Anda di halaman 1dari 18

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI ILMU PENGETAHUAN

KELOMPOK VI
Achmad Farizi N : 2006200203
Adryan Suwandhana : 2006200200
Aldi Aufa Tobing : 2006200205
Alfarrozi Kurniawan : 2006200174
Johan Bhagaskara : 2006200202
M. Yusuf Adillah : 2006200192
Rafiqatul Husna F : 2006200201
Tiara Panjaitan : 2006200204
Widya Syafitri K : 2006200206

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGATAR

Assalamualaikum Wr.WB.

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan berkat rahmat dan karunia Allah SWT,
sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “PANCASILA SEBAGAI DASAR
NILAI ILMU PENGETAHUAN” ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Fajriawati
SH, M.H. yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan juga kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Medan, 01 Desember 2020

Kelompok VI

DAFTAR ISI

i
KATA PENGATAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................................2

1.4 Metode.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

2.1 Pengertian Pancasila........................................................................................................3

2.2 Pengertian Ilmu................................................................................................................3

2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa..................................................................................4

2.4 Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan dan Strategi Pembangunannya.5

2.5 Hubungan Pancasila dengan perkembangan ilmu pengetahuan....................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14

3.2 Saran...............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada awalnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia relative masih sederhana
dan berkembang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan yang pesat karena ditemukannya banyak teori dan teknologi.

Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia
pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar
maupun dari dalam negeri. Kesemuanya di atas memerlukan kemampuan warga Negara yang
mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila.

Setiap bangsa selalu mengimpikan terwujudnya masyarakat madani. Salah satu hal
penting yang menopang terwujudnya masyarakat madani adalah kehidupan masyarakat yang
maju dan moderen. Pengembangan dan peuguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju
dan moderen. Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi semakin penting, manakala
dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian
pengembangan iptek bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan material melainkan harus
memperlihatkan aspek-aspek spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk
mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Perkembangan pesat ilmu pada saat ini berbanding lurus dengan sikap kritis dan cerdas
manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya. Namun, perkembangan pesat
ilmu pada saat ini justru menimbulkan gejala penurunan derajat manusia. Produk yang
dihasilkan oleh manusia, baik teori maupun materi, menjadi lebih bernilai dari pada
penggagasannya. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada
pengembangan ilmu yang semangkin jauh dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu dan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia?
2. Mengapa perkembangan Ilmu Pengetahuan perlu mendasarkan kepada nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dan bagaimana strategi pengembangannya?
3. Apakah hubungan antara pancasila dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan?

1.3. Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang :

1 .Menerangkan dan Memahami makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.


2 .Mengetahui pentingnya pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan dan strategi pengembangannya.
3. Mengenali sistem etika pembanguanan Ilmu pengetahuan dalam masing-masing sila
Pancasila.
4. Memahami hubungan antara Pancasila dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

1.4. Metode

Metode penulisan yang digunakan dalam dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Browsing Internet yaitu pengambilan data dari internet.

Demikian metode yang digunakan dalam makalah ini, yang kesemuanya membantu kami
dalam menyelesikan makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pancasila

Istilah Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta (dari India). Pancasila memiliki dua
macam arti secara leksikal bila ditinjau dari asalnya (Sansekerta), yaitu panca yang artinya
syila (vocal “I” Panjang) yang artinya peraturan tingkah laku yang baik/penting. Kemudian
kata-kata tersebut diartikan sebagai “Susila” dalam Bahasa jawa. Oleh karena itu, secara
etimologis kata Pancasila memiliki makna “Berbatu sendi lima” .

Pancasila merupakan ideologi nasional bangsa Indonesia. Secara umum, ideologi


merupakan kumpulan gagasan, ide, keyakinan, dan kepercayaan yang menyeluruh serta
sistematis, menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam
berbagai bidang kehidupan politik, pertahanan-keamanan, social, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.

Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Meskipun
UUD 1945 sudah mengalami beberapa kali amandemen, Pancasila tetap menduduki posisi
sebagai ideologi nasional dalam kehidupan bernegara. Itulah salah satu keistimewaan
Pancasila. Keeksikan Pancasila sebagai ideologi negara berkaitan erat dengan sifat Pancasila
itu sendiri. Oleh karena itu, setiap masyarakat tentu melandasi segala aspek kehidupannya
dengan dasar-dasar nilai Pancasila. Begitu pula dalam upaya pengembangan IPTEK,
Pancasila dijadikan sebagai kerangka piker dalam pelaksanaannya.

