Jawaban :
Replik Penggugat Replik berasal dari dua kata yaitu re (kembali) dan pliek (jawaban), jadi
replik berarti kembali menjawab. Replik merupakan jawaban balasan atas jawaban
tergugat dalam perkara perdata (JTC Simorangkir,cs 1980 : 148). Replik adalah respon
penggugat atas jawaban yang diajukan oleh tergugat. Replik biasanya berisi dalil-dalil
atau hak-hak tambahan untuk menguatkan dalil-dalil gugatan penggugat. Penggugat
dalam replik ini dapat mengajukan sumber-sumber kepustakaan, pendapat para ahli,
doktrin, kebiasaan, dan sebagainya. Dalam menyusun replik biasanya cukup dengan
mengikuti poin-poin jawaban yang disampaikan tergugat.
Nomor :000/Pdt.G/PN-SMG
Di-
SEMARANG
Dengan hormat ;
Untuk dan atas nama Penggugat dengan ini mengajukan REPLIK atas Jawaban Tergugat yang
telah diuraikan tertanggal 1 Februari 2014 sebagai berikut ;
DALAM EKSEPSI
1. Bahwa dalil eksepsi Tergugatyang mendalilkan Gugatan Penggugat adalah dalil yang tidak
benar dan tidak berdasarkan hukum adalah keliru, karena berdasarkan Pasal 1234 KUH Perdata
“perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak
berbuat sesuatu”, adapun prestasi Tergugatyang harus dipenuhi adalah UNTUK BERBUAT
SESUATU yaitu tetap melaksalakan perjanjian oleh Penggugat.
2. Bahwa dalil eksepsi Tergugat mengenai gugatan kabur haruslah dikesampingkan, karena
baik subyek, pokok perkara, obyek perkara maupun dasar gugatan sudah sangat jelas dan rinci
diuraikan dalam surat gugatan Penggugat tanggal 25 Februari 2014
DALAM KONVENSI
3. Bahwa jawaban tergugat terkait eksepsi tersebut tidak dapat dibenarkan. Karena isi dari
eksepsi tersebut merupakan pokok perkara.
DALAM REKONVENSI
Penggugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana terurai dalam surat Gugatan yang diajukan dan
selanjutnya membantah seluruh dalil-dalil Tergugat, dengan ini Penggugat mohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut;
2) Menyatakan Jawaban Tergugat ditolak seluruhnya atau dinyatakan tidak dapat diterima.
Dan atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara perdata ini berpendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Demikian Replik dari Penggugat ini disampaikan atas perhatian dan bantuan Majelis Hakim
diucapkan terima kasih;
Semarang, 8 Februari 2014
Duplik dari Tergugat Duplik adalah jawaban atas replik yang diajukan penggugat kepada
tergugat. Duplik diajukan tergugat untuk meneguhkan jawabannya yang lazimnya berisi
penolakan terhadap gugatan penggugat. Dalam dupliknya tergugat mungkin saja
membenarkan dalil-dalil penggugat dalam repliknya, dan tidak tertutup kemungkinan
tergugat mengemukakan dalil baru sebagai penguat sanggahanya terhadap replik si
penggugat. Tahapan Replik dan Duplik ini dapat terulang beberapa kali hingga
ditemukan titik temu antara kedua belah pihak.
DUPLIK TERGUGAT
Antara
Melawan
Kepada :
Yang Terhormat Ketua
PengadilanNegeriSemarang
Di Semarang
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi, dengan ini
hendak menyampaikan Duplik atas Replik Penggugat dalam Konvensi / Tergugat dalam
Rekonvensi sebagai berikut:
DALAM KONVENSI:
1. Bahwa Tergugat dalam Konvensi tetap menolak dalil-dalil yang diajukan Peggugat dalam
Konvensi kecuali yang tegas-tegas diakui kebenaraanya oleh Tergugat dalam Konvensi
2. Bahwa seluruh bukti yang disampaikan Tergugat dalam Konvensi kepada Penggugat dalam
Konvensi memang benar adanya.
