Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu : Winda Widya Sari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok :4
Kelas : B ‘2023

 Hardi Putra Wijaya Zebua


 Mhd. Anas Kautsar
 Risdo Hotray Sinaga
 Tondang Raja Pangihutan Purba

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul “Filsafat Pendidikan Pancasila” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Winda Widya Sari, S.Pd., M.Pd.
pada mata kuliah Filsafat Pendidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang apa saja peranan filsafat Pancasila di lingkungan masyarakat
terutama di bidang pendidikan.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Winda Widya Sari, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan yg sudah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca sekalian
terutama untuk kami kelompok 4.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Medan, 18 September 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

Cover......................................................................................................................... 1

Kata Pengantar....................................................................................................... 2

Daftar Isi.................................................................................................................. 3

1. BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3. Tujuan Pembahasan...................................................................................... 4
2. BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5
2.1. Pengertian..................................................................................................... 5
2.2. Faktor-faktor Pendukung.............................................................................. 6
2.3. Proses Pembentukan..................................................................................... 7
2.4. Jenis-jenis..................................................................................................... 8
3. BAB III PENUTUP.......................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan................................................................................................... 9
3.2. Saran ............................................................................................................ 9

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Filsafat Pancasila adalah dasar ideologi negara Indonesia yang memiliki pengaruh yang
sangat penting dalam membentuk karakter dan identitas bangsa. Pancasila bukan hanya sekadar
sekumpulan prinsip, melainkan juga merupakan dasar pandangan hidup yang mengakar dalam
nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Pancasila telah menjadi landasan konstitusi
yang mendasari pembentukan negara dan pemerintahan. Ideologi ini lahir dari proses perjuangan
panjang para founding fathers dalam menyusun landasan negara yang inklusif dan menghormati
keberagaman budaya, agama, dan suku di Indonesia. Melalui perdebatan dan diskusi yang
mendalam, kelima sila Pancasila, diukir sebagai fondasi bagi negara Indonesia.
Di tengah dinamika global dan tantangan modern, pemahaman mendalam tentang Filsafat
Pancasila tetap sangat relevan. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai landasan hukum dan
politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter dan moral
masyarakat. Nilai-nilai seperti persatuan, gotong royong, toleransi, dan keadilan sosial menjadi
pedoman dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.
Selain itu, Filsafat Pancasila juga memiliki potensi untuk menjembatani perbedaan dan
konflik dalam masyarakat. Dalam konteks pluralitas agama dan budaya di Indonesia, Pancasila
dapat berperan sebagai sarana untuk menghormati perbedaan dan menciptakan kerukunan.
Makalah ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang Filsafat Pancasila sebagai
ideologi negara Indonesia. Dengan mengkaji akar filosofisnya, makalah ini akan menggali
makna dari masing-masing sila Pancasila serta implikasinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Selain itu, makalah ini juga akan menjelaskan bagaimana Filsafat Pancasila dapat
memberikan kontribusi positif dalam menjawab berbagai tantangan kontemporer termasuk salah
satunya di dunia Pendidikan.
Melalui kajian ini, diharapkan pembaca akan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam
tentang pentingnya Filsafat Pancasila sebagai pilar utama dalam membangun bangsa dan
masyarakat yang adil, sejahtera, dan harmonis serta kontribusi nya dalam dunia pendidikan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari pembahasan latar belakang di atas, maka kami bermaksud membahas materi
yang terangkum dalam rumusan pembahasan sebagai berikut:
1. Apa itu hakikat sebenarnya dari Filsafat Pancasila?
2. Apa saja pandangan filsafat Pancasila tentang manusia, masyarakat, nilai, norma, dan
pendidikan?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Memahami apa itu sebenarnya hakikat Filsafat Pancasila.
2. Mengetahui dan mampu menjelaskan apa saja pandangan filsafat Pancasila tentang
manusia, masyarakat, nilai, norma, dan pendidikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN

2.
2.1. Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philosatau
phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Suatu
masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup, yaitu merupakan
asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa
terkecuali aspek pendidikan.Pancasila merupakan dasar negara Indonesia serta sebagai
pandangan atau pedoman hidup masyarakat Indonesia yang isinya merupakan jati diri bangsa
Indonesia.
Filsafat Pancasila dapat diartikan sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-
norma, nilai-nilai) yang paling benar,paling adil, paling bijaksana, paling baik, paling sesuai bagi
bangsa Indonesia.Pancasila pada hakikatnya juga memiliki arti sebagai perwujudan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia sepanjang sejarah dan merupakan penggabungan antara unsur-unsur
budaya luar yang sesuai dengan budaya Indonesia sehingga keseluruhannya terpadu menjadi
sebuah Ideologi yang bernama Pancasila.Pandangan tersebut akhirnya diyakini oleh bangsa
Indonesia dalam melaksankan kehidupan berbangsa dan bernegara dan dari gagasan itulah dapat
diketahui akan cita-cita yang ingin dicapai oleh bangsa dan Negara Indonesia.

2.2. Hakikat Filsafat Pancasila


Pancasila merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif
bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel. Menurut Abdulgani (dalam Ruyadi, 2003), Pancasila merupakan
filsafat negara yang lahir sebagai collective ideologie(cita-cita bersama) dari seluruh bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan
dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan Notonagoro (dalam Ruyadi, 2003) menyatakan
bahwa Filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat
dari Pancasila.
Notonagoro (dalam Ganeswara, 2007) menyatakan bahwa hakikat dasar Pancasila adalah
manusia, sebab manusia merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila. Selanjutnya,
hakikat manusia itu adalah semua kompleksitas makhluk hidup, baik sebagai makhluk
individu maupun sebagai makhluk sosial. Secara lebih lanjut, hal ini bisa dijelaskan bahwa
yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial adalah manusia. Selanjutnya,
sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar

5
aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan.

2.3. Pandangan Filsafat Pancasila

a) Manusia
Pandangan filsuf mengenai manusia menggambarkan betapa manusia hadir sebagai makhluk
yang multi dimensi. Dalam hal ini manusia sebagai makhluk individu benar-benar berdiri kokoh
dalam kemandiriannya. Demikian pula manusia sebagai makhluk sosial senantiasa mengatur
dengan kehidupan-kehidupan manusia yang beraneka ragam dan dapat berbaur lingkungan
disekitarnya.
Manusia memiliki wujud sifat sebagai hubungan pandangan filsafat Pancasila terhadap
manusia yang terdiri antara lain:

 Kemampuan menyadari diri yaitu itu kemampuan untuk mengekspolarasi potensi yang
ada dan mengembangkan kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan .
 Kemampuan bereksistensi yaitu manusia bersifat aktif dan manusia dapat menjadi
manajer terhadap lingkungannya.
 Moral atau etika yaitu kemampuan bersikap mengenai sopan santun kepada orang lain.
 Kemampuan bertanggung jawab.
 Rasa kebebasan atau kemerdekaan.

b) Masyarakat

6
BAB III
PENUTUP
1.
2.
3.
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Yang dimaksud bentuklahan vulkanik adalah hasil proses vulkanisme yg muncul.
2. Proses vulkanik melalui beberapa tahapan seperti dimulainya proses vulkanisme,
material keluar dari gunung berapi, kemudian akumulasi material membentuk
kerucut gunung api.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya aktivitas magma, tipe erupsi,
komposisi magma topografi
4. Ada beberapa jenis lahan vulkanik dari hasil proses vulkanisme.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan di
atas adalah:
1. Untuk kedepannya supaya wawasan vulkanik ini dapat memberikan pengetahuan
ke masyarakat umum terutama ke para peneliti.
2. Diharapkan masyarakat tau wawasan vulaknisme sehingga jika terjadi bencana
gunung berapi dapat mengantisipasi hal-hal yang harus dilakukan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al Marsudi, Subandi. 2001. Pancasila dan UUD’45 Dalam Paradigma Reformasi.

Jakarta : Grafindo

Jalaluddin. Abdullah, idi. 2011. Filsafat pendidikan. Jakarta: Grafindo

Kaelan dan Dosen Universitas gajah Mada. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta :

Paradigma

Noor syam, Mohammad. 1986. Filsafat kependidikan dan Dasar Filsafat

Kependidikan Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional

Rukiyanti, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : UNY Press

Mukhlis. 2011. Dasar-Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila

http://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/01/02/dasar-dasar-filsafat-pendidikan-pancasila/.

Dipublikasikan 2 Januari 2011. Diakses pada 27 Agustus 2023 14:27

Anda mungkin juga menyukai