Anda di halaman 1dari 24

1.

Pengertian dan Syarat-Syarat Duplik,Replik,Tuntutan,Pledoi,Bentuk Gugatan dan


Jawaban dalam Kitab Hukum Acara Perdata dan Pidana

Jawaban :

 Pengertian Duplik dan Syarat-Syarat Duplik

Replik Penggugat Replik berasal dari dua kata yaitu re (kembali) dan pliek (jawaban), jadi
replik berarti kembali menjawab. Replik merupakan jawaban balasan atas jawaban
tergugat dalam perkara perdata (JTC Simorangkir,cs 1980 : 148). Replik adalah respon
penggugat atas jawaban yang diajukan oleh tergugat. Replik biasanya berisi dalil-dalil
atau hak-hak tambahan untuk menguatkan dalil-dalil gugatan penggugat. Penggugat
dalam replik ini dapat mengajukan sumber-sumber kepustakaan, pendapat para ahli,
doktrin, kebiasaan, dan sebagainya. Dalam menyusun replik biasanya cukup dengan
mengikuti poin-poin jawaban yang disampaikan tergugat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan replik yaitu:


1. Penggugat dalam menyusun replik selayaknya harus menguasai hal-hal yang
terkait dengan eksepsi.
2. Penggugat dalam menyusun replik harus mempertimbangkan dengan cermat
isi gugatan balik/ rekonvensi dari Tergugat. Dalam menanggapi gugatan
balik/rekonvensi dari Tergugat, Penggugat harus memuat jawaban dari
gugatan balik/rekonvensi tersebut dalam replik.
3. Penggugat dalam menyusun replik harus mempertimbangkan dalil-dalil
bantahan atas gugatan balik/rekonvensi yang diajukan Tergugat dan juga
harus mempertimbangkan alat bukti yang dapat memperkuat dalil-dalil
bantahan terhadap gugatan bali tersebut.
4. Penggugat dalam menyusun replik lazimnya selalu memuat permintaan pada
majelis hakim untuk mengabulkan tuntutan dalam gugatan.
Hal : REPLIK DALAM PERKARA PERDATA

Perdata Nomor : 000/Pdt.G/PN-SMG


Semarang, 8 Februari 2014
Kepada Yth.
Majelis Hakim Perkara Perdata

Nomor :000/Pdt.G/PN-SMG

Di-

SEMARANG

Dengan hormat ;

Untuk dan atas nama Penggugat dengan ini mengajukan REPLIK atas Jawaban Tergugat yang
telah diuraikan tertanggal 1 Februari 2014  sebagai berikut ;

DALAM EKSEPSI

1.      Bahwa dalil eksepsi Tergugatyang mendalilkan Gugatan Penggugat adalah dalil yang tidak
benar dan tidak berdasarkan hukum adalah keliru, karena berdasarkan Pasal 1234 KUH Perdata
“perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak
berbuat sesuatu”, adapun prestasi Tergugatyang harus dipenuhi adalah UNTUK BERBUAT
SESUATU yaitu tetap melaksalakan perjanjian oleh Penggugat.

2.      Bahwa dalil eksepsi Tergugat mengenai gugatan kabur haruslah dikesampingkan, karena
baik subyek, pokok perkara, obyek perkara maupun dasar gugatan sudah sangat jelas dan rinci
diuraikan dalam surat gugatan Penggugat tanggal 25 Februari 2014

Berdasarkanalasan-alasantersebut di atas, mohon Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Semarang, menolak seluruh eksepsi Tergugat tersebut.

DALAM KONVENSI

1.      Penggugat menolak seuruh dalil-dalil yang diajukan Tergugat;


2.      Bahwa tidak benar Penggugat melakukan wanprestasi atas Akta perjanjian antara pihak
Tergugat dengan pihak Penggugat adalah dengan sengaja, melainkan adalah karena suatu hal
yang memaksa, sehingga dapat di benarkan dengan alasan pembenar.

3.      Bahwa jawaban tergugat terkait eksepsi tersebut tidak dapat dibenarkan. Karena isi dari
eksepsi tersebut merupakan pokok perkara.

DALAM REKONVENSI

1.      Menolak gugatan Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi untuk


seluruhnya.

Penggugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana terurai dalam surat Gugatan yang diajukan dan
selanjutnya membantah seluruh dalil-dalil Tergugat, dengan ini Penggugat mohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut;

DALAM HAL POKOK PERKARA

1)      Mengabulkan Gugatan penggugat seluruhnya;

2)      Menyatakan Jawaban Tergugat ditolak seluruhnya atau dinyatakan tidak dapat diterima.

3)      Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;

Dan atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara perdata ini berpendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Demikian Replik dari Penggugat ini disampaikan atas perhatian dan bantuan Majelis Hakim
diucapkan terima kasih;

Semarang, 8 Februari 2014

hormat, kuasa hukum


Penggugat

.................................., S.H. Adv


 Pengertian Replik dan Syarat-Syaratnya

Duplik dari Tergugat Duplik adalah jawaban atas replik yang diajukan penggugat kepada
tergugat. Duplik diajukan tergugat untuk meneguhkan jawabannya yang lazimnya berisi
penolakan terhadap gugatan penggugat. Dalam dupliknya tergugat mungkin saja
membenarkan dalil-dalil penggugat dalam repliknya, dan tidak tertutup kemungkinan
tergugat mengemukakan dalil baru sebagai penguat sanggahanya terhadap replik si
penggugat. Tahapan Replik dan Duplik ini dapat terulang beberapa kali hingga
ditemukan titik temu antara kedua belah pihak.

