Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, karena berkat rakhmat dan hidayahnyalah
kami telah berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul "Pancasila Sebagai Pendidikan
Anti Korupsi”. Shalawat dan sallam tak lupa selalu kami panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Muhamad Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, para tabi'in, para
tabi'ut tabi'in, serta kita semua umatnya hingga akhir zaman. Penulisan makalah ini dalam
rangka memenuhi penugasan yang telah diamanatkan kepada kelompok 7 di mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Pembahasan pada makalah ini meliputi pengertian korupsi, faktor-
faktor penyebab korupsi, dampak korupsi, upaya pencegahan korupsi, nilai dan prinsip anti
korupsi, pendidikan anti korupsi, pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi, korupsi dan
pengkhianat pancasila.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Pada kesempatan ini pula kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi untuk memperbaiki dan meningkatkan
agar penulisan makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir kata kami hanya bisa berdo'a
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin-amin ya Robbal alamin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
1. Pengertian Korupsi....................................................................................................3
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi...............................................................4
3. Dampak korupsi....................................................................................................4
4. Sistem Etika..............................................................................................................6
5. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika...................................................................6
6. Nilai dan prinsip anti korupsi....................................................................................7
7. Peran Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi.............................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi dibenarkan dengan pernyataanKomisi
Pemberantasan Korupsi, yang menegaskan bahwa Pancasila merupakan sumbernilai anti
korupsi. Persoalannya, arah ideologi sekarang seperti di persimpangan jalan. Nilai-nilai lain
yang kita anut menjadikan tindak korupsi merebak kemana-mana.
Korupsi terjadi ketika ada pertemuan dan kesempatan. Nilai-nilai kearifan lokal
semakin ditinggalkan, yang ada nilai-nilai kapitalis, sehingga terdoronglah seseorang untuk
bertindak korupsi. Saatnya Pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar
filsafat Negara bersama-sama dengan norma agama. 
Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh
masyarakat Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi yang
bersifat universal karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religius dan nilai-nilai etis.
Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Masih banyak
orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan menyimpang. Oleh karena itu,
orang-orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai
yang baik agar terhindar dari tindakan menyimpang.
Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai Pancasila
masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari Pancasila namun dalam
memaknainya masih kurang sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran dan
penyimpangan- penyimpangan yang terjadi di negeri ini. Hal-hal tersebut yang menjadikan
Pancasila itu diperlukan sebagai pendidikan anti korupsi.

B. Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk memberikan pemahaman khusus tentang
pancasila sebagai pendidikan anti korupsi.

1
C. Rumusan Masalah 
1. Pengertian Korupsi
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi
3. Dampak korupsi
4. Sistem Etika
5. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
6. Nilai dan prinsip anti korupsi
7. Peran Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Korupsi

kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti
beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa
Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam
perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu “korupsi
adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi World Bank
ini menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.

Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu kegiatan
yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor publik dan
swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-orang ini,
lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan
menyalahgunakan jabatan.

3
2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi
Korupsi di tanah negeri, ibarat, “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari
sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang datang silih
berganti.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam diri
pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku
matrealistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih “mendewakan”
materi maka dapat “memaksa” terjadinya permainan uang dan korupsi (ansari Yamamah:
2009) “Dengan kondisi itu hampir dapat dipastikan seluruh pejabat kemudian “terpaksa”
korupsi kalau sudah menjabat.
Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan penyebab
korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. 

a. Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri


b. Faktor eksternal, pemicu perilaku korupsi yang disebabkan oleh faktor di luar diri
pelaku.

