Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH EKONOMI SYARI’AH

“Integrasi Agama Dan Budaya Dalam Perspektif Pancasila”

Dosen Pengampu :
Abu Bakar, S.IP.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5 :

 Azmi
NIMKO : 1215220025
 Maulani
NIMKO : 1215220147

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
Kampus STAI Natuna Kompleks Gerbang Utaraku - Ranai Natuna
2022 M. / 1444 H.
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya.Makalah ini membahas tentang Pengertian Nilai – Nilai
Pancasila.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Ranai, 10 Oktober 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar isi………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. HakikatPancasila sebagai perspektif integrasi Agama dan Budaya ............ 3
B. Nilai-nilai Pancasila yang mengintegrasikan agama dan budaya................ 4
C. Upaya-upaya menjaga integrasi Agama dan Budaya dalam perspektif Pancasila.. 8
D.Nilai-nilai teologis Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila ..................... 9
E. Pentingnya Integrasi Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila .................. 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 10
B. Saran …………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, baik dari segi suku,
agama, budaya maupun ras. Kemajemukan ini bisa menimbulkan perbedaan-
perbedaan di antara kelompok umat manusia. Oleh karenanya, para bapak pendiri
republik (founding fathers) kita sepakat menjadikan negara kita ini sebagai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan Pancasila,
dengan wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Karena dalam
NKRI ini terdapat berbagai macam kelompok masyarakat, maka para pendiri
republik itu pun merumuskan motto “bhinneka tunggal ika”.

Indonesia adalah negara yang beragama dan berbudaya yang selama ini
menjadi roh ideologi bangsa ini, yaitu Pancasila. Oleh karena itu, agama dan
budaya tidak perlu dipertentangkan atau bahkan dibenturkan, tetapi harus
dilestarikan agar bangsa ini selalu menjadi bangsa yang harmoni dan
damai.Integrasi agama dan budaya menjadi corak peradaban bangsa.

Agama dan budaya menjadi pondasi bagi pembentukan karakter


peradaban bangsa.Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung didalam Pancasila menjadi tolakukur bagi bangsa Indonesia dalam
penyelenggaraan bernegara.Karena konsekuensi dari hal itu bahwa
penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan,nilai persatuan,nilai kerakyatan,dan nilai keadilan.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya


harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian
besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar

1
negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam
kehidupan.Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam
pancasila sangat berguna dan bermanfaat.Pancasila membuat Indonesia tetap
teguh dan bersatu di dalam keberagamanbudaya.Dan menjadikan pancasila
sebagai dasar kebudayaan dan agama yang menyatukan agama dan budaya
denganyanglain.Karena ikatan yang satu itulah.Pancasila menjadi inspirasi
berbagai macam kebudayaan dan agama yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat Pancasila sebagai perspektif integrasi Agama dan Budaya
2. Nilai apa saja yang terkandung dalam Pancasila untuk meintegrasikan Agama
dan Budaya ?
3. Apa saja upaya-upaya menjaga integrasi Agama dan budaya dalam perspektif
pancasila?
4. Apa saja Nilai-nilai teologis Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila?
5. Pentingnya Integrasi Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa


tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui hakikat Pancasila sebagai perspektif integrasi Agama dan


Budaya
2. Untuk mengetahui nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai perspektif
Agama dan Budaya
3. Untuk mengetahui upaya – upaya dalam menjaga integrasi bangsa antara
Agama dan Budaya dalam perspektif pancasila

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pancasila sebagai perspektif integrasi Agama dan Budaya

Hakikat Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang digali dari


akar budaya bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung
tinggi hingga sekarang, baik nilai-nilai agama, adat istiadat, kebersamaan,
keseteraan, keadilan, maupun perjuangan untuk melepaskan diri dari segala
bentuk penjajahan. Nilai-nilai luhur ini mengkristal dalam rumusan Pancasila
sebagai perwujudan filsafat kemanusiaan yang mencerminkan hubungan manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan alam
sekitarnya. Hakikat Pancasila ini merupakan suatu pandangan hidup yang telah
diyakini bangsa Indonesia sebagai suatu kebenaran oleh karena itu dijadikan
pedoman hidup bangsa.