Dalam menyusun duplik, diharapkan dalil-dalil/pernyataan yang diajukan oleh


Tergugat agar tidak bertentangan dengan dalil-dalil yang telah dibuat dalam
jawaban gugatan/eksepsi. Duplik biasanya memuatbantahan atau pembelaan
atas dalildalil/pernyataan yang diajukan oleh Penggugat dalam repliknya, yang
tentunya disertai dengan uraian bukti-bukti yang dapat menguatkan bantahan
atau pembelaan tersebut. Sebagaimana dengan halnya replik, pengaturan
mengenai duplik dapat dijumpai dalam Pasal 142 Rv, namun tidak menguraikan
secara jelas mengenai bentuk dan susunan dari Duplik tersebut. Biasanya duplik
ini dibuat oleh kuasa hukum Tergugat yang dilengkapi dengan bukti data,
pernyataan dan juga keterangan-keterangan yang diperoleh dari pihak ketiga.

DUPLIK TERGUGAT

Dalam perkara Nomor : 69/Pdt.G/2014/PN-SMG

Antara

Drs. Irawan Dwi Sasongko : Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi

Melawan

Novita Chandrawati, S.E. : Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi

                                                           

Kepada :

Yang Terhormat Ketua
PengadilanNegeriSemarang

Di Semarang

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Untuk dan atas nama Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi, dengan ini
hendak menyampaikan Duplik atas Replik Penggugat dalam Konvensi / Tergugat dalam
Rekonvensi  sebagai berikut:

DALAM KONVENSI:

1.      Bahwa Tergugat dalam Konvensi tetap menolak dalil-dalil yang diajukan Peggugat dalam
Konvensi kecuali yang tegas-tegas diakui kebenaraanya oleh Tergugat dalam Konvensi

2.      Bahwa seluruh bukti yang disampaikan Tergugat dalam Konvensi kepada Penggugat dalam
Konvensi memang benar adanya.

3.      Bahwa tidak benar dalil Penggugat dalam Konvensi yang menyatakan Tergugat dalam
Konvensi telah melanggar perjanjian kerja bersama yang telah secara sah dibuat oleh kedua
belah pihak, justru yang telah melakukan pelanggaran terhadap Akta Perjanjian adalah
Penggugat dalam Konvensi karena telah dengan jelas-jelas tidak melaksanakan kewajibannya
yang tercantum dalam akta tersebut.

DALAM REKONVENSI:

1.      Bahwa Penggugat dalam Rekonvensi tetap menolak semua dalil-dalil yang disampaikan
Tergugat dalam Rekonvensi, kecuali yang tegas-tegas diakui oleh Penggugat dalam Rekonvensi

2.      Bahwa dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam Konvensi dianggap dipergunakan


kembali dalam Rekonvensi.

3.      Bahwa tidak benar dalil yang disampaikan Tergugat dalam Rekonvensi yang menyatakan
bahwa kerugian hanya diderita oleh Tergugat dalam Rekonvensi saja, oleh karena pihak
Penggugat dalam Rekonvensi jugalah menderita kerugian secara materiil yang tidak dapat dirinci
besarnya, akibat pihak Tergugat dalam Rekonvensi melakukan wanprestasi.

I.                   DALAM KONVENSI:
-          Menolak gugatan Penggugat dalam Konvensi untuk seluruhnya.

II.                DALAM REKONVENSI:

A.    Dalam Tindakan Pendahuluan

Meletakkan Sita Eksekusi Jaminan terhadap beberapa sarana distributpr, berikut dengan tempat/
sebuah gudang penyimpanan yang terletak di Jalan Pandowo 55 Purwokerto milik Tergugat
dalam Rekonvensi yang dikuasai oleh Tergugat dalam Rekonvensi

B.     Dalam Pokok Perkara

1.      Menyatakan sah dan berharga sita jaminan tersebut diatas

2.      Menyatakan Tergugat dalam Rekonvensi telah melakukan wanprestasi sesuai Akta


Perjanjian yang telah disepakati bersama antara Penggugat dalam Rekonvensi dengan Tergugat
dalam Rekonvensi

3.      Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara.

4.      Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu.

III.             DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

-          Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara.

Demikian jawaban kedua Penggugat dalam Rekonvensi, Duplik atas Replik Tergugat dalam
Rekonvensi, sekiranya dapat untuk dijadikan bahan pertimbangan oleh hakim dalam
memberikan keputusan.

Semarang, 15 Februari 2014

                                                       
Hormat Kuasa Tergugat
dalam Konvensi/

Penggugat dalam Rekonvensi

(.................................., S.H.)
 Pengertian Tuntutan dan Syarat-Syaratnya

Petitum atau juga dikenal dengan sebutan tuntutan adalah apa yang diminta oleh
Penggugat atau diharapkan agar diputuskan oleh hakim. Penggugat harus
merumuskan petitum dengan jelas dan tegas. Sebab tuntutan yang tidak jelas
atau tidak sempurna dapat berakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut

Petitum atau Tuntutan pokok yang ada dalam gugatan acapkali dibarengi
dengan tuntutan pelengkap atau tuntutan tambahn berupa:

1) Tuntutan agar Tergugat dihukum membayar biaya perkara.


2) Tuntutan agar putusan dinyatakan dapat dilaksanakan lebih dahulu,
meskipun putusannya dilawan atau dimintakan banding
3) Tuntutan agar Tergugat dihukum untuk membayar bunga apabila tuntutan
yang dimintakan oleh Penggugat berupa pembayaran sejumlah uang
tertentu.
4) Tuntutan agar Tergugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom)
5) Dalam hal gugatan perceraian dapat disertai dengan tuntutan mengenai
nafkah anak-anak.
6) Dapat pula dimasukkan permohonan subsidair yang pada umumnya berbunyi
ex aequo et bono atau “mohon putusan berdasarkan keadilan.

