Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Pancasila sebagai Ideologi”


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu: Albar Adetary Hasibuan, M. Phil.

Disusun Oleh:
Maria Benedicta Regine (225030201111079)
Annisa Luthfiyah (225030201111081)
Yudditsania Insan S. (225030207111025)
Siti Safina Anasya (225030207111036)
Rosalinda Try Banu S. (225030207111116)
Karintha Avrilly (225030207111170)
Jessica Angela Faustine (225030407111103)
Ferdiana Ladya Reva (225030407111108)

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis


Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
yang dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pancasila sebagai Ideologi” dengan lancar dan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Albar Adetary Hasibuan,
M.Phil selaku dosen mata kuliah Pancasila, yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menyusun dan memberikan tugas diskusi ini mengenai “Pancasila sebagai Ideologi”.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan baik dalam pembahasannya maupun
penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang
Maha Esa. Akhir kata kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai
penulis dan segenap pembaca lainnya

Malang, 20 Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 1
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Makna Ideologi......................................................................................3
2.2 Nilai Nilai Pancasila sebagai Ideologi........................................................................... 3
2.3 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara..................................................................... 4
2.4 Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Negara.......................................................... 5
2.5 Pancasila dan Ideologi Dunia......................................................................................... 6
2.6 Pancasila dan Agama..................................................................................................... 9
2.8 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.............................................................. 12
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada Era Globalisi yang semakin maju ini. Pastinya bangsa dan negara Indonesia
yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terkecohkan oleh kerasnya masalah kehidupan
berbangsa dan bernegara, tentunya perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang
kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, bangsa dan negara akan dihadapi dengan makin maraknya
budaya asing yang masuk ke dalam negara indonesia, makin banyaknya terorisme,
komunisme dan fundalisme yang makin membahayakan bagi negeri ini.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia
yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah
diharapkan dapat menjelaskan Pentingnya Pancasila sebagai Indeologi yang membangun
kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu kita warga negara indonesia jangan pernah lupa untuk
menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


Setelah dijelaskan dalam latar belakang mengenai garis besar Pancasila sebagai
ideologi, terdapat beberapa rumusan masalah yang bisa diperoleh yaitu:
1. Apa pengertian dan makna ideologi?
2. Apa arti dan keterkaitan Pancasila dan Ideologi dunia?
3. Apa arti dan keterkaitan Pancasila dan Agama?
4. Apa makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu kita dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan khususnya pada mata kuliah Pancasila terutama pada topik yang kita bahas,
untuk menunjukkan kesenjangan yang ada dalam ilmu tersebut, atau untuk merancang dan
menguji solusi dari masalah yang ada. Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
1. Dapat mengetahui serta bisa menjelaskan pengertian dan makna ideologi.
2. Dapat mengetahui serta bisa menjelaskan arti dan keterkaitan Pancasila dan Ideologi
dunia.
3. Dapat mengetahui serta bisa menjelaskan arti dan keterkaitan Pancasila dan Agama.
4. Dapat mengetahui serta bisa menjelaskan makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.

1
1.4 Manfaat Penulisan
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Oleh karena itu, mempelajari
Pancasila memiliki banyak manfaat, antara lain:
1. Menjadi dasar dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan idiologi dasar
bagi negara Indonesia, oleh karena itu mempelajari Pancasila akan membantu
seseorang untuk memahami prinsip prinsip dasar yang mendasari negara Indonesia
dan bagaimana seseorang harus bersikap dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
2. Meningkatkan kesadaran dan kebanggaan sebagai warga negara. Mempelajari dan
memahami Pancasila akan membantu seseorang untuk merasakan rasa nasionalisme
dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Ini akan membantu seseorang untuk
memperkuat identitas nasionalnya, mempertahankan keutuhan negara, dan
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Menghargai keberagaman. Pancasila mengajarkan tentang pentingnya menghargai
keberagaman, baik dalam hal suku, agama, maupun budaya. Hal ini penting karena
Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, dan budaya yang berbeda beda. Dengan
memahami Pancasila, seseorang akan memahami betapa pentingnya untuk
menghargai perbedaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Makna Ideologi


Ideologi merupakan suatu gagasan yang disusun secara sistematis dan diyakini
kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan. Sebagai upaya pemersatu bangsa dengan
keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama. Indonesia menetapkan Pancasila sebagai
ideologi negara. Ideologi Pancasila bertujuan untuk membentuk masyarakat yang adil dan
makmur dalam kehidupan material dan spiritual di dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pancasila tak hanya berkedudukan sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai ideologi
nasional bangsa Indonesia. Pancasila ialah sebagai ideologi yang mempunyai makna sebagai
Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila itu menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan
bernegara dan Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila ini merupakan nilai yang
disepakati secara bersama, oleh karena itu menjadi satu di antara sarana di dalam pemersatu
(integrasi) masyarakat Indonesia.

