Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

“PENDIDIKAN PANCASILA ”

Disusun Oleh:

CHAIRUL AZMI (2193141009)

BAGAS PRAYOGI (2192441011)

AIDIL ADHA (2192441007)

RENATHA MARSAULINA Br. SITANGGANG (2192441010)

RIZKA DWI SUCI (2193141012)

PRISILIA INOLA TANIA (2193141014)

Dosen pengampu : AYU FEBRYANI S.Pd.,M.Si

Mata kuliah :Pendidikan Pancasila

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PRODI PENDIDIKAN SENI TARI

APRIL 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
Berkat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Saya juga
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen pemimbing mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan juga kepada teman-teman saya yang juga membantu
saya dalam menyelesaikan Critical Book Report ini.

Tugas Critical Book Report ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua. Saya menyadari bahwa tugas Critical Book
Report ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, Saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas,karena keterbatasan ilmu dan
pemahaman saya yang belum seberapa. Karena itu saya sangat menantikan saran
dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas
ini. Saya berharap semoga tugas Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi Saya khususnya. Atas perhatiannya, saya mengucapkan
terimakasih.

Medan, April 2021

2
DAFTAR ISI

Cover.....................................................................................................................................1

Kata Pengantar....................................................................................................................2

Daftar Isi...............................................................................................................................3

Identitas Buku .....................................................................................................................4

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................6

1.1. Latar Belakang Penulisan CBR......................................................................................6

1.2. Tujuan Penulisan CBR....................................................................................................6

1.3. Manfaat Penulisan CBR..................................................................................................6

BAB II Isi .............................................................................................................................9

2.1. Ringkasan Buku Utama..................................................................................................9

BAB III Pembahasan...........................................................................................................17

3.1. Kelebihan........................................................................................................................17

3.2. Kekurangan.....................................................................................................................18

BAB IV Penutup..................................................................................................................20

4.I Kesimpulan.......................................................................................................................20

4.2. Saran...............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22

3
IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul Buku : Pendidikan Pancasila

Pengarang : Achmad Muchji, Gatot Subiyakto, dkk

Penerbit : Gunadarma

Tahun Terbit : 2007

Kota Terbit : Jakarta

ISBN :-

IDENTITAS BUKU PEMBANDING

Judul Buku : Pendidikan Pancasila

Pengarang : Drs. Halking M.Si,dkk

Penerbit : UNIMED

Tahun Terbit : 2017

Kota Terbit : Medan

4
ISBN :-

5
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era
reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 72 tahun yang lalu
disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia,
terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945,
ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi
dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968
adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila
itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari
guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara
intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila merupakan wadah
yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut
oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai
keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena
sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif
sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang
bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala
bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang
bertuhan dan ber-agama. Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia

6
berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga
ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan. Sebab yang
keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta kepada
Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan
keyakinan serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah
negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia
agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah
berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan
muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Pancasila dan sejarah lahirnya Pancasila ?
2. Apa fungsi Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara?
3. Apa saja isi yang terkandung dalam Pancasila ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari buku Pendidikan Pancasila?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pancasila dan sejarah Pancasila.
2. Mengetahui fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Mengetahui aspa saja isi yang terkandung dalam Pancasila
4. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari buku Pendidikan
Pancasila
BAB II
ISI (RINGKASAN BUKU UTAMA)

2.1. Bab I Pendahuluan

7
A. Landasan Pendidikan Indonesia
a. Landasan Historis
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara
obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga
asal nilai Pancasila itu sendiri tidak lain dari bangsa Indonesia sendiri.
b. Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asal kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai pada sila Pancasila
bukan hasil konseptual tetapi suatu hasil karya bangsa Indonesia sendiri
dari nilai kultural.
c. Landasan Yuridis
d. Landasan Filosofis
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah
sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan kenyataan obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan
YME.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME


2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mendukung persatuan bangsa
4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan individu/golongan
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
masyarakat

2.2. Pancasila sebagai Sistem Filsafat

A. Pengertian Filsafat

8
Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu
ssecara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat
sesuatu. Filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari
kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan.

B. Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia


2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Suatu kesatuan bagian-bagian
b) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c) Saling berhubungan dan saling ketergantungan
d) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan sistem)
e) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

C. Nilai-Nilai Pancasila menjadi Dasar dan Arah Keseimbangan antara Hak dan
Kewajiban

1. hubungan verikal
2. hubungan horisontal
3. hubungan alamiah

2.3. Pancasila sebagai Sistem Etika

 Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, memperkaya batin dan


menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Alport
mengidentifikasikan nilai dalam kehidupan masyarakat ada 6, yaitu: nilai
teori, nilai ekonomi, nilai estetika, nilai sosial, nilai politik dan nilai religi.
 Moral adalah ajaran tentang hal baik dan buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia. Moral dapatberupa peraturan atau prinsip-
prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia.

9
 Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya,
sosial, moral dan religi. Norma merupakan kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.

Hubungan nilai, norma dan moral merupakan sesuatu kenyataan yang


seharusnya tetap terpelihara disetiap waktu pada hiup dan kehidupan manusia.
Keterkaitan itu mutlak digaris bawahi bila seorang individu, masyarakat,
bangsa dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang.

1. Pancasila sebagai nilai fundamental bagi bangsa dan negara Republik


Indonesia
Nilai-nilai obyektif Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Rumusan sila Pancasila sebenarnya menunjukkan adanya sifat-sifat
umum karena merupakan suatu nilai.
b. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
kehiupan bangsa
c. Pancasila yang terkanung dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan sumber hukum positif

Nilai subyektif Pancasila diartikan bahwa keberadaannya bergantung dan


atau melekat pada bangsa Indonesia sendiri, sebagai berikut:

a. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa


Indonesia sebagai kausa matrealis
b. Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa dan merupakan jati diri
bangsa
c. Nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai
kerohanian

2. Nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental


Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah dan tidak mungkin dirubah.

10
Pembukaan UUD 1945 memuat nilai dasar yang fundamental, maka
Pancasila yang terdapat didalamnya tidak dapat dirubah. Apabila terjadi
perubahan berarti pembubaan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

2.4. Pancasila sebagai Ideologi

Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan yang bersifat sistematis yang
mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai kehidupan, seperti, bidang
politik (termasuk hukum, pertahanan, dan keamanan), bidang sosial, bidang
kebudayaan, dan bidang keagamaan.

 Ideologi terbuka
Ciri khas:
a. nilai dan cita-cita digali dari kekayaan dan istiadat, budaya dan religius
masyarakatnya
b. menerima reformasi
Hubungan rakyat dan penguasa
a. penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai pengemban amanah
rakyat
 Ideologi tertutup
Ciri khas:
a) Nilai dan cita-cita dihasilkan dari pemikiran individu atau kelompok yang
berkuasa dan masyarakat berkorban demi ideologinya
b) Menolak reformasi
Hubungan rakyat dan penguasa
a) Masyarakat harus taat kepada ideologi elite penguasa
b) totaliter

Ideologi Pancasila mendasarkan pada kodrat manusia sebagai makhluk individu


dan makhluk sosial. Oleh karena itu, ideologi Pancasila mengakui atas kebebasan
hak-hak masyarakat

11
2.5. Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Masa setelah Proklamasi Kemerdekaan

1) Pembentukan RIS tanggal 27 Desember 1949 ditandatangani Ratu Belanda


Yuliana dan menghasilkan keputusan:
a. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federal) yang
membagi negara Indonesia menjadi 16 negara bagian
b. Menentukan sifat pemerintahan berasarkan asas demokrasi liberal
c. MK menghapuskan jiwa dan isi Pembukaan UUD