3. Bahwa tidak benar dalil Penggugat dalam Konvensi yang menyatakan Tergugat dalam
Konvensi telah melanggar perjanjian kerja bersama yang telah secara sah dibuat oleh kedua
belah pihak, justru yang telah melakukan pelanggaran terhadap Akta Perjanjian adalah
Penggugat dalam Konvensi karena telah dengan jelas-jelas tidak melaksanakan kewajibannya
yang tercantum dalam akta tersebut.
DALAM REKONVENSI:
1. Bahwa Penggugat dalam Rekonvensi tetap menolak semua dalil-dalil yang disampaikan
Tergugat dalam Rekonvensi, kecuali yang tegas-tegas diakui oleh Penggugat dalam Rekonvensi
3. Bahwa tidak benar dalil yang disampaikan Tergugat dalam Rekonvensi yang menyatakan
bahwa kerugian hanya diderita oleh Tergugat dalam Rekonvensi saja, oleh karena pihak
Penggugat dalam Rekonvensi jugalah menderita kerugian secara materiil yang tidak dapat dirinci
besarnya, akibat pihak Tergugat dalam Rekonvensi melakukan wanprestasi.
I. DALAM KONVENSI:
- Menolak gugatan Penggugat dalam Konvensi untuk seluruhnya.
II. DALAM REKONVENSI:
Meletakkan Sita Eksekusi Jaminan terhadap beberapa sarana distributpr, berikut dengan tempat/
sebuah gudang penyimpanan yang terletak di Jalan Pandowo 55 Purwokerto milik Tergugat
dalam Rekonvensi yang dikuasai oleh Tergugat dalam Rekonvensi
Demikian jawaban kedua Penggugat dalam Rekonvensi, Duplik atas Replik Tergugat dalam
Rekonvensi, sekiranya dapat untuk dijadikan bahan pertimbangan oleh hakim dalam
memberikan keputusan.
Hormat Kuasa Tergugat
dalam Konvensi/
(.................................., S.H.)
Pengertian Tuntutan dan Syarat-Syaratnya
Petitum atau juga dikenal dengan sebutan tuntutan adalah apa yang diminta oleh
Penggugat atau diharapkan agar diputuskan oleh hakim. Penggugat harus
merumuskan petitum dengan jelas dan tegas. Sebab tuntutan yang tidak jelas
atau tidak sempurna dapat berakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut
Petitum atau Tuntutan pokok yang ada dalam gugatan acapkali dibarengi
dengan tuntutan pelengkap atau tuntutan tambahn berupa:
Contoh Gugatan
Dengan Hormat,
Sadari, S.H., Advokat pada Law Firm Nusa Indah & Patners beralamat di Wisma Haroen
No.2 A Pancoran, Jakarta Selatan. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus pada tanggal 10
Oktober 2018, bertindak untuk dan atas nama:
Kewarganegaran : Indonesia
Pekerjaan : Pengacara
Agama : Islam
Dalam hal ini memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya diatas, yang
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.
Nama : dr.Mawar
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Dokter dan Direktu Utama Rumah Sakit Sehat Sejahtera
Agama : Islam
Nama : PT PITEN JAYA BARU
Adapun yang menjadi alasan dan dasar gugatan perbuatan melawan hukum ini adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 1 Agustus 2018 Penggugat membawa anak Penggugat (Almarhum
Aryasena SA) ke Unit Gawat
Darurat (UGD) Rumah Sakit Sehat Sejahtera untuk memperoleh pertolongan medis setelah
terjatuh di tangga rumah dan terjadi benturan pada bagian kepala.
2. Bahwa adapun kronologis kejadian tersebut adalah sebagai berikut : Suami Penggugat
(Wyasa Santosa) keluar bersama Almarhum dari kamarnya yang berada di lantai 2
bersebelahan dengan tangga dan Almarhum terpeleset dari anak tangga no. 4 ke 3 dan
Suami Penggugat berusaha memegang badannya tetapi badannya sudah jatuh dan kepala
bagian belakang membentur dinding bordes tangga. Suami Penggugat kemudian
meletakkan badan Almarhum di lantai bordes dan memanggil Penggugat. Pada saat itu
Almarhum masih sadar dan Suami Penggugat
bertanya apakah kepala Almarhum sakit dan Almarhum menjawab “sakit sekali, Ayah”.
