Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

“Urgensi Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional”

Dosen Pengampu: Zulhendri Zen, M.Pd., Ph.D.

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Oleh:

Kelompok 2

Zahratul Hayati 19031169

Fauziah Rizki 19031013

Tiara Putri Weldani 19031112

Irfan Fadillah 19031020

Andiani Firdaus 19031061

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha mengabulkan doa orang yang dalam
kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya. Maha memberikan pertolongan kepada hamba yang
sedih apabila dia menyeru-Nya. Pemilik hati yang tak akan hidup melainkan dengan
mengingat-Nya. Segala sesuatu tak akan terjadi kecuali dengan izin-Nya. Kami bersaksi
bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Rabb
alam semesta. Kami pun bersaksi bahwa Muhammad SWA adalah hamba dan rasul-Nya.
Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau beserta keluarga dan para
sahabatnya. Amma ba’du.

Kami bersyukur atas kemudahan yang Allah SWT. berikan sehingga, kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan materi yaitu “Urgensi
Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional”. Makalah ini dibuat
tentunya untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan dosen pengampu
Bapak Zelhendri Zen, M.Pd., Ph.. Selain itu makalah ini juga menjadi bahan diskusi dan
pembelajaran bersama.

Kami menghaturkan permohonan maaf kepada Ibu dan seluruh pembaca karena,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami berharap saran dan kritik dari berbagai aspek untuk dijadikan pembelajaran
di masa mendatang. Namun demikian, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu yang berkah bagi semua pembaca dan tentunya bagi kelompok penulis.
Segala sesuatu yang benar dari makalah ini datangnya dari Allah SWT dan yang salah kami
memohon ampun kepada Allah SWT.

Padang, 25 Februari 2022

Kelompok 2

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan ii


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
A. Sistematika Filsafat Pendidikan Pancasila .................................................................................. 6
B. Pancasila Sebagai Sumber Dan Dasar Moral ............................................................................ 11
C. Tujuan Pendidikan Pancasila .................................................................................................... 12
D. Sistem Pendidikan Nasional Pancasila ..................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 15
B. SARAN ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan iii


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
tujuan nasional. Pendidikan itu harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia (ideologi) dan menjadi pedoman
hidup , jiwa dan keperibadian bangsa Indonesia.
Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif, sehingga sistem pemikiran ini
merupakan suatu nilai. Oleh karena itu, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat
fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Bila dijabarkan dalam kehidupan yang nyata pada masyarakat, bangsa
maupun negara maka nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas,
yaitu norma moral dan norma hukum atau system.
Dalam pemikiran filsafat aksiologi yang mengacu pada persoalan nilai, baik
dalam konteks estetika, moral maupun agama, mengkaji dan menggali hakikat nilai itu.
Maka melalui pendididkan Pancasila peserta didik diharapkan mampu memahami,
menganalisis nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika
kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai cita-cita dan tujuan
nasionalnya, dan menjawab masalah yang dihadapi secara berkesinambungan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistematika filsafat pendidikan panacasila?
2. Bagaimana pancasila sebagai sumber dan dasar moral?
3. Bagaimana tujuan pendidikan pancasila?

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 4


C. Tujuan
1. Mengetahui sistematika filsafat pendidikan pancasila
2. Mengetahui pancasila sebagai sumber dan dasar moral
3. Mengetahui tujuan pendidikan pancasila

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 5


BAB II

PEMBAHASAN

Filsafat pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiawai


dan mendasari dan memberikan identitas suatu sistem pendidikan nilai-nilai itu
bersumber pada pancasila yang dilaksanakan pada berbagai sistem kehidupan nasional
secara keseluruhan.
Fungsi pendidikan ialah membangun potensi negara, khususnya melesstarikan
kebudayaan dan kepribadian bangsa yang menentukan eksistensi dan martabat bangsa.
Pendidikan nasional harus dijiwai oleh filsafat pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan
pancasila merupakan tuntutan nasional. Maka melalui sistem pendidikan pancasila akan
terjalin cita dan karsa nasional dalam membina watak dan kepribadian dan martabat
pancasila dalam subjek pribadi manusia indonesia seutuhnya.