Hakikat Pancasila meliputi nilai untuk hidup saling tolong menolong atau
semangat gotong royong, rukun, saling menjaga keamanan dan pertahan serta
saling menghargai Agama dan Budaya dan memberi kebebasan beragama, dalam
konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pancasila yang diambil dari akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa
mencakup kebutuhan dasar dan hak-hak azasi manusia secara universal, sehingga
dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup serta menjadi tuntunan perilaku
seluruh warga negara dalam mewujudkan tujuan nasional. Kesepakatan seluruh
bangsa tersebut menjadi penting dan bermakna karena masyarakat, suku,
kelompok maupun individu yang memiliki perbedaan ideologi, budaya, agama,
bahasa, karakter serta sentimen primordial sepakat mengutamakan kepentingan
umum di atas kepentingan individu. Bertumpu pada nilai-nilai luhur dan ikatan
sendi kehidupan tersebut, bangsa Indonesia selayaknya mampu menghayati,

3
mengamalkan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara guna mewujudkan tujuan nasional.

B. Nilai-nilai Pancasila yang mengintegrasikan agama dan budaya

Pancasila merupakan suatu dasar negara yang mempunyai sistem nilai


yang hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dalam setiap sila terkandung nilai-
nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun semua itu
merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Hal inilah yang menjadi perspektif
untuk mengintegrasikan agama dan budaya di Indonesia.Adapun nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila adalah sebagai beriku:

1. ketuhan yang maha esa

Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara
yang didirikan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dijiwai
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, di Indonesia terdapat 6 agama yang
telah diakui diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan
Konghucu. Sila pertama inilah yang mendasari dan menjiwai keempat sila
lainnya bahwa dengan dasar agama dan keyakinan menjadi sebuah integritas
yang tinggi pada diri masing-masing pribadi. Makna sila ini adalah :

1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
2. Hormat-menghormati serta bekerja sama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.

4
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan


kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini adalah
susunan kodrat rohani dan jasmani.

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus


menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
beradab. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia dengan didasarkan pada
potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama
manusia maupun terhadap lingkungannya. Makna sila ini adalah :

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban


antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
3. Persatuan Indonesia

Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah


sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup
bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku,
ras, maupun kelompok.

Oleh karena itu perbedaan merupakan kodrat manusia dan ciri khas
elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah
beraneka ragam tetapi satu, mengikat diri dalam persatuan yang dilukiskan
dalam suatu Bhineka Tunggal Ika.

5
Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan
melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama
sebagai bangsa. Makna sila ini adalah :

1. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-


Bhineka Tunggal Ika.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan

Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak


harus dilaksanakan dalam hidup bernegara.

1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik


terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
3. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena
perbedaan merupaan suatu bawaan kodrat manusia.
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu,
kelompok, ras, suku, maupun agama.
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang
beradab.
7. Menjunjung tinggi atas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang
beradab.

6
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial
agar tercapainya tujuan bersama.

Demikianlah nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang


dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Seterusnya nilai-nilai tersebut dikongkritisasikan dalam kehidupan bersama
yaitu kehidupan kenegaraan baik menyangkut aspek moralitas kenegaraan,
aspek poitik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan


tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila tersebut
terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama.
Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan
yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
hubungan manusia dengan Tuhannya. Makna sila ini adalah :

1. Bersikap adil terhadap sesama.


2. Menghormati hak-hak orang lain.
3. Menolong sesama.
4. Menghargai orang lain.
5. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

7
C. Upaya-upaya menjaga integrasi Agama dan Budaya dalam perspektif
Pancasila

Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara yang telah menjadi


kesepakatan para pendiri bangsa. Namun pada implementasinya, keragaman
suku, budaya dan agama yang ada di Indonesia masih menimbulkan perbedaan
pandangan di masyarakat terhadap pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Untuk mencegah hal tersebut, nilai-nilai yang terkandung di Pancasila


harus dapat dipahami secara menyeluruh, sehingga akan tercipta kerukunan
Bangsa.Untuk menjaga agar integritas agama dan Budaya tetap terjaga maka
Pancasila harus dipahami secara komprehensif,tidak boleh dipahami secara
parsial antara satu sila dengan sila yang lain. Pancasila tidak boleh didorong ke
arah pemahaman yang menyimpang seperti sekularisme, liberalisme, atau
komunisme.Dan juga Agama juga seharusnya dipahami secara moderat dengan
tanpa mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama dan sebaliknya, bukan
pemahaman yang bersifat radikal, ekstrim, atau liberal,serta Budaya harus tetap
dijaga kelestariannya dan budaya tidak boleh menjadi hal yang menyebabkan
desintegrasi Sehingga terjadi hal hal yang merugikan dan perpecahan di negara
tercinta ini