Mendengar ada suara keras Penggugat terbangun dari tidur dan mencari suara dan
menemukan suara itu di bordes tangga, lalu Penggugat naik ke lantai bordes dan berusaha
menenangkan Almarhum sambil memanggil nama Almarhum sebanyak 2 x dan setiap
dipanggil namanya Almarhum menoleh ke Penggugat, lalu Penggugat menuntun membaca
La ilaha illallah dan mengucapkan 2 kalimat syahadat, lalu Penggugat bergegas mandi asal
dan berganti baju dengan membawa al
Qur’an ke bordes, lalu membaca al Qur’an dimulai dengan Al Fatehah dan Al Baqorah ayat
1 s/d 5 dan saat itu Almarhum masih bisa mengikuti bacaan itu secara penuh. Lalu
Penggugat menelpon ketua RW dan untuk
meminta pertolongan, lalu + 10 menit, ada orang datang tetangga pak RW, bersama-sama
naik ke bordes, lalu orang tersebut memegang tangan Almarhum dan Penggugat
memanggil nama Almarhum dan Almarhum kembali menoleh ke Penggugat lalu matanya
naik ke atas dan Almarhum mulai kejang 2x gerakan lalu ngorok tertidur. Dikarenakan
Penggugat tidak mempunyai pengalaman medis, tidak berani berbuat apa-apa kecuali
menenangkan dan berdoa. Setelah beberapa menit, Setelah tenang, hampir seluruh
anggota rumah ada dan membantu menggotong Almarhum, turun ke lantai bawah, lalu
diterlentangkan di atas karpet dan beberapa saat bibirnya mulai berubah agak gelap, lalu
langsung dibawa ke Rumah.
3. Bahwa setelah sampai di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Sehat Sejahtera, saat
itu almarhum langsung ditangani oleh Tergugat I, lalu Tergugat I menanyakan kepada
Penggugat : kenapa baru dibawa sekarang, jantungnya lemah sekali ?, lalu Penggugat
katakan bahwa kejadiannya baru saja terjadi, lalu Tergugat I menanyakan apakah ada
penyakit jantung, lalu Penggugat mengatakan tidak ada dan Almarhum sehat sekali, bisa
cek ke medical record (rekam medis) Almarhum yang selalu berobat di Rumah Sakit Sehat
Sejahtera ini dan terakhir kira-kira 2(dua) tahun lalu sakit demam berdarah dirawat + 3 hari.
Penggugat melihat Tergugat I bersama timnya berusaha melakukan tindakan medis dan
saat itu Penggugat sambil berdoa melihat ke layar monitor jantung, denyut jantung
almarhum pada angkat 75, lalu sempat turun ke 45 dan naik lagi ke 75 lalu turun lagi
sampai ke 45, beberapa saat kemudian Tergugat I meminta ijin kepada Penggugat untuk
menyuntik untuk tindakan pertolongan dan mengatakan bilamana dengan suntikan ini tidak
berhasil, maka tidak ada pilihan lagi. Lalu Penggugat terus berdoa sambil duduk di lantai,
setelah lewat ± 30 menit Tergugat I mengatakan nyawa Almarhum tidak tertolong dan
secara medis dinyatakan meninggal dunia dan saat itu Penggugat selaku orang tua hanya
bisa pasrah dan berusaha ikhlas atas cobaan tersebut.
4. Bahwa kemudian pada sekitar tanggal 1 September 2018 suami Penggugat dihubungi
oleh pihak asuransi dan menyampaikan formulir yang harus diisi oleh Rumah Sakit Sehat
Sejahtera, lalu pada tanggal 2 September 2018
suami Penggugat menyerahkan formulir tersebut ke RSPI.
