Anda di halaman 1dari 14

“KETENTUAN IDEOLOGI PANCASILA TERDAPAT PADA

PRINSIP PRINSIP METODOLOGI AL-QUR’AN PADA


KEHIDUPAN ZAMAN SEKARANG”

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen pengempu : Maulidin Iqbal S.Th, M.Th

NAMA : AHLOVI
NIM : 2020204010002
PRODI : TEKNOLOGI ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
T.A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pendidikan Pancasila tentang “KETENTUAN IDEOLOGI PANCASILA TERDAPAT
PADA PRINSIP PRINSIP METODOLOGI AL-QUR’AN PADA KEHIDUPAN
ZAMAN SEKARANG”
  Adapun makalah Pendidikan Agama tentang “KETENTUAN IDEOLOGI
PANCASILA TERDAPAT PADA PRINSIP PRINSIP METODOLOGI AL-
QUR’AN PADA KEHIDUPAN ZAMAN SEKARANG” ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah
ini.
 Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
adakekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Olehkarena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada sayasehingga saya dapat memperbaiki
makalah Pendidikan Pancasila ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Pendidikan Pancasila
tentang “KETENTUAN IDEOLOGI PANCASILA TERDAPAT PADA PRINSIP
PRINSIP METODOLOGI AL-QUR’AN PADA KEHIDUPAN ZAMAN
SEKARANG”ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasiterhadap pembaca.

Lhokseumawe , 18 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ........................................................................................ 4


B.Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C.Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5

BAB II: PEMBAHASAN

A.Pengertian pancasila dan agama ............................................................. 6


B.Hubungan pancasila dan agama ............................................................. 6
C.Hubungan negara dan agama dalam pancasila ....................................... 8
D.Makna sila Pancasila pada agama .......................................................... 9
E.Peran Pancasila dalam beragama di negara Pancasila ........................... 11

BAB III: PENUTUP

A.Kesimpulan ...........................................................................................13
B.Saran  ....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar Negara,dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.
Pancasila juga jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah,ideology, dan alat pemersatu
bangsa Indonesia. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan Negara
Indonesia ?hal ini dikarenakan bangsa Indonesia memiliki keragaman
suku,agama,bahasa,daerah,pulau,adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh
berbeda satu sama lain tetapi perbedaan diatas harus dipersatukan.
Sejarah  Pancasila  adalah  bagian  dari  sejarah  inti  negara  Indonesia. Sehingga
tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai
sesuatu  yang  sakral  yang  harus  kita hafalkan  dan  mematuhi  apa  yang  diatur  di
dalamnya.  Ada  pula  sebagian  pihak  yang  sudah hampir  tidak  mempedulikan  lagi
semua  aturan-aturan  yang  dimiliki  oleh  Pancasila.  Namun, di  lain  pihak  muncul
orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia.
Mungkin  kita  masih  ingat  dengan  kasus  kudeta  Partai Komunis  Indonesia
yang  menginginkan  mengganti  ideologi  Pancasila  dengan  ideologi Komunis.  Juga
kasus  kudeta  DI/TII  yang  ingin  memisahkan  diri  dari  Indonesia  dan mendirikan
sebuah  negara  Islam.  Atau  kasus  yang  masih  hangat  di  telinga  kita  masalah
pemberontakan  tentara  GAM.
Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama. Masalah
pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi pancasila dan
juga  kesalahan merekadalam  menafsirkan    pelajaran pelajaran atau ilmu agama yang
mereka   dapatkan.  atau mungkin juga mereka mudah di pengaruhi dan di hasut dengan
alasan agama atau kebebasan.dengandemikian sangat  mudah bagi orang orang yang
ingin menghancurkan negri ini memanfaatkan mereka.

4
2.Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud pancasila dan agama?
2.Bagaimana hubungan pancasila dan agama?
3.Bagaimana hubungan Negara dan Agama dalam Pancasila danUUD 1945?
4.Apa makna sila pancasila dalam agama?
5.Bagaimana peran pancasila dalam beragama di Negara pancasila?

