus dapat
menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa di dalam masyarakat dan
akademik, dengan harapan mahasiswa dapat tetap harus menjadikan dirinya
sebagai pribadi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, dan
inovatif.
b. Zeresika Ekklesia, Administrasi Publik/FISIP

Penanaman nilai-nilai Pancasila pada saat ini memang kurang efektif dalam
kehidupan sehari-hari. Selama ini, penanaman nilai-nilai Pancasila hanya sebatas
diajarkan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sekarang ini
6

lingkungan pergaulan yang mulai berubah. Seiring dengan pesatnya arus


globalisasi serta beragam budaya yang dibawanya secara tidak langsung
memengaruhi pergaulan masyarakat terutama bagia anak muda zaman sekarang
yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
c. Annisa Nurfitika, Pendidikan Masyarakat/FKIP

Para elit politik seharusnya menjadi pelaku pencerahan dan pendorong


terjadinya perubahan. Keadaan elit politik saat ini sangat memprihatinkan, dimana
ada pada saat ini partai atau politikus yang mengklaim bahwa sangat peduli
dengan masyarakat kecil akan tetapi mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang
terjadi di masyarakat bawah.
d. Abel Natama, Pendidikan Bahasa Jepang/FKIP

Dapat kita lihat dari perusahaan-perusahaan yang berdiri di negara kita


tercinta negara Indonesia, dimana banyak berdiri perusahaan asing yang hanya
mementingkan pribadi mereka sendiri. Dalam pancasila ada pasal ke-2 tentang
kemanusiaan yang adil dan beradab, dan pasal ke-5 tantang keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia. Tetapi apa yang terjadi kenyataannya, mereka hanya
7

menganggap nilai-nilai yang tercantum dalam pancasila hanya sebagai lambang


semata, bukan menjadi idiologi pemikiran yang harus diterapkan dikehidupan
sehari-hari. Logo pancasila hanya menjadi simbol formalitas untuk dianggap
sebagai kaumkaum pancasilais.
e. Tio Masria, Pendidikan Masyarakat/FKIP

Bangsa ini terutama generasi muda harus tahu bahwa kita hidup di suatu
negara yang sangat plural atau beragam dari segala aspek, dan Pancasila sebagai
dasar negara juga harus betul-betul diketahui. Bahkan, semua lapisan masyarakat,
tidak hanya generasi muda harus memahami Pancasila, sebab tantangan terhadap
keutuhan negara tidak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri.
Langkah pertama untuk kembali menguatkan karakter generasi penerus bangsa
dengan memberikan pondasi pendidikan, terutama penguatan ideologi bangsa.
8

III. PEMBAHASAN

3.1 Tingkat Kesadaran Nilai-nilai Pancasila


a. Para Elit Politik
Elite politik yang memegang kekuasaan efektif paska reformasi terlibat
praktik-praktik menyimpang yang mengarah kepada proses pembusukan politik-
polical decay. Perkembangan yang terjadi bukan hanya politikusnya yang busuk,
tetapi sistem politik pun kemudian mengalami proses pembusukan.
Ketidakpercayaan public terhadap politikus terus turun drastic. Dikalangan kelas
menengah yang kritik, yang bersedia menampilkan peran counter elite lalu
bersedia membangun gerak anti politikus busuk. Sejumlah kampus alergi partai
politik, sehingga di antara mereka jelas-jelas menolak kampusnya di jadikan ajang
kampanye pemiliu. (Dr. Zainuddin Maliki :2004,243-244).
b. Pengusaha
Banyak pengusaha yang merasa kuno menjalankan perusahaan dengan nilai
Pancasila dan agama. Akibatnya, banyak perusahaan seakan menjadi pemuas
nafsu kapitalisme belaka. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,
Haedar Nashir, menegaskan perusahaan yang dibangun dengan nilai-nilai
Pancasila dan agama, bukanlah sebuah langkah konservatif. Sebaliknya, nilai-nilai
Pancasila dan agama merupakan pemikiran paling modern, bagi perusahaan yang
ingin bisa bertahan melawan deras arus jaman. "Komitmen membangun
perusahaan berbasis nilai Pancasila dan agama bukan konservatif, tapi alam
pikiran modern untuk sebuah perusahaan".
Menurut (Cahyono, 2020) permasalahan masih rendahnya penerapan
manajemen strategi perusahaan berbasis Pancasila di Indonesia, antara lain masih
kurangnya penerapan dimensi ketuhanan pada Tuhan Yang Maha Esa. Masih
9