3. Dampak Korupsi

a. Bidang Demokrasi
Dampak akibat korupsi bagi negara yang utama adalah di bidang demokrasi. Bagi
Anda yang pernah menjadi Dewan Pemilih Tetap (DPT) saat pesta demokrasi (pemilu)
berlangsung pasti pernah mengetahui yang disebut “serangan fajar”. Sejumlah calon
tetentu memberikan imbalan uang bagi siapa saja yang memilihnya saat pemilu, sehingga
ia terpilih menduduki jabatan tertentu. Pemberian imbalan uang tersebut sifatnya adalah
sogokan. Beberapa memang tidak memberikan uang untuk melancarkan jalannya
menduduki suatu jabatan, namun ia memberikan barang tertentu kepada masyarakat.
Apapun bentuk sogokan yang diberikan tersebut adalah salah satu bentuk korupsi.
Sayangnya, masyarakat Indonesia kebanyakan tidak cukup cerdas untuk memikirkan
dampak jangka panjang jika mereka menerima sogokan tersebut.

4
Maka jangan salah jika ada semboyan “Jadilah masyarakat yang baik jika
menginginkan pemimpin yang baik”.

b. Bidang Ekonomi
Maju tidaknya suatu negara biasa diukur dengan tingkat ekonomi negara tersebut.
Dan penelitian juga telah membuktikan, makin maju suatu negara biasanya diikuti dengan
makin rendahnya tingkat korupsi negara tersebut

c. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Manusia


Anda mungkin masih mengingat robohnya jembatan Kutai Kertanegara. Masih ada
kasus-kasus lain mengenai kerusakan fasilitas publik yang juga menimbulkan korban jiwa.
Selain itu, ada pula pekerja-pekerja fasilitas publik yang mengalami kecelakaan kerja.
Ironisnya, kejadian tersebut diakibatkan oleh korupsi.

d. Bidang Kesejahteraan Umum


Dampak korupsi dalam bidang ekonomi lainnya adalah tidak adanya kesejahteraan
umum. Anda pasti sering memperhatikan tayangan televisi tentang pembuatan peraturan-
peraturan baru oleh pemerintah. Dan tidak jarang pula, ketika dicermati, peraturan-
peraturan tersebut ternyata justru lebih memihak pada perusahaan-perusahaan besar yang
mampu memberikan keuntungan untuk para pejabat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan
kecil dan juga industri menengah tidak mampu bertahan dan membuat kesejahteraan
masyarakat umum terganggu. Tingkat pengangguran makin tinggi, diikuti dengan tingkat
kemiskinan yang juga semakin tinggi.

e. Pengikisan Budaya
Dampak ini bisa terjadi pada pelaku korupsi juga pada masyarakat umum. Bagi
pelaku korupsi, ia akan dikuasai oleh rasa tak pernah cukup. Ia akan terus-menerus
melakukan upaya untuk menguntungkan diri sendiri sehingga lambat laun ia akan
menuhankan materi. Bagi masyarakat umum, tingginya tingkat korupsi, lemahnya
penegakan hukum, akan membuat masyarakat meninggalkan budaya kejujuran dengan
sendirinya. Pengaruh dari luar akan membentuk kepribadian yang tamak, hanya peduli
pada materi, dan tidak takut pada hukum.

f. Terjadinya Krisis Kepercayaan

5
Dampak korupsi bagi negara yang paling penting adalah tidak adanya kepercayaan
terhadap lembaga pemerintah. Sebagai pengamat, masyarakat Indonesia saat ini sudah
semakin cerdas untuk menilai sebuah kasus. Berdasarkan pengamatan, saat ini masyarakat
Indonesia tidak pernah merasa puas dengan tindakan hukum kepada para koruptor.
Banyak koruptor yang menyelewengkan materi dalam jumlah yang tidak sedikit, namun
hanya memperoleh hukuman tidak seberapa. Akibatnya, rakyat tidak lagi percaya pada
proses hukum yang berlaku. Tidak jarang pula masyarakat lebih senang main hakim
sendiri untuk menyelesaikan sebuah kasus. Hal tersebut sebenarnya merupakan salah satu
tanda bahwa masyarakat Indonesia sudah tidak percaya dengan jalannya hukum, terutama
dengan berbagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani kasus korupsi.