A. Sistematika Filsafat Pendidikan Pancasila


Sebagai sistem filsafat, maka filsafat pancasila wajar memiliki pola dasar
sistematika sistem filsafat pada umumnya. Sistematika filsafat itu merupakan bidang
utama, atau karangka dasar filsafat. Dengan kata lain sistematika mencakup ontologi,
epistemologi dan axiologi itu adalah organisasi dan batang tubuh filsafat.
Berdasarkan analisis dan rasional demikian maka dalam uraian berikut dijelaskan.
1. Bidang Ontologi Pancasila
Menurut Mohammad Noor Syam Ontologi sama dengan bidang filsafat yang
menyelidiki jenis dan hakekat ada; ada khusus, ada individual, ada umum, ada
terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan
metafisika dan sumber ada (Tuhan), ada sesudah mati.
Pokok-pokok ontologi Pancasila terutama :
a. Asas dan sumber apa (eksisitensi) kesemestaan ialah Tuhan Yang Maha Esa.
Ontologi Ketuhanan yang religius ini bersifat supra-natural dan transcendental,
yang dihayati subjek manusia dengan budi nurani (keyakinan, iman) yang
supra-rasional. Eksistensinya tidak dipengaruhi oleh eksisitensi apapun,
sebaliknya merupakan sumber segala eksisitensi dalam kesemestaan.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 6


b. Ada alam semesta (Makro kosmos), sebagai ada tidak terbatas. Alam semesta
raya dengan hukum alam dan sumber dayanya merupakan sumber kehidupan
semua makhluk hidup. Alam semesta merupakan wahana dan sarana utama
kehidupan (ingat ; bumi, matahari sebagai sumber hidup, air, zat asam, tanah
subur, dan sebagainya).
c. Adanya subjek pribadi manusia, individual, nasional dan umat manusia.
Eksistensi manusia sebagai subyek diri pribadi (mandiri), baik personal maupun
nasional mengandung makna merdeka dan berdaulat. Subjek pribadi manusia
juga bermakna menghayati hak dan kewajiban dalam kesemestaan dan
kebersamaan (sosial vertikal universal dengan tuhan yme; dan sosial horizontal
dengan sesama makhluk hidup, terutama sesama manusia). Ini bersifat utuh dan
unik.
d. Eksistensi tata budaya, sebagai perwujudan martabat dan potensi manusia yang
unggul (makhluk utama). Adanya kebudayaan, baik sosio-budaya (kebudayaan
nasional) maupun kebudayaan universal adalah perwujudan martabat dan
potensi kepribadian manusia. Eksistensi budaya ini tercermin dalam sistem
nilai, sistem kelembagaan hidup (keluarga, masyarakat, dan negara). Eksistensi
budaya merupakan produk antar hubungan timbal-balik antara potensi internal
masusia dengan sumber daya dan lingkungan hidup, sebagai potensi eksternal.
e. Eksistensi subyek manusia mandiri selalu dengan motivasi luhur untuk
melaksanakan potensi-potensi martabatnya (rohani jasmani) demi keyakinan
dan cita-citanya (bermoral luhur dan berprestasi). Proses teleologis eksistensi
manusia berlangsung seumur hidup menurut kemampuan dan bidang masing-
masing. Ini akan menjamin keharmonisan dan kelesatarian antar eksistensi
manusia dengan alam dan budayanya.
f. Eksistensi unik pribadi manusia ialah kemampuannya untuk menyadari
eksisitensi diri sendiri, sesama manusia dan alam. Bahkan eksisitensi hukum
alam, hukum moral dan eksisitensi tuhan, yang semua eksistensi ini membatasi
eksistensi unik pribadi manusia. Eksisitensi unik ini memberikan kesadaran
pengertian, kepercayaan, cita-cita, pengabdian, dan kebijalan. Keunikan
eksistensi manusia inilah yang melahirkan ilmu penegetahuan dan kebudayaan
pada umumnya.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 7


g. Wujud pengalaman, penghayatan dan jangkauan potensi manusia atas antar
hubungan eksistensi yang fungsional antara realitas alam semesta, subyek
manusia, dengan nilai-nilai sosio-budaya dan eksistensi negara bangsa. Didalam
keseluruhan itu manusia akan merasa menjadi bagian utuh yang tak terpisahkan.
h. Subyek manusia dalam eksistensinya sadar bahwa eksistensinya berada dalam
kebersamaan sejajar dan horizontal secara interdependensi yakni dengan sesama
manusia. Subyek manusia walaupun sebagai pribadi mandiri namun asas
interdependensi ini tetap merupakan kodrat eksistensinya, baik secara sosial,
ekonomi maupun psikologis. Kesadaran eksistensi demikian memberikan
watak martabat luhur manusia, dalam amal kebajikan dan moral manusia.
i. Kesadaran eksistensi manusia sesama manusia di samping adanya kesadaran
saling ketergantungan sosial (simpati dan jasa), ekonomi, pisikologis (cinta)
juga kesadaran kewajiban saling pengertian dan hormat menghormati.
Khususnya kesadaran kewajiban membina keluarga dengan cinta kasih dan
tanggung jawab demi generasi pewaris dan penerus nilai luhur dan budaya.