5. Dst.
Berdasarkan alasan- alasan tersebut diatas, Kami mohon Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan memutuskan sebagai berikut:
PRIMAIR:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat I, II dan III telah melakukan perbuatan melawan hukum
terhadap Penggugat;
3. Memerintahkan Tergugat I untuk merubah dan memperbaiki keterangan dalam
Claim Form/ARM 164P sesuai dengan yang semestinya dalam jangka waktu paling
lambat 1×24 jam setelah putusan aquo dibacakan;
4. Menghukum Tergugat I, II dan III secara tanggung renteng untuk membayar ganti
rugi kepada Penggugat dengan perincian sebagai berikut:
Kerugian materiil sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);
Kerugian immateriil sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar
rupiah);
SUBSIDER :
Apabila Mejelis Hakim yang memeriksan dan mengadili perkara ini berpendapat lain mohon
dapat memberikan putusan yang seadil- adilnya ( Ex Aequo Et Bono ).
Demikian gugatan ini Kami ajukan, atas perhatian dan dikabulkannya gugatan ini diucapkan
terima kasih.
Hormat Kami,
Pledoi (Pembelaan).
Setelah jaksa penuntut umum selesai membacakan surat tuntutannya maka giliran diberikan hak
kepada terdakwa dan atau penasehat hukumnya untuk mengajukan pembelaan/pledoi.(pasal 182
KUHAP).
konsultasi hukum
Pada hari ini, Kamis tanggal 14 Juli 2011, setelah saudara Jaksa Penuntut Umum
menyampaikan tuntutannya, tibalah giliran kami untuk menyampaikan pembelaan /
pledooi atas nama Terdakwa :
Kab. Sragen
Agama : Islam
Pendidikan : D-3
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
Rahmat dan Hidayah yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga persidangan
pada hari ini dengan acara pembelaan atau pledooi oleh Penasehat Hukum Terdakwa
dapat terlaksana sesuai dengan agenda yang ditentukan dalam persidangan
sebelumnya.
Dalam kesempatan ini pula kepada Panitera Pengganti yang telah mencatat seluruh
fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, dan tak lupa kepada Jaksa Penuntut
Umum, saya berikan penghargaan yang setinggi-tingginya, karena telah berupaya
menjalankan kewajibannya dengan baik dalam perkara pidana ini, untuk menemukan
kebenaran formil dan materil dari hukum pidana kearah tercapainya prinsip dan tujuan
hukum serta tegaknya keadilan.
konsultasi hukum
Bahwa sesuai dengan system peradilan kita, Jaksa Penuntut Umum mewakili
kepentingan public, inklusif didalamnya kepentingan korban. Sedangkan Penasehat
Hukum mewakili kepentingan Terdakwa. Maka perbedaan sudut pandang ini
memberikan perbedaan nuansa dalam mencari dan mengidentifikasikan “kebenaran
materiil” guna menegakkan keadilan dan kebenaran. Walaupun demikian, biasa terjadi
persamaan pandangan antara Jaksa Penuntut Umum dan Peasehat HUkum dalam
menilai suatu fakta, jika keduanya berupaya secara jujur dan mengendepankan
obyektifitas.
konsultasi hukum
Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan Nota / Resume atas apa yang
dilihat, didengar dan dialami oleh saksi yang disampaikan di persidangan dan
sebagaimana diketahui apa yang dialami, dilihat dan didengar oleh seorang saksi serta
disampaikan dalam persidangan terbuka adalah alat bukti yang kuat sesuai Hukum
Acara Pidana.
Pengungkapan keterangan saksi ini akan dapat membuktikan tabir kebenaran sejati
dari perkara pidana ini yang didakwakan terhadap diri Terdakwa. Oleh karena itu kami
hanya menyajikan apa yang ada dalam persidangan, dan apa yang disampaikan
Saudara Jaksa Penuntut Umum hanyalah apa yang telah didapatkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan oleh penyidik di Kantor Kepolisian Resort Ngawi, dan bukan
merupakan hasil dalam persidangan.
konsultasi hukum
Melakukan tindak pidana melanggar pasal 112 Undang-Undang No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika.
Bahwa untuk mengetahui apakah dakwaan tersebut terbukti atau tidak, marilah kita
tengok bersama-sama fakta-fakta yang terungkap dimuka persidangan berdasarkan
bukti-bukti dan saksi-saksi yang diajukan dimuka persidangan.