2.2 Nilai Nilai Pancasila sebagai Ideologi


Pancasila merupakan sebuah ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Segala
sesuatu hal yang mengatur ketetapan nilai, sikap, dan gagasan masyarakat Indonesia
tercantum secara ringkas di ideologi Pancasila. Pancasila menjadi panduan dan pedoman
bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara. Untuk memahami apa itu ideologi Pancasila
kita uraikan satu persatu secara bahasa. Dengan demikian, ideologi adalah konsep buah
pemikiran. Jika ditambahkan dengan Pancasila berarti konsep buah pemikiran yang
berlandaskan pada nilai Pancasila.
Secara pokok, nilai, sikap dan gagasan ideologi Pancasila yang tercantum pada UUD
1945 berbunyi:
1. Pemerintah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Bentuk negara Republik yang berkedaulatan rakyat.
3. Segala sesuatu berdasarkan undang-undang dasar negara.
4. Nilai-nilai Pancasila.
Selain itu juga Ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara
mengandung nilai-nilai yang apa apabila dirangkum didapatkan sebagai berikut, diantaranya
yaitu :
1. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
2. Ideal, material, spiritual, pragmatis, dan bernilai positif.
3. Logis, estetis, etis, sosial dan religius.

3
Pancasila terdiri dari lima sila, yang mana seluruh sila mencerminkan idealisme dan
harapan yang ingin diwujudkan sebagaimana Negara Indonesia dipandang di masa
mendatang. Jika dijabarkan, masing-masing sila di ideologi Pancasila mencerminkan
kehidupan bangsa Indonesia dan sebagai sebuah dasar negara yang meliputi setiap aspek
kehidupan.
1. Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa, mencerminkan bahwa masyarakat
Indonesia memiliki keyakinan terhadap Tuhan masing-masing, dengan
menjalankan seluruh perintah-Nya dan larangan-Nya.
2. Sila 2: Kemanusiaan yang adil dan beradab, mencerminkan bahwa seluruh
komponen masyarakat Indonesia saling menghormati dan menjaga sesama
tanpa memandang latar belakang atau kepentingan. Setiap orang mendapatkan
perlakuan yang sama.
3. Sila 3: Persatuan Indonesia, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia meskipun
memiliki pemberdayaan budaya, latar belakang, kultur, tradisi, keyakinan, dan
suku tetap bersatu sebagai satu kesatuan, yaitu Bangsa Indonesia.
4. Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia
menempatkan kedaulatannya di tangan rakyat, yaitu dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak, kewajiban, serta
kedudukan yang sama saat menyampaikan pendapat.
5. Sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerminkan bahwa
setiap warga negara Indonesia memiliki perwujudan keadilan sosial dalam
bidang kehidupan secara menyeluruh, seperti politik, ekonomi, sosial budaya,
keamanan, dan lain sebagainya. Selain itu, sila ini juga mencerminkan bahwa
seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilan serta kemakmuran
secara merata baik dan konteks material maupun spiritual.

2.3 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar negara kesatuan republik
Indonesia, Pancasila juga berkedudukan sebagai ideologi nasional Indonesia yang
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembangan secara
alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah
sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya
tahan dari ideologi itu.
Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi
yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila
sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut :
a. Dimensi Realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana

4
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.
b. Dimensi Idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan vi yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
c. Dimensi Fleksibilitas atau Dimensi Pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan
zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam
nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil
menemukan tafsiran –tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai
dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai
perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian, Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu:
1) Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2) Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3) Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4) Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.
Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan
pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi
terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai
praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi
bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.

2.4 Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan
sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret, dan operasional
aplikatif sehingga tidak menjadi slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998
dinyatakan bahwa Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsisten
dalam kehidupan bernegara.