2. Epistemologi
Menurut mohammad Noor Syam epistemologi samadengan bidang filsafat
yang menyelidiki sumber, syarat, proses terjadinya ilmu pengetahuan, batas,
validitas dan hakekat ilmu pengetahuan. Termasuk dalam epistemologi disebut juga
teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi dapat dianggap sebagai norma ilmu pengetahuan. Jadi,
epistemologi menetapkan apakah suatu cabang ilmu dapat layak/tepat atau
memenuhi syarat atau tidak, untuk dianggap sebgai ilmu pengetahuan atau cabang
ilmu pengetahuan.
Prinsip-prinsip epistemologi pancasila terutama :
a. Pribadi manusia adalah subyek yang secara potensial dan aktif berkesadaran
tahu atas eksistensi diri (subyek), eksistensi dunia (lingkungan, obyek); bahkan
juga sadar dan tahu bila di suatu ruangan dan waktu tidak ada apa-apa (kecuali
ruang dan waktu itu sendiri). Potensi subyek manusia yang lengkap,
memberikan kemampuan jangkauan yang luas, jauh, tinggi dan sempurna.
Potensi-potensi manusia yang utuh itu meliputi: pancaindera, pikir, karsa, rasa,
cipta, karya dan budi nurani.
Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 8
b. Proses terbentuknya pengetahuan manusia adalah hasil kerjasama atau produk
hubungan fungsional subyek dengan lingkungannya; jadi potensi dasar dengan
faktor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk pengetahuan.
Terbentuknya melalui proses usaha sadar (aktif), menguasai dan
mendayagunakan serta mengembangkan secara profesional berdasarkan
kesadaran dan tuntutan lingkungan hidup (misalnya; pembangunan). Proses ini
bersifat kontinue dan kumulatif seumur hidup.
c. Sumber pengetahuan sebenarnya adalah alam semesta; baik wujud alam
(realitas) maupun sifat dan hukum yang inherent di dalamnya (hukum alam).
Pengertian manusia atas alam lingkungan hidupnya secara timbal balik dengan
potensi kepribadian manusia, dalam proses kumulatif membentuk sosio budaya
dan kebudayaan ataupun ada peradaban pada umumnya.
d. Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan (sekolah formal,
pendidikan pada umumnya) secara teknis edukatif lebih sederhana. Perlu
dijelaskan bahwa komunikasi antar guru-murid terutama berfungsi memperjelas
bahan-bahan informasi dna usaha menyamakan persepsi yang ditangkap dari
berbagai sumber.
e. Pengertahuan manusia, baik jenis maupun tingkatnya dapat dibedakan secara
berjenjag sebagai berikut. (1) tingkat pengetahuan indera, (2) ilmiah, (3)
filosofis, (4) religius. Meskipun jenis dan tingkatan tersebut membedakan
sumber, potensi-potensi yang menangkap masing-masing jenis tingkatan,
namun di dalam pribadi manusia terjadi pengelaman atau kesadaran yang
terpadu sebagai pengetahuan subyek yang bersangkutan.
f. Ilmu pengetahuan baik sebagai perbedaharaan dan prestasi manusia individual
maupun sebagai karya dan budaya umat manusia merupakan pula kualitas dan
derajat atau martabat kepribadian dan kemanusiaa, terutama dalam pengalaman
atau dayagunanya di dalam kehidupan.
g. Kesadaran dan pengetahuan manusia tentang alam semesta raya dan metafisika
adalah dunia pengetahuan ilmiah dan dunia filosofis bahkan religius secara
terpadu. Kesadaran pengetahuan demikian merupakan potensi unik martabat
manusia sekaligus sebagai perwujudan sitesisi kesadaran/pengetahuan yang
komprehensif kumulatif. Hal ini memberikan wawasan bagaimana manusia
memahami kepribadiannya, baik potensi maupun keterbatasannya
Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 9
h. Konstruksi pengalaman dan pengetahuan manusia keseluruhan ini yang secara
hierarchies mancakup, merupakan pengetahuan yang lebih daripada hanya
empiris, rasional dan religius saja; melainakn keutuhan kesadaraan yang kaya
(bervariasi jenis, bentuk, sifat, dan tingkatannya).
i. Martabat kepribadian manusia karena sifat dan potensinya yang unik dan
superior, manusia mampu pula secara kreatif dan imaginatif menjangkau
sesuatu yang metafisi jauh dibalik realitas lingkungan alam dan kehidupan.
Subjek manusia dengan potensi kepribadian mampu memiliki dan
mendayagunakan wawasan waktu, dan wawasan ruang yang tidak terbatas
rentangannya.
3. Axiologi Pancasila
Bidang Axiologi ialah bidang yang menyelidiki pengertian, jenis, tingkat,
sumber dan hakekat nilai secara kesemestaan.
Bagi makhluk hidup, khususnya manusia maka yang bernilai itu
sesungguhnya terutama yang merupakan sarana bagi kehidupan. Alam dan isinya
seperti tanah, air, dan udara, bahkan panas matahari merupakan sumber kehidupan;
karenanya merupakan nilai. Berdasarkan analisis yang komprehensif maka dapat
dikemukakan dasar-dasar axiologi dabgi pancasila, sebagai berikut :
a. Bahwa tuhanYme adalah maha sumber nilai semesta yang menciptakan nilai
dalam makna dan wujud: (1) nilai hukum alam, yang mengikat dan mengatur
alam semesta dan isinya secara obyektif dan mutlak, tanpa terikat ruang dan
waktu, bersifat obyektif universal. (2) nilai hukum moral yang mengikat
manusia secara psikologis spritual, obyektif dan mutlak menurut ruang dan
waktu, namun tetap universal.
b. Subyek manusia dapat membedakan secara hakiki maha sumber dan sumber
nilai dalam perwujudan: Tuhan Yang Maha Esa dan AgamaNya sebagai maha
sumber nilai kemestaan; alam semesta dengan hukum alamnya sebagai sumber
nilai dalam makna sumber kehidupan kehidupan, sumber keindahan bagi
makhluk-makhluk hidup termasuk manusia; Bangsa dan sosio-budaya; Negara
dan system kenegeraan; dan kebudayaan.
c. Nilai dalam kesadaran manusia dan dalam realitas alam semesta.
d. Manusia dengan potensi martabatnya menduduki fungsi ganda dalam hubungan
nilai.
Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 10
e. Martabat kepribadian manusia yang secara potensialitas integritas dari hakekat
manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila, adalah
subyek nilai.
f. Mengingat maha sumber nilai adalah Tuhan Yang Maha Esa dan subyek
manusia dengan potensi martabatnya yang luhur yakni budi nurani, manusia
secara potensial mampu menghayati dalam makna beriman Kepada Tuhan Yang
Maha Esa Menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Manusia sebagai subyek nilai memikul kewajiban dan tanggung jawab atas
bagaimana mendayagunakan nilai, mewariskan dan melestarikan nilai dalam
kehidupan kebudayaan dan kemanusiaan.
h. Eksistensi fungsional manusia ialah subyek dan kesadarannya.
i. Seluruh kesadaran manusia tentang nilai tercermin dalam kepribadian dan
tindakannya, amal, kebajikannya.

