Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI

PEMERSATU BANGSA

OLEH :
A. ASHABUL KAHFI KALELENG
(30.1159)
KELAS I-1

ADM. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

FAKULTAS HUKUM TATA PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah “Kedudukan Pancasila
Sebagai Pemersatu Bangsa”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jatinangor, 7 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Pancasila Sebagai Sarana Pemersatu Bnagsa ................................................. 2
B. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa .................... 3

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 6


A. Kesimpulan .................................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang memiliki
berbagai macam suku, budaya, ras, kesenian, bahasa, agama, dan adat istiadat
yang menjadi aset kebudayaan nasional. Berbagai keberagaman unsur budaya
tersebut tercantum dalam semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Tulisan semboyan ini terpampang jelas berada dalam balutan pita yang
dicengkeram kaki burung Garuda di bawah lambang negara kita burung Garuda
Pancasila.
Bhineka Tunggal Ika juga menggambarkan adanya kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia. Sejatinya Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa
Indonesia yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia saja. Sebuah semboyan yang
meningkatkan kecintaan masyarakat kepada bangsa Indonesia karena dengan
semboyan itulah yang membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar,
bangsa yang sangat disegani oleh negara lain.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai sarana pemersatu bangsa?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu
bangsa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pancasila dijadikan sebagai sarana pemersatu
bangsa.
2. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai
pemersatu bangsa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pancasila Sebagai Sarana Pemersatu Bangsa


Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya telah dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945
sebagai sumber dari keseluruhan politik hukum nasional Indonesia.
Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tetapi juga mampu
berkembang secara dinamis. Dengan perkataan lain, Pancasila menjadi dasar yang
statis, tetapi juga menjadi bintang tuntunan (lightstar) dinamis. Dalam
kapasitasnya Pancasila merupakan cita-cita bangsa yang merupakan ikrar segenap
bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil maupun spirituil.
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk dan multikultur terdiri atas
berbagai agama, suku, bangsa, adat istiadat, dan bahasa daerah, menempati
wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas maka tiddak mungkin berhasil
disatukan tanpa tali pengikat yang jelas. Tali pengikat itu adalah cita-cita,
pandangan hidup yang dianggap ideal, yang dipahami, dipercaya dan bahkan
diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur. Pancasila dianggap sebagai alat
pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan
diwujudkan bangsa ini.
Indonesia dengan agama yang beragam, tentunya memerlukan tali
pengikat tersebut untuk melahirkan semangat persatuan dan kesatuan antar umat
beragama. Memang, setiap agama pasti memiliki ajaran tentang gambaran
kehidupan ideal, yang masing-masing berbeda. Perbedaan itu tidak akan mungkin
dapat disamakan. Apalagi, perbaedaaan itu sudah melewati dan memiliki sejarah
panjang. Akan tetapi, masing-masing pemeluk agama melalui para tokoh atau
pemuka agamanya, sudah berjanji akan membangun Negara kesatuan berdasarkan
Pancasila.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa agama akan bisa mempersatukan
bangsa. Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang
2
persatuan, kebersamaan, dan tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama dan
bermasyarakat. Akan tetapi, pada kenyataanya tidak sedikit konflik terjadi antara
pemeluk agama yang berbeda. Kini orang merasakan perbedaan menjadi halangan
untuk bersatu. Maka, di sini lah peran Pancasila dengan sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus menyatukan pemeluk
agama yang berbeda-beda itu. Para pemeluk agama yang berbeda-beda dari
berbagai aspek itu disatukan oleh cita-cita dan kesamaan ideologi bangsa yang tak
lain adalah Pancasila.
Itulah sebabnya, melupakan Pancasila sama artinya dengan mengingkari
janji (kesepakatan) bersama sebagai satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Selain
itu, apabila muncul suatu kelompok masyarakat yang mengubah kesepakat itu,
maka sama artinya dengan melakukan pengingkaran sejarah dan janji yang telah
disepakati bersama. Dengan demikian, peran pancasila sebagai alat pengikat dan
pemersatu bangsa yang harus selalu diperkukuh setiap saat.
Itulah mengapa Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkelanlan
dan diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal
maupun non formal. Pancasila memang hanya milik Indonesia, dan tidak dimiliki
oleh bangsa lain,. Namun tidak berarti bangsa Indonesia tanpa Pancasila bisa
seperti bangsa lain,. Bangsa Indonesia memiliki sejarah, kultur, dan budaya yang
berbeda dengan bangsa lainnya. Keberagaman yang ada di Indonesia inilah yang
menjadi cirri khas bangsa ini, dan memerlukan alat pemersatu yang dikenal
dengan Pancasila.

2. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa


Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa, yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai budaya masyarakat yang majemuk. Nilai-nilai ini sangat sesuai
dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang notabenenya merupakan
masyarakat yang kaya akan keragaman suku bangsa, budaya, ras, agama, dan
bahasa.
Pancasila merupakan sebuah falsafah yang sangat sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila memiliki karakter yang khas dalam
3
kebudayaan masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu, Pancasila tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, Pancasila juga
merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
lain yang ada di dunia.
Pancasila mengandung butir-butir nilai yang sangat berharga di setiap
silanya. Sila pertama Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa,"
memiliki nilai yang mengajarkan bangsa Indonesia untuk saling menghormati
antar sesama pemeluk agama dan tidak saling mempermasalahkan perbedaan
tentang cara beribadah kepada Tuhan. Apabila nilai dari sila "Ketuhanan" ini
sudah mengakar dalam jiwa kita, maka rasa saling menghormati dan menghargai
agama masing-masing pun akan tercipta.
Selanjutnya, sila kedua Pancasila, yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil
dan beradab," memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang mengajarkan bangsa
Indonesia untuk: (1) mengakui adanya martabat manusia, (2) memperlakukan
martabat manusia secara adil, dan (3) memahami pengertian manusia yang
beradab, memiliki daya cipta, rasa, karsa dan kepercayaan. Dengan memahami
nilai-nilai dari sila kedua ini, maka pelanggaran terhadap hak-hak dasar manusia
tidak akan terjadi.
Sila yang ketiga yaitu "Persatuan Indonesia." Sila ini mengandung nilai-
nilai yang mengajarkan bangsa Indonesia untuk memahami bahwa persatuan
Indonesia merupakan persatuan dari bangsa yang bertempat tinggal di wilayah
Indonesia; bangsa Indonesia merupakan persatuan suku-suku bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia dan memiliki satu keinginan yang sama dalam
mencapai cita-cita Indonesia; dan pengakuan terhadap nilai Bhineka Tunggal Ika
yang menunjukkan arah dalam pencapaian persatuan bangsa. Dengan memahami
sila "Persatuan" ini, maka nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa akan tercipta.
Sehingga konflik-konflik yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini pun tidak akan terjadi.
Lebih dari itu, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sangat
menjunjung tinggi nilai permusyawaratan. Nilai permusyawaratan itu sendiri juga
dicetuskan dalam Pancasila, yaitu dalam sila keempat. Sila ini berbunyi
4
"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan."
Sila ini mengajarkan bangsa Indonesia untuk memahami bahwa: (1)
kedaulatan negara berada di tangan rakyat, (2) pimpinan kerakyatan adalah
hikmah kebijaksanaan yang didapat melalui jalan musyawarah dengan dilandasi
logika yang sehat, (3) masyarakat Indonesia sebagai warga negara yang
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, dan (4) musyawarah untuk
mufakat dicapai dalam pengambilan keputusan wakil-wakil rakyat.
Sila keempat ini memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk
selalu melestarikan nilai permusyawaratan. Hubungan erat bangsa Indonesia akan
tetap terjaga, jika setiap konflik atau permasalahan diselesaikan dengan
musyawarah. Sehingga konflik yang berkepanjangan pun tidak akan terjadi.
Butir Pancasila yang kelima adalah "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia." Sila ini menjelaskan bahwa nilai-nilai keadilan dalam kehidupan
sosial yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan/keamanan nasional, harus ditegakkan tanpa memandang suku, ras,
agama, maupun golongan. Dengan memahami makna dari sila terakhir Pancasila
ini, maka bangsa Indonesia akan mendapati keseimbangan antara hak dan
kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di samping itu, rasa hormat
terhadap hak orang lain pun akan tetap terjaga. Serta tidak akan ada ketimpangan
sosial yang akan terjadi.

5
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh
generasi bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak
berarti Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia
bukan hanya yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih
terjadi proses regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa
masih tetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama
itu pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama
masih ada bangsa Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita
butuhkan. Ini sekaligus membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar
Negara, maupun sebagai kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan
memiliki banyak fungsi atau multy function.

B. Saran
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus
dilakukan peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat.Yang lebih
penting lagi, para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila.
Pancasila akan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai,
tentram, adil, makmur dan sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama
dalam menegakkan persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Nur. (2016). Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Semarang:

Unissula Press.

Kway. (2018). Pancasila Sang Pemersatu Bangsa. Papua : kumparan.com

Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia.

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pantjuran Tudjuh.

Anda mungkin juga menyukai