Adapun berikut upaya upaya yang bisa menciptakan integrasi Agama dan
Budaya dalam perspektif Pancasila

1. Pengembangan teologi kerukunan, dimana agama tidak dijadikan sebagai


faktor pemecah belah tetapi menjadi faktor pemersatu dengan memperhatikan
kondisi obyektif bangsa Indonesia yang majemuk
2. Penguatan budaya kearifan lokal, karena setiap daerah atau suku memiliki
nilai-nilai budaya yang dianggap sebagai kearifan lokal
3. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan
penguatan iman dan takwa.

8
4. Melakukan penyaringan budaya dengan menggunakan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
5. Penguatan wawasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan integrasi
Agama dan Budaya yang meliputi tiga konsensus, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945

D. Nilai-nilai teologis Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila

1.Nilai ketuhanan.

Kesepadanan antara konsep budaya lokal dengan teologi keagamaan bagi


masyarakat merupakan impelementasi nlai-nilai ketuhanan yang
termanifestasi ke dalam pola penghambaan atau pemujaan secara tulus
disertai rasa cinta kepada yang satu/tunggal. Memandang realitas alam
sebagai produk yang bersumber dari Allah yang dijadikan sandaran dalam
memantapkan keyakinan atau keimanan mereka. Dengan demikian,
wujud ilahiyyah, baik dari sudut pandang uluhiyyah maupun rububiyyah
memberikan konstruksi terhadap sikap dan perilaku dalam menjalankan
aktivitas ritual keagamaan.

2. Nilai kemanusiaan.

Implementasi nilai-nilai kemanusiaan terhadap budaya lokal masyarakat


muslim yang memiliki relevansi dengan ritual keagamaan
mengindikasikan adanya hubungan yang harmonis dalam memanfaatkan
segala bentuk produk-produk budaya lokal mereka, memberikan
kesadaran akan pentingnya nilai-nila tasamuh (toleransi) dalam hidup
secara individu maupun dalam bermasyarakat. Secara teologis, manusia
tersusun dari dua unsur, yaitu materi (jasad) dan immateri (ruh). Unsur

9
materi memiliki hubungan yang jauh dari Allah, sedangkan unsur
immateri memiliki hubungan yang dekat dengan Allah.

3 .Nilai kehidupan.

Naluri beragama dimiliki oleh setiap manusia, namun sebagian di


antaranya tidak mampu melaksanakan naluri tersebut dengan baik
sehingga hidupnya sengsara, namun hidup sengsara dalam pandangan
teologis adalah bersifat relatif dalam memandang kehidupan dunia penuh
hikmah yang mendalam untuk dijalani. Nilai kehidupan bagi manusia,
ada yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Kehidupan duniawi diakui
sebagai tempat menitih jalan ke akhirat. Dua macam kehidupan menjadi
patron nilai-nilai masyarakat berdasarkan peradaban mereka dan
pemahamannya terhadap ajaran agama.

4. Nilai spiritual.

Segala macam perbuatan harus dimulai dengan niat suci untuk


mendapatkan ridha dari tuhan yang maha kuasa. Seseorang yang
mempunyai pembawaan hati yang baik berupa fitrah yang suci tidak akan
pernah goyah dalam pendiriannya yang benar, karena yang dijadikan
patron penilaian adalah kesucian jiwa, sebagaimana halnya masyarakat
setiap akan melakukan ritual didasari dengan niat suci untuk keberkahan
dalam kehidupannya. Kendatipun, nilai spiritual ditemukan dalam setiap
aspek ritual yang dijalani sebagai motivasi untuk hidup bahagia jangka
panjang, namun mereka tidak melaksanakan syariat Islam maka nilai
spiritual tersebut akan sirna. Karena itu, prosesi ritual yang bagaimanapun
bentuknya, dalam pandangan saya sangat kontekstual pada masa sekarang
ini.