B. Pancasila Sebagai Sumber Dan Dasar Moral


Negara Indonesia yang berdiri tanggal 17 agustus 1945 merupakan neraga
pancasila adil dan pedoman dalam ketatanegaraan prediket prinsip yang berdasarkan
ketentuan-ketentuan yuridis konstitusional. Bahwa Negara Indonesia berdasarkan
pancasila sebagaimana yang termasuk didalam pembukaan UUD 1945.
Makna konsekuensi pancasila sebagai sumber dan dasar moral baik formal
maupun fungsional:
1. Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara RI
2. Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi didalam Negara RI
3. Pancasila adalah Idiologi Negara, Idiologi Nasional Indonesia
4. Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa Indonesia atau kepribadian
nasional, yang perwujudannya secara melembaga sebagai system Negara pancasila.
5. Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa)
yang menjiwai. System kenegaraan dan kemasyarakatan Indonesia. Karena itu
pancasila adalah system filsafat Indonesia yang potensial dan fungsional yang
normative dan ideal.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 11


6. Pancasila sebagai sumber dan dasar model diangkat dan religus sosio kebudayaan
dan nilai dasar masyarakat Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan kepribadian
bangsa. Nilai pancasila keyakinan atau pandangan hidup bangsa tangh benar, baik
dan unggul. Nilai-nilai Dasar sosio-budaya Indonesia meliputi:
a. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan potensial
b. Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan
kondrat terbentuknya masyarakat dan berkesenambungannya generasi.