 Contoh Gugatan

SURAT GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM


Kepada Yth:

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Jl. Ampera Raya No.133, Ragunan

Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Perihal                         : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dan Tuntutan Kerugian

Lampiran                     : Surat Kuasa Khusus


 

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Sadari, S.H., Advokat pada Law Firm Nusa Indah & Patners beralamat di Wisma Haroen
No.2 A Pancoran, Jakarta Selatan. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus pada tanggal 10
Oktober 2018, bertindak untuk dan atas nama:

Nama                           : Cinta Luna, SH

Kewarganegaran         : Indonesia

Alamat                                    : Jl. Jagakarsa No. 17 RT.14/RW.06

Pekerjaan                     : Pengacara

Agama                         : Islam

Dalam hal ini memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya diatas, yang
selanjutnya disebut  sebagai PENGGUGAT.

Dengan ini penggugat hendak mengajukan gugatan terhadap:

Nama                           : dr.Mawar

Kewarganegaraan       : Indonesia

Alamat                                    : Jl. Mangga No.18 Kemang, Jakarta Selatan

Pekerjaan                     : Dokter umum di Rumah Sakit Sehat Sejahtera

Agama                         : Islam

Yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I

Nama                           : dr. Indro

Kewarganegaraan       : Indonesia

Alamat                        : Jl. Metro Duta Kav UE, Jakarta Selatan

Pekerjaan                     : Dokter dan Direktu Utama Rumah Sakit Sehat Sejahtera

Agama                         : Islam

Yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II

 
Nama                           : PT PITEN JAYA BARU

Alamat                                    : Jl. Metro Neosantara, Jakarta Selatan

Sebagai                        : Selaku pemilik Rumah Sakit Sehat Sejahtera

Yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT III

Adapun yang menjadi alasan dan dasar gugatan perbuatan melawan hukum ini adalah
sebagai berikut:

1. Bahwa pada tanggal 1 Agustus 2018 Penggugat membawa anak Penggugat (Almarhum
Aryasena SA) ke Unit Gawat
Darurat (UGD) Rumah Sakit Sehat Sejahtera untuk memperoleh pertolongan medis setelah
terjatuh di tangga rumah dan terjadi benturan pada bagian kepala.

2. Bahwa adapun kronologis kejadian tersebut adalah sebagai berikut : Suami Penggugat
(Wyasa Santosa) keluar bersama Almarhum dari kamarnya yang berada di lantai 2
bersebelahan dengan tangga dan Almarhum terpeleset dari anak tangga no. 4 ke 3 dan
Suami Penggugat berusaha memegang badannya tetapi badannya sudah jatuh dan kepala
bagian belakang membentur dinding bordes tangga. Suami Penggugat kemudian
meletakkan badan Almarhum di lantai bordes dan memanggil Penggugat. Pada saat itu
Almarhum masih sadar dan Suami Penggugat
bertanya apakah kepala Almarhum sakit dan Almarhum menjawab “sakit sekali, Ayah”.
Mendengar ada suara keras Penggugat terbangun dari tidur dan mencari suara dan
menemukan suara itu di bordes tangga, lalu Penggugat naik ke lantai bordes dan berusaha
menenangkan Almarhum sambil memanggil nama Almarhum sebanyak 2 x dan setiap
dipanggil namanya Almarhum menoleh ke Penggugat, lalu Penggugat menuntun membaca
La ilaha illallah dan mengucapkan 2 kalimat syahadat, lalu Penggugat bergegas mandi asal
dan berganti baju dengan membawa al
Qur’an ke bordes, lalu membaca al Qur’an dimulai dengan Al Fatehah dan Al Baqorah ayat
1 s/d 5 dan saat itu Almarhum masih bisa mengikuti bacaan itu secara penuh. Lalu
Penggugat menelpon ketua RW dan untuk
meminta pertolongan, lalu + 10 menit, ada orang datang tetangga pak RW, bersama-sama
naik ke bordes, lalu orang tersebut memegang tangan Almarhum dan Penggugat
memanggil nama Almarhum dan Almarhum kembali menoleh ke Penggugat lalu matanya
naik ke atas dan Almarhum mulai kejang 2x gerakan lalu ngorok tertidur. Dikarenakan
Penggugat tidak mempunyai pengalaman medis, tidak berani berbuat apa-apa kecuali
menenangkan dan berdoa. Setelah beberapa menit, Setelah tenang, hampir seluruh
anggota rumah ada dan membantu menggotong Almarhum, turun ke lantai bawah, lalu
diterlentangkan di atas karpet dan beberapa saat bibirnya mulai berubah agak gelap, lalu
langsung dibawa ke Rumah.

3. Bahwa setelah sampai di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Sehat Sejahtera, saat
itu almarhum langsung ditangani oleh Tergugat I, lalu Tergugat I menanyakan kepada
Penggugat : kenapa baru dibawa sekarang, jantungnya lemah sekali ?, lalu Penggugat
katakan bahwa kejadiannya baru saja terjadi, lalu Tergugat I menanyakan apakah ada
penyakit jantung, lalu Penggugat mengatakan tidak ada dan Almarhum sehat sekali, bisa
cek ke medical record (rekam medis) Almarhum yang selalu berobat di Rumah Sakit Sehat
Sejahtera ini dan terakhir kira-kira 2(dua) tahun lalu sakit demam berdarah dirawat + 3 hari.
Penggugat melihat Tergugat I bersama timnya berusaha melakukan tindakan medis dan
saat itu Penggugat sambil berdoa melihat ke layar monitor jantung, denyut jantung
almarhum pada angkat 75, lalu sempat turun ke 45 dan naik lagi ke 75 lalu turun lagi
sampai ke 45, beberapa saat kemudian Tergugat I meminta ijin kepada Penggugat untuk
menyuntik untuk tindakan pertolongan dan mengatakan bilamana dengan suntikan ini tidak
berhasil, maka tidak ada pilihan lagi. Lalu Penggugat terus berdoa sambil duduk di lantai,
setelah lewat ± 30 menit Tergugat I mengatakan nyawa Almarhum tidak tertolong dan
secara medis dinyatakan meninggal dunia dan saat itu Penggugat selaku orang tua hanya
bisa pasrah dan berusaha ikhlas atas cobaan tersebut.