1. BARANG BUKTI
1 (SATU) buah botol Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga yang berisi air;
3 (tiga) buah sedotan plastik warna putih;
4 (empat) buah korek api gas;
3 (tiga) buah pipet kaca;
1 (satu) buah potongan plastik klip;
1 (satu)buah alat pembersih pipet;
1 (satu) buah Handphone Merk Nokia.
konsultasi hokum
2. BUKTI SURAT
Berita Acara Pemeriksaan Labratoris Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri
Cabang Surabaya dengan No. Lab : 0590 / KNF / 2011, tertanggal 28 Januari 2011
yang dibuat oleh pemeriksa Ir. Fadjar Septi Ariningsih, Dra. Fitriyana Hawa, dan
Luluk Mulyani, dalam bentuk bukan tanaman adalah berupa pipet kaca adalah
benar didalamnya didapatkan Kristal Metamfetamina dengan berat 0,001 gram;
Berita Acara Pemeriksaan dengan No : 0591 / KNF / 2011, berupa hasil test
urine menunjukkan positif (+) mengandung zat Metamfetamina yang terdaftar
sebagai narkotika golongan 1 (satu).
konsultasi hukum
3. KETERANGAN SAKSI
Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan
keluarga;
Bahwa benar saksi pernah dimintai keterangan oleh penyidik berkaitan dengan
masalah Terdakwa IKHWAN SULISTYO bin ABU UMAR yang diduga membawa
atau menyimpan, memiliki Narkotika jenis sabu;
Bahwa benar keterangan saksi yang telah diberikan di BAP adalah sudah benar
dan saksi telah membubuhkan tandatangannya;
Bahwa benar pada hari rabu, 26 januari 2011, sekiranya pukul 15.00 WIB
bertempat di dalam kamar/ rumah di Ds/Dsn Kedungharjo RT.08/01, Kec.
Mantingan, Kab. Ngawi telah menangkap Terdakwa IKHWAN SULISTYO bin ABU
UMAR;
Bahwa benar saksi melakukan penangkapan bersama-sama dengan saksi AGIN
CAHYA, SH dan Ketua RT yait YARKASI;
Bahwa benar saksi dalam melakukan penangkapan berdasarkan pengembangan
perkara atas nama PURWANTO;
Bahwa benar pada pengembangan perkara atas nama PURWANTO ditemukan
barang titipan berupa Narkotika jenis sabu milik Terdakwa IKHWAN SULISTYO bin
ABU UMAR;
Bahwa benar pada saat penggeledahan dikamar Terdakwa diketemukan barang
bukti berupa : 1 botol Larutan penyegar Cap Kaki tiga yang berisi air, 3 sedotan
plastic warna putih, 4 korek api gas, 3 pipet kaca yang ditemukan di atas pintu, 1
plastik klip, 1 alat yang diduga alat pembersih pipet kaca, alat-alat ini diketemukan
di lantai kamar Terdakwa, serta 1 HP merk Nokia yang diduga sebagai alat
komunikasi yang
FAKTA PERSIDANGAN
Bahwa sebagaimana bukti-bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dan
keterangan Terdakwa ditemukan fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa pada hari Rabu, tanggal 26 januari 2011, sekitar pukul 15.00 WIB pada
saat itu Terdakwa sedang mengantar (antar jemput) anak-anak SD dengan
kendaraan Mobil Kijang milik orang tua Terdakwa, tepatnya dijalan raya Mantingan,
Ngawi, Terdakwa ditangkap oleh petugas Polisi Satnarkoba dari polres Ngawi;
2. Bahwa penangkapan Terdakwa oleh petugas Polres Ngawi, atas pengembangan
perkara atas nama PURWANTO (Perkara di-split) dan kemudian Terdakwa
dimasukkan dalam mobil kijang petugas, yang didalamnya sudah ada PURWANTO,
langsung menuju ke rumah Terdakwa di Dsn/Ds Kedungharjo RT.08/01,
Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, sedangkan mobil kijang milik orang tua
Terdakwa di bawa oleh petugas polres Ngawi;
3. Bahwa setelah sampai di rumah Terdakwa, petugas Satnarkoba Polres Ngawi
melakukan penggeledahan di kamar Terdakwa yang disaksikan oleh ketua RT
bernama YARKASI, dan diketemukan barang bukti di kamar Terdakwa tersebut
salah satunya adalah 3 (tiga) buah pipet kaca yang diketemukan di atas pintu