12
2) Terbentuknya Negara Kesatuan RI 1950
3) Dekrit Presiden 5 Juli 1959

2.6. Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Dalam sistem ketatanegaraan dapat diketahui melalui kebiasaan


ketatanegaraan, hal ini mengacu pengertian konstitusi. Konstitusi mengandung
dua hal yaitu: konstitusi tertulis dan tak tertulis. Menyangkut konstitusi sekelumit
disampaikan tentang sumber hukum melalui hukum yang membedakan dalam arti
material dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber hukum material adalah
sumber hukum yang menentukan isi dan substansi hukum sedangkan sumber
hukum dalam arti formal adalah hukum yang dikenal dari bentuknya, karena
bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum, contoh dari hukum formal
adalah Undang-Undang dalam arti luas, hukum adat, hukum kebiasaan, dan lain-
lain.

Praktek ketatanegaraan Negara Republik Indonesia sebelum amandemen


UUD 1945 dapat diuraikan mengenai pendapat-pendapat secara umum yang
berpengaruh (dominan) berpendapat, UUD 1945 DAN Pancasila harus
dilestarikan, upaya pelestarian ditempuh dengan cara antara lain tidak
memperkenalkan UUD 1945 diubah. Secara hukum upaya tersebut diatur sebagai
berikut:

1. MPR menyatakan secara resmi tidak mengubah UUD 1945 seperti


tercantum di TAP MPR NO. I/MPR/1983, pasal 104
2. Dikenalkannya referendum daalam sistem ketatanegaraan RI. Kehendak
MPR untuk mengubah UUD 1945 harus terlebih disetujui dalam sebuah
referendum.

13
2.7. Pancasila sebagai Paradigma dalam Pembangunan Nasional dan Aktualisasi
Diri

Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma sebagai


paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam
segala aspek pembangunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-
nilai Pancasila. Karena nilai Pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis
manusia sebagai subyek pendukung Pancasila sekaligus sebagai subyek
pendukung negara.

1) Pancasila sebagai paradigma IPTEK


 Sila pertama, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan,
mencipta, keseimbangan rasional dan irasional, antara akal,rasa
dan kehendak. Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan
tetapi juga ddipertimbangkan maksud dan akibat apakah
merugikan sekitar.
 Sila kedua, memberi dasar moralitas dalam mengembangkan iptek
harus bersifat beradab.

14
 Sila ketiga, mengkomplementasikan universalia dan
internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila yang lain. Iptek
hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme
 Sila keempat, menasari pengembangan iptek secara demokratis.
Artinya harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan iptek
dan harus menghormati dan menghargai kebebasan oranglain.
 Sila kelima, mengkomplementasikan iptek harus menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.
2) Pancasila sebagai paradigma pembangunan POLTEKSOSBUDHANKAM
 Pengembangan dan pembangunan bidang politik harus
mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang didalam
istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut HAM. Dalam sistem
politik negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber
pada penjelmaan hakikat manusia sebagai rakyat.
 Pada pengembangan paradigma ekonomi, Mubyarto
mengembangkan ekonomi kerakyatan yaitu ekonomi humanistik
yang mendasarkan ada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas.
 Dalam pengembangan sosial budaya harus mengangkat nilai-nilai
yang imiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai
Pancasila itu sendiri.
 Dalam pengembangan hankam, pertahanan dan keamanan negara
harus mendasrkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hiup
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas 2 yaitu subyektif dan obyektif. Secara
obyektif, aktulisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang
meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Selain
itu juga meliputi bidang lain seperti politik, ekonomi, hukum, terutama dalam
penjabaran kedalam undang-undang, GBHN, pertahanan keamanan. Secara

15
subyektif, aktulisasi Pancasila pada setiap individu terutama pada aspek moral
dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat, tidak terkecuali warga
negara biasa, aparat penyelenggara negara, penguasa negara, terutama kalangan
elit politik dalam kegiatan politik perlu mawas diri agar memiliki moral
Ketuhanan dan Kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila.