C. Tujuan Pendidikan Pancasila


Rumusan formal konstitusional dalm UUD 45 maupun dalam GBHN dan
undang-undang kependidikan lainnya yang berlaku, adalah tujuan normatif. GBHN 1983
merumuskan tujuan pendidikan nasional kita sebagai berikut :
“pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk mrningkatkan
ketaqwaan terhadap tuhan yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa”
Dalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan tujuan
pancasila mengarah perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, kebudayaan,
dan beranekaragaman kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatang yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan
sehingga pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Kompetensi lulusan pendidikan pancasila adalah seperangkat tindakan
intelektual, penuh tanggung jawab sebagai seorang warga negara dalam memecahkan
berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
berlandaskan nilai-nilai pancasila. Sifat intelektual tersebut tercemin pada kemahiran,
ketepatan, dan keberhasilan bertindak, sedangkan sifat penuh tanggung jawab

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 12


diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan dilihat dari aspek IPTEK, etika ataupun
kepatuhan agama serta budaya.
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No: 38/DIKTI/kep/2002 dalam
pasal 3 sub (2) dijelaskan bahwa tujuan pendidikan pancasila adalah sebagai berikut:
1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani.
2. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil masalah hidup
dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahandan dan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
4. Mengantarkan mahasiswa memeiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa-
peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan
indonesia.

Pada buku Filsafat Pendidikan karangan Bapak Zelhendri Zen tujuan pendidikan
pancasila ialah:
1. Merumuskan formal konstitusi baik dalam UUD negara Ri maupun dalah GBHN
dan UU kependidikan lainnya.
2. Menjabarkan konsepsional seperti : lukisan manusia indonesia seutuhnya (MIS) dan
pendidikan seumur hidup
3. Untuk membentuk kepribadian pesertadidik umumnya bangsa dan negara secara
potensial aktif punya kesadaran tahu atas eksisitensi diri (subyek).
4. Menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan
kepada nilai-nilai pancasila.
5. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan
sehari-hari serta membina dan menyadari hubungan antar sesama anggota sekolah
dna masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

D. Sistem Pendidikan Nasional Pancasila


Sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 13


Sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan mutu serta elevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terancana, terarah dan
berkesinambungan.
UU No. 20 Tahun1989 tentang system pendidikan Nasional tidak memadai lagi
dan perlu disempurnakan agar sesui dengan amanat perubahan UUD Negara Republik
Indonesia 1945.
Berdasarkan paragraph tiga, maka sistem pendidikan nasional disempurnakan dan
diganti dengan system pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003.5. system
pendidikan nasional merupakan usaha dan lembaga yang menjamin pengalaman.
Pengembangan dan pelestarian secara manta.
Keseluruhan sistem (Sumber dan dasar moral filsafat pendidikan, tujuan
pendidikan pancasila, kebudayaan nasional dan kurikulum serta teori pengetahuan)
menampilkan diri dalam perwujudan system pendidikan nasional pancasila yang wajar
dibina dengan dijiwai filsafat pendidikan pancasila. System kependidikan nasional
sebagai kelembagaan nasional pembinaan MIS, dengan kebijaksanaan yang mantap
menjamin pewarisan dan pelestarian system kenegaraan dan budaya berdasarkan
pancasila.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 14


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan dan pendidikan pancasila perlu dilakukan oleh perguruan tinggi


dalam rangka melastarikan nilai-nilai pancasila dan menanamkan nilai moral positif
Yang terkandung di dalamnya pada generasi muda khususnya mahasiswa keberadaan
mahasiswa yang mempunyai penting dan vital. Selain itu karena pancasila sebagai dasar
negara dan kepribadian bangsa indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
harus dari dini dikenalkan dan diajarkan kepada masayarakat indonesia termasuk
diperguruan tinggi. Sebagai pembentuk intlektual yang bermoral ketuhanan dan
kemanusian. Melalui pendidikan pancasila, peserta didik akan menjadi manusia terlebih
dahulu, sebelum memasuki iptesk yang dipelajari nya. Menjadi warga negara indonesia
yang unggul dalam pengusaan ipteks, namun tidak kehilangan jati dirinya dan tidak
tercabut dari akar budaya bangsanya dan keimanannya.

B. SARAN

1. Pendidikan pancasila diperguruan tinggi harus terus dikembangkan untuk


membentuk kadar yang dibutuhkan oleh negara dan masyarkat demi tercapainya
tujuan umum bangsa indonesia.
2. Pancasila merupakan kepribadian bangsa, harus menjadi kepribadian para generasi
muda khususnya para mahasiswa yang menjadi generasi pendidikan.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 15


DAFTAR PUSTAKA

Amka. 2019.Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learnig Center.


Kristiawan. M. 2016. Filsafat Pendidikan: The Choice is Yours. Yogyakarta: Valia Pustaka.
Tafsir Ahmad. (2004). Filsafat Ilmu. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Kelompok 2 Filsafat Pendidikan 16

Anda mungkin juga menyukai