2.2. Pengertian Ilmu

A. Pengertian ilmu secara Etimologi (segi Bahasa)

Ilmu berasal dari Bahasa Arab, ‘ilm (Ensiklopedia Islam, 1997), dan Bahasa Yunani,
logos, yang memiliki arti “pengetahuan”. Kata “ilmu” biasa dipadankan dengan kata Arab
“ma’rifah” yang bermakna pengetahuan dan “syu’ur” yang bermakna perasaan.

3
4

B. Pengertian ilmu serta Terminologi (segi istilah)

1. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu dan dapat digunakan untuk
menerangkan suatau gejala pada sebuah bidang.
2. Menurut Afanasyef, seorang pemikir Marxist dari Rusia, ilmu merupakan pengetahuan
manusia tentang alam, pikiran dan masyarakat. Beliau mencerminkan alam dan berbagai
konsep., kategori dan hukum-hukum, yang mana ketetapan dan kebenarannya diuji oleh
pengalaman praktis.
3. Menurut Moh. Hatta, ilmu adalah sebuah pengetahuan yang teratur mengenai pekerjaan
hukum secara kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
kedudukannya yang tampak dari luar, maupun dari dalam.

C. Pengerian Ilmu secara Umum

Pada dasarnya, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu hal atau fenomena, baik yang
menyangkut alam ataupun social (kehidupan masyarakat) , yang diperoleh manusia melalui
proses berpikir. Setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek
kajian dari suatu penemuan.

2.3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

Setiap bangsa mempunyai ideologi nasional. Begitu juga bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan ideologi nasional bangsa Indonesia. Secara umum, ideologi merupakaan
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, kenyakinan-kenyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang
menyeluruh serta sistematis yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok
manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan politik (bidang pertahanan dan keamanan,
sosial, kebudayaan dan keagaaman serta IPTEK).

Makna ideologi tersebut tercermin pada falsafah hidup dan kepribadian bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila. Karena, Pancasila mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang
oleh bangsa Indonesia diyakini paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan
paling sesuai atau tepat bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat mempersatukan bangsa
Indonesia.
5

Pancasila adalah dasar negara kesatuan republik indonesia yang terdiri dari dua suku
kata dari bahasa Sansekerta: pañca yang berarti lima dan śīla yang berarti prinsip atau asas,
sehingga pancasila secara bahasa berarti lima dasar. Pancasila adalah pedoman luhur yang
wajib ditaati dan dijalankan oleh setiap warga negara Indonesia untuk menuju kehidupan
yang sejahtera, tentram, aman dan sentosa.

Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan bagian dari UUD 1945. Namun, meskipun UUD 1945 sudah mengalami beberapa
kali perubahan (amandemen), Pancasila tetap menduduki posisi sebagi ideologi nasional
dalam UUD 1945. Itulah salah satu keistimewaan Pancasila. Keeksisan Pancasila sebagai
ideologi negara berkaitan erat dengan sifat ideologi Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu,
tentulah setiap masyarakat melandasi segala aspek kehidupannya dengan dasar-dasar nilai
Pancasila. Begitu pula dalam upaya pengembangan IPTEK, menjadikan Pancasila sebagai
kerangka pikir dalam pelaksanaannya.

2.4. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan dan Strategi


Pembangunannya

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan. Sebagai bangsa
yang memiliki pandangan hidup Pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan
ilmu pengetahuan harus didasarkan atas paradigma Pancasila. Apabila kita melihat sila-sila
demi sila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan ilmu pengetahuan.

Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang
merupakan bagian dari UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi negara berkaitan erat dengan
sifat ideologi Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu tentulah setiap masyarakat melandasi
segala aspek kehidupannya dengan dasar dasar nilai Pancasila. Begitu pula dalam upaya
perkembangan ilmu pengetahuan, menjadikan Pancasila sebagai kerangka berpikir dalam
pelaksanaannya.

1. Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
6

terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia
harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu
sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari
cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan
iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal
dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). (Dikti, 2016).

Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana


dikemukakan di atas mengandung konsekuensi yang berbeda-beda. Pengertian pertama
bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam
perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila.

Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus


menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan bahwa sejak awal
pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-
nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas
yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.

Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh para
ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu
akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus
berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi
kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main.

Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus


berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu
mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi
sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan
penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana
nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah
yang diambil. (Dikti, 2016).
7

2. Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke dalam hal-hal
sebagai berikut :

 Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring
dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang
kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa.
 Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada
dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia.
 Perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut
mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan.

bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal
pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

3. Pancasila sebagai sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan
ilmu pengetahuan dan teknologi

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya


sebagaimana yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila
sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa segala aspek
pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Negara dalam rangka mewujudkan
tujuannya melalui pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus
dikembalikan pada dasar-dasar hakikat manusia. Oleh karena itu pembangunan nasional
harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga, aspek
individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya.
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya
maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pancasila telah
memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan iptek demi kesejahteraan hidup manusia.
8

Pengembangan iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada mora l ketuhanan
dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu pada hakikatnya sila-sila Pancasila
harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada nilai
nilai Pancasila sebagai berikut :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, menciptakan,


perimbangan antara rasional dan irasional antar akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan
sila pertama ini ilmu pengetahuan tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan dan dikembangkan tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibat kepada
kerugian dan keuntungan manusia dan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan
Pelestarian. Sila pertama menempatkan manusia di alam. semesta bukan sebagai sentral
melainkan sebagai bagian yang sistematika dari alam yang diolahnya.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar dasar moralitas bahwa
manusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan haruslah secara beradab. Ilmu
pengetahuan adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral oleh
karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan harus berdasarkan kepada usaha usaha
mencapai kesejahteraan umat manusia.
3. Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, Persaudaraan dan persahabatan antar
daerah di berbagai daerah Terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan harus dapat dikembangkan untuk
memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan
dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat internasional.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, mendasari ilmu pengetahuan secara demokratis. Artinya, setiap ilmuwan
haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan ilmu nya. Selain itu dalam
perkembangan ilmu pengetahuan setiap ilmuwan juga harus menghormati dan
menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka
untuk dikritik atau dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.
9

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengimplementasikan pengembangan


ilmu pengetahuan haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri
manusia dengan Tuhan nya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.
Berangkat dari pemikiran tersebut, maka pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan
pada nilai nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup dan
kehidupan masyarakat. Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
menurut Syahrial Syarbaini (2003) harus memperhatikan konsep sebagai berikut :
1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa.
Pancasila harus diletakkan sebagai kerangka berpikir yang obyektif rasional dalam
membangun kepribadian bangsa. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan budaya ilmu
pengetahuan dalam memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dan bangsa akibat dari pembangunan harus semakin menempatkan nilai-nilai
Pancasila yang dapat dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, proses pembangunan nasional tidak
terlepas dari kontrol nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu, kemana arah pembangunan
melalui tahap-tahapnya tidak dapat dilepaskan dari usaha mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila, sehingga pembangunan adalah pengamalan Pancasila.
4. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, untuk mewujudkan visi bangsa
Indonesia masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila secara konsisten dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsistensi antara teori dan
kenyataan dan ucapan dengan tindakan, merupakan paradigma baru dalam menjadikan
Pancasila sebagai etika pembangunan nasional.
5. Pancasila sebagai moral pembangunan, sebutan ini mengandung maksud agar nilai-nilai
luhur Pancasila (norma- norma Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945)
dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya.
10

Hal pertama yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai landasan kebijakan
pengembangan ilmu pengetahuan mencakup lima hal sebagai berikut.

1. Bahwa pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan religius


masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan keyakinan
religious, tetapi tidak harus dipertentangkan karena keduanya mempunyai logika sendiri.
2. Ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh nilai-
nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan.
3. Iptek merupakan unsur yang “menghomogenisasikan” budaya sehingga merupakan unsur
yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar masyarakat. Membangun
penguasaan iptek melalui sistem pendidikan merupakan sarana memperkokoh kesatuan
dan membangun identitas nasional.
4. Prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan iptek harus merata ke semua
masyarakat karena pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat. Kelima,
kesenjangan dalam penguasaan iptek harus dipersempit terus menerus sehingga semakin
merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial.

4. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof.