1. Perwujudan Ideologi Pancasila sebagai Cita-Cita Bernegara


Perwujudan Pancasila sebagai ideologi nasional yang yang berarti menjadi cita-cita
penyelenggara bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa
Depan terdiri dari tiga visi, yaitu :

5
1. Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pada Alenia kedua dan
keempat;
2. Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun 2020;
3. Visi Lima Tahunan, sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara.

Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Untuk mengukur tingkat
keberhasilan perwujudan Visi Indonesia 2020 dipergunakan indikator-indikator utama
sebagai berikut.
1. Religius
2. Manusiawi
3. Bersatu
4. Demokratis
5. Adil
6. Sejahtera
7. Maju
8. Mandiri
9. Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara .

Mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil dan sejahtera
pada dasarnya adalah upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita bersama.
Bangsa atau masyarakat yang demikian merupakan ciri dari masyarakat madani di Indonesia
(Hamdan Mansoer; 2003).
Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai Pancasila diambil dimensi Idealismenya. Sebagai nilai-nilai
ideal, penyelenggara negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehidupan
bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.

2.5 Pancasila dan Ideologi Dunia


Pancasila adalah sebuah ideologi negara dan bangsa Indonesia yang bersifat terbuka. Dalam
arti, isi dari Pancasila tidak bisa berubah-ubah sesuai kondisi perkembangan tertentu.
Pancasila adalah hasil dari kontrak sosial. Pancasila akan terus berlaku jika bangsa Indonesia
masih menyepakatinya secara bersama-sama. Ideologi dibutuhkan oleh suatu bangsa untuk
mewujudkan tujuan negaranya. Bagi suatu negara, ideologi merupakan sesuatu yang
berfungsi sebagai pandangan hidup dan petunjuk arah di berbagai aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara.

Ideologi Dunia :
1. Komunisme
Komunisme adalah ideologi dan gerakan filosofis, sosial, politik, dan ekonomi yang
tujuannya adalah pembentukan masyarakat komunis, yaitu tatanan sosial ekonomi
yang terstruktur di atas gagasan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi dan tidak

6
adanya kelas sosial, uang, dan negara. Komunisme adalah bentuk sosialisme yang
spesifik, namun berbeda. Suatu paham yang mengutamakan persamaan yang merata
tanpa ada perbedaan dalam segala hal. Komunisme tidak memandang semua bentuk
pemerintahan dan organisasi politik sebagai sesuatu yang paling tidak dikehendaki
oleh semangat manusia dan kebebasan yang utuh. Bahkan dalam masyarakat komunis
yang paling sempurna, beberapa bentuk organisasi politik masih akan tetap
diperlukan, Komunisme juga lebih rinci dari pada Anarkisme dalam menyerang
akibat-akibat dari pemilikan pribadi.
Ciri-ciri :
1. Dalam ideologi komunisme, kepentingan individu tidak terlalu diperhatikan
melainkan mementingkan kepentingan negara dan Partai, terbukti dari
individu yang tidak boleh memiliki alat produksi sendiri.
2. Komunisme menganut paham satu partai saja yaitu Partai Komunis sehingga
tidak ada partai lawan. Pada dasarnya ideologi komunisme tidak menghormati
HAM oleh karena itu Indonesia tidak menganut paham tersebut.
3. Ideologi komunisme memiliki sisi diktator Di mana mereka menentang paham
di luar komunisme.
4. Ideologi komunisme menganut paham atheis dimana tidak menganggap bahwa
Tuhan itu ada dan jika seseorang menganggap bahwa Tuhan itu ada maka itu
ada urusannya sendiri.
5. Ideologi komunisme menggunakan sistem demokrasi perwakilan.
6. Masyarakat diwakili oleh Partai Komunis itu sendiri sehingga demokrasi
kebebasan rakyat dalam berpendapat dibatasi.

2. Sosialisme

Sosialisme adalah mendukung suatu sistem ekonomi yang mengarah kepada kesejahteraan
umum. Sosialisme merupakan suatu aliran yang digunakan sebagai dasar untuk menentang
pemilikan secara perorangan. Menurut george Lansbury dalam bukunya “My England”
Sosialisme adalah cinta kasih, kerja sama, dan persaudaraan dalam setiap masalah
kemanusiaan.

CIRI-CIRI SOSIALISME

● Kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi


● Kesejahteraan/ Kemakmuran milik bersama diatur oleh negara
● Pemusatan ekonomi ditangan elit-elit politik.