4. Bahwa kemudian pada sekitar tanggal 1 September 2018 suami Penggugat dihubungi
oleh pihak asuransi dan menyampaikan formulir yang harus diisi oleh Rumah Sakit Sehat
Sejahtera, lalu pada tanggal 2 September 2018
suami Penggugat menyerahkan formulir tersebut ke RSPI.

5. Dst.

Berdasarkan alasan- alasan  tersebut diatas, Kami mohon Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan memutuskan sebagai berikut:

PRIMAIR:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat I, II dan III telah melakukan perbuatan melawan hukum
terhadap Penggugat;
3. Memerintahkan Tergugat I untuk merubah dan memperbaiki keterangan dalam
Claim Form/ARM 164P sesuai dengan yang semestinya dalam jangka waktu paling
lambat 1×24 jam setelah putusan aquo dibacakan;
4. Menghukum Tergugat I, II dan III secara tanggung renteng untuk membayar ganti
rugi kepada Penggugat dengan perincian sebagai berikut:
 Kerugian materiil sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);
 Kerugian immateriil sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar
rupiah);

5. Menghukum Para Tergugat untuk menyampaikan permohonan maaf kepada


Penggugat melalui surat kabar, minimal dalam 3 (tiga) surat kabar nasional antara lain:
Harian Kompas, Media Indonesia dan The Jakarta post
6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag ) yang
diletakkan atas barang bergerak dan tidak bergerak berupa tanah dan bangunan
berikut isinya yang terletak  di Jakarta Selatan yang setempat dikenal dengan nama
Rumah Sakit Sehat Sejahtera;
7. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang
paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan
melaksanakan isi putusan ini;
8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya
hukum banding, verzet  maupun kasasi;
9. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara aquo .
 

SUBSIDER :
Apabila Mejelis Hakim yang memeriksan dan mengadili perkara ini berpendapat lain mohon
dapat memberikan putusan yang seadil- adilnya ( Ex Aequo Et Bono ).

Demikian gugatan ini Kami ajukan, atas perhatian dan dikabulkannya gugatan ini diucapkan
terima kasih.

Hormat Kami,

Kuasa Hukum Penggugat:

Rifki Hadadi, S.H


 Pengertian Pledoi dan Syarat-Syaratnya

Pledoi (Pembelaan).

Setelah jaksa penuntut umum selesai membacakan surat tuntutannya maka giliran diberikan hak
kepada terdakwa dan atau penasehat hukumnya untuk mengajukan pembelaan/pledoi.(pasal 182
KUHAP).

Pembelaan/Pledoi bertujuan untuk memperoleh putusan hakim yang membebaskan terdakwa


dari segala dakwaan atau melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum ataupun setidak-
tidaknya hukuman pidana seringan-ringannya.

Dalam pasal 182 KUHAP, dinyatakan :

1. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana


2. Selanjutnya terdakwa dan atau penasehat hukum, mengajukan pembelaannya yang dapat
dijawab oleh penuntut umum, dengan ketentuan bahwa terdakwa atau penasehat hukumnya
selalu mendapat giliran terakhir. 
3.  Tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakuan secara tertulis dan setelah
dibacakan segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak yang
berkepentingan.

Dalam mengajukan pembelaan/pledoi biasanya terdakwa dan atau penasehat hukumnya


mengajukan tanggapan, antara lain : 

 Surat dakwaan jaksa penuntut umum kabur


 Jaksa penuntut umum keliru dalam menerpakan undang-undang atau pasal-pasal
yangdidakwakan
 Jaksa penuntut umum keliru melakukan analisa terhadap unsur-unsur delik yang
didakwakan dan penerapan terhadap perbuatan terdakwa yang dipandang terbukti
 Jaksa penuntut umum keliru dalam menilai alat-alat bukti atau menggunakan alat bukti
yang saling tidak mendukung
 Delik yang didakwakan adalah delik materil bukan formil
 Mengajukan alibi pada saat terjadinya perbuatan pidana
 Perbuatan terdakwa bukanlah perbuatan pidana tetapi perbuatan perdata
 Barang bukti yang diajukan bukanlah milik terdakwa, dan lain sebagainya sesuai dengan
kasus yang dihadapi.

Berkaitan dengan alibi, dalam yurisprudensi MA RI No. 429K/Pid/1995 : “Alibi yang


dikemukakan oleh terdakwa bahwa ia pada saat dilakukannya delik oleh para saksi (menjadi
terdakwa dalam perkara lain) berada di tempat lain, maka alibi ini dapat diterima oleh hakim,
karena alibi tersebut dibenarkan oleh para saksi yang keterangannya bersesuaian satu dengan
lainnya, dan diperkuat pula adanya surat bukti (buku jurnal). Dengan adanya alibi tersebut,
maka dalam putusannya, hakim menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti melakukan delik
sebagaimana didakwakan jaksa penuntut umum dalam surat dakwaannya”.