3. Tujuan penulisan makalah

1. Untuk mengetahui sejauh mana kolaborasi antara pancasila dan agama


2. Untuk mengetahui arti penting dari adanya pancasila di NegaraIndonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya negara yang memilikimasyarakat yang
beragam agama

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pancasila dan Agama


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.Pancasila adalah pedoman luhur yang wajib di ta’ati dan dijalankan oleh setiap
warga negara Indonesia untuk menuju kehidupan yang sejahtera
tentram,adil,aman,sentosa.
Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha
kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia
serta  lingkungan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Hubungan pancasila dan agama
Hubungan Negara/ Pancasila dan agama  seringkali menjadi ”rumit”. Agama
seringkali dipergunakan untuk bertentangan dengan pemerintahan atau pemerintahan
sering dijadikan kekuatan untuk menekan agama. Dalam diskursus politik dan
ketatanegaraan serta agama jalinan tersebut masih diperdebatkan dan dikaji baik di
(negara) Barat maupun di (negara) Timur.
Agar hubungan antar agama dan negara tetap harmonis di tengah-tengah dinamika
kehidupan politik, ekonomi, dan budaya kita perlu mendiskusikannya terus menerus,
sehingga kita sampai padapemahaman bahwa agama dan negara bagai dua sisi mata
uang, di mana keduanya bisa dibedakan, namun tidak bisa dipisahkan satu sama lain
karena keduanya saling membutuhkan.
Pancasila yang ada didalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara dan
agama merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui TheFounding Fathers negara
Republik Indonesia.
Menurut Notonegoro,asal muasal pancasila secara langsung salah satunya asal
mula bahan (kuasa materialis) yang menyatakan bahwa “bangsa indonesia adalah sebagai
asal dari nilai-nilai pancasila, yang di gali dari bangsa indonesia yang berupa nilai-nilai
adat istiadat kebudayaaan serta nilai-nilai religius yang terdapat kehidupan sehari-hari
bangsa indonesia”.

6
  Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang (kemerdekaan) negaraIndonesia,
masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruhagama-agama lokal, (sekitar)
14 abad pengaruh hinduisme dan budhisme,(sekitar) tujuh abad pengaruh islam, dan
sekitar empat abad pengaruh kristen.
 Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular di jumpai kalimat yangkemudia di kenal
Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut secaralengkap berbunyi Bhinneka
tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinyawalaupun berbeda-beda tetapi tetap satu
jua, sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang berbeda.
Kuatnya faham keagamaaan dalam formasi kebangsaan Indonesiamembuat arus
besar pendiri bangsa tidak dapay membayangkan ruang publikhampa Tuhan. Sejak
dekade 1920-an, ketika indonesia mulai dibayangkansebagai komunitas politik bersama,
mengatasi komunitas kulutular dari ragametnis dan agam, ide kebangsaan tidak terlepas
dari ketuhanan.
Secara
lengkap pentingnya dasar ketuhanan ketika dirumuskan oleh founding fathers negarakita
dapat dibaca pada pidato Ir.Soekarno pada 1 juni 1945, ketika berbicara mengenai dasar
negara (philosophisce grondslag) yang menyatakan, “
PrinsipKetuhanan !bukan saja bangsa indonesia ber-tuhan, tetapi masing-masingorang
indonesia hendaknya bertuhan, tuhannya sendiri.
Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya
dapat berjalan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak bolehdiperte
ntangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligusmembuang atau
menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kyai Achmad Shiddiqmenyatakan bahwa salah
satu hambatan utama bagi proporsionalisasi
ini berwujud hambatan psikologis, yaitu kecurigaan dan kekhawatiran yangdatang dari
dua arah. Hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan pancasila
adalah sebagai berikut.
 Negara adalah berdasar atas ketuhanan yang Maha Esa.
 Bangsa Indonesia ialah sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan yangMaha Esa.
Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasiuntuk memeluk dan menjalankan ibadah
sesuai dengan agamamasing-masing.
 Tidak ada tempat atheisme dan sekularisme karena hakikatnyamanusia berkedudukan
kodrat sebagai makhluk tuhan.
 Tidak ada paksaan bagi setiap agama karena ketakwaan itu bukanhasil paksaan bagi
siapapun juga.