kamar Terdakwa dan barang bukti tersebut diambil fotonya oleh petugas yang
diketahui oleh Ketua RT dan Terdakwa sendiri;
4. Bahwa setelah petugas Satnarkoba Polres Ngawi melakukan penggeledahan di
kamar Terdakwa, dan diketemukan barang bukti tersebut, kemudian Terdakwa di
bawa oleh petugas polres Ngawi bersama dengan PURWANTO menggunakan
kendaraan mobil kijang menuju ke kantor Polres Ngawi, kamudian dilakukan
penahanan oleh petugas Polres Ngawi;
5. Bahwa setelah Terdakwa dilakukan penahanan oleh petugas Polres Ngawi,
malam harinya sekitar pukul 03.00 WIB Terdakwa diambil air seni/ urine nya oleh
petugas Satnarkoba Polres Ngawi, dan ternyata dari hasil test urine laboratorium
menunjukkan positif mengandung zat metafetamina yang terdaftar sebagai
Narkotika golongan 1 (satu), dan barang bukti berupa 3 (tiga) buah pipet kaca yang
diketemukan diatas pintu kamar Terdakwa dilakukan pemeriksaan Laboratoris
Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya hasil testnya
didapatkan kristal metafetamina dengan berat ± 0,001 gram;
6. Bahwa sebelumnya Terdakwa ditangkap oleh petugas Satnarkoba Polres Ngawi,
tanggal 26 Januari 2011, atas pengakuan Terdakwa, pada hari Senin tanggal 24
Januari 2011 Terdakwa memakai sabu-sabu di rumahnya yang dibeli dari temannya
di solo bernama DEDEN, sedang barang bukti berupa 3 (tiga) buah pipet kaca yang
sebagian/ salah satunya diakui milik Terdakwa dan pernah dipakai sebagai alat
untuk mengkonsumsi sabu-sabu pada tahun 2001;
7. Bahwa berdasarkan dari keterangan saksi PURWANTO pada sekitar tahun
2005/2006, saksi PURWANTO pernah secara bersama-sama dengan Terdakwa
mengkonsumsi obat terlarang Narkotika jenis Sabu-sabu;
8. Bahwa berdasarkan dari fakta-fakta tersebut angka 6 dan 7 tidak dapat dibantah
lagi kalau sebenarnya Terdakwa adalah seorang pengguna obat terlarang yang
kecanduan dan memerlukan rehabilitasi.
Bahwa dari fakta tersebut angka 1 sampai dengan 5 dapat disimpulkan, adanya
persesuaian keterangan antara saksi SINTO NUGROH (POLRI), AGIN CAHYA MS,
SH (POLRI) dan YARKASI (Ketua RT) dengan Terdakwa.
Bahwa berdasarkan fakta hukum diatas, dan didukung dengan adanya alat bukti
berupa:
Bahwa dari keterangan para saksi tidak ada satu saksi pun yang mengarahkan
Terdakwa sebagai pengedar maupun rang yang terlibat dalam perdagangan gelap
narkotika. Bahkan terungkap dalam persidangan bahwa Terdakwa sama sekali tidak
tahu menahu tentang keberadaan pipet kaca sebanyak 3 (tiga) buah yang diketemukan
diatas pintu kamar Terdakwa, tetapi hanya 1 (satu) pipet kaca yang diakui miliknya
Terdakwa dan pernah dipakai sebagai alat mengkonsumsi sabu-sabu pada tahun 2001,
sehingga dalam perkara ini yang menjadi pertanyaan mendasar adalah “Apakah
mungkin pipet kaca yang diketemukan di atas pintu kamar Terdakwa dan pernah
dipakai sebagai alat mengkonsumsi sabu-sabu pada tahun 2001, didapatkan Kristal
Metafetamina dengan berat 0,001gram?” karena berdasarkan barang bukti berupa 3
(tiga) buah pipet kaca yang diperlihatkan dalam persidangan putih bersih dan bahkan
tidak terlihat kotor sama sekali, sehingga menimbulkan keraguan tentang kepemilikan
sebagian pipet kaca tersebut. Maka dari fakta ini terdapat indikasi bahwa Terdakwa
dalam perkara ini adalah “dijebak”. Hal ini dapat dicermati disaat barang bukti tersebut
dibungkus dalam plastik putih oleh penyidik Polres Ngawi tidak pernah diperlihatkan
kepada Terdakwa lagi dan tahu-tahu dalam persidangan bukti tersebut sudah
terbungkus plastik dalam keadaan putih bersih.