Hal  : Pledoi Pembelaan Kasus Narkoba

NOTA PEMBELAAN / PLEDOOI

Dalam Perkara Pidana No. 127/ Pid.B/2011/PN.Sgn

PADA PENGADILAN NEGERI SRAGEN

Atas Nama Terdakwa:

IKHWAN SULISTYO BIN ABU UMAR

STATUS : Ditahan dalam Rumah Tahanan Negara

konsultasi hukum

Ibu Ketua Majelis Hakim yang terhormat,

Bapak-Ibu Anggota Majelis Hakim yang terhormat,

Saudari Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sidang Pengadilan yang mulia.

 Pada hari ini, Kamis tanggal 14 Juli 2011, setelah saudara Jaksa Penuntut Umum
menyampaikan tuntutannya, tibalah giliran kami untuk menyampaikan pembelaan /
pledooi atas nama Terdakwa :

 Nama : SULISTYO bin SARHONO

Tempat Lahir : Ngawi

Umur/ tanggal lahir : 26 tahun / 30 Npember 1984

Jenis kelamin : Laki-laki


Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat tinggal : Ds. Kedungharjo RT.08/01, Kec. Mantingan,

Kab. Sragen

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta/ Tani

Pendidikan : D-3

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
Rahmat dan Hidayah yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga persidangan
pada hari ini dengan acara pembelaan atau pledooi oleh Penasehat Hukum Terdakwa
dapat terlaksana sesuai dengan agenda yang ditentukan dalam persidangan
sebelumnya.

Dalam kesempatan ini pula kepada Panitera Pengganti yang telah mencatat seluruh
fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, dan tak lupa kepada Jaksa Penuntut
Umum, saya berikan penghargaan yang setinggi-tingginya, karena telah berupaya
menjalankan kewajibannya dengan baik dalam perkara pidana ini, untuk menemukan
kebenaran formil dan materil dari hukum pidana kearah tercapainya prinsip dan tujuan
hukum serta tegaknya keadilan.

konsultasi hukum

Bahwa sesuai dengan system peradilan kita, Jaksa Penuntut Umum mewakili
kepentingan public, inklusif didalamnya kepentingan korban. Sedangkan Penasehat
Hukum mewakili kepentingan Terdakwa. Maka perbedaan sudut pandang ini
memberikan perbedaan nuansa dalam mencari dan mengidentifikasikan “kebenaran
materiil” guna menegakkan keadilan dan kebenaran. Walaupun demikian, biasa terjadi
persamaan pandangan antara Jaksa Penuntut Umum dan Peasehat HUkum dalam
menilai suatu fakta, jika keduanya berupaya secara jujur dan mengendepankan
obyektifitas.

konsultasi hukum

Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan Nota / Resume atas apa yang
dilihat, didengar dan dialami oleh saksi yang disampaikan di persidangan dan
sebagaimana diketahui apa yang dialami, dilihat dan didengar oleh seorang saksi serta
disampaikan dalam persidangan terbuka adalah alat bukti yang kuat sesuai Hukum
Acara Pidana.
Pengungkapan keterangan saksi ini akan dapat membuktikan tabir kebenaran sejati
dari perkara pidana ini yang didakwakan terhadap diri Terdakwa. Oleh karena itu kami
hanya menyajikan apa yang ada dalam persidangan, dan apa yang disampaikan
Saudara Jaksa Penuntut Umum hanyalah apa yang telah didapatkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan oleh penyidik di Kantor Kepolisian Resort Ngawi, dan bukan
merupakan hasil dalam persidangan.

 Majelis Hakim yang terhormat,

Sidang Pengadilan yang kami muliakan,

 Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SULISTYO bin SARHONO  diajukan ke


pengadilan ini oleh Jaksa Penuntut Umum atas dakwaan:

konsultasi hukum

Melakukan tindak pidana melanggar pasal 112 Undang-Undang No.35 Tahun 2009

tentang Narkotika.

 Bahwa untuk mengetahui apakah dakwaan tersebut terbukti atau tidak, marilah kita
tengok bersama-sama fakta-fakta yang terungkap dimuka persidangan berdasarkan
bukti-bukti dan saksi-saksi yang diajukan dimuka persidangan.

Bahwa untuk membuktikan dakwaannya, saudari Jaksa Penuntut Umum mengajukan


bukti-bukti sebagai berikut:

1. BARANG BUKTI

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini yaitu :

 1 (SATU) buah botol Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga yang berisi air;
 3 (tiga) buah sedotan plastik warna putih;
 4 (empat) buah korek api gas;
 3 (tiga) buah pipet kaca;
 1 (satu) buah potongan plastik klip;
 1 (satu)buah alat pembersih pipet;
 1 (satu) buah Handphone Merk Nokia.

konsultasi hokum

2. BUKTI SURAT
 Berita Acara Pemeriksaan Labratoris Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri
Cabang Surabaya dengan No. Lab : 0590 / KNF / 2011, tertanggal 28 Januari 2011
yang dibuat oleh pemeriksa Ir. Fadjar Septi Ariningsih, Dra. Fitriyana Hawa, dan
Luluk Mulyani, dalam bentuk bukan tanaman adalah berupa pipet kaca adalah
benar didalamnya didapatkan Kristal Metamfetamina dengan berat 0,001 gram;
 Berita Acara Pemeriksaan dengan No : 0591 / KNF / 2011, berupa hasil test
urine menunjukkan positif (+) mengandung zat Metamfetamina yang terdaftar
sebagai narkotika golongan 1 (satu).

  konsultasi hukum

3. KETERANGAN SAKSI

Saksi SINTO NUGROHO

Di bawah sumpah berdasarkan agamanya, pada pokonya memberikan kesaksian


sebagai berikut:

 Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan
keluarga;
 Bahwa benar saksi pernah dimintai keterangan oleh penyidik berkaitan dengan
masalah Terdakwa IKHWAN SULISTYO bin ABU UMAR yang diduga membawa
atau menyimpan, memiliki Narkotika jenis sabu;
 Bahwa benar keterangan saksi yang telah diberikan di BAP adalah sudah benar
dan saksi telah membubuhkan tandatangannya;
 Bahwa benar pada hari rabu, 26 januari 2011, sekiranya pukul 15.00 WIB
bertempat di dalam kamar/ rumah di Ds/Dsn Kedungharjo RT.08/01, Kec.
Mantingan, Kab. Ngawi telah menangkap Terdakwa IKHWAN SULISTYO bin ABU
UMAR;
 Bahwa benar saksi melakukan penangkapan bersama-sama dengan saksi AGIN
CAHYA, SH dan Ketua RT yait YARKASI;
 Bahwa benar saksi dalam melakukan penangkapan berdasarkan pengembangan
perkara atas nama PURWANTO;
 Bahwa benar pada pengembangan perkara atas nama PURWANTO ditemukan
barang titipan berupa Narkotika jenis sabu milik Terdakwa IKHWAN SULISTYO bin
ABU UMAR;
 Bahwa benar pada saat penggeledahan dikamar Terdakwa diketemukan barang
bukti berupa : 1 botol Larutan penyegar Cap Kaki tiga yang berisi air, 3 sedotan
plastic warna putih, 4 korek api gas, 3 pipet kaca yang ditemukan di atas pintu, 1
plastik klip, 1 alat yang diduga alat pembersih pipet kaca, alat-alat ini diketemukan
di lantai kamar Terdakwa, serta 1 HP merk Nokia yang diduga sebagai alat
komunikasi yang
 

FAKTA PERSIDANGAN

 Majelis Hakim yang terhormat,

Sidang Pengadilan yang kami muliakan,

Bahwa sebagaimana bukti-bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dan
keterangan Terdakwa ditemukan fakta hukum sebagai berikut:

1. Bahwa pada hari Rabu, tanggal 26 januari 2011, sekitar pukul 15.00 WIB pada
saat itu Terdakwa sedang mengantar (antar jemput) anak-anak SD dengan
kendaraan Mobil Kijang milik orang tua Terdakwa, tepatnya dijalan raya Mantingan,
Ngawi, Terdakwa ditangkap oleh petugas Polisi Satnarkoba dari polres Ngawi;
2. Bahwa penangkapan Terdakwa oleh petugas Polres Ngawi, atas pengembangan
perkara atas nama PURWANTO (Perkara di-split) dan kemudian Terdakwa
dimasukkan dalam mobil kijang petugas, yang didalamnya sudah ada PURWANTO,
langsung menuju ke rumah Terdakwa di Dsn/Ds Kedungharjo RT.08/01,
Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, sedangkan mobil kijang milik orang tua
Terdakwa di bawa oleh petugas polres Ngawi;
3. Bahwa setelah sampai di rumah Terdakwa, petugas Satnarkoba Polres Ngawi
melakukan penggeledahan di kamar Terdakwa yang disaksikan oleh ketua RT
bernama YARKASI, dan diketemukan barang bukti di kamar Terdakwa tersebut
salah satunya adalah 3 (tiga) buah pipet kaca yang diketemukan di atas pintu
kamar Terdakwa dan barang bukti tersebut diambil fotonya oleh petugas yang
diketahui oleh Ketua RT dan Terdakwa sendiri;
4. Bahwa setelah petugas Satnarkoba Polres Ngawi melakukan penggeledahan di
kamar Terdakwa, dan diketemukan barang bukti tersebut, kemudian Terdakwa di
bawa oleh petugas polres Ngawi bersama dengan PURWANTO menggunakan
kendaraan mobil kijang menuju ke kantor Polres Ngawi, kamudian dilakukan
penahanan oleh petugas Polres Ngawi;
5. Bahwa setelah Terdakwa dilakukan penahanan oleh petugas Polres Ngawi,
malam harinya sekitar pukul 03.00 WIB Terdakwa diambil air seni/ urine nya oleh
petugas Satnarkoba Polres Ngawi, dan ternyata dari hasil test urine laboratorium
menunjukkan positif mengandung zat metafetamina yang terdaftar sebagai
Narkotika golongan 1 (satu), dan barang bukti berupa 3 (tiga) buah pipet kaca yang
diketemukan diatas pintu kamar Terdakwa dilakukan pemeriksaan Laboratoris
Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya hasil testnya
didapatkan kristal metafetamina dengan berat ± 0,001 gram;
6. Bahwa sebelumnya Terdakwa ditangkap oleh petugas Satnarkoba Polres Ngawi,
tanggal 26 Januari 2011, atas pengakuan Terdakwa, pada hari Senin tanggal 24
Januari 2011 Terdakwa memakai sabu-sabu di rumahnya yang dibeli dari temannya
di solo bernama DEDEN, sedang barang bukti berupa 3 (tiga) buah pipet kaca yang
sebagian/ salah satunya diakui milik Terdakwa dan pernah dipakai sebagai alat
untuk mengkonsumsi sabu-sabu pada tahun 2001;
7. Bahwa berdasarkan dari keterangan saksi PURWANTO pada sekitar tahun
2005/2006, saksi PURWANTO pernah secara bersama-sama dengan Terdakwa
mengkonsumsi obat terlarang Narkotika jenis Sabu-sabu;
8. Bahwa berdasarkan dari fakta-fakta tersebut angka 6 dan 7 tidak dapat dibantah
lagi kalau sebenarnya Terdakwa adalah seorang pengguna obat terlarang yang
kecanduan dan memerlukan rehabilitasi.

Bahwa dari fakta tersebut angka 1 sampai dengan 5 dapat disimpulkan, adanya
persesuaian keterangan antara saksi SINTO NUGROH (POLRI), AGIN CAHYA MS,
SH (POLRI) dan YARKASI (Ketua RT) dengan Terdakwa.