7
 Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankanagama dalam negara.
 Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggarakan Negara harus sesuai dengan
nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esaterutama norma-norma hukum positif maupun
norma moral baikmoral agama maupun moral para penyelenggara negara.
 Negara adalah pada hakikatnya merupakan “...berakhmat Allah yang Maha Esa”.
Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009: 58),dijelaskan
bahwa bangsa Indonseia adalah bangsa yang religius.
Religiusitas bangsa indonesia ini, secara filosofis merupakan nilai fundamental yang
meneguhkan eksistensi negara indonesia sebagai negara yang ber-KetuhananYang Maha
Esa. Ketuhanan yang merupakan dasar kerohanian bangsa danmenjadi penopang utama
bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangkamenjamin keutuhan NKRI. Karena itu,
agar terjalin hubungan selaras danharmonisantara agama dan negara, maka negara sesuai
dengan Dasar negaraPancasila wajib memberikan perlindungan pada agama-agama di
Indonesia.

3. Hubungan Negara dan Agama dalam Pancasila dan UUD 1945


  “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” [Pasal 29 ayat (1) UUD 1945] serta
penempatan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila pertama dalam Pancasila
mempunyai beberapa makna, yaitu:
Pertama, Pancasila lahir dalam suasana kebatinan untuk melawan kolonialisme
dan imperialisme, sehingga diperlukan persatuan dan persaudaraan di antara komponen
bangsa. Sila pertama dalam Pancasila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi faktor
penting untuk mempererat persatuan dan persaudaraan, karena sejarah bangsa Indonesia
penuh dengan penghormatan terhadap nilai-nilai ”Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Kerelaan tokoh-tokoh Islam untuk menghapus kalimat “dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” setelah “Ketuhanan Yang Maha Esa” pada saat
pengesahan UUD, 18 Agustus 1945, tidak lepas dari cita-cita bahwa Pancasila harus
mampu menjaga dan memelihara persatuan dan persaudaraan antarsemua komponen
bangsa. Ini berarti,  tokoh-tokoh Islam yang menjadi founding fathers bangsa Indonesia
telah menjadikan persatuan dan persaudaraan di antara komponen bangsa sebagai tujuan
utama yang harus berada di atas kepentingan primordial lainnya.
Kedua, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta berkesimpulan bahwa
sila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah sebab yang pertama atau causa prima dan sila
”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan” adalah kekuasaan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan

8
bernegara untuk melaksanakan amanat negara dari rakyat, negara bagi rakyat, dan negara
oleh rakyat.[12] Ini berarti, ”Ketuhanan Yang Maha Esa” harus menjadi landasan dalam
melaksanakan pengelolaan negara dari rakyat, negara bagi rakyat, dan negara oleh rakyat.
Ketiga, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta juga berkesimpulan
bahwa sila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” harus dibaca sebagai satu kesatuan dengan sila-
sila lain dalam Pancasila secara utuh. Hal ini dipertegas dalam kesimpulan nomor 8 dari
seminar tadi bahwa: Pancasila adalah (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia (berkebangsaan)
yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial; (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia
(berkebangsaan), yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial; (3) Persatuan
Indonesia (kebangsaan) yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berkerakyatan dan berkeadilan sosial; (4) Kerakyatan, yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia (berkebangsaan) dan berkeadilan sosial; (5) Keadilan sosial, yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
bepersatuan Indonesia (berkebangsaan) dan berkerakyatan. Ini berarti bahwa sila-sila lain
dalam Pancasila harus bermuatan Ketuhanan  Yang Maha Esa dan sebaliknya Ketuhanan
Yang Maha Esa harus mampu mengejewantah dalam soal kebangsaan (persatuan),
keadilan, kemanusiaan, dan kerakyatan.
Keempat, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” juga harus dimaknai
bahwa negara melarang ajaran atau paham yang secara terang-terangan menolak
Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti komunisme dan atheisme. Karena itu, Ketetapan
MPRS No. XXV Tahun 1966 tentang Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau
Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme Leninisme masih tetap relevan
dan kontekstual. Pasal 29 ayat 2 UUD bahwa  “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing …” bermakna bahwa negara hanya
menjamin kemerdekaan untuk beragama. Sebaliknya, negara tidak menjamin kebebasan
untuk tidak beragama (atheis). Kata “tidak menjamin” ini sudah sangat dekat dengan
pengertian “tidak membolehkan”, terutama jika atheisme itu hanya tidak dianut secara
personal, melainkan juga didakwahkan kepada orang lain

4. Makna Sila Pancasila dalam Agama


Keterkaitan hubungan antara rukun Islam sebagai landasan agama Isalam dan
Pancasila sebagai landasan negara Indonesia. Adapun hubungan itu yaitu pertama dari
segi jumlah, rukun Islam berjumlah lima begitupun pancasila. Kedua, dari segi makna
yaitu:

9
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini kerat aitannya denagn rukun Islam yang
pertama yaitu syahadat. Secara umum, sila ini menerangkan tentang ketuhanan begitu
pun syahadat yang mempunyai makna pengakuan terhadap tuhan yaitu Allah SWT.
Selain itu, kata Esa sendiri berarti tunggal, yang sebagaimana yang kita ketahui bahwa
Isalm sebagai agama mayoritas penduduk negeri ini mempunyai tuhan tunggal Allah
SWT.  
2.  Kemanusiaan yang adil dan beradab sila kedua pancasila, berkaitan dengan rukun
Islam kedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain sebagai ibadah wajib juga dilakukan
untuk mendidik manusia menjadi manusia yang beradab. Sholat adalah sebuah media
untuk mencegah perbuatan yang tidak terpuji, sebagai mana yang di firmankan oleh
Allah bahwa Shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.
3. Persatuan Indonesia yang artinya seluruh elemen rakyat yang ada di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku dan adat bersatu dan membentuk kesatuan dalam
wadah bangsa Indonesia. Kaitannya dengan itu, persatuan terbentuk ketika jurang
pemisah sudah tidak ada lagi di masyarakat. salah satu jurang pemisah yang paling nyata
yaitu jurang antara yang miskin dan yang kaya. Untuk menyatukan jurang pemisah
tersebut maka di agama Islam diwajibkan membayar zakat bagi orang-orang kaya yang
akan disalurkan untuk kepentingan kaum miskin dan duafa. Zakat yang notabennya
adalah rukun Islam ketiga sangat erat kaitannya dengan poin pancasila ketiga tersebut.
Dengan zakat akan terbentuk rasa kasih sayang pada umat yang akan menghasilkan
persatuan yang di cita-citakan.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan sangat erat kaitannya dengan rukun islam keempat yaitu puasa. Dengan pusas
akan terbentuk sifat bijaksana dan kepemimpinan. Ciri orang bijaksana, yaitu ia mampu
merasakan dan mempumnyuai rasa kasih sayang sesame, semua itu adalah hikmah dari
puasa. Selain itu, dalam menentukan waktu puasa, perlu dilakukan suatu musyawarah
yang dikenal dengan siding istbat.
5. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indionesia. Pada rukun Islam, terdapat yang
namanya haji. Haji adalah proses sosial yang terbesar di dunia ini, dimana setiap orang
datang dari berbagai negara dengan berbagai bahasa dan kebiasaan bergabung menjadi
satu dalam satu tempat dan waktu dalam kedudukan yang sama. Di dalalam haji, tidak
memandang itu siapa dan siapa, semuanya sama, pakaiannya sama dan peraturan dan
hukumnya sama. Semua itu adalah cerminan dari keadilan tuhan.