10
5. Nilai ritual

nilai ritual adalah pelaksanaan budaya yang mengandung unsur ibadah.


Hati yang terbentuk karena dilandasi oleh dasar keimanan kepada Allah
niscaya akan menghasilkan niat yang baik dan ikhlas yang jauh dari sifat
takabbur dan sombong, sehingga terwujud perilaku yang terpuji. Sebagai
contoh maccerak (memotong hewan) merupakan salah satu kegiatan yang
menurut pemahaman teologi memiliki nilai ritual jika didasarkan pada
ajaran Islam dengan cara membaca doa dan berzikir, sebagaimana halnya
dengan pembacaan barazanji atau syair untuk memuji nabi saw yang
diselenggarakan pada kegiatan aqikah bagi anak yang lahir.

6 .Nilai moral

Nilai moral atau akhlak sebagai bagian yang urgen dalam perilaku
manusia dapat dilihat dari berbagai budaya dan tradisi masyarakat yang
mempertahankan sikap dan prilakunya yang baik seperti ada tongeng
(kejujuran), sabbara (sabar), dan mappogaugello (kebajikan) lainnya
sebagai lawan dari perbuatan jahat merupakan bagian dari nilai moral.
Urgennya nilai moralitas ini sangat berpengaruh pada dimensi spritual
manusia, baik secara individu maupun dalam lingkungan masyarakat.
Esensi ajaran moral dalam masyarakat Islam bugis, adalah kejujuran atau
lempu sebagai metafor untuk hidup lurus, hampir sama dengan makna
paccing adalah metafor untuk hidup bersih. Kejujuran dan kebersihan
adalah pagar yang dibangun masyarakat, mengelilingi dirinya di mana
dan apapun aktivitas mereka. Mengabaikan kejujuran berarti menciptakan
keresahan dan kegelisahan yang dapat bermuara pada penderitaan hidup
dalam masyarakat.

11
Nilai sosial. Budaya lokal mengandung nilai sosial, ini dipahami dari realitas
masyarakat dalam suatu wilaayah, memiliki lingkungan sosial dan dengan
masyarakatnya membentuk pergaulan hidup bersama, mereka saling
membantu dalam kebaikan dan mengingatkan bahwa kebahagiaan manusia
terkait pula pada hubungannya dengan sesamanya. Nilai sosial dalam
masyarakat ditemukan pula dari segi perbedaan status dengan berbagai
simbol kemanusiaan dna keagamaan, dan prilaku tata kemasyarakatan. Sikap
dan perilaku makkiade’ sebagai salah satu wujud budaya sipakatau.
Masyarakat sejak dahulu saling menghormati dengan tata adat, strata sosial,
dan status sosial lebih harus dihormati.
7. Nilai intelektual.
Pesan-pesan leluhur bagi masyarakat muslim mengandung nilai intelektual
untuk tetap mempertahankan adat istiadat masyarakat di samping
mengingatkan manusia untuk rajin mengerjakan amal kebajikan dan
meninggalkan perbuatan tercela demi keselamatan di dunia maupun di
akhirat. Nilai-nilai intelektual terhadap implementasi budaya lokal masyarakat
muslim yang telah mengalami pola integrasi ajaran keagamaan,
mengindikasika betapa kuatnya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang dapat merubah tataran pola pikir dan perilaku masyarakat
dari generasi ke generasi. Dibutuhkan pemberdayaan masyarakat sedini
mungkin melalui pendidikan dan pengajaran keagamaan secara totalitas,
dalam memelihara dan merekonstruksi nilai-nilai budaya lokal yang murni
dan sakral, bahkan boleh jadi lebih diimplementasikan dan lebih merasuk ke
dalam jiwa manusia sebagai wujud hikmah dan tazkiyah dalam kehidupan.