4. Sistem Etika

Pancasila sebagai sistem etika ialah moral yang bisa di realisasikan pada perbuatan
yang dapat di lihat sehingga melibatkan banyak sekali aspek kehidupan. Dapat
dilihatmasa kini masih banyak sekali warga yang tidak berasaskan Pancasila. Tujuan
Pancasila sebagai sistem Etika dengan melihat nilai apa saja yang tercantum pada isi
Pancasila, maka dari itu Pancasila bisa menjadi sistem etika yangsangat kokoh. Di dalam
etika Pancasila sendiri tercantum nilai sila Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, dan kerakyatan serta keadilan. Dilihat berdasarkan nilaisila Pancasila yang ada
ini tidak hanya bersifat keabsahan, tetapi pula realistsis dan penerapan. Apabila nilai sila
Pancasila ini betul-betul dimengerti tentu bisa memusnahkan tingkat kesenjangan dan
kejahatan moral dalam aktivitas bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.

Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu
normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di

6
Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

Sila-sila dalam pancasila merupakan satu kesatuan integral dan integrative yang
dijadikan sebagai referensi kritik sosial kritis, komprehensif, sekaligus evaluatif bagi etika
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa ataupun bernegara. Konsekuensi dan
implikasinya ialah bahwa norma etis yang mencerminkan satu sila akan mendasari dan
mengarahkan sila-sila lain. Etika Kehidupan Berbangsa (Tap MPR No 01/MPR/2001)
meliputi: Tanda-tanda mundurnya pelaksanaan etika berbangsa terdiri dari: konflik sosial
berkepanjangan, berkurangnya sopan santun dan budi luhur dalam kehidupan sosial,
melemahnya kejujuran dan sikap amanah, pengabaian ketentuan hukum dan peraturan.

6. Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak


banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari
peran mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada
yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.
Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang
mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang
dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati
kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat
sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan KorupsiPeran Mahasiswa di lingkungan kampus.


Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari
perbuatan korupsi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal
masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,
dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus
melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur
pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu,

7
mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan
melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada.
Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya
ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak
sehat dalam proses penerimaan mahasiswa.
Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan
terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang
setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang
dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar.
Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada
dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan
kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan
dan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi
dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media
berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa
seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga.
Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa
memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal.
Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki
konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya
melalui jalan pintas.

8
BAB III
PENUTUP

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dan melanggar kaidah/norma umum


yang berlaku di masyarakat. Praktek korupsi yang meluas di suatu negara akan merusak dan
menghancurkan sendi-sendi kehidupan bernegara. Indonesia termasuk Negara yang tingkat
korupsinya tinggi di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejahatan korupsi di
Indonesia bisa faktor internal juga faktor eksternal. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya
pemberantasan, pencegahan kejahatan korupsi. Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai
dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada masyarakat lewat pendidikan anti korupsi
untuk menumbuhkan karakter kejujuran, dan sikap anti korupsi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Esti Suntari, S.H., M.Pd, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta: UNJ Press.

https://www.academia.edu/9830875/pancasila_sebagai_benteng_anti_korupsi

http://otoritas-semu.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-tentang-korupsi.html

http://hasbagiilmu.blogspot.co.id/2015/08/faktor-penyebab-korupsi.html

http://guruppkn.com/dampak-korupsi-bagi-negara

http://shilvystewart.blogspot.co.id/2011/09/upaya-pencegahan-korupsi-di-indonesia.html

http://jeyysiska.blogspot.co.id/2013/07/pencegahan-dan-upaya-pemberantasan.html

https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2015/10/15/nilai-prinsip-anti-korupsi/

http://www.infoduniapendidikan.com/2015/01/makna-dan-tujuan-pendidikan-anti-korupsi.html

http://korupsidalampandanganpancasila.blogspot.co.id/

10

Anda mungkin juga menyukai