10
5. Peran pancasila dalam beragama di Negara pancasila
Kebebasan Beragama dalam Pancasila ialah diperjelas dalam beberapa Pasal-pasal
dalam UUD 1945, yaitu Pasal 28E “bahwa setiap orang bebas Memeluk agama dan
beribadah menurut agamanya” serta Pasal 29 ayat (1) UUD “bahwa
Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa” dan Pasal 29 ayat (2)“bahwa Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk Agamanya masing-masing
dan untuk beribadah menurut agamanya dan Kepercayaannya itu” Konsekuensi dari
keilmuan di atas adalah:
1. Negara hanya menjamin kebebasan warga Negara untuk memelukAgama masing-
masing ini berarti, kebebasan untuk tidak memeluk Agama tidakdijamin, bahkan
bisa dikatakan dilarang jika disertai Dengan upaya mengajak oranglain untuk
melakukan hal yang Sama, karena secara tidak langsung merusakjaminan Negara
Kepada warganya untuk memeluk agamnya masing-masing.
2. Setiap warga Negara harus patuh pada ketentuan peribadatanBerlaku pada
agamanitya masing-masing. Kalau memeluk Agama Islam
harus beribadah menurut Islam, bukan berdasarkan cara lain. Begitu pula kalu me
melukKatolik, Protestan, Hindu, Budha, Khonghucu, Kristen.
3. Ritus-ritus keagamaan yang dijalankan ististusi agama bersamaPemeluknya harus
dapat mempertegas pelaksanaan prinsip Ketuhanan yang MahaEsa dalam segala
aspeknya serta dapat Memperteguh persatuan dan persaudaraan dikalangan
masyarakat Indonesia,bukan sebaliknya menjadi pemicu terjadinya konflik
Horizontal.

6. Keberadaan Pancasila dan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

A.  ARTI PENTING KEBERADAAN PANCASILA


Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya
akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos
(kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia
akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk
menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga hukum-hukum adat)
dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan. Sejarah Indonesia
yang awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis agama dan suku
memperkuat kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk
mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri
khas yang dimiliki setiap agama dan suku.
B. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

11
Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama islam, Pancasila sendiri yang
sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang
dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada
awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Namun dua ormas Islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai sekarang
yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan Piagam Jakarta
tersebut, karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika penerapan syariat
Islam diterapkan secara tidak langsung namun pasti akan menjadikan Indonesia
sebagai negara Islam dan secara “fair” hal tersebut dapat memojokkan umat
beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat memicu disintegrasi bangsa
terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama nonislam. Karena itulah sampai
detik ini bunyi sila pertama adalah “ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa
Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam
namun termasuk juga Kristen, Katolik, Budha dan Hindu sebagai agama resmi
negara pada saat itu.

12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat di simpulkansebagai
berikut:Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk di terapkan di negara
Indonesiayang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. sehingga
jika bangsa indonesia mengaplikasikannya dengan bijaksana maka negara Indonesiaakan
menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
2. Saran
Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya denganagama,
diperlukan rasa nasionalisme yang tinggi .selain itu juga harusmempunyai kemauan yang
keras guna mewujudkan negara Indonesia yangaman, makmur dan nyaman

13
DAFTAR PUSTAKA
https://suraya-atika.blogspot.com/2014/11/pancasila-dan-agama.html
https://www.academia.edu/37980798/pancasila_dan_agama
https://boneeta2012.blogspot.com/2012/09/hubungan-negara-pancasila-dan-agama.html
https://unikpol.blogspot.com/2012/09/hubungan-pancasila-dengan-agama-di.html

14

Anda mungkin juga menyukai