ANALISIS YURIDIS DAKWAAN/ TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM


DENGAN FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim yang terhormat,

Sidang Pengadilan yang kami muliakan,

Bahwa Jaksa Penuntut Umum mendakwakan Terdakwa dengan dakwaan tunggal


yaitu : pasal 112 Undang-undang No 35 Tahun 2009 yang unsur-unsurnya sebagai
berikut:

1. Unsur setiap orang;


2. Unsur tanpa hak atau dengan melawan hukum;
3. Unsur menguasai Narkotika golongan 1 (satu) bukan tanaman.

Bahwa berdasarkan fakta hukum diatas, dan didukung dengan adanya alat bukti
berupa:

1. Hasil Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri Cabang


Surabaya dengan No. Lab : 0590 / KNF / 2011, tertanggal 28 Januari 2011 yang
dibuat oleh pemeriksa Ir. Fadjar Septi Ariningsih, Dra. Fitriyana Hawa, dan Luluk
Mulyani, menyimpulkan barang bukti dalam bentuk bukan tanaman adalah berupa
pipet kaca adalah benar di dalamnya didapatkan Kristal Metamfetamina dengan
berat 0,001 gram;
2. Hasil Pemeriksaan dengan No : 0591 / KNF / 2011, berupa hasil test urine
Terdakwa menunjukkan positif (+) mengandung zat Metamfetamina yang terdaftar
sebagai narkotika golongan 1 (satu) nomor urut 61 Lampiran Undang-Undang
No.35 tahun 2009 tentang NARKOTIKA.
Bahwa dari barang bukti diatas membuktikan membuktikan Terdakwa adalah seorang
pengguna yang sudah kecanduan narkotika jenis sabu-sabu dan perlu mendapatkan
pengobatan untuk pemulihan (rehabilitasi).

Bahwa dari keterangan para saksi tidak ada satu saksi pun yang mengarahkan
Terdakwa sebagai pengedar maupun rang yang terlibat dalam perdagangan gelap
narkotika. Bahkan terungkap dalam persidangan bahwa Terdakwa sama sekali tidak
tahu menahu tentang keberadaan pipet kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang diketemukan
diatas pintu kamar Terdakwa, tetapi hanya 1 (satu) pipet kaca yang diakui miliknya
Terdakwa dan pernah dipakai sebagai alat mengkonsumsi sabu-sabu pada tahun 2001,
sehingga dalam perkara ini yang menjadi pertanyaan mendasar adalah “Apakah
mungkin pipet kaca yang diketemukan di atas pintu kamar Terdakwa dan pernah
dipakai sebagai alat mengkonsumsi sabu-sabu pada tahun 2001, didapatkan Kristal
Metafetamina dengan berat 0,001gram?” karena berdasarkan barang bukti berupa 3
(tiga) buah pipet kaca yang diperlihatkan dalam persidangan putih bersih dan bahkan
tidak terlihat kotor sama sekali, sehingga menimbulkan keraguan tentang kepemilikan
sebagian pipet kaca tersebut. Maka dari fakta ini terdapat indikasi bahwa Terdakwa
dalam perkara ini adalah “dijebak”. Hal ini dapat dicermati disaat barang bukti tersebut
dibungkus dalam plastik putih oleh penyidik Polres Ngawi tidak pernah diperlihatkan
kepada Terdakwa lagi dan tahu-tahu dalam persidangan bukti tersebut sudah
terbungkus plastik dalam keadaan putih bersih.

Dan seterusnya………….

 Atas dasar hal-hal tersebut di atas, kami sebagai penasehat hukum Terdakwa
SULISTYO bin SUHARNO, mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat kiranya
berkenan memutus sebagai berikut :

 Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan Jaksa Penuntut Umum;


 Menghukum Terdakwa dengan pidana penjara, dengan memerintahkan
Terdakwa untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan/ rehabilitasi di panti
terapi dan rehabilitasi rumah sakit jiwa; atau
 Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon agar menghukum Terdakwa
dengan seringan-ringannya.

 Dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa adalah korban peredaran gelap narkotika;


2. Bahwa Terdakwa belum pernah dihukum;
3. Bahwa Terdakwa menyesali perbuatannya;
4. Bahwa Terdakwa masih muda dan masih mempunyai masa depan panjang
sebagai penerus bangsa.
Demikian pembelaan/ pledooi ini disampaikan pada sidang Pengadilan Negeri Sragen ,
pada hari Kamis tanggal 14 Juli 2011, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan perlindungan pada Majelis Hakim yang terhormat dan hadirin sidang
sekalian yang mulia.

 Hormat kami,

Penasehat Hukum Terdakwa


  

Taufiq Nugroho, SH
 Bentuk Gugatan

Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang


Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan (hal. 29) menjelaskan
bahwa permohonan atau gugatan voluntair adalah permasalahan perdata
yang diajukan dalam bentuk permohonan yang ditandatangani pemohon
atau kuasanya yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
 
Sementara soal gugatan, Yahya menjelaskan bahwa gugatan mengandung
sengketa di antara kedua belah pihak atau lebih. Permasalahan yang
diajukan dan diminta untuk diselesaikan dalam gugatan merupakan sengketa
atau perselisihan di antara para pihak. Penyelesaian sengketa di pengadilan
ini melalui proses sanggah-menyanggah dalam bentuk replik dan duplik.
[1] Dalam perundang-undangan, istilah yang dipergunakan adalah gugatan
perdata atau gugatan saja.[2]
 
Perbedaan Berdasarkan Ciri
Lebih lanjut sebagaimana telah kami sarikan, Yahya menjelaskan perbedaan
permohonan dan gugatan antara lain sebagai berikut:
 