Wahyudi Sediawan (dalam Dikti, 2016; 2016-217) dalam Simposium dan sarasehan
Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut :

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia
hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya
yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan melakukan
perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada
kode etik ilmiah dan keinsinyuran, seperti: menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan
untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan lain-lain,
adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan yang mengamalkan
kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti
menyukuri anugrah Tuhan.
11

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat
universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan
atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan
kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi,
bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam
lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi.

Hakikat kodrat manusia yang bersifat mono-pluralis, sebagaimana dikemukakan


Notonagoro, yaitu terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu dan sosial
(sifat kodrat), dan makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan
keseimbangan agar dapat menyempurnakan kualitas kemanusiaannya.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan


Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia
perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya. Kerja
sama yang sinergis antar individu dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas
individunya. Suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat
nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti
bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat
Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
Demikian pula halnya dengan ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasar-
besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan
dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih
sempit. Manajemen keputusan yang dilandasi semangat musyawarah akan mendatangkan
hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan semua pihak dengan penuh kerelaan.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar
selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia.
Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu mengembangkan sistem yang
memajukan perusahaan, sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan. Selama ini,
pengelolaan industri lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan
12

perusahaan sehingga cenderung mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian


lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya mementingkan
kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi protes yang
justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

2.5 Hubungan Pancasila dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia menurut data
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 buah.
7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama.
Indonesia memiliki perbandingan luas daratan dangan lautan sebesar 2:3. Letaknya sangat
strategis, di antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dihimpit
oleh dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain itu Negara kita dilintasi oleh
garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan
Indonesia sangat kaya akan fauna dan flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia
yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan
16% spesies binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan
dunia. Sebagian di antaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut.

Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat
kaya akan suku bangsa, budaya, agama, Bahasa, ras, dan etnis golongan. Sebagai akibat
keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat tinggi pula,
hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik social,
kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat
menimbulkan konflik etnis kultural arus Globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan
kebudayaan dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan
konflik tata nilai.

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat
multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring
dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi.
Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat
multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya. Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya
mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala
13

tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.

Maka dari itu, ilmu pengetahuan dan teknologi dan Pancasila antara satu dengan yang
lain memiliki hubungan yang kohesif. Ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan dalam
pengalaman Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain Sisi, kita juga
harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai pancasila sebagai pedoman dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan agar kita tidak dapat terjebak dan tepat sasaran dalam
mencapai tujuan bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila sila yang merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta Asas moralitas bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga bangsa
yang memiliki pengembangan hidup Pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan
ilmu pengetahuan harus didasarkan atas paradigma Pancasila
Hubungan antara Pancasila dengan ilmu pengetahuan tidak dapat lagi ditempatkan
sebagai sesuatu yang saling bertentangan, Pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu
pengetahuan, akan menjadikan Pancasila itu sebagai suatu yang represif dan kontra produktif.
Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh nilai nilai Pancasila akan
menjadi suatu yang melahirkan akibat fatal bagi bangsa Indonesia.
Di Era Globalisasi ini segala upaya dilakukan demi kemajuan taraf hidup dan martabat
manusia. Berbagai buah pikiran manusia telah terlahir menandakan dunia Ilmu Pengetahuan
terus berkembang. Bangsa Indonesia yang merupakan bangsa berkembang, selalu berusaha
mengejar segala kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Disadari atau tidak gejala
globaisasi sudah terjangkit di negeri ini. Pantaslah Pancasila dijadikan pijakan dalam
melangkah sebab telah diakui bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang
tak lekang oleh waktu. Sila-sila pancasila harus menjadi sumber nilai, kerangka pikir serta
basis moralitas bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga ke depannya segala
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah dicapai tidak salah arah dan tepat
pada tujuan, yaitu menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan kunci
dasar persatuan rakyat Indonesia.

3.2. Saran

1. Lebih memahami dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
terutama sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
2. Lebih mengkaji ilmu ilmu dengan maksud untuk membangun kehidupan tanah air.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/erwinpasaribu26/pancasila-sebagai-dasar-dalam-ilmu-
pengetahuan

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/
Isi_Artikel_882729925752.pdf

http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/pancasila-sebagai-dasar-pengembangan.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/287046323/Makalah-Pancasila-Sebagai-Dasar-Nilai-
Pengembangan-Ilmu

15

Anda mungkin juga menyukai