Dan seterusnya………….
Atas dasar hal-hal tersebut di atas, kami sebagai penasehat hukum Terdakwa
SULISTYO bin SUHARNO, mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat kiranya
berkenan memutus sebagai berikut :
Hormat kami,
Taufiq Nugroho, SH
Bentuk Gugatan
Contoh Kasus di Pengadilan Agama
Soal pertanyaan Anda berikutnya, Peradilan Agama adalah peradilan bagi
orang-orang yang beragama Islam.[10] Pengadilan Agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:[11]
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah;
i. ekonomi syari'ah.
Megenai contoh yang Anda tanyakan, misalnya dalam kasus waris, akan
dikatakan sebagai gugatan apabila mengandung sengketa waris, dimana ada
dua pihak atau lebih yang saling berselisih terkait harta waris. Tetapi, akan
disebut permohonan apabila seseorang memohon penetapan ahli waris ke
Pengadilan Agama (tidak ada sengketa).
Contoh Putusan Pengadilan Tentang Gugatan Harta Waris
Sebagai contoh gugatan dapat kita lihat dalam Putusan Pengadilan
Agama Sidenreng Rappang Nomor:164/Pdt. G/2012/PA.Sidrap.
Hakim mengabulkan gugatan yang diajukan oleh penggugat yang meminta
majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili pembagian harta warisan
berupa beberapa petak sawah antara Penggugat dan Tergugat menurut
hukum Islam. Majelis Hakim berdasarkan bukti-bukti di persidangan akhirnya
memerintahkan Tergugat untuk menyerahkan bagian harta waris yang
menjadi hak Penggugat melalui putusan yang dijatuhkannya.
Contoh Penetapan Pengadilan Atas Permohonan Penetapan Ahli
Waris
Sebagai contoh permohonan dapat kita lihat dalam Penetapan Pengadilan
Agama Sleman Nomor: 63/Pdt.P/2014/PA.Smn. Hakim mengeluarkan
penetapan permohonan ahli waris yang dimohonkan pada Pengadilan Agama
Sleman. Para pemohon selaku saudara kandung dari pewaris (almarhumah)
merupakan ahli waris yang mengajukan permohonan penetapan ahli waris
guna mengurus Taspen atas nama almarhumah.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Dasar hukum:
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan
terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Referensi:
1. Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata. Hukum Acara
Perdata Dalam Teori dan Praktek. Mandar Maju. Bandung: 1995.
2. Yahya Harahap. Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan. Sinar Grafika. Jakarta:
2005.
Putusan:
1. Penetapan Pengadilan Agama Sleman Nomor: 63/Pdt.P/2014/PA.Smn;
2. Putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang Nomor:164/Pdt.
G/2012/PA.Sidrap.
Jawaban atas gugatan adalah satu tahapan dalam proses pemeriksaan perkara perdata dan
dilakukan setelah gugatan dibacakan penggugat dalam persidangan. Jawaban atas gugatan
penggugat merupakan upaya bagi tergugat untuk mempertahankan hakhaknya terhadap
dalih dan dalil penggugat. Tidak jauh berbeda dengan membuat gugatan, bagaimana bentuk
dan susunan dari jawaban gugatan dan eksepsi dalam perkara perdata tidak diatur oleh
peraturan perundang-undangan, kecuali hanya disebutkan bahwa gugatan harus memenuhi
syarat formal dan materil
Antara :
Lawan
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Tergugat dengan ini menyampaikan jawaban sebagai
berikut :
I. DALAM EKSEPSI :
1. Penggugat tidak mempunyai kepentingan Untuk Menggugat
2. Gugatan Penggugat diajukan telah Lewat Waktu/Daluwarsa.
3. dst………
DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat ;
2. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat ……….. ;
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat
(……………………..)