rendahnya penerapan misi kemanusiaan yang berkeadilan dan beradab antara lain:
perusahaan belum banyak mengakui persamaan persamaan hak, persamaan hak
tanpa perbedaan suku, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social.
Permasalahan rendahnya penerapan strategi kebangsaan meliputi: perusahaan
kurang mampu menempatkan kepentingan nasional dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan, perusahaan kurang berpartisipasi dalam
menjaga ketertiban dunia berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan
social. Pemasalahan masih rendahnya demokrasi dalam musyawarah/representasi
antara lain: perusahaan belum mengutamakan pertimbangandalam pengambilan
keputusan untuk kepentingan bersama; perusahaan belum bertanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah untuk kepentingan bersama
disbanding kepentingan pribadi dan golongan. Permasalahan masih rendahnya
usaha keadilan sosial antara lain: perusahaan belum mengembangkan perilaku
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan serta gotong
royong. Perusahaan belum menghormati hak danmemberikan bantuan kepada
orang lain agar bisa berdiri sendiri. Seharusnya nilai-nilai pancasila harus menjadi
ideologi didalam dunia kerja, supaya dapat mencerminkan kenyamanan dalam
bekerja, dan tidak mendapatkan kekangan dalam bekerja. Itu yang seharusnya
perusahaan-perusahaan terapkan di Indonesia agar dapat tercipta ruang kerja yang
semestinya.(Ilham, 2019)
c. Generasi Muda
Generasi bangsa merupakan generasi penerus pemegang estafet
kepemimpinan. Bangsa Indonesia harus menjaga dan mempraktikkan nilai-nilai
pancasila bagi kehidupan masyarakat (Asmaroini, 2017). Negara di masa depan
harus terus mempertahankan karakter bangsa. Era revolusi industri 4.0
memungkinkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni begitu cepat
mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia. Kemajuan ini menuntut generasi
bangsa untuk dapat menyesuaikan akan perkembangannya. Keinginan kita untuk
selalu maju agaknya banyak berdampak dan membawa pengaruh bagi bangsa ini,
baik itu berupa dampak positif maupun negatif.
Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua
aspek kehidupan Ngafifi, M. (2014). Pendekatan baru dan teknologi yang
10

menggabungkan antara dunia fisik, digital dan biologi secara fundamental akan
mengubah pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016). Oleh sebab
itu, di era 4.0 ini memudahkan manusia dalam menjalankan kehidupannya.
Namun berbagai dekadensi moral seperti kriminalitas, semakin banyaknya
korupsi, kolusi dan nepotisme, radikalisme, kejahatan seksual, kehidupan yang
konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan lain-lain yang seringkali
menjadi wacana hangat dan tiada hentinya untuk dibicarakan hingga saat ini
fenomena tersebut seakan-akan merupakan hal yang biasa dan akrab di dengar
oleh masyarakat kita.
Materi Pancasila harus dikemas sedemikian rupa yang menarik peserta
didik, bisa dibuat dalam bentuk narasi singkat dengan gambar yang menarik atau
berupa game yang menantang peserta didik untuk berpikir keras dan cerdas serta
menggunakan imaginasinya untuk memecahkan masalah yang difasilitasi guru
dan dosen dalam pembelajaran di kelas (Handoyo, 2019).
11

IV. KESIMPULAN

Pentingnya Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi adalah untuk menjawab


tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang menpunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen dan pola
pengamalan Pancasila. Untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti
pembangunan, generasi muda bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga
negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, dan
lembaga lain menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila.
Tantangan yang dihadapi dalam proses penanaman nilai-nilai Pancasila pada
era revolusi industri 4.0 saat ini yaitu salah satunya terletak pada peserta didik
yang sudah tidak dapat terlepas dari Handphone dan Gadjet. Mereka dengan
mudah mendapatkan informasi-informasi dari luar melalui internet yang
terkadang informasi tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Namun hal
tersebut juga dapat diatasi dengan cara memanfaatkan perkembangan informasi
serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjadi media dalam penanaman
dan penguatan Pancasila di era revolusi industri 4.0. Guru dan dosen dituntut
untuk dapat lebih kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran
pendidikan Pancasila melalui media pembelajaran, seperti membuat game serta
film animasi yang mangajarkan nilai-nilai Pancasila dan sekaligus dapat pula
membentuk karakter peserta didik.
12

DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, A. P. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila Dan Penerapanya Bagi


Masyarakat di Era Globalisasi. JPK: Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, Vol 1, No 2, 50-64.
Cahyono, B. T. (2020). The Impact of Pancasila Strategic Management Variables
on Indonesian Companies: A Business Performance Model.
Direktorat Jendral Pembelajaran dan kemahasiswaan Kemenristek dikti. 2016.
pendidkan Pancasila untuk perguruan tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaran dan kemahasiswaan
Handoyo, Eko (2019). Pancasila Pengokoh Integrasi Nasional Di Era Disrupsi
Sebuah Strategi untuk Mengawal Mental Generasi Z. Prosiding Seminar
Nasional Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. FIS UNNES.
Ibda, F. (2012). Pendidikan Moral Anak Melalui Pengajaran Bidang Studi PPKn
dan Pendidikan Agama. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 12(2), 338–347.
Ilham. (2019). Implentasi Nilai-nilai Pancasila pada Tempat Kerja.
Maliki,Zainuddin:2004:FenomenaInsensibilitasMoralElitePolitik:Yogyakarta:Gu
dang Press (Anggota IKAPI).
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif
sosial budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi,
2(1).
Tjandrawinata, R. R. (2016). Industri 4.0: Revolusi industri abad ini dan
pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal Medicinus,
Vol 29, No 1.
13

Anda mungkin juga menyukai