PERMOHONAN GUGATAN
Masalah yang diajukan bersifat Permasalahan hukum yang
kepentingan sepihak saja.[3] diajukan ke pengadilan
Permasalahan yang dimohon mengandung sengketa.[6]
penyesuaian kepada Pengadilan Terjadi sengketa di antara
Negeri pada prinsipnya tanpa para pihak, di antara 2 (dua)
sengketa dengan pihak lain.[4] pihak atau lebih.[7]
Tidak ada orang lain atau pihak Pihak yang satu
ketiga yang ditarik sebagai berkedudukan sebagai
lawan, tetapi bersifat bebas penggugat dan pihak yang
murni dan mutlak satu lainnya berkedudukan
pihak (ex-parte).[5] sebagai tergugat.[8]
Hakim mengeluarkan suatu Hakim mengeluarkan putusan
penetapan. untuk dijatuhkan kepada
pihak yang berperkara.[9]

 
Contoh Kasus di Pengadilan Agama
Soal pertanyaan Anda berikutnya, Peradilan Agama adalah peradilan bagi
orang-orang yang beragama Islam.[10] Pengadilan Agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:[11]
a.    perkawinan;
b.    waris;
c.    wasiat;
d.    hibah;
e.    wakaf;
f.     zakat;
g.    infaq;
h.    shadaqah;
i.      ekonomi syari'ah.
 
Megenai contoh yang Anda tanyakan, misalnya dalam kasus waris, akan
dikatakan sebagai gugatan apabila mengandung sengketa waris, dimana ada
dua pihak atau lebih yang saling berselisih terkait harta waris. Tetapi, akan
disebut permohonan apabila seseorang memohon penetapan ahli waris ke
Pengadilan Agama (tidak ada sengketa).
 
Contoh Putusan Pengadilan Tentang Gugatan Harta Waris
Sebagai contoh gugatan dapat kita lihat dalam Putusan Pengadilan
Agama Sidenreng Rappang Nomor:164/Pdt. G/2012/PA.Sidrap.
Hakim mengabulkan gugatan yang diajukan oleh penggugat yang meminta
majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili pembagian harta warisan
berupa beberapa petak sawah antara Penggugat dan Tergugat menurut
hukum Islam. Majelis Hakim berdasarkan bukti-bukti di persidangan akhirnya
memerintahkan Tergugat untuk menyerahkan bagian harta waris yang
menjadi hak Penggugat melalui putusan yang dijatuhkannya.  
 
Contoh Penetapan Pengadilan Atas Permohonan Penetapan Ahli
Waris
Sebagai contoh permohonan dapat kita lihat dalam Penetapan Pengadilan
Agama Sleman Nomor: 63/Pdt.P/2014/PA.Smn. Hakim mengeluarkan
penetapan permohonan ahli waris yang dimohonkan pada Pengadilan Agama
Sleman. Para pemohon selaku saudara kandung dari pewaris (almarhumah)
merupakan ahli waris yang mengajukan permohonan penetapan ahli waris
guna mengurus Taspen atas nama almarhumah.
 
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
 
Dasar hukum:
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan
terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Referensi:
1.    Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata. Hukum Acara
Perdata Dalam Teori dan Praktek. Mandar Maju. Bandung: 1995.
2.    Yahya Harahap. Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan. Sinar Grafika. Jakarta:
2005.
 
Putusan:
1.    Penetapan Pengadilan Agama Sleman Nomor: 63/Pdt.P/2014/PA.Smn;
2.    Putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang Nomor:164/Pdt.
G/2012/PA.Sidrap.

 Jawaban atas Gugatan

Jawaban atas gugatan adalah satu tahapan dalam proses pemeriksaan perkara perdata dan
dilakukan setelah gugatan dibacakan penggugat dalam persidangan. Jawaban atas gugatan
penggugat merupakan upaya bagi tergugat untuk mempertahankan hakhaknya terhadap
dalih dan dalil penggugat. Tidak jauh berbeda dengan membuat gugatan, bagaimana bentuk
dan susunan dari jawaban gugatan dan eksepsi dalam perkara perdata tidak diatur oleh
peraturan perundang-undangan, kecuali hanya disebutkan bahwa gugatan harus memenuhi
syarat formal dan materil

Contoh Surat Jawaban Tergugat

Denpasar , ………. 201…..

JAWABAN DALAM PERKARA


No. …../G./20…../PTUN-DPS

Antara :

……………… Selaku Penggugat.

Lawan

………………. Selaku Tergugat.

Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Tergugat dengan ini menyampaikan jawaban sebagai
berikut :

I. DALAM EKSEPSI :
1. Penggugat tidak mempunyai kepentingan Untuk Menggugat
2. Gugatan Penggugat diajukan telah Lewat Waktu/Daluwarsa.
3. dst………

II. DALAM POKOK PERKARA :


1. Bahwa tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Penggugat , kecuali
yang secara tegas diakui oleh Tergugat;
2. Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan oleh penggugat adalah tidak benar dan tidak
berdasarkan hukum sebagaimana alasan hukum sebagai berikut :
a. Surat Keputusan telah diterbitkan sesuai dengan kewenangan dan prosedur
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yakni
Undang-Undang No. … Tahun …..
b. substansi atau isi keputusan Obyek sengketa juga telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlakau sebagai mana diatur dalam
pasal…..UU No. …….
c. Surat Keputusan Tergugat juga telah sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik, khususnya asas ………………. ;
d. dst.,

Maka berdasarkan segala alasan yang dikemukakan diatas, Tergugat mohon


kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara ……………………. agar
berkenan memutuskan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat ;
2. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat ……….. ;

DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan penggugat tidak diterima ;
2. Munghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat

(……………………..)

Anda mungkin juga menyukai