16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan

Pada buku utama dijelaskan mengenai bagaimana Landasan Pendidikan


Indonesia pada awal bab. Bahasa dalam buku ini juga mudah untuk dipahami dan
tidak berbelit-belit. Terdapat contoh-contoh media yang dibuat pada buku ini
cukup jelas, sehingga pembaca dapat lebih memahami dalam menelaah tentang
media yang diterapkan pada buku ini. Pembuatan tabel pada desain pembelajaran
dapat mempermudah pembaca untuk memahami materi pda bab tersebut.
Pembuatan bagan dan peta konsep pada buku ini juga dapat menarik perhatian
pembaca. Serta adanya penjelasan mengenai referendum dalam sistem
ketatanegaraan RI.

Pada buku utama bahasanya mudah dipahami. Menjelaskan secara detail


pengertian dari Dari aspek layout, penggunaan font dan tata tulis sejauh ini sudah
rapi, sudah menggunakan rata kiri dan kanan, tata letak setiap paragraf dan judul-
judul penting sudah rapi dan disusun secara teratur, cara penulisannya sudah
bagus mudah untuk dibaca, dan tulisannya pun jelas dan membuat pembaca suka
membaca buku ini, dan untuk memudahkan kita menemukan judul materi yang
akan kita cari maka digunakan pemakaian huruf tebal. Buku utama juga memiliki
sampul yang bagus.

Pada buku pembanding penggunaan font dalam penulisan isi buku utama
sudah bagus juga karna font yang dibuat mudah untuk dibaca, dan tulisannya pun
jelas dan untuk memudahkan kita menemukan judul materi yang akan kita cari
maka digunakan pemakaian huruf tebal, dan bagi kata-kata bahasa inggris
menggunakan garis miring. Buku utama juga memiliki sampul yang bagus.
Penjelasan mengenai buku ini sangat jelas dan terperinci. Banyak hal yang
disampaikan sama maknanya dengan buku utama. Penggunaan bahasa yang baik
dan mudah dimengerti adalah hal utama dalam hal kelebihan buku ini.

17
3.2. Kekurangan

Pada buku utama kurangnya kurang detail menjelaskan materi atau bisa
dibilang hanya sekilas tidak seperti buku pembanding.

Pada buku pembanding kurang adanya tabel ataupun gambar yang


mendukung suatu penjelasan yang mengakibatkan terlalu monoton.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pada buku utama dan pembanding pertama sama-sama memiliki empat


pokok pembahasan yang sama, tetapi letak bab nya berbeda. Didalam buku utama
dan pembanding memiliki kesamaan materi yang mudah untuk dipahami. Kedua
buku ini memaparkan apa itu Pendidikan Pancasila, hakikat konstitusi, Hak Asasi
Manusia dan demokrasi dan pendidikan demokrasi. Dengan kita membaca kedua
buku ini maka pengetahuan kita bertambah tentang Pancasila. Kita dapat
mengetahui apa saja hak dan kewajiban kita sebagai warga negara dan kita juga
dapat mengetahui tentang dunia pemerintahan di negara kita.

Sedangkan pada buku pembanding, Pancasila adalah ideologi dasar bagi


negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta : Panca berarti
lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima
sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan
kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap
selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.

4.2. Saran

Dengan adanya Pendidikan Pancasila maka kita sebagai warga negara


dapat mengamalkan apa yang kita pelajari dikehidupan sehari-hari. Kemudian
setiap penulis lebih teliti dalam menulis dan memperhatikan setiap buku yang

19
dihasilakan agar meminimalisir kelemahan buku dan dapat lebih dikatakan
sempurna.

20
DAFTAR PUSTAKA

Muchi, Achmad, Gatot Subiyakto, dkk. 2007. Pendidikan Pancasila. Gunadarma:


Jakarta.

Halking, dkk. 2017. Pendidikan Pancasila. Unimed: Medan.

21

Anda mungkin juga menyukai