FILSASAT PANCASILA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Wildan Baihaqi, M.Ag.
Disusun Oleh :
Kelas : PAI 2 A
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada bapak Wildan Baihaqi, M.Ag. selaku dosen Mata Kuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini.dengan judul “Filsafat Pancasila”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Filsafat........................................................................................................3
B. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem..................................4
1. Susunan Kessatuan Sila-Sila Pancasila yang Bersifat Organis.............................4
2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hirarkhis dan Berbentuk Piramdal................5
C. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mengisi dan
Saling Mengkualifikasi.........................................................................................................6
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan NKRI......................7
1. Dasar Filosofi.............................................................................................................7
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara.......................................8
E. Inti Isi Sila-Sila Pancasila...........................................................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila
memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-
star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman
dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup
kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia
Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta
falsafah negara Republik Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu
ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan
kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam
Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia
menentang toleransi.
1
segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang
bertuhan dan ber-agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari Filsafat Pancasila?
2. Bagaimana rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai suatu sistem ?
3. Bagaiman rumusan hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang saling mengisi
dan saling mengkualifikasi ?
4. Bagaimana Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan NKRI ?
5. Apa inti isi Sila-Sila Pancasila ?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti Filsafat Pancasila
2. Mengetahui rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai suatu sistem
3. Mengetahui rumusan hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang saling mengisi
dan saling mengkualifikasi
4. Mengetahui Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan NKRI
5. Mengamalkan inti isi Sila-Sila Pancasila
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa yunani yakni, “philein” yang
artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” , “kebijaksanaan” atau “wisdom”.
Jadi secara harfiah istilah “filsafat” mengandung makna cinta kebijaksanaan. Dan
nampaknya hal ini sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu pengetahuan, yang
sebelumnya dibawah naungan filsafat. Namun demikian jika kita membahas
pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup bahasannya maka mencakup
banyak bidang bahasan antara lain tentang manusia, alam, penegtahuan, etika, logika
dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan mak muncul
pula filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu terntentu antara lain filsafat
politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama, dan bidang-bidang ilmu
lainnya.1
Pertama,
1
Harun Nasution, filsafat dan mistisisme dalam islam, bulan bintan,Jakarta, 1973. Hal. 4.
2
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Bandung, 2018, Hal. 31
3
Kedua, Filsafat sebagai suatu proses, yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam
bentuk suatu aktifitas berfilsafat. Dalam proses pemecahan suatu permasalahan
dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.
Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat
dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan suatu kumpulan
dogma yang hanya diyakini ditekuni dan dipahami sebagai suatu nilai tertentu tetap
lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan
menggunakan suatu metode tersendiri.
Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sebagai berikut3 :
1. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis. Yang
meliputi bidang-bidang, ontologi, kosmologi, dan antropologi.
2. Epistenologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan .
3. Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu
pengetahuan.
4. Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan
dalil-dalil berfikir yang benar.
5. Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
6. Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat filsafat.
3
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2010, Hal. 57
4
mahluk tuhan yang maha esa. Unsur-unsur hakikat manusia tersebut merupakan
suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsi
namun saling berhubungan. Oleh karena sila-sila pancasila merupakan penjemaan
hakikat manusia ‘Monopluralis’ yang merupakan kesatuan organism aka sila-sila
pancasila juga memiliki kesatuan yang bersifat organis pula.
4
Notonagoro,Pancasila Secara Ilmiah Populer ,Pantjuran Tujuh,Jakarta,1975, Hal.50.
5
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila
ketuhanan yang maha esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan
menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kenijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dan dijiwai oleh sila-sila
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, serta meluputi dan menjiwa sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
e. Sila Kelima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan
dijiwai oleh sila-sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan serta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
5
Notonagoro,Pancasila Secara Ilmiah Populer ,Pantjuran Tujuh,Jakarta,1975, Hal 43-44
7
b. Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kenegaraan, maupun keagamaan.
8
dianalisis makna yang terkandung di dalamnya merupakan penjabaran dari nilai-
nilai Pancasila. Berikut adalah penjabarannya:
a. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara
persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan.
Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.
b. Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara
berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social. Pokok pikiran ini
merupakan penjabaran dari sila kelima.
c. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas
ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ketuhanan yang maha esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab ini,
merupakn sumber moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaban
semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan penjabaran
sila pertama dan kedua.
d. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas
ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ketuhanan yang maha esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab ini,
merupakn sumber moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaban
semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan penjabaran
sila pertama dan kedua
e. Inti Isi Sila-Sila Pancasila Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila tentunya
merupakan sistem nilai. Sila-sila dalam Pancasila memiliki arti yang berbeda
akan tetapi mereka semua merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
9
a. Sila Ketuhanan yang Maha Esa (nilai ke-Tuhanan). Sila Ketuhanan yang
Maha Esa memiliki nilai yang menjiwai dan mendasari keempat sila lainnya.
Dalam sila ini terkandung nilai bahwa suatu negara tidak akan dapat berdiri
tanpa kuasa Tuhan yang Maha Esa, sehingga setiap kegiatan yang terjadi di
dalam negara haruslah dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhan yang Maha Esa. Nilai
Ketuhanan itu sendiri memiliki arti bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa
yang atheis melainkan percaya adanya Tuhan atau religius. Nilai ke- Tuhanan
juga diartikan kemerdekaan untuk memeluk agama yang tidak dipaksakan
dan tidak diskriminatif antar umat. Sehingga sila Ketuhanan yang Maha Esa
bukanlah untuk menetapkan bahwa negara Indonesia merupakan negara
agama melainkan negara yang beragama.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (nilai keamanusiaan) Secara
sistematis sila kemanusiaan yang adil dan beradab didasar dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan yang Maha Esa; lagi menjiwai dan mendasari ketiga sila
berikutnya. Nilai kemanusiaan berdasar pada filosofis antropologis bahwa
hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) dan raga; juga manusia
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan yang
Maha Esa. Nilai kemanusiaan mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan
perilaku setiap bangsa Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup bersama atas tuntutan hati nurani. Manusia perlu diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama
derajatnya, sama kewajiban dan hak asasinya.
c. Sila Persatuan Indonesia (nilai persatuan) Sila persatuan Indonesia didasari
dan dijiwai oleh sila satu dan dua serta mendasari dan menjiwai kedua sila
berikutnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara adalah penjelmaan
sifat kodrat manusia yang monodualis yaitu sebagai mahluk individu dan juga
sebagai makhluk sosial. Negara merupakan persekutuan dari sejumlah
manusia-manusia yang hidup bersama terlepas dari adanya perbedaan-
perbedaan seperti ras, suku, agama, dan lainnya. Oleh karenanya, perbedaan
merupakan ciri khas kodrat suatu negara. Konsekuensinya, negara adalah
rakyat yang beraneka ragam namum satu (Bhinneka Tunggal Ika). Perbedaan
ada bukan untuk memunculkan maupun meruncingkan konflik, melainkan
untuk suatu persatuan yang beragam. Nilai persatuan pada sila ini dapat
bermakna usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
10
nasionalisme NKRI, serta mengakui dan menghargai keanekaragaman yang
dimiliki bangsa Indonesia tanpa mempersoalkannya sebab pada hakikatnya
semua manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
harus diperlakukan sesuai dengan kodratnya.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat, Kebijaksanaan, dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (nilai kerakyatan) Nilai yang terkandung dalam
sila ke-4 didasari dan dijiwai oleh keempat sila sebelumnya dan sila ke-4
mendasari serta menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hakikat rakyat merupakan sekelompok manusia yang ciptaan Tuhan yang
hidup bersama untuk mencapai suatu tujuan utama bersama, Rakyat
merupakan subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari rakyat, oleh
rakyat, untuk rakyat, sehingga asal muasal kekuatan negara adalah dari
rakyat. Nilai nyata yang terkandung dalam sila ke-4 adalah makna sebuah
pemerintahan yang demokratis; yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat; dengan cara musyawarah mufakat oleh wakil wakil rakyat. Berdasar
nilai ini maka diakuilah paham demokrasi. Nilai ini sangat penting untuk
dikonkritisasi dalam kehidupan bersama, yaitu kehidupan kenegaraan baik
menyangkut aspek moralitas, kenegaraan, aspek politik, maupun aspek
hukum dan perundang-undangan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (nilai keadilan)
Mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan rakyat Indonesia
bersama, yakni tercapainya kehidupan masyarakat yang adil dan makmur
(sejahtera). Hal ini secara eksplisit dituangkan dalam pembukaan UUD 1945,
“… negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah negara,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, …”.
Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud daam hidup bersama
adalah meliputi:
1) Keadilan distributif Adalah keadilan yang harus dilaksanakan oleh negara
dalam mensejahterahkan rakyatnya. Hal tersebut bisa dilakukan dalam
bentuk subsidi, bantuan serta kesempatan dalam hidup bersama yang
didasarkan hak dan kewajiban.
2) Keadilan legal (keadilan bertaat) Adalah keadilan yang harus
dilaksanakan oleh warga negara terhadap negaranya. Hal ini mengandung
arti bahwa setiap warga negara haruslah mematuhi setiap peraturan dan
11
tata tertib yang berlaku di negaranya, juga harus melaksanakan
kewajibannya dengan ikhlas dan baik.
3) Keadilan komutatif Adalah keadilan yang harus dilaksanakan oleh warga
satu dengan lainnya secara timbal balik. Demikian pula nilai tersebut
menjadi dasar dalam pergaulan antar negara sesama bangsa di dunia dan
prinsip untuk menciptakan kehidupan yang tertib dalam pergaulan bangsa
di dunia dengan berdasarkan pada prinsip kemerdekaan bagi setiap
bangsa, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Nilai-nilai dasar tersebut
sifatnya abstrak dan normatif sehingga belum bisa dioperasionalkan,
sehingga perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Artinya, dengan
bersumber terhadap kelima nilai diatas nilai instrumental dapat dijabarkan
ke dalam berbagai peraturan perundangan.
Menjiwai ke Empat Sila Lainnya dan terkandung nilai bahwa Negara yang
didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai mahluk Tuhan
Yang Esa ,oleh karena itu segala yang berkaitan dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara bahkan moral Negara, Moral penyelenggara Negara,
kebebasan dan hak warga Negara harus dijiwai nilai-nilai KeTuhanan Yang Maha
Esa
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
12
3. Sila Persatuan Indonesia
Dijiwai oleh Sila KeTuhanan dan Kemanusiaan yang adil dan beradab dan
sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkanaan dalam permusyawaran
perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Terkandung nilai
bahwa Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, Negara adalah merupakan suatu
persekutuan hidup berdamai diantara elemen elemen yang membentuk Negara
berupa suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama, beraneka ragam
tetapi satu Bhineka Tunggal Ika.Perbedaan buk annya untuk diruncingkan menjadi
konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk untuk
mewujudkan tujuan bersama
Menjiwai 4 sila lainnya dan nilai Filosofis yang terkandung didalamnya adalah
bahwa Hakikat Negara adalah sebagai penjelmaaan sifat kodrat manusia sebagai
mahluk individu dan makluk sosial, Hakikat Rakyat adalah sekolmpok manusia
seagai makluk Tuhan Yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan
Harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah, Rakyat adalah subyek
pendukung pokok Negara, Negara asal adalah dari oleh dan untuk rakyat, oleh
karena itu Rakyat adalah merupakan mula kekuasaan Negara, sehingga sila
kerakyatan terkandung nilai Demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan
dalam hidup Negara adalah :
a. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap
masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Menjamin dan menjujung tinggi harkat dan martabat manusia
c. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama
d. Mengakui atas perbedaan individu, suku, agama karena perbedaan adalah
bawaan kodrat manusia
e. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu
13
f. mengarahkan perbedaan dalam suatu kerjasama kemanusiaan yang beradab
g. Menjunjung tinggi azas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang
beradab
h. Mewujudkan keadilan untuk tujuan Bersama
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut di dasari dan dijiwai
oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia
dengan dirinya sendiri,manusia dengan manusia lain,manusia dengan
masyarakat,bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan TuhanNya.
a. Keadilan Distributive
b. Keadilan Legal
c. Keadilan Komunikatif
14
Demikianpula nilai nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan
antara Negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup
bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia dengan berdasarkan suatu
prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat Pancasila
merupakan hasil pemikiran mendalam dari bangsa Indonesia, yang dianggap, diyakini
sebagai kenyataan nilai dan norma yang paling benar, dan adil untuk melakukan
kegiatan hidup berbangsa dan bernegara di manapun mereka berada. Selain itu,
filsafat Pancasila memiliki beragam fungsi, diantaranya yaitu; sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum,
dan Pancasila sebagai sistem ideologi nasional.
B. Saran
Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal
di negara Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih
meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan
melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam
pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia.
Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan dan Zubaidi, 2014. Pendidikan Kewiraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Paradigma.
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-karakteristik- filsafat.html#
(diakses kamis, 26 Maret 2020 pada jam 21.00)
17