12
E. Pola Relasi dan Integrasi Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila
Dalam relasi Integrasi agama dan budaya kita mengenal setidaknya tiga
pola. Pertama, pola konfrontatif. Dalam kacamata ini agama selalu dihadapkan
secara diametral dengan budaya. Ajaran agama dianggap bertentangan dengan
budaya dan adat setempat. Akibatnya, agama selalu menjadi hakim yang
menghakimi kebiasaan, adat istiadat dan norma yang ada. Corak beragama yang
kaku seperti ini akan sulit diterima di tengah keragaman kultural masyarakat
yang kuat.
Kedua, pola sinkretik. Dalam pandangan ini, agama dipadukan dengan
budaya kadang menjadi kabur mana ranah agama dan mana entitas budaya.
Dalam prakteknya munculnya entitas baru perpaduan agama dan budaya.
Ketiga, pola integral. Dalam pola ini agama mengakomodasi budaya
sebagai media menyampaikan nilai agama kepada masyarakat. Budaya menjadi
landasan yang melembutkan agama masuk dalam kehidupan masyarakat. Agama
menjadi lebih bermakna dan tidak kaku ketika menjadikan budaya sebagai media
berinteraksi dengan masyarakat.
Integrasi agama dan budaya menjadi corak peradaban bangsa kita yang
berlandaskan Pancasila. Negara Pancasila mampu membangun sebuah falsafah
dan cara pandang bangsa tentang masyarakat yang relijius dan berbudaya.
Sebuah bangsa yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam
kebudayaan nusantara. Karena itulah, corak agama yang masuk ke nusantara
menampilkan sebuah ekspresi keagamaan yang khas bumi nusantara. Agama dan
budaya menjadi pondasi bagi pembentukan karakter peradaban bangsa.
Pada titik inilah, sangat tidak bijak apabila membenturkan agama dan
budaya. Baik agama maupun budaya telah menjadi bahan pokok dari racikan
pembentukan karakter bangsa. Agama menjadi semakin lestari di bumi nusantara
karena mampu merawat budaya. Dan budaya semakin beradab dengan masuknya
nilai-nilai agama

13
F. Pentingnya Integrasi Agama dan Budaya dalam Perspektif Pancasila
Integrasi Agama dan Budaya merupakan salah satu cara untuk
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia dalam Perspektif
Pancasila.Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik
untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang
baik bagi bangsa Indonesia,misalnya menyatukan berbagai macam suku dan
berbudaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama yang ada di
Indonesia.
Integrasi Agama dan Budaya penting untuk diwujudkan dalam kehidupan
masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih
berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu,
integrasi Agama dan Budaya sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi
Agama dan Budaya merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai
macam perbedaan yang ada di Indonesia yang tentunya berlandaskan Pancasila.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Oleh
sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat
masyarakat Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal
tersebut membuat upaya integrasi tidak terwujud.Masyarakat Indonesia belum
sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat
Indonesia.
Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas
wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana
seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain
sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah
diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu
kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya bhinneka tunggal ika. Adanya
upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus
diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai
tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di

14
Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama
sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan
Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Integrasi Agama dan

Budaya dalam perspektif Pancasila, Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan

sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh

masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma,

dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia,

sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka

degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir,secara tidak

langsung juga akan mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan

keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia serta akan terwujudnya integrasi

Agama dan Budaya di negara

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti


kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi Agama dan Budaya dalam Perspektif
Pancasila adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang
sangat besar baik dari kebudayaan, keagamaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi
hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, kerukunan antar umat
beragama namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya
menimbulkan masalah yang baru.

16
B. Saran

Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat
mengetahui seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila
dari pancasila dengan baik & benar, serta tidak melecehkan arti penting
pancasila. Integrasi Agama dan Budaya sangat diperlukan oleh negara indonesia
karena dari integrasi Agama dan Budaya dapat mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya
konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun
indonesia ini berbeda-
beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang
satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.

Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Agama dan


Budaya serta berbagai faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi
Agama dan Budaya Bagi Bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Agama dan Budaya Bagi Bangsa
Indonesia., diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu
melaksanakan proses pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara
kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik dalam
negara

17
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/835-menteri-
agama-ri-nilai-dalam-sila-sila-pancasila-sejalan-dengan-ajaran-semua-agama
 https://kampusitahnews.iain-palangkaraya.ac.id/berita/2019/06/01/saktinya-
pancasila/
 https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/viewFile/1616/PDF
 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIIS/article/view/40757/22037
 http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/460/357/

18

Anda mungkin juga menyukai