3. Kapitalisme

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal),


yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan

7
dalam produksi barang lainnya. Pada saat ini Kapitalisme dapat pula diterjemahkan
sebagai : Sekelompok kaum borjuis yang menguasai roda perekonomian dan politik
dengan cara menghendaki kebebasan dalam mekanismenya sendiri serta pencapaian
keuntungan sebanyak-banyaknya.

Ciri-ciri :

● Pemilikan seseorang (individual Ownership). Dalam sistem kepemilikan alat-alat


produksi (tanah, pabrik, mesin, sumber alam) dikuasai secara perorangan bukan oleh
negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli
yg bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum , tetapi
hal tersebut lebih dianggap sebagai pengecualian daripada bagian dari pengaturan.
● Perekonomian Pasar (market economy), prinsip yang lain dari sistem kapitalis adalah
perekonomian pasar. Dalam masa pra-kapitalis pada umumnya perekonomian bersifat
local dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Perekonomian pasar dalam
sistem kapitalis didasarkan pada spesialisasi kerja.
● Persaingan (competition), suatu ciri pokok lain dari ekonomi pasar adalah
persaingan.dalam perekonomian pra-kapitalis faktor adat atau kebiasaan dan
kegunaan menentukan suatu barang atau jasa berharga atau tidak dan ada banyak
orang yang sama sekali tidak dapat bersaing karena mereka berada diluar beberapa
jenis pekerjaan dan perdagangan.
● Keuntungan (profit), keuntungan adalah merupakan tujuan utama dari sistem kapitalis

4. Liberalisme

Liberalisme adalah filosofi politik dan moral yang didasarkan pada kebebasan, persetujuan
dari yang diperintah dan persamaan di depan hukum. Liberal mendukung beragam pandangan
tergantung pada pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip ini, tetapi mereka umumnya
mendukung hak-hak individu termasuk hak-hak sipil dan hak asasi manusia, demokrasi,
sekularisme, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama dan ekonomi pasar.

5. Marxisme

Ideologi ini merupakan salah satu bentuk perlawanan Karl Marx terhadap ketidakadilan
sistem ideologi kapitalisme. Ideologi marxisme lahir berkat anggapan ideologi kapitalisme
yang dianggap sebagai kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya pemilik
modal dengan mengorbankan nasib kaum buruh yang menyedihkan. Pada sistem kapitalisme,
buruh dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang minim. Hal itu karena prinsip
kapitalisme yaitu profit sebanyak banyaknya dan modal seminimal mungkin.

6. Feminisme

8
Ideologi ini merupakan ideologi yang menitik beratkan kepada kesetaraan hak serta
kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan tersebut meliputi hak ekonomi, politik, sosial,
budaya, ruang pribadi, dan ruang publik. Tujuan utama dari ideologi ini adalah
memperjuangkan hak perempuan yang dahulu kala tidak boleh bersekolah, berpolitik,
dan lain sebagainya.

2.6 Pancasila dan Agama


Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip yaitu
Ketuhanan yang Maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara
karena merupakan konsensus nasional yang mampu mengakomodasi keberagaman Indonesia.
Sementara agama merupakan keyakinan individu atau kelompok dalam memandang
hubungan manusia dengan Tuhan atau kekuatan Supranatural lainnya. Di Indonesia, agama
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena mayoritas
penduduknya beragama. Pancasila dan agama memiliki hubungan mengenai prinsip
ketuhanan, Pancasila mempunyai prinsip mengedepankan ketuhanan dengan mencantumkan
sila pertamanya. Agama mengajarkan kepada pemeluknya untuk senantiasa taat kepada
Tuhannya (D. Amelia et al., 2022; Wahdi et al.,2022).
Hubungan Negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah
sebagai berikut (Kaelan, 2012: 215-216):
a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berKetuhanan yang Maha Esa.
Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
c. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
d. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter
pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
e. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil
paksaan bagi siapa pun juga.
f. Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam
negara.
g. Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggarakan negara harus sesuai
dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma hukum
positif maupun norma moral, baik moral agama maupun moral para
penyelenggara negara.
h. Negara pada hakikatnya adalah merupakan “....berkat rahmat Allah yang
Maha Esa”.
Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed), 2009: 58), dijelaskan
bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius. Religiusitas bangsa Indonesia ini,
secara fisiologis merupakan nilai fundamental yang menegaskan eksistensi negara Indonesia
sebagai negara yang berKetuhanan yang Maha Esa. Hal tersebut merupakan dasar dari

9
kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama persatuan dan kesatuan bangsa untuk
menjamin keutuhan NKRI. Oleh karena itu, untuk menjalin hubungan yang selaras antara
agama dan negara, maka negara wajib untuk memberikan perlindungan terhadap
agama-agama yang diyakini di Indonesia sesuai dengan Dasar Negara Pancasila.
Keberagaman agama dan pemeluk agama di Indonesia menjadi sebuah fakta yang
tidak terbantahkan. Fakta tersebut menuntut kesadaran bagi seluruh warga negara Indonesia
dan setiap pemeluk agama agar saling menjaga keharmonisan hubungan diantara mereka
semua. Semua pemeluk agama harus saling mawas diri dan yang perlu mereka sadari adalah
bahwa mereka hidup dalam masyarakat dengan keberagaman agama dan keyakinan. Dengan
hal itu sudah semestinya tidak ada suatu kelompok pemeluk agama yang mau menang
sendiri. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku
bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Karena itu
pemilihan Pancasila sebagai dasar negara sangatlah tepat.
Pancasila memiliki hubungan yang erat dengan Agama, konsistensi atas idiologi
Pancasila terhadap agama juga tidak perlu diragukan lagi karena idiologi Pancasila
merupakan dasar negara yang mengakui dan menggunakan keberadaan agama dalam
pemerintahan. Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan
agama, diperlukan usaha yang besar. Salah satu caranya adalah kita harus memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi dan juga rasa saling menghormati (tidak membeda-bedakan antara
satu dengan lainnya). Pancasila dan agama dapat diaplikasikan dengan sejalan dan saling
mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai Pancasila, begitu pula Pancasila
dapat memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya terhadap usaha-usaha peningkatan
pemahaman, penghayatan dan pengalaman agama.

2.7 Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi Pancasila merupakan norma dasar yang menjadi payung kehidupan


berbangsa yang menaungi semua warga negara dari berbagai suku, adat, budaya, bahasa,
agama, hingga afiliasi politik. . Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi
dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Dengan kata lain, meski
Pancasila merupakan nilai-nilai yang dirumuskan oleh rakyat Indonesia di masa lalu,
Pancasila harus dapat tetap menjadi ideologi yang relevan dengan perkembangan zaman yang
semakin maju dan modern. Dikatakan Pancasila sebagai ideologi terbuka karena memiliki
nilai dan cita-cita yang tidak dipaksakan dari luar. Nilai dan cita-cita Pancasila berasal dari
kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. Pada hakikatnya,
Pancasila diangkat dari sistem nilai, kebudayaan, dan kepercayaan yang terdapat pada
kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa dan negara
Indonesia untuk menjalankan aktivitas sehari-hari di segala aspek kehidupan. Untuk itu,
Pancasila memiliki sifat terbuka, fleksibel, dan tidak kaku sehingga dapat diterapkan di setiap
generasi

Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki maksud bahwasanya Pancasila senantiasa


mampu menyesuaikan perkembangan zaman tanpa harus mengubah nilai dasarnya sehingga
Pancasila mampu dikembangkan sesuai tuntutan perkembangan zaman dan dinamika

10
kehidupan bangsa Indonesia secara kreatif dan dinamis. Pancasila mampu memberikan
orientasi ke depan dengan menghendaki bangsa Indonesia untuk menyadari situasi dan
kondisi dalam menghadapi era globalisasi dan keterbukaan dunia dalam segala aspek
kehidupan.Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa makna Pancasila
sebagai ideologi terbuka adalah ideologi yang nilai-nilainya digali dari masyarakat,
didasarkan pada konsensus masyarakat, dan dapat menjawab tantangan zaman yang terus
berkembang

Gagasan ataupun pemikiran pertama mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka


mulai berkembang dan ditampilkan secara formal sekitar tahun 1985. Akan tetapi,
semangatnya sendiri sesungguhnya sudah ada sejak tahun 1945. Hal tersebut seperti yang
tercantum dalam penjelasan UUD 1945 berikut ini. “Maka telah cukup jika Undang-Undang
Dasar hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan
sosial, terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu
hanya memuat aturan- aturan pokok, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan
pokok itu diserahkan kepada Undang-Undang yang lebih mudah cara membuat, mengubah,
dan mencabutnya”. Penjelasan UUD 1945 tersebut dapat disimpulkan bahwa UUD 1945
memiliki unsur keterbukaan. Dasar dari UUD 1945 adalah Pancasila. Dengan demikian,
Pancasila merupakan dasar dari UUD 1945 dan ideologi bangsa Indonesia bersifat terbuka
pula. Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan nilai-nilai yang memiliki sifat yang tetap,
meskipun di dalam penjelasannya dapat secara dinamis dan kreatif yang disesuaikan dengan
kebutuhan atau kepentingan perkembangan masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi terbuka mempunyai dimensi. Dimensi yang ada di dalam
Pancasila sebagai ideologi terbuka menandakan bahwa ideologi Pancasila bukan lah sistem
ide belaka yang tidak pernah ada di kehidupan sehari-hari. Dimensi Pancasila membuat
Ideologi pancasila itu sendiri bukan hanya doktrin yang tertutup, dan juga bukan
norma-norma yang kaku. Pancasila bersifat nyata dan dapat melakukan perubahan. Berikut
adalah penjelasan 3 dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu:

1. Dimensi Pancasila yang Idealitas


Dimensi idealitas memiliki maksud bahwa di dalam Pancasila ada nilai-nilai dasar
sebagai pedoman hidup dan cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai dasar dimensi pancasila tersebut
bersifat sistematis, menyeluruh dan juga rasional. Nilai-nilai dasar tersebut yang terkandung
dalam Pancasila adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Idealisme yang ada dalam dimensi Pancasila bisa memberikan harapan, semangat dan
motivasi yang sesuai dengan cita-cita bangsa sehingga bisa mewujudkannya bersama.
Dimensi pancasila yang idealis membuat ideologi sebuah bangsa menjadi kuat dan tangguh
dalam perannya sebagai bentuk negara.
2. Dimensi Pancasila yang Normatif
Dimensi normatif memiliki maksud bahwa nilai-nilai dasar di dalam Pancasila harus
diperjelas dengan aturan atau sistem norma negara. Pancasila ada di dalam pembukaan UUD

11
1945, hal ini merupakan norma tertib hukum yang paling tinggi di negara Indonesia.
Pancasila dan UUD 1945 juga merupakan pokok kaidah negara fundamental. Hal ini berarti
bahwa ideologi Pancasila bisa dijabarkan dalam langkah-langkah operasional.
3. Dimensi Pancasila yang Realitas
Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki dimensi realitas artinya
nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam
masyarakat sehingga tertanam dan mengakar dalam masyarakat.Dimensi realitas memiliki
maksud bahwa nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila berakar dari masyarakat dan juga
hidup di dalam masyarakat itu sendiri. Selain dimensi-dimensi yang ada di atas, Pancasila
harus bisa dijabarkan dalam masyarakat secara konkrit atau nyata. Dimensi realitas Pancasila
memungkinkan realitas yang ada di Indonesia dapat diselesaikan dengan keterbukaan
ideologi negara.
Sebagai ideologi dalam Pancasila sangat terbuka sehingga memberikan keleluasaan
bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan konsep-konsep dalam aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara tanpa mengubah nilai-nilai dasar. Untuk itu, setiap warga negara Indonesia dan
penyelenggara negara Republik Indonesia wajib memiliki sikap positif demi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pada era reformasi ini, ideologi Pancasila diterima sebagai
ideologi terbuka, tetapi kadang kala nilai-nilai yang ada dalam Pancasila yang merupakan
nilai-nilai luhur dari seluruh kebudayaan masyarakat Indonesia sering ditinggalkan.
Contohnya, rasa kebersamaan yang mulai berkurang, penyelesaian permasalahan tidak secara
musyawarah melainkan dengan kekuasaan maupun kekerasan, kurangnya sikap saling
menghormati dan menghargai, atau rasa kegotongroyongan yang mulai berkurang. Hal-hal
seperti ini hendaknya tidak perlu terjadi apabila setiap warga negara menyadari arti
pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Oleh karena itu sikap-sikap
positif perlu ditampilkan baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan hingga pada tingkatan
yang lebih luas. Apabila sikap positif dapat diterapkan, kelima sila dari Pancasila bukan lagi
hanya suatu bacaan yang dibaca setiap upacara, melainkan telah dihayati serta dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, akan terbentuk manusia Indonesia yang
berketuhanan, menghargai harkat dan martabat manusia, rela berkorban demi bangsa dan
negara, menghargai pendapat, serta berkeadilan.

2.8 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia


Para pendiri bangsa telah sepakat menetapkan ideologi negara Indonesia adalah
Pancasila. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dapat diartikan bahwa pancasila
menjadi basis pemikiran dan pedoman perilaku masyarakat bangsa Indonesia. Dengan adanya
ideologi pancasila, masyarakat Indonesia percaya bahwa nilai-nilai luhur budaya dan religius
dibangun dan didasarkan oleh Pancasila sebagai fondasi eksistensinya. Ideologi Pancasila
dapat menjadi alat pemersatu bangsa, pembimbing bangsa Indonesia untuk mencapai suatu
tujuan, memotivasi untuk menjaga dan memajukan jati diri negara Indonesia, serta menjadi
suatu pedoman hidup yang dapat menjaga keutuhan negara.

12
Secara luas, makna Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia adalah visi atau arah
dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Visi tersebut, yakni
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran
akan kesatuan, berkerakyatan, serta nilai keadilan, sebagaimana termuat dalam Pancasila.
Ideologi memiliki arti yang sangat penting bagi suatu negara, termasuk ideologi
Pancasila bagi Indonesia. Arti penting ideologi bagi suatu negara, yaitu:
a. Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan tujuan
mengenai dunia, serta memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai yang
dicita-citakan;
b. Suatu bangsa dan negara dapat berdiri kokoh dan tidak mudah terombang ambing oleh
pengaruh ideologi lain, serta mampu menghadapi persoalan yang ada;
c. Ideologi memiliki kedudukan yang sentral bagi setiap bangsa. Hal tersebut disebabkan
ideologi peranannya mencakup berbagai hal dan memberikan arah dan tujuan yang jelas
menuju kehidupan yang dicita-citakan;
d. Memelihara, memperkuat, serta menyatukan semua bangsa Indonesia agar menjadi satu
kesatuan, sehingga persatuan bangsa Indonesia tetap terus terjaga dan mengurangi
terjadinya konflik antar anggota masyarakat.
e. Ideologi juga memiliki peranan sebagai pemersatu bangsa. Karena pada dasarnya tiap
bangsa di dunia ini memiliki keberagaman suku, bahasa, adat, budaya, dan agama.
f. Peran lain yang dimiliki ideologi adalah sebagai alat dalam pencegahan terjadinya
berbagai konflik dalam masyarakat. Tentunya hal ini dengan tujuan agar masyarakat
dapat tetap hidup dalam rasa tentram sekaligus memiliki rasa solidaritas yang tinggi.
Apabila tidak ada ideologi di dalam suatu negara, pastinya negara tersebut akan
menjadi berantakan. Sebab, masing-masing orang memiliki pemikiran yang berbeda satu
dengan yang lain. Khususnya di Indonesia, tanpa adanya ideologi Pancasila maka negara
Indonesia akan menjadi hancur dan terpecah belah dengan banyaknya suku dan pemikiran
yang berbeda beda satu dengan yang lain.
Kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti gotong royong, kegiatan sosial di
mana kita saling membantu orang yang membutuhkan, pergi ke tempat ibadah dengan rajin
dan melaksanakan kegiatan keagamaan, mempelajari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Dengan demikian kita merawat Indonesia untuk langgeng dan lestari di
masa depan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ideologi Pancasila bertujuan untuk membentuk masyarakat yang adil dan makmur
dalam kehidupan material dan spiritual di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Segala sesuatu hal yang mengatur ketetapan nilai, sikap, dan gagasan masyarakat Indonesia
tercantum secara ringkas di ideologi Pancasila. Secara pokok, nilai, sikap dan gagasan
ideologi Pancasila yang tercantum pada UUD 1945 berbunyi: Pemerintah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selain itu juga Ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara
mengandung nilai-nilai yang apa apabila dirangkum didapatkan sebagai berikut, diantaranya
yaitu : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Jika dijabarkan,
masing-masing sila di ideologi Pancasila mencerminkan kehidupan bangsa Indonesia dan
sebagai sebuah dasar negara yang meliputi setiap aspek kehidupan.
- Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa, mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia
memiliki keyakinan terhadap Tuhan masing-masing, dengan menjalankan seluruh
perintah-Nya dan larangan-Nya.
- Sila 2 : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Ini adalah perwujudan nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, bahwa manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama.
- Sila 3: Persatuan Indonesia, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia meskipun
memiliki pemberdayaan budaya, latar belakang, kultur, tradisi, keyakinan, dan suku
tetap bersatu sebagai satu kesatuan, yaitu Bangsa Indonesia.
- Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia menempatkan
kedaulatannya di tangan rakyat, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
- Sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerminkan bahwa setiap
warga negara Indonesia memiliki perwujudan keadilan sosial dalam bidang kehidupan
secara menyeluruh, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan lain
sebagainya. Selain itu, sila ini juga mencerminkan bahwa seluruh rakyat Indonesia
berhak mendapatkan keadilan serta kemakmuran secara merata baik dan konteks
material maupun spiritual.

Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Sebagai ideologi, yaitu selain


kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republik Indonesia Pancasila berkedudukan
juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam

14
kehidupan bernegara. Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu, memperkokoh
persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
Pancasila dan Ideologi Dunia Pancasila adalah sebuah ideologi negara dan bangsa Indonesia
yang bersifat terbuka. Bagi suatu negara, ideologi merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai
pandangan hidup dan petunjuk arah di berbagai aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara.

3.2 Saran
Sebagai warga negara Indonesia alangkah baiknya kita selalu menjunjung tinggi
nilai-nilai yang ada dalam pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik
berbangsa maupun bernegara. Seperti yang kita ketahui pancasila adalah pedoman hidup bagi
masyarakat Indonesia, maka kita harus mendukung dan mempertahankan pancasila agar bisa
tetap menjadi ideologi negara kita. Karena, dengan tidak adanya Ideologi di dalam suatu
negara, pastinya negara tersebut akan menjadi berantakan atau bahkan hancur.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2021. “Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka” www.gramedia.com. Diakses
pada 21 Maret 2023. https://www.gramedia.com/literasi/dimensi-pancasila/

Ahmad. 2021. “Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara” www.gramedia.com.
Diakses pada 22 Maret 2023.
https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-sebagai-ideologi-negara/#C_Kedu
dukan_Pancasila_Dalam_Kehidupan_Bernegara

Aminullah. 2018. Pendidikan Pancasila dan Agama. Jurnal Ilmiah mandala education, 4 (1):
277-280. https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/549/532

Ariefana, Pebriansyah. 2021. “Dimensi dan Nilai Dasar Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka,
Penjelasan Lengkap” https://jogja.suara.com. Diakses pada 21 Maret 2023.
https://jogja.suara.com/read/2021/10/18/074500/dimensi-dan-nilai-dasar-pancasila-seba
gai-ideologi-terbuka-penjelasan-lengkap

Asatawa, I. “ Pancasila Sebagai ideologi Dalam berbagai Bidang kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa, dan Bernegara” Skripsi, Universitas Udayana, 2017.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/b4831d29bd3256b8df5aab2c5
0702326.pdf

Bams. 2023. “Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka” https://pasla.jambiprov.go.id.


Diakses pada 21 Maret 2023.
https://pasla.jambiprov.go.id/pengertian-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/#:~:text=Pa
ncasila%20dapat%20dianggap%20sebagai%20ideologi,menghadapi%20perubahan%20
sosial%20dan%20politik

Christopher, Bryan. 2020. “Pancasila sebagai Ideologi Bangsa” https://binus.ac.id/. Diakses


21 Maret 2023.
https://binus.ac.id/character-building/2020/12/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-indon
esia-2/

Harruma, Issha. 2022. “Makna Pancasila sebagai Ideologi Negara”


https://nasional.kompas.com/. Diakses 22 Maret 2023/
https://nasional.kompas.com/read/2022/12/03/02460031/makna-pancasila-sebagai-ideol
ogi-negara-indonesia

Tomalili, Rahmanuddin. 2019. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengertian


Ideologi dan Makna Ideologi Pancasila.
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/12/03/02460031/makna-pancasila-sebagai-ideol
ogi-negara-indonesia

iii
Tsoraya, Nurul dan Masduki Asbari. 2023. Pancasila dan Agama: Telaah Singkat Pemikiran
Yudi Latif. Jupetra, 02 (01): 2-4. https://jupetra.org/index.php/jpt/article/view/23/10

iv

Anda